Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BERPRESTASI

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesionalisme yang Dibimbing


Oleh Ibu Terza Travelancia DP,M.Pd

Oleh:
Sulami 0147
Musdalifah
Wahyu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL


INSTITUT ILMU KEISLAMAN ZAINAL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang

berjudul “Peningkatan Kompetensi Guru Berprestasi” dengan lancar dan sebagaimana

adanya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah PPLK 1.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dan harapan penulis semoga makalah

ini dapat memberikan manfaat bagi almamater dan semua pihak.

Probolinggo ,4 Agustus 2018

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB 2. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Motivasi Berprestasi ................................................................................... 6
2.2 Pengertian Guru Berprestasi ........................................................................................ 7
2.3 Persyaratan menjadi Guru Berprestasi ......................................................................... 8
2.4 Aspek yang Dinilai untuk Menjadi Guru Berprestasi ................................................... 10
BAB 3. PENUTUP ............................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 12
3.2 Saran ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan pendidikan semakin dirasakan dalam menunjang keberhasilan

pembangunan nasional. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan yang

sangat penting dalam mewujudkan tujuan tersebut. Guru merupakan komponen yang paling

berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, oleh sebab

itu harus didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Guru yang profesional dan

berkualitas tersebut ditunjukan dengan adanya motivasi berprestasi dalam diri guru tersebut.

Guru yang memiliki motivasi berprestasi dapat menggerakkan dirinya untuk dapat berprestasi

dalam melaksanakan tugasnya.

Motivasi berprestasi pada guru dapat didefenisikan sebagai unsur yang

membangkitkan, mengarahkan dan mendorong seseorang guru untuk melakukan tindakan

dan mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya untuk mencapai tujuan

pendidikan. Motivasi berprestasi ini yang menyebabkan seseorang guru untuk bersemangat

dalam menjalankan tugas sebagai pendidik terutama sebagai pengajar karena telah terpenuhi

kebutuhannya untuk berprestasi. Guru yang mempunyai motivasi berprestasi akan

mempunyai tanggung jawab tinggi untuk bekerja dengan antusias dan sebaik mungkin

mengerahkan segenap kemampuan dan keterampilan guna mencapai prestasi yang optimal.

Motivasi berprestasi menurut Mangkunegara (2006), motivasi berprestasi dapat

diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan

suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat

terpuji. Adanya motivasi berprestasi yang tinggi akan meningkatkan hasil kerja atau kinerja

guru dimana guru akan mempunyai semangat, keinginan dan energi yang besar dalam diri

individu untuk bekerja seoptimal mungkin.

Permasalahan yang ada di lapangan mengenai motivasi berprestasi yang dapat

diidentifikasi masalahnya, diantaranya: masih ada guru profesional yang kurang memiliki

tanggung jawab terhadap pekerjaannya, kurangnya keinginan guru profesional untuk mencari

umpan balik terhadap pekerjaannya, kurangnya keinginan guru untuk berani mengambil resiko

dalam melaksanakan tugasnya, kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, kurang

bisa mengatur waktu dalam melaksanakan tugasnya, dan mudah menyerah apabila

menghadapi kendala dalam melaksanakan tugas.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:

1. Apa pengertian motivasi berprestasi?

2. Apa pengertian guru berprestasi?

3. Apa syarat-syarat menjadi guru berprestasi?

4. Apa saja aspek yang dinilai untuk menjadi guru berprestasi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini antara lain:

1. Mengetahui pengertian motivasi berprestasi

2. Mengetahui pengertian guru berprestasi

3. Mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi guru berprestasi

4. Mengetahui aspek-aspek yang dinilai untuk menjadi guru berprestasi


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi Berprestasi

Motivasi menurut Rukminto dalam Uno (2008), istilah motivasi berasal dari kata motif

yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. Sedangkan menurut Siagian dalam Wahyudi (2012),

motivasi merupakan daya dorong yang mengakibatkan seseorang anggota rela untuk

mengarahkan kemampuannya dalam bentuk keahlian, tenaga dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya untuk menunaikan

kewajiban.

Menurut Anni (2004), salah satu teori yang paling penting dalam psikologi adalah

motivasi berprestasi, yakni kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan, dan

melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan. Sedangkan menurut Mangkunegara

(2006), motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang

untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar

mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

Berdasarkan teori David C. McClelland yang dikembangkan oleh Tim Achievment

Motivation Training (AMT) dalam Usman (2008) mengemukakan karakteristik orang yang

mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu : (1) Bertanggung jawab atas segala

perbuatannya. (2) Berusaha mencari umpan balik atas perbuatannya. (3) Berani mengambil

resiko dengan penuh perhitungan. (4) Berusaha melakukan sesuatu yang kreatif dan inovatif.

(5) Pandai mengatur waktu. (6) Bekerja keras dan bangga atas hasil yang telah dicapai.

Adapun indikator yang digunakan dalam melihat motivasi berprestasi adalah

(1)Tanggung jawab, Wursanto (2005), mengatakan bahwa tanggung jawab atau responsibility

merupakan kewajiban seseorang untuk melakukan pekerjaan atau tugas yang telah

dibebankan kepadanya. (2) Berusaha Mencari Umpan Balik, seseorang yang mempunyai

kebutuhan prestasi tinggi, pada umumnya lebih mengumpulkan semua informasi akan hasil-

hasil yang dikerjakannya. Informasi tersebut merupakan umpan balik yang bisa memperbaiki

prestasinya dikemudian hari sangat dibutuhkan oleh orang tersebut. (3) Berani mengambil

resiko, Menurut Munandar (1999), sifat berani mengambil resiko yaitu tidak menjadi ragu-ragu

karena ketidakjelasan hal-hal yang tidak konvensional atau tidakterstruktur. Ciri yang dimiliki

pada aspek berani mengambil resiko yaitu, mempertahankan pendapatnya sendiri, berani
tidak diterima orang lain, mampu menyampaikan persetujuan atau ketidaksetujuannya,

mempunyai berbagai pendekatan dalam menyelesaikan tugas, menerima kritik dari orang lain,

dan melakukan berbagai cara untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. (4) Kreatif dan

inovatif, menurut Levitt dalam Winardi (2004), kreativitas adalah memikirkan hal-hal baru

(thinking new things) sedangkan inovasi adalah melaksanakan hal-hal baru (doing new

things). Secara singkat kreativitas dan inovasi merupakan kegiatan berpikir dan melaksanakan

hal-hal baru atau hal-hal lama dengan cara baru. (5) Pandai mengatur waktu, menurut Rika

Yuhelmi, manajemen waktu atau pengaturan waktu adalah usaha untuk memanfaatkansetiap

bagian waktu untuk melakukan aktivitas yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu

suatu pekerjaan atau aktivitas harus sudah diselesaikan. (6) Kerja keras, kerja keras adalah

suatu sikap kerja yang penuh dengan motivasi untuk mendapatkan yang diinginkan. dalam

menumbuhkan sikap kerja keras ada beberapa hal yang perlu dimiliki yaitu memiliki sikap

pantang menyerah, adanya tujuan, tekun dalam usaha.

2.2 Pengertian Guru Berprestasi

Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar

Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, bahwa guru berprestasi adalah guru yang memiliki

kinerja dan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang melampaui

standar nasional. Menurut peneliti, guru berprestasi adalah guru yang memiliki kemampuan

atau kompetensi yang lebih unggul dibandingkan guru lain dan memiliki kinerja yang sangat

baik sehingga mampu menyandang prestasi. Pemberian penghargaan terhadap prestasi dan

dedikasi yang tinggi yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya sangat

perlu diberikan, salah satunya yaitu dengan diselenggarakannya pemilihan guru berprestasi.

Adanya pemilihan guru berprestasi seharusnya dapat memotivasi guru untuk meningkatkan

kinerja, disiplin, dedikasi, dan loyalitas untuk kepentingan masa depan bangsa dan negara.

Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kemampuan melaksanakan tugas,

keberhasilan dalam melaksanakan tugas, memiliki kepribadian yang sesuai dengan profesi

guru dan memiliki wawasan kependidikan sehingga secara nyata mampu meningkatkan mutu

proses dan hasil pembelajaran atau bimbingan melebihi yang dicapai oleh guru lain sehingga

dapat dijadikan panutan oleh siswa, rekan sejawat, maupun masyarakat sekitarnya. guru yang
berprestasi akan menghantarkan peserta didik menjadi insan yang mempunyai kecakapan,

pengetahuan, serta ketrampilan yang dapat diaplikasikan di dunia nyata. Guru berprestasi

akan selalu melakukan pembelajaran yang kreatif serta inovatif sehingga peserta didik akan

merasa nyaman saat proses belajar mengajar berlangsung dan dapat menyerap isi

pembelajaran secara bermakna.

2.3 Persyaratan menjadi Guru Berprestasi

Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar

Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, untuk menjadi guru berprestasi mulai dari tingkat

sekolah sampai dengan tingkat nasional, guru harus memenuhi persyaratan akademik dan

persyaratan administratif. Persyaratan akademik yang harus dimiliki yaitu Gu, antara lain

melalui:

a.Pembaruan (inovasi) dalam pembelajaran atau bimbingan.

b.Penemuan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan.

c.Penulisan buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan buku pedoman guru.

d.Penciptaan karya seni.

e.Pembuatan/modifikasi alat pelajaran (peraga).

f.Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif.

g.Karya atau prestasi di bidang olahraga.

h.Pengembangan diri melalui diklat fungsional/kegiatan kelompok kerja.

Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar

Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, peserta pemilihan guru berprestasi mulai dari tingkat

sekolah sampai dengan tingkat nasional juga harus memenuhi persyaratan administratif,

antara lain:

a.Guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau bukan PNS serta tidak sedang

mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah atau sedang dalam proses pengangkatan

sebagai kepala sekolah atau sedang dalam transisi alih tugas ke unit kerja lainnya.

b.Aktif melaksanakan pembelajaran atau bimbingan dan konseling yang dibuktikan dengan

surat keterangan dari sekolah.


c.Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai guru secara terus

menerus sampai saat diajukan sebagai calon peserta, yang dibuktikan dengan SK CPNS atau

SK pengangkatan dari yayasan/pengelola bagi guru bukan PNS.

d.Melaksanakan beban mengajar sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka per minggu yang

dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala sekolah.

e.Belum pernah dikenai hukuman disiplin atau tidak dalam proses

pemeriksaan pelanggaran disiplin

f.Melampirkan bukti prestasi yang dicapai dalam bentuk laporan tertulis (evaluasi diri) yang

disyahkan oleh kepala sekolah dan dilampirkan rekomendasi dari dewan guru atau komite

sekolah bahwa guru yang bersangkutan adalah guru berprestasi melebihi guru lain.

g.Melampirkan penilaian pelaksanaan pembelajaran dan kinerja guru yang dilakukan oleh

kepala sekolah dan pengawas sekolah.

h.Melampirkan bukti partisipasi dalam kemasyarakatan berupa surat keterangan atau bukti

fisik berupa rekomendasi dari penanggung jawab organisasi kemasyarakatan yang disyahkan

oleh kepala sekolah.

Adanya pemilihan guru berprestasi dimaksudkan antara lain untuk mendorong

motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru yang diharapkan akan berpengaruh

positif pada kinerjanya. Pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk

memberdayakan guru, terutama bagi mereka yang berprestasi. Undang-Undang No. 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 36 ayat (1) mengamanatkan bahwa guru yang

berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh

penghargaan. Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Mohammad Nuh dalam Marjohan (2013:

72) mengatakan: “Seharusnya, guru adalah orang-orang yang hebat. Untuk itu, mereka perlu

menyandang prestasi dan dedikasi. Seorang guru perlu memiliki cahaya (kecerdasan) dan

energi (kompetensi) guna menerobos kebodohan. Guru adalah orang yang selalu menjaga

kualitas bangsa dan membangun peradaban. Guru juga berperan sebagai sumber inspirasi

bagi kehidupan generasi muda”.

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional tersebut peneliti

menyimpulkan bahwa setiap guru memang mempunyai peluang yang sama untuk

menyandang prestasi dan dedikasi. Oleh karena itu, guru harus memiliki kinerja serta

kompetensi yang sangat baik jika ingin menyandang predikat sebagai guru berprestasi.
2.4 Aspek yang Dinilai untuk Menjadi Guru Berprestasi

Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar

Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, aspek yang dinilai dalam pemilihan guru berprestasi

yaitu kinerja guru yang mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional,

hasil karya kreatif atau inovatif, pembimbingan peserta didik, dan pengembangan diri.

a.Kinerja Guru

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Langeveld (1980) dalam Sadulloh, Babang dan Agus (2006), membedakan istilah

pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih

mentikberatkan kepada pemikiran, perenungan, tentang pendidikan. Suatu pemikiran

bagaimana membimbing dan mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan,

yang lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik dan kegiatan

membimbing anak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pedagogik merupakan ilmu

yang membahas tentang pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Guru tidak hanya bertugas

menyampaikan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan mental anak, hati nurani anak, dan

keterampilan anak serta membimbing anak untuk dapat mandiri dan menjadi dirinya sendiri,

karena pada dasarnya guru merupakan pengganti orang tua anak ketika di sekolah.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta

didik, dan berakhlak mulia.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4)Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan

substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan struktur dan metodologi

keilmuannya.

b.Hasil Karya Kreatif atau Inovatif

Karya kreatif atau inovatif meliputi:

1)Pembaruan (inovasi) dalam pembelajaran atau bimbingan.

2)Penemuan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan.

3)Penulisan buku fiksi/nonfiksi di bidang pendidikan atau sastra Indonesia dan sastra daerah.

4)Penciptaan karya seni.

5)Bidang olahraga.

c.Pembimbingan Peserta Didik

Bimbingan peserta didik meliputi kegiatan:

1)Intrakurikuler.

2)Ekstrakurikuler

d.Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan

kompetensi dan keprofesiannya. Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan latihan

fungsional/dan atau melalui kegiatan kolektif guru.

Banyaknya aspek yang dinilai dalam menjadi guru berprestasi menandakan bahwa

kinerja dan kompetensi guru berprestasi sangat dilihat, oleh karena itu, kegiatan pemilihan

guru berprestasi diharapkan dapat mendorong peningkatan kompetensi guru sebagai agen

pembelajaran sehingga mutu guru menjadi lebih baik atau meningkat.


BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Motivasi berprestasi diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk

melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar

mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

2. Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja dan kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional yang melampaui standar nasional. Menurut

peneliti, guru berprestasi adalah guru yang memiliki kemampuan atau kompetensi

yang lebih unggul dibandingkan guru lain dan memiliki kinerja yang sangat baik

sehingga mampu menyandang prestasi.

3. Persyaratan untuk menjadi guru berprestasi terdiri dari syarat akademik dan

administratif.

4. aspek yang dinilai dalam pemilihan guru berprestasi yaitu kinerja guru yang mencakup

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, hasil karya kreatif atau

inovatif, pembimbingan peserta didik, dan pengembangan diri.

3.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini anatara lain : (1) Guru hendaknya

tetap mempertahankan dan meningkatkan motivasi berprestasi serta terus meningkatkan

kompetensi sebagai guru professional. (2) Kepala Sekolah hendaknya lebih memperhatikan

dan lebih meningkatkan pembinaan motivasi berprestasi kepada guru (3) Pengawas sekolah

hendaknya memberikan dorongan kepada guru agar lebih meningkatkan motivasi

berprestasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, A.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Uno, B. Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. 2007. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Usman, Husnaini. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan Edisi II. Jakarta: Bumi

Aksara.

Tri, Anni, Chatarina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES Press.

Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Anda mungkin juga menyukai