PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjalanan hidup manusia tak pernah bisa terlepas dari pendidikan bahkanpendidikan sendiri
berlangsung kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun waktunya. Menurut Undang-Undang
sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003 “Pendidikan formal merupakan suatu proses
secara sadar dalam upaya menjadikan sosok manusia yang lebih baik sebagai upaya
peningkatan kualitas hidup untuk mengetahui apa yang sebelumnya tak diketahui baik secara
kognitif, spiritual, softskill, bahkan yang tak kalah penting pembentukan karakter dan
akhlak”.Dengan kegiatan belajar ini ditunjukkan dalam pemerolehan pembaharuan
pengetahuan sehingga tidak akan menjadi terasingkan dengan para generasi muda karena
mampu mengikuti perkembangan zaman. Belajar tidak hanya terpaku pada suatu tempat,
waktu maupun usia namun bersifat continuing. Sejalan dengan perkembangan fase-fase
perkembangan pada manusia, belajar semenjak dari buaian hingga akhir hayat (Long Life
Education) oleh karena itu setiap individu harus dilalui dengan proses belajar.
Pendidikan adalah investasi masa depan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Para pakar umumnya berpandangan bahwa pendidikan merupakan proses
perkembangan potensi individu, pewarisan budaya dan interaksi antara potensi individu
dengan budaya lingkungannya. Tujuan esensial pendidikan adalah demi pengembangan
potensi serta kemampuan peserta didik dalam rangka memelihara dan meningkatkan martabat
manusia (human dignity) yaitu manusia yang memiliki kecerdasan (intelegence, spiritual,
emosional) untuk menjalani kehidupannya dengan bertanggung jawab baik secara pribadi,
sosial maupun professional. Upaya untuk menciptakan generasi yang unggul dan berkualitas,
maka pendidikan harus harus dilaksanakan sejak usia dini dan berlangsung sepanjang hayat
(long life education). Usia dini (early cildhood) merupakan masa dimana anak tumbuh dan
berkembang dengan sangat pesat. Begitu pesatnya, usia 0-6 tahun ini disebut usia emas
(Golden Age) oleh para ahli. Di masa usia emas (Golden Age) ini anak memiliki banyak potensi
yang dapat dikembangkan secara optimal, dan untuk mengembangkan potensi anak secara
efektif maka anak perlu mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang baik akan membuat anak
tumbuh dan berkembang dengan baik.
Asesmen merupakan suatu penerapan dan pengunaan berbagai cara dan alat untuk
mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar dan pencapaian kompetensi dari
peserta didik. Sejalan dengan itu, asesmen pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses
kegiatan yang dilaksanakan bertujuan mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang
perkembangan dan hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan anak usia dini. (Yuliani,
2009).
Perkembangan sosial emosional pada anak-anak yaitu kemampuan untuk berinteraksi serta
memberikan respon terhadap sesuatu dan bertingkah laku mengikuti norma masyarakat.
Perkembangan ini berjalan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Perkembangan
sosial emosional adalah salah satu dominan perkembangan yang sangat penting bagi anak-
anak tanpa melihat ketidakmampuannya. (Hayati dkk, 2014). Dalam konteks ini perkembangan
sosial meliputi dua aspek penting, yaitu kompetensi dan tangung jawab sosial. Kompetensi
sosial yaitu mengambarkan JAMBURA Early Childhood Education Journal, Vol. ( 1) (2), (Juli)
(2019), (Halaman)(37-45)| 58 kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya secara efektif. Misalnya, ketika temannya menginginkan sesuatu, ia mau bergantian.
Sementara tangung jawab sosial yaitu antara lain ditunjukan oleh komitmen anak terhadap
tugastugasnya, menghargai perbedaan individual, dan memperhatikan apa yang ada
dilingkungannya. Sedangkan pada umumnya anak kecil lebih emosional dari pada orang
dewasa karena pada usia ini anak masih relative muda dan belum dapat mengendalikan
emosinya. Ekspresi pada anak mudah berubah dengan cepat dari satu bentuk ekspresi
kebentuk ekspresi emosi yang lain. Rangsangan yang sering membangkitkan emosi anak adalah
keinginan yang tidak terpenuhi, dengn cara mengungkapkan ekspresi yang tidak terkendali.
Fakta yang peneliti temukan di lapangan tentang implementasi asesmen perkembangan yang
telah diterapkan selama ini masih sebatas hanya sebagai kelengkapan dokumen penilaian saja,
karena asesmen yang diimplementasikan terkesan asal jadi terutama pada catatan anekdot
dan time sampling karena kedua teknik tersebut menggunakan format yang disusun sendiri
oleh sekolah dan tidak setiap hari digunakan untuk mendeskripsikan perkembangan anak
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Mengingat pentingnya setiap bagian perkembangan
anak, peneliti berharap asesmen perkembangan anak benar-benar diimplementasikan sesuai
ketentuan dalam pedoman pelaksanaan kurikulum 2013
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Assesmen ?
2. Apa yang dimaksud perkembangan sosial emosional ?
3. Bagaimana asesmen perkembangan sosial emosional anak usia dini?
4. Bagaimana tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian assesmen
2. Untuk mengetahui perkembangan sosial emosioanl
3. Untuk mengetahui asesmen perkembangan sosial emosional anak usia dini.
4. Untuk mengetahui tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asesmen
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam
bentuk apapun yang digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang
menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-
kebijakan sekolah. Keputusan tentang ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran
di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang
berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut. Asesmen secara
sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh
data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu.
pengertian asesmen menurut beberapa ahli yaitu :
1. Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (dalam Sudjiono, 2011:1), evaluation refer to the act or
process to determining the value of something. Dari definisi tersebut, maka istilah evaluasi ini
menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.
2. Stufflebeam, et al (dalam Daryanto, 2008: 2), evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Banyak metode yang dilakukan dalam mengasesmen perkembangan sosial dan emosional
anak, yakni sebagai berikut:
1. Observasi
Contoh jenis hasil observasi:
Subjektif Objektif Kurang lengkap
Siti adalah seorang anak
Siti adalah anak
perempuan yang berusia Siti adalah seorang anak
perempuan yang berusia
4 tahun yang ceria dan perempuan.
4 tahun keturunan Jambi.
berambut panjang.
2. Catatan anekdot.
Contohnya:
Pengamatan terhadap Ahmad
Perkembangan fisik Perkembangan sosial
Pengamat/tanggal: Pengamat/tanggal:
Keterangan pengamat: Keterangan pengamat:
Perkembangan emosional Kreativitas
Pengamat/tanggal: Pengamat/tanggal:
Keterangan pengamat:
Keterangan pengamat:
Perkembangan bahasa: Penemuan dan pemikiran
Pengamat/tanggal: Pengamat/tanggal:
Keterangan pengamat: Keterangan pengamat:
Umur :
Kelas :
Sekolah :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asesmen perkembangan pada anak usia dini sangatlah berbeda dengan asesmen
perkembangan pada anak yang berusia di atasnya. Karena, perkembangan pada anak usia 0-
6 tahun memiliki karakteristik yang berbeda. Perkembangan pada anak usia dini juga
mengalami perubahan yang cepat.
Dalam mengasesmen perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan sosial dan
emosionalnya, kita harus memiliki perencanaan yang matang. Adapun cara atau metode
yang digunakan dalam mengasesmen perkembangan sosial emosional anak usia dini bias
dilakukan dengan berbagai cara, baik metode ceklist, catatan anekdot, observasi, survey dan
sebagainya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini disusun. Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan supaya adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna perbaikan dari makalah ini. Sehingga makalah ini akan menjadi sumber
belajar yang tepat dalam mengasesmen perkembangan sosial emosional anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, dan Ahmad, Arsyad. 2016. Pendidikan Anak Dini Usia: Panduan Bagi Ibu dan calon
Ibu. Bandung: CV Alfabeta.
Aqib, Zainal. 2009. Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung: CV. Yrama
Widya.
Desiningrum, Dinie Ratri. 2012. Psikologi Perkembangan I. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Efendi, Anwar. 2006. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak melalui Kebiasaan
Bercerita (Dongeng). Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan (Insania). Vol. 11 (3), hlm
328-336.