Anda di halaman 1dari 7

OBSERVASI ANAK YANG CENDERUNG MENUTUP DIRI TERHADAP

LINGKUNGANNYA

DI SUSUN OLEH :

MUSFIRA

(22014093)

Kelas : F. Pg paud kolut

Tugas mata kuliah : Studi Kasus

Dosen Pembimbing : Risnajayanti, S.Pd.M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang memiliki perbedaan dengan
anak-anak pada umumnya, anak yang berkebutuhan khusus di sebut sebagai anak yang
luar biasa, di definisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusu
untuk mengembangkan potensi kemanusiaan, anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak
memiliki ciri-ciri perkembangan psikis dan fisik dengan rata-rata anak seusianya, namun
meskipun berbeda, ada juga anak berkebutuhan khusus yang menunjukkan
ketidakmampuan, emosi, mental ataupun fisiknya pada lingkungan sosial. Terdapat
beberapa jenis anak berkebutuhan khusu yang sering kita temui yaitu tuna rungu, tuna
netra, tuna daksa, autis dan retradasi mental atau kemunduran mental.
Proses pengolahan ilmu di otak anak berkebutuhan khusus itu relatif kurang, pada
awal kehidupan, sel-sel otak mulanya sedikit ketika usia 6 tahun, sel otak mulai
bertambah, akhirnya pada usia 14 tahun dapat berkembang lebih pesat, anak
berkebutuhan khusus hanya tertuju pada satu pusat perhatian ( topik menarik dalam
proses otak yang berintelegensi tinggi akan menghadapi kesulitan dalam pembelajaran
normal, suka merasa bosan dan cenderung main-main sendiri, sedangkan intelegensinya
rendah dan akan kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan banyak membutuhkan
pengulangan dalam membahas suatu pembelajaran. Ketika belajar kerap melakukan
kesalahan (sensory memori ) karena memori mereka pendek sekali jaraknya dan mudah
lupa. Sebenarnya bisa memberi respon terhadap suatu pembelajaran, tetapi sulit
menghadapi suatu pembelajarn, kurang kontak mata, represif sulit berinteraksi baik pada
teman-teman maupun guru, tidak bisa berempati, sulit memahami maksud orang lain,
kesulitan menyampaikan keinginan, akut dan cenderung menghindari orang lain dan sulit
memahami isyarat verbal ataupun non verbal.
Anak berkebutuhan khusus kurang tangkas baik dalam gerakan motorik halusnya
maupun motorik kasarnya, dalam hal ini ada metode pembelajaran dengan berbagai
aktivitas untuk membantu mengoptimalkan kemampuan informasi dengan tekhnologi dan
keterampilan.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk menganalisis permasalahan anak yang lambat menulis, kurang gairah dalam
menerima pelajaran dan kurang berinteraksi dengan teman sebaya serta tidak mandiri dan
lambat dalam menerima pelajaran, di TK AL-ISTIQAMAH NYULE.
C. TUJUAN
Untuk mengetahui permasalahan anak yang berkebutuhan khusus tersebut, dan
juga untuk menambah ilmu bagi penulis serta memperbaiki kinerja sebagai pendidik
khususnya di TK AL-ISTIQOMAH NYULE.
D. MANFAAT
1. Bagi penulis, dapat mengetahui dan membantu memberi jalan keluar, serta mengatasi
anak yang berkebutuhan khusus tersebut suapaya berkembang sesuai harapan seperti
anak pada seusianya.
2. Bagi pembaca, agar memahami langkah-langkah dalam studi kasus, dan dapat
menerapkan ajaran-ajaran yang terdapat dalam makalah ini agar para pembaca bisa
memahami situasi anak-anak berkebutuhan di sekitarnya.
BAB II

PEMBAHASAN

a. Analisis situasi
Sikap kurang mandiri, lambat menulis dan tidak ingin bergaul pada anak sangat
penting untuk di analisis karena dengan kita menganalisis dan mencari jalan keluar
atau pun bertindak untuk membantu si anak, maka muncul sikap percaya diri anak
tersebut, kita sebagai pendidik akan mengadakan pendekatan, membujuk dan
memberikan mainan atau pelajaran kesukaannya, biarkan dia memilih apa yang
menjadi kegemarannya kemudian kita menuntun dan mengawasinya, serta terus
mendapinginya juga mengadakan pertemuan ke orang tuanya, sering dan membantu
mencari jalan keluarnya, sehingga dia bisa berkembang seperti anak normal lainnya.
Khususnya anak pada TK AL-ISTIQAMAH NYULE yang identitasnya adalah
sebagai berikut :

Identitas Dokumentasi

Nama : Habib
Umur : 6 tahun
Nama ibu : Hasma
Nama ayah : Mansur SE

Selama pelajaran berlangsung, dia tidak pernah mau menulis, dan tidak ingin
bergabung dengan teman-temannya, dia hanya fokus pada mainan yang selalu ia bawa
dari rumahnya, ia tidak pernah fokus pada pelajaran dan tidak mandiri, seperti tidak bisa
memakai sepatu sendiri, tidak bisa membuka tutup botol minumannya, dan tidak bisa
membuka bungkus kerupuk atau makanan lainnya.

b. Analisis masalah
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan yang di hadapi, yaitu sikap
tidak mandiri, cenderung menutup diri dan terisolasi dari lingkungannya. Peneliti
mengobservasi indikator yang nampak yaitu antara lain, sulit berinteraksi sosial, takut
melakukan sesuatu, sering bingung, merasa cemas dan khawatir, sering gugup serta sulit
berkomunikasi.
c. Pemecahan masalah
Menangani anak berkebutuhan khusus bukanlah suatu hal yang mudah, karena kesabaran
di butuhkan dalam konteks tersebut. sikap cenderung menutup diri dan tidak mandiri
merupakan suatu perasaan yang harus di hilangkan dan di jauhi dalam diri individu. Seperti
perasaan rendah diri, perilaku cenderung murung, kadang bingung dan melamun, sehingga
dapat menghambat proses belajar dan sulit berkomunikasi. (Bunda novi, 2015)
menambahkan, bahwa sifat cenderung menutup diri, kurang percaya diri untuk bergaul dan
tidak menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Adapun upaya mengatasi sifat cenderung menutup diri yang terdapat pada sifat dan sikap
anak berkebutuhan khusus adalah :
1. Melakukan pendekatan kepada anak
2. Jangan memarahi anak jika bertindak tidak wajar. Karena kadang hal tersebut di luar
kendalinya.
3. Berikan pujian kepada anak jika berbuat sesuatu yang baik
4. Mencari hal-hal yang ia gemari dan ajak ia bermain permainan atau pelajaran yang ia
sukai
5. Ajarkan cara untuk menangkan diri
6. Belajar mengungkapkan perasaan anak
7. Jangan biasakan memendam amarah
8. Berikan anak aktivitas fisk untuk luapkan kemarahan
9. Sebagai orangtua harus sadar dan menerima betul bahwa anak berkebutuhan khusus juga
membutuhkan perlakukan khusus
10. Kerjasama anatara guru dan orangtua sangat di butuhkan pada anak abk karena mereka
adalah lingkungan tempat bersosialisasinya shehari-hari

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Satu hal penting yang perlu di perhatikan adalah bagaimana orangtua dan guru di
sekolah dapat mengenali gejala-gejala kelainan yang terdapat pada anak berkebutuhan
khusus sejak dini. Langkah termudah yang dapat dilakukan orangtua adalah dengan
memperhatikan tumbuh kembang anak, anak berkebutuhan khusus pada usia dini dapat
dilakukan pemantauan terhadap tumbuh kembangnya yang meliputi pemantauan dari
aspek fisik, psikologi dan sosial yang di lakukan secara teratur dan berkesinambungan
sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi.
SARAN
Dengan perhatian dan motivasi yang besar dan intens dari orang tua dan guru
pada anak berkebutuhan khusus tentunya sangat membantu anak bisa berkembang lebih
baik lagi. Tentu butuh kesabaran yang ekstra bagi mereka yang menangani anak-anak
berkebutuhan khusus ini,maka dari itu pahamilah anak dan ketahuilah cara untuk
memahaminya. Karena ini demi perkembangan anak yang lebih maksimal.
E. DAFTAR PUSTAKA
Bendi Delphie. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Rineka Cipta.
Hallahan, D.P. & Kauffman, J.M. (2006). Exceptional Learners: Introduction to Special
Education 10th ed. USA: Pearson.
Thornburn, M. Desai, P., Paul, T. J., Malcolm, L., Durkin M., & Davidson, L. (1992).
Identification of childhood disability in Jamaica: The ten question screen. International
Journal of Rehabilitation Research, 15, 115-127.
Mung’ala-Odera, V., Meehan, R., Njuguna, P., Mturi, N., Alcock, K. J., & Newton, C. R.
J. C. (2006). Prevalence and risk factors of neurological disability and impairment in
children living in rural Kenya. International Journal of Epidemiology, 35, 683-688.
Mirza I., Tareen A., Davidson, L. L., & Rahman A. (2009). Community management of
intellectual disabilities in Pakistan: A mixed methods study. Journal of Intellectual
Disability Research, 53 (6), 559-570.

Anda mungkin juga menyukai