Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

STUDI KASUS
GROUP MEMBER

Cornellya Agiesty ELGA DIANA PUTRI MAY DWI ASTUTI


21060154 21060131 21060124
GROUP MEMBER

Nur Aziz Hidayatullah


21060139
ULFA madan
21060147
IDENTIFIKASI KASUS
ANAK PADA USIA
PAUD/TK/SD
Keunikan kasus yang bertentangan
dengan karakterist individu anak uisa
PAUD, TK dan SD belajar

Kompleksitas masalah yang


dimiliki dalambidang
moral

pribadi dan sosial sosioemosional


A. KEUNIKAN KASUS YANG BERTENTANGAN DENGAN
KARAKTERISTIK INDIVIDU ANAK USIA PAUD, TK DAN SD

Pada tahap awal PAUD, anak-anak masih dalam fase


eksplorasi dunia sekitarnya. Para ahli, seperti Jean Piaget,
menegaskan pentingnya pembelajaran melalui bermain dan
eksplorasi pada usia ini. Namun, kadangkala kita menemui
kasus di mana pembelajaran terlalu difokuskan pada aspek
akademik yang formal. Sebagai contoh, seorang guru mungkin
memberikan tugas-tugas tulis yang rumit tanpa memberikan
kesempatan bagi anak-anak untuk bermain dan belajar
melalui interaksi sosial yang aktif.
Melangkah ke tahap TK, anak-anak semakin siap untuk memperdalam
pemahaman mereka tentang dunia. Lev Vygotsky menekankan
pentingnya pengakuan terhadap keunikan setiap anak. Namun, dalam
beberapa kasus, kita mungkin menemui kurangnya perhatian terhadap
kebutuhan individual. Contohnya, anak-anak mungkin memiliki minat
atau gaya belajar yang berbeda, namun pendidik tidak memperhatikan
hal ini dalam merancang kurikulum atau metode pengajaran.
Ketika mencapai tahap SD, anak-anak semakin terlibat
dalam pembelajaran yang lebih terstruktur. Namun, di sini
pula kita sering kali menemui tantangan dalam inklusi dan
dukungan bagi kebutuhan khusus anak. Para ahli pendidikan
inklusi menekankan pentingnya menyediakan lingkungan
yang mendukung untuk semua anak. Namun, dalam beberapa
kasus, anak-anak dengan kebutuhan khusus mungkin tidak
mendapatkan aksesibilitas yang cukup atau dukungan yang
memadai dari lingkungan sekolah.
Tantangan-tantangan ini menyoroti pentingnya pendekatan yang
holistik dan inklusif dalam pendidikan. Diperlukan kolaborasi yang erat
antara para pendidik, orang tua, dan profesional kesehatan atau
pendidikan khusus untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan
dukungan yang mereka butuhkan. Selain itu, pendidikan juga harus
fleksibel dan adaptif untuk mengakomodasi kebutuhan individual anak-
anak, memastikan bahwa mereka dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
PRIBADI

ketidak
Ketidakmampuan percayaan diri . agresif
Mengatur Emosi Cemas tidak egosentrisme
mau berpisah pemalu
dengan orang
tua
SOSIAL

keterbatasan bullying kusulitan dalam


interaksi sosial berinteraksi dan
beradaptasi
BELAJAR
a. Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar.
b. Siswa yang mengalami keterlambatan akademik
c. Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri
( Tingkat IQ Yang Diatas Rata-Rata)

d. Siswa yang sangat lambat dalam belajar


e. Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar
f. Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar
g. Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas
KOMPLEKSITAS MASALAH DALAM BIDANG MORAL

1. Pengaruh moral
2. Pengaruh lingkungan
3. Peniruan Perilaku
4. Konflik Nilai
5. Kecenderungan Egois
6. Keterbatasan Pemahaman
KOMPLEKSITAS MASALAH DI BIDANG
SOSIO EMOSIONAL

Perkembangan sosial emosional adalah proses belajar


menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan ketika
berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya baik orang tua,
saudara, teman sebaya dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga
tujuan perkembangan sosial emosional
yaitu :
1. Mencapai pemahaman diri (sense of self)
2. Bertanggung jawab atas diri sendiri
3. Menampilkan perilaku sosial.
Pekebangan sosial emosional erat kaitannya dengan interaksi,
baik dengan sesama atau benda-benda lainnya. Jika interaksinya
tidak baik, maka pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi
tidak optimal.
ANY
QUESTION
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai