Anda di halaman 1dari 2

1. Bagaimana cara mengaplikasikan study fiqih untuk anak RA?

Jawab :
Fiqih merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum syariat islam
mengenai perbuatan-perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil secara
terinci. Ilmu fiqih ini bertujuan untuk memberi pelajaran, pengetahuan, atau
petunjuk tentang hukum, apa yang disuruh dan apa yang dilarang, mana yang
boleh dan mana yang tidak, serta menunjukkan cara melaksanakan suatu
perintah ajaran Islam. Bidang studi fiqih yang diajarkan mencakup dimensi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Pembelajaran fiqih harus dimulai sejak anak-anak masih kecil, karena daya
inget anak-anak sangat tajam. Dalam sebuah proses belajar mengajar, banyak
metode yang dilakukan seorang guru untuk mengaplikasikan ilmu fiqih dan
menyampaikannnya kepada anak didiknya. Seorang guru RA harus mampu
menyampaikan materi dengan metode yang sekiranya dapat diterima oleh anak
RA. Metode pembelajaran kepada anak RA dan anak MI/MTS berbeda, karena
anak RA cenderung banyak bermain atau berkreasi dengan sendirinya. Maka dari
itu dalam pembelajaran, metode yang digunakan harus benar menarik
perhatian anak-anak.
Pengaplikasian studi fiqih untuk anak RA bisa dengan menggunakan media
gambar dan praktek di musholla atau kelas. Anak RA cenderung menyukai
gambar-gambar. Misalnya pada kelas RA, dipasang gambar pelaksanaan solat.
Untuk media praktek, anak kecil lebih aktif bergerak dan cenderung suka
mengikuti gerakan yang diperlihatkan sehingga mempermudah guru untuk
mengajarkan gerakan dalam solat misalnya.
Selain media gambar dan praktek, pembelajaran fiqih untuk anak RA yaitu
dengan bernyanyi. Guru harus mempersiapkan nyanyian yang didalamnya
mengandung materi fiqih. Anak-anak kecil juga cenderung menyuakai nyanyian.
Dalam pembelajaran ini, guru harus bisa mengajari menyanyi sekaligus gerakangerakan yang sesuai dengan nyanyian yang sekiranya mampu membuat anakanak tertarik. Kemudian makna dari nyanyian itu sendiri bisa dijelaskan dalam
sebuah cerita pendek. Cerita pendek tersebut disampikan dengan intonasi yang
sesuai yang menarik agar anak-anak tidak jenuh dan mau mendengarkan.
Selain media pembelajaran diatas, dapat juga menggunakan media audio
visual seperti televisi, Video, LCD maupun komputer. Audio visual ini

mengandung dua unsur yaitu mengamati dan mendengar. Anak-anak bisa


mendengarkan suara dan juga mengamati gambar yang ditayangkan. Selain itu,
anak-anak sangat suka sekali menonton. Jadi dengan menggunakan media audio
visual ini mampu menarik perhatian anak-anak sehingga mau tidak mau mereka
mendengarkan dan mengamati apa yang mereka lihat. Dalam metode ini, guru
harus mampu mempersiapkan bahan yang akan disampaikan. Dengan metode
ini, anak-anak juga akan termotivasi untuk meniru apa yang mereka lihat.
Contohnya, guru menayangkan video anak (kartun islami) yang solat berjamaah
ataupun video yang didalamnya berisi kewajiban solat. Mereka akan
memperhatikan gerakan yang dilakukan dan hal itu juga mampu diingat oleh
mereka, sehingga jika nantinya menggunakan media praktek, anak-anak akan
lebih mudah melakukannya karena daya ingatnya tentang video sholat yang
ditayangkan. Video yang ditayangkan harus dibuat semenarik mungkin, karena
anak-anak kecil sangat menyukai hal-hal yang menarik/ menyenangkan.

2. Bagaimana hasil didikan anda tentang pertanyaan diatas?


Jawab :
Anak mampu dan paham dalam kegiatan pembelajaran yang sudah
disampaikan, baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah serta bisa
mempraktekkan secara langsung. Seperti : mempraktekkan wudhu dan solat.

Anda mungkin juga menyukai