Anda di halaman 1dari 23

NAMA : ADE CAMELIA PUTRI

NIM : 7101421263

REVIEW JURNAL
Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Peserta Didik yang
Judul
Mengalami Kesulitan Berkosentrasi

Jurnal Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora

Volume Vol. 1, No.4


Tahun 2022
Sri Rezeki Jelita Rajagukguk, Seventina Sibagariang, Novita Romaito
Penulis
Sinaga, Hesti Yulianti Sitompul, Maria Widiastuti
Reviewer Ade Camelia Putri
Tanggal 24/03/2023
File artikel dapat
Google Scholar
ditemukan pada

Artikel ini membahas tentang dampak dari keluarga broken home terhadap murid dan bagaimana
cara seorang guru bisa mengatasi kesulitan belajar peserta didik yang sedang menghadapi keadaan
tersebut.
Untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian, seperti
perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Siswa yang tumbuh dikeluarga
Tujuan Penelitian
yang berantakan biasanya kurang mendapat perhatian dan dukungan dari
keluarga mereka dalam hal pendidikan.
Jenis metode yang digunakan merupakan jenis studi dengan pendekatan
kepustakaan yaitu dengan mengkaji berbagai sumber baik dari buku,
Metode dalam Artikel jurnal ilmiah juga artikel ilmiah yang diambil dari situs internet. Dalam
penulisan ini, penelitian melakukan pembaharuan ulang pemahaman juga
pengertian serta merumuskan pokok-pokok pikiran.
Keluarga yang berantakan karena orang tua tidak lagi peduli dengan
keadaan keluarga di rumah biasanya disebut sebagai "broken home".
Pembahasan Rumah tangga yang rusak ditandai dengan frustrasi mental, kebrutalan,
dan ketidakteraturan seorang anak sebagai akibat dari kurangnya cinta
atau perhatian orang tua. Mental siswa sangat dipengaruhi oleh broken
home yang menyebabkan siswa tidak memiliki motivasi untuk berhasil.
Jiwa seorang anak dapat dirugikan oleh broken home, menyebabkan
mereka bertindak ugalugalan, sulit diatur, dan selalu menimbulkan
masalah dan kerusuhan selama sekolah. Masalah terlalu sibuk adalah
salah satu tanggung jawab orang tua. Orang tua sering melalaikan
tanggung jawab sebagai orang tua karena terlalu fokus pada masalah
keuangan. Anak-anak adalah orang-orang yang menanggung akibatnya
dalam hal ini. Permasalahan di rumah, di sekolah, dan perkembangan
sosial anaknya di masyarakat
seringkali diabaikan oleh orang tua. Merupakan praktik umum untuk
menghubungkan kurangnya komunikasi dengan kesibukan ini.
Marx (1963) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang
dimaksud ini berhubungan dengan data yang empiris.
• Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan
Kajian Temuan diterangkan.
Empiris • Teori yang Induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah yang
teori Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistis ini dijumpai
pada kaum behaviorist.
• Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara
data dan perkiraan teoretis.
Implikasi bagi pendidik saat ada siswa yang berasal dari keluarga broken
home adalah pendidik harus memiliki pemahaman yang baik tentang
permasalahan yang mungkin dihadapi oleh siswa tersebut. Pendidik harus
dapat mengidentifikasi dampak yang mungkin terjadi pada siswa akibat
dari situasi keluarga yang tidak stabil, seperti kesulitan konsentrasi,
Implikasi bagi perubahan perilaku, masalah emosi, dan lain sebagainya. Selain itu,
Pendidik pendidik juga harus memiliki keterampilan dan strategi yang efektif dalam
membantu siswa yang berasal dari keluarga broken home. Pendidik harus
dapat memberikan dukungan, pengawasan, dan pembimbingan yang tepat
pada siswa, serta dapat membangun hubungan yang positif dengan siswa
dan keluarga mereka. Pendidik juga harus dapat mengembangkan
program pembelajaran dan kegiatan yang cocok untuk siswa yang berasal
dari keluarga broken home, dan memastikan bahwa lingkungan sekolah
aman, positif, dan mendukung untuk perkembangan siswa. Dalam hal ini,
implikasi bagi pendidik adalah bahwa mereka harus mampu menjadi
pendukung dan motivator bagi siswa yang berasal dari keluarga broken
home, serta dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi. Pendidik harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
peran mereka dalam membantu siswa dan keluarga mereka dalam
menghadapi permasalahan yang kompleks, dan berupaya untuk
memberikan bantuan dan dukungan yang terbaik bagi siswa dalam situasi
apapun
Implikasi bagi sekolah jika ada siswa yang berasal dari keluarga broken
home adalah bahwa sekolah harus dapat memberikan lingkungan yang
mendukung bagi siswa tersebut. Sekolah harus memberikan dukungan
yang tepat dan memperhatikan kondisi siswa yang berasal dari keluarga
broken home, termasuk memberikan bimbingan, konseling, dan
pengawasan yang diperlukan untuk membantu siswa dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, sekolah juga harus
memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar siswa dan keluarganya.
Sekolah harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa
siswa berasal dari keluarga broken home mendapatkan lingkungan
Implikasi bagi sekolah yang aman, positif, dan mendukung, sehingga mereka dapat
Sekolah berkembang secara optimal di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan akses kepada siswa pada program-program pengembangan
diri, kegiatan ekstrakurikuler, serta pengembangan kegiatan sosial dan
kegiatan lain yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial dan kemampuan untuk mengatasi stres. Implikasi
lainnya adalah bahwa sekolah harus memastikan bahwa siswa berasal dari
keluarga broken home memiliki hak yang sama dalam mendapatkan
pendidikan dan peluang yang ada. Siswa tidak boleh diperlakukan secara
berbeda atau diabaikan hanya karena kondisi keluarga mereka, dan harus
diberikan kesempatan untuk berkembang secara penuh sesuai dengan
potensi mereka.
Implikasi yang lebih Implikasi yang lebih luas jika ada siswa yang berasal dari keluarga broken
luas home adalah bahwa situasi ini dapat memiliki dampak jangka panjang
pada kehidupan siswa dan masyarakat secara umum. Anak-anak yang
berasal dari keluarga broken home memiliki risiko lebih tinggi mengalami
masalah kesehatan mental, perilaku yang tidak diinginkan, dan kegagalan
akademik. Mereka juga lebih rentan terhadap stres dan kesulitan dalam
membangun hubungan interpersonal yang sehat. Implikasi jangka panjang
dari kehadiran siswa yang berasal dari keluarga broken home juga dapat
berdampak pada masyarakat. Anak-anak yang tidak mendapatkan
perhatian yang cukup di rumah dan di sekolah, atau yang tidak memiliki
dukungan sosial yang memadai, dapat memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk terlibat dalam perilaku menyimpang atau kriminalitas. Dalam
jangka panjang, hal ini dapat mengganggu stabilitas sosial dan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Rajagukguk, S. R., Sibagariang, S., Sinaga, N. R., Sitompul, H. Y., & Widiastuti, M. (2022). DAMPAK
KELUARGA BROKEN HOME TERHADAP PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI KESULITAN
BERKOSENTRASI. Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora, 383-402.

REVIEW JURNAL

Judul Studi Kasus Pada Peserta Didik Dalam Kesulitan Belajar

Jurnal Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora

Volume Volume 2 Nomor 1 (2023)


Tahun 2023
Susi Antaria Silalahi, Silvia Ningsih Berutu, Samuel Pardede, Swardi
Penulis
Silitonga, Maria Widiastuti, M.Pd. K
Reviewer Ade Camelia Putri

Tanggal 24/03/2023
File artikel dapat
Google Scholar
ditemukan pada
Artikel ini membahas tentang kesulitan belajar dan bagaimana cara mengatasinya.
Untuk mengetahui letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta
Tujuan Penelitian untuk mencari pemecahannya supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif. Penelitian dengan
pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir
secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena
yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Dalam penelitian
Metode dalam Artikel
kualitatif, instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Instrumen
penelitian tidak bersifat eksternal atau objektif, akan tetapi internal atau
subyektif yaitu peneliti itu sendiri tanpa menggunakan tes, angket,
maupun eksperimen.
Secara umum kesulitan belajar yang dialami siswa terbagi menjadi dua
yaitu kesulian yang berasal dari dalam diri siswa dan yang berasal dari
luar diri siswa. Hal ini seiring dengan apa yang dikemkakan oleh Dumont
dalam Van Steenbrugge yang menjelaskan secara lebih rinci tenang jenis
kesulian belajar matematika di Sekolah Dasar, pertama disebabkan oleh
ketidakmampuan belajar yang terletak dalam perkembangan kognitif anak
sendiri dan kedua, kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor di luar
anak atau masalah lain pada anak. Jadi kesulitan belajar yang dialami
peserta didik tidak selalu disebabkan oleh intelejensi atau angka
Pembahasan kecerdasannya yang rendah. Kesulitan atau hambatan belajar yang
dialami oleh peserta didik dapat berasal dari faktor fisiologik, psikologik,
instrument, dan lingkungan belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan masalah atau
ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar
belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis gejalagejala
kesulitan atau hambatan belajar yang nampak. Kesulitan belajar pada
siswa merupakan kenyataan yang sering ditemui di setiap sekolah.
Kesulitan belajar menyebabkan siswa menghadapi kendala dalam
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kajian Temuan • Dumont dalam Van Steenbrugge yang menjelaskan secara lebih
Empiris rinci tenang jenis kesulian belajar matematika di Sekolah Dasar.
• Mulyono Abdurrahman yang menyatakan bahwa kesulitan
belajar merupakan sekelompok kesulitan atau gangguan
pemahaman dan penggunaan kemampuan mendengarkan,
bercakap-cakap, membaca, menulis atau bernalar, baik dalam
mata pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis dan
matematika atau dalam ketrampilan yang bersifat umum seperti
mendengarkan, berbicara dan berpikir.
• Blassic dan Jones juga mengatakan bahwa peserta didik yang
memiliki intelegensi normal, tetapi menunjukkan satu atau
beberapa kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik
dalam persepsi, ingatan, perhatian ataupun dalam fungsi
motoriknya. Pengembangan kegiatan pembelajaran dilakukan
dalam bentukn pengajaran remedial.
Ketika seorang siswa mengalami kesulitan belajar, ini dapat memiliki
implikasi yang signifikan bagi pendidik. Beberapa implikasi yang
mungkin timbul adalah:
1. Perlu menyesuaikan gaya pengajaran. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar mungkin memiliki cara belajar yang berbeda
dengan siswa yang lain. Oleh karena itu, pendidik perlu
menyesuaikan gaya pengajaran mereka agar lebih sesuai dengan
cara belajar siswa yang mengalami kesulitan.
2. Perlu memberikan dukungan dan bantuan ekstra. Siswa yang
Implikasi bagi mengalami kesulitan belajar mungkin membutuhkan bantuan
Pendidik ekstra, seperti waktu tambahan untuk tugas atau bimbingan
tambahan. Pendidik perlu memberikan dukungan dan bantuan
yang tepat untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka.
3. Perlu melakukan evaluasi dan intervensi. Jika seorang siswa
mengalami kesulitan belajar, pendidik perlu melakukan evaluasi
untuk menentukan sumber masalah dan melakukan intervensi
yang tepat. Ini dapat melibatkan kerja sama dengan spesialis atau
pengamat lainnya.
4. Perlu mengidentifikasi potensi masalah sejak awal. Penting bagi
pendidik untuk mengidentifikasi potensi masalah belajar sejak
awal sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat sebelum
kesulitan semakin parah. Ini dapat melibatkan pemantauan dan
evaluasi yang teratur.
5. Perlu menangani masalah secara individual. Setiap siswa yang
mengalami kesulitan belajar memiliki kebutuhan yang unik, oleh
karena itu, pendidik perlu menangani masalah ini secara
individual dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan siswa.
Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, ini dapat memiliki
implikasi yang signifikan bagi sekolah. Beberapa implikasi yang mungkin
timbul adalah:
1. Membutuhkan sumber daya tambahan. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar mungkin membutuhkan sumber daya tambahan,
seperti bimbingan tambahan, sumber belajar alternatif, atau
dukungan konseling. Sekolah perlu menyediakan sumber daya ini
untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka.
2. Mempengaruhi hasil akademik. Jika siswa tidak menerima
bantuan yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar mereka, ini
dapat mempengaruhi hasil akademik mereka secara keseluruhan.
Ini dapat mempengaruhi reputasi sekolah dan mempengaruhi
Implikasi bagi kemampuan siswa untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang
Sekolah lebih tinggi.
3. Perlu melibatkan orang tua. Orang tua dapat menjadi sumber
dukungan yang penting untuk siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Sekolah perlu melibatkan orang tua dalam upaya
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar mereka.
4. Perlu memastikan inklusivitas. Setiap siswa memiliki hak yang
sama untuk menerima pendidikan yang berkualitas, termasuk
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sekolah perlu
memastikan bahwa lingkungan belajar inklusif bagi semua siswa
dan memperhatikan kebutuhan individu mereka.
5. Perlu memastikan ketersediaan dukungan khusus. Beberapa siswa
mungkin membutuhkan dukungan khusus, seperti guru pengajar
khusus atau program bimbingan belajar yang terpisah. Sekolah
perlu memastikan ketersediaan dukungan khusus ini bagi siswa
yang membutuhkan.
6. Perlu melakukan evaluasi dan tindakan. Sekolah perlu melakukan
evaluasi dan tindakan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Ini dapat melibatkan perencanaan strategi,
program dan intervensi khusus, serta evaluasi terhadap efektivitas
dari tindakan yang diambil.
Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, ini dapat memiliki
implikasi yang lebih luas bagi masyarakat dan dunia pendidikan secara
umum. Beberapa implikasi yang mungkin timbul adalah:
1. Memperburuk ketimpangan pendidikan. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar cenderung memiliki kesulitan dalam memenuhi
standar akademik yang ditetapkan. Ini dapat memperburuk
ketimpangan pendidikan, karena siswa yang mengalami kesulitan
belajar mungkin kurang siap untuk melanjutkan ke tahap
pendidikan yang lebih tinggi.
2. Mengurangi ketersediaan tenaga kerja terampil. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar mungkin mengalami kesulitan dalam
memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
Implikasi yang lebih untuk masuk ke dalam tenaga kerja. Ini dapat mengurangi
luas ketersediaan tenaga kerja terampil dan mempengaruhi
produktivitas dan daya saing masyarakat secara keseluruhan.
3. Memperburuk masalah sosial dan ekonomi. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar cenderung memiliki tingkat
penghasilan yang lebih rendah dan lebih mungkin mengalami
masalah sosial seperti pengangguran dan kejahatan. Ini dapat
memperburuk masalah sosial dan ekonomi secara keseluruhan.
4. Menimbulkan biaya sosial dan ekonomi yang tinggi. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar mungkin memerlukan dukungan
khusus dan sumber daya tambahan untuk membantu mereka
mengatasi kesulitan mereka. Ini dapat menimbulkan biaya sosial
dan ekonomi yang tinggi, baik untuk individu maupun
masyarakat secara keseluruhan.
5. Menimbulkan ketidaksetaraan kesempatan. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar mungkin mengalami kesulitan dalam
mengakses peluang pendidikan dan kesempatan di masa depan.
Ini dapat menimbulkan ketidaksetaraan kesempatan dan
memperburuk masalah ketimpangan sosial dan ekonomi.
6. Menekankan pentingnya inklusivitas dan keterlibatan sosial.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu menerima
dukungan dan perhatian dari masyarakat secara keseluruhan. Hal
ini menekankan pentingnya inklusivitas dan keterlibatan sosial
untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Silalahi, S. A., Berutu, S. N., Pardede, S., Silitonga, S., & Widiastuti, M. (2023). STUDI KASUS PADA
PESERTA DIDIK DALAM KESULITAN BELAJAR. Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora,
146-152.

REVIEW JURNAL

Judul Problematika Pembelajaran Daring pada Peserta Didik di Sekolah Dasar

Jurnal Jurnal Basicedu

Volume Volume 5 Nomor 4 Tahun 2021 Halaman 1840 - 1846

Tahun 2021

Penulis Nur Harizah Zain, Ika Candra Sayekti, Rita Eryani

Reviewer Ade Camelia Putri

Tanggal 24/03/2023
File artikel dapat
Google Scholar
ditemukan pada
Artikel ini membahas tentang masalah apa yang timbul karena adanya pembelajaran daring terlebih
untuk peserta didik yang masih berada di sekolah dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan apa saja problematika dalam
Tujuan Penelitian proses pembelajaran daring atau jarak jauh selama pandemi yang muncul
dari guru, peserta didik, maupun orang tua.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskripsi suatu fenomen
Metode dalam Artikel
(A. Muri Yusuf, 2014). Penelitian ini menganalisis problematika yang
muncul selama pembelajaran daring di jenjang sekolah dasar. Subjek
penelitian adalah guru dan peserta didik sekolah dasar di kecamatan
Kalijambe kabupaten Sragen yang diambil secara acak. Proses penelitian
dilakukan secara langsung peneliti terjun ke lapangan. Penelitian
dilaksanakan pada bulan April 2021.
Pandemi Covid-19 yang terjadi diberbagai belahan dunia termasuk
Indonesia. Mewabahnya virus Covid-19 memberikan dampak
dikehidupan sosial, ekonomi, kesehantan, dan pendidikan. Pemerintah
demi melindungi peserta didik agar tidak tertular Covid-19 memberikan
kebijakan untuk melakukan pembelajaran daring atau jarak jauh diseluruh
lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya
mencegah meluasnya penularan Covid-19 di kalangan pendidikan.
Diharapakan dengan seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan
aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir menyebarnya virus
Pembahasan
Covid-19. Bersamaan dengan keluarnya kebijakan tidak adanya aktivitas
belajar mengajar secara langsung di sekolah tidak serta merta
pembelajaran tidak dilaksanakan. Pembelajaran yang ada di sekolah tetap
dilaksanakan namun dengan metode daring atau jarak jauh. Hal ini
dilakukan supaya peserta didik dapat terus belajar dan mencapai tujuan
belajar yang sudah dirancang oleh sekolah meskipun dari rumah.
Pembelajaran online atau e-learning merupakan model pembelajaran
yang dilakukan dengan adanya dukungan atau pemanfataan teknologi
informasi dan komunikasi (Hanum, 2013).
• Pembelajaran daring merupakan pembelajaran dengan
memanfaatkan jaringan internet dalam proses pembelajaran
(Isman, 2016).
• Menurut Thome pembelajaran daring merupakan pembelajaran
Kajian Temuan
dengan memanfaatkan teknologi multimedia, video, kelas virtual
Empiris
atau aplikasi kelas online, teks online animasi, pesan suara, email,
telepon konferensi dan video steraming online (Kuntarto, 2017).
• Materi ajar dapat divirtualisasikan dalam berbagai format
sehingga lebih menarik dan lebih dinamis sehingga mampu
memotivasi peserta didik untuk lebih jauh dalam proses
pembelajaran (Hartanto, 2016).
Ketika ada siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran daring, ini dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi
pendidik. Beberapa implikasi yang mungkin timbul adalah:
1. Perlu meningkatkan keterampilan teknologi. Pembelajaran daring
membutuhkan keterampilan teknologi yang kuat dari pendidik.
Jika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring,
pendidik perlu meningkatkan keterampilan teknologi mereka
untuk dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh siswa.
2. Perlu mengembangkan strategi pembelajaran khusus.
Pembelajaran daring memerlukan strategi pembelajaran khusus
yang berbeda dari pembelajaran tatap muka. Jika siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring, pendidik perlu
mengembangkan strategi pembelajaran khusus yang dapat
membantu siswa mengatasi kesulitan mereka.
3. Perlu memperhatikan interaksi sosial. Pembelajaran daring dapat
Implikasi bagi mempengaruhi interaksi sosial siswa. Jika siswa mengalami
Pendidik kesulitan dalam pembelajaran daring, pendidik perlu
memperhatikan interaksi sosial siswa untuk memastikan bahwa
mereka tetap terhubung dan merasa terlibat dalam lingkungan
belajar.
4. Perlu memastikan aksesibilitas. Siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran daring mungkin mengalami kesulitan dalam
mengakses sumber daya pembelajaran. Pendik perlu memastikan
bahwa sumber daya pembelajaran dapat diakses dengan mudah
oleh siswa yang mengalami kesulitan belajar.
5. Perlu memperhatikan kebutuhan individu. Setiap siswa memiliki
kebutuhan pembelajaran yang berbeda-beda. Jika siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring, pendidik perlu
memperhatikan kebutuhan individu mereka dan menyediakan
dukungan yang diperlukan.
6. Perlu bekerja sama dengan orang tua. Orang tua dapat menjadi
sumber dukungan penting bagi siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran daring. Pendik perlu bekerja sama dengan
orang tua untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh
siswa dan memastikan kesuksesan mereka dalam pembelajaran
daring.
Jika ada siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran daring, implikasi bagi sekolah dapat meliputi:
1. Menyediakan sumber daya tambahan. Sekolah perlu
menyediakan sumber daya tambahan untuk mendukung siswa
yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring, seperti
tutorial daring atau bahan pembelajaran tambahan yang dapat
diakses secara online.
2. Menyediakan dukungan teknologi: Sekolah perlu menyediakan
dukungan teknologi yang diperlukan bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengakses pembelajaran daring. Hal ini dapat
mencakup perangkat keras seperti laptop atau tablet, atau
dukungan teknis seperti akses internet atau bantuan teknis.
3. Menyediakan dukungan emosional: Pembelajaran daring dapat
menjadi stresor bagi siswa dan dapat mempengaruhi
Implikasi bagi kesejahteraan mental mereka. Sekolah perlu menyediakan
Sekolah dukungan emosional untuk siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran daring, seperti konseling atau dukungan
kesehatan mental.
4. Menyediakan pelatihan untuk pendidik: Sekolah perlu
menyediakan pelatihan bagi pendidik untuk memastikan bahwa
mereka memiliki keterampilan teknologi dan strategi
pembelajaran yang diperlukan untuk mendukung siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring.
5. Meningkatkan komunikasi dengan orang tua: Sekolah perlu
meningkatkan komunikasi dengan orang tua siswa untuk
memastikan bahwa mereka terlibat dalam pembelajaran daring
dan dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi anak-anak
mereka.
6. Menerapkan strategi pembelajaran yang lebih inklusif: Sekolah
perlu menerapkan strategi pembelajaran yang lebih inklusif untuk
memastikan bahwa siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran daring tetap terlibat dan merasa didukung. Hal ini
dapat mencakup strategi pembelajaran yang lebih interaktif dan
kolaboratif, serta menyediakan aksesibilitas yang lebih baik bagi
siswa dengan kebutuhan khusus.
Jika ada siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran daring, implikasi bagi masyarakat yang lebih luas dapat
meliputi:
1. Dampak pada kualitas pendidikan: Jika siswa mengalami
kesulitan dalam pembelajaran daring, hal ini dapat mempengaruhi
kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa dan memengaruhi
kemampuan mereka untuk bersaing di pasar kerja di masa depan.
2. Kesenjangan pendidikan yang lebih besar: Siswa yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran daring mungkin mengalami
kesenjangan pendidikan yang lebih besar dibandingkan dengan
siswa lainnya. Ini dapat memperburuk ketimpangan pendidikan
dan menyebabkan kesenjangan sosial yang lebih besar di
masyarakat.
3. Dampak pada kesejahteraan sosial dan ekonomi: Jika siswa tidak
Implikasi yang lebih
mampu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran daring, hal ini
luas
dapat mempengaruhi kesejahteraan sosial dan ekonomi mereka di
masa depan. Siswa yang tidak berhasil dalam pendidikan dapat
menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang baik dan
memiliki penghasilan yang cukup.
4. Dampak pada teknologi dan koneksi internet: Pembelajaran
daring memerlukan koneksi internet yang stabil dan perangkat
teknologi yang memadai. Jika siswa mengalami kesulitan dalam
mengakses teknologi dan internet, hal ini dapat memperburuk
kesenjangan akses teknologi di masyarakat.
5. Dampak pada kesehatan mental: Pembelajaran daring dapat
mempengaruhi kesehatan mental siswa jika mereka mengalami
kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru.
Hal ini dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang ada
dan menyebabkan dampak yang lebih luas pada masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan dan
mendukung siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring
untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pendidikan yang layak
dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di masa depan.
Zain, N. H., Sayekti, I. C., & Eryani, R. (2021). Problematika Pembelajaran Daring pada Peserta
Didik di Sekolah Dasar. JURNAL BASICEDU, 1840-1846.

REVIEW JURNAL
The Problems Of Preparing Students For The Use Of School Physical
Judul Experiment In The Context Of Specialized Education At Secondary
Schools

Jurnal Journal of Research and Reflection in Educational Sciences

Volume Vol. 8 No. 9, 2020 ISSN 2056-5852


Tahun 2020

Penulis Atoeva Mehriniso Farkhodovna

Reviewer Ade Camelia Putri

Tanggal 24/03/2023
File artikel dapat
Google Scholar
ditemukan pada
Artikel ini membahas tentang masalah peserta didik dalam pembelajaran yaitu eksperimen.
Sebagai indikasi praktis dan metodologis bagi guru muda dalam mengatur
Tujuan Penelitian pekerjaan mandiri siswa dalam kelompok dan individu, menggunakan
teknologi informasi dan pedagogis modern dalam proses pendidikan.
Menggunakan pendekatan blok-tematik dalam perancangan dan
pengembangan peralatan pendidikan, yang sesuai dengan peralatan yang
Metode dalam Artikel dikembangkan dalam bentuk perangkat tematik, elemen dan blok individu
yang memungkinkan untuk melakukan eksperimen di semua tingkatan
pendidikan SMA.
Ada berbagai pendekatan untuk masalah pemilihan dan penataan konten
Pembahasan pendidikan sekolah dalam eksperimen jasmani. Sebagian besar
pendekatan untuk memecahkan masalah di atas adalah ketergantungan
empiris berdasarkan pengalaman, intuisi, dan penilaian ahli untuk
menyelesaikan masalah metodologis modern dan tingkat validitas teoretis
harus lebih tinggi untuk menetapkan tugas itu sendiri. Maka dari itu perlu
untuk menemukan cara konstruktif menentukan eksperimen jasmani
untuk sekolah menengah, meski tergantung pada tujuan pendidikan
pembelajaran. Tujuan pengajaran eksperimen jasamani adalah sebagai
pelajaran yang memuat komponen-komponen spesifik dengan dibentuk
dengan menggunakan metode yang dikembangkan berdasarkan informasi
dan pendekatan teori himpunan.
Saat ini, tugas metodologis yang mendesak adalah masalah penggunaan
berbagai cara eksperimen fisik pendidikan dalam proses pendidikan.
Informatisasi global masyarakat, transisi ke teknologi informasi baru,
Kajian Temuan pengembangan dan implementasi dukungan teknis, pendidikan, dan
Empiris perangkat lunak-metodologis untuk informatisasi pendidikan
menyebabkan munculnya dan meluasnya penggunaan konsep "teknologi
informasi pembelajaran baru" (NITL) dalam ilmu pedagogis dan
metodologis.
Implikasi bagi pendidik jika ada siswa yang memiliki masalah dalam
eksperimen jasmani adalah sebagai berikut:
1. Perlu memberikan perhatian khusus: Pendidik perlu memberikan
perhatian khusus pada siswa yang memiliki masalah dalam
eksperimen jasmani. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
bimbingan dan arahan yang lebih intensif.
2. Perlu menyesuaikan kurikulum: Kurikulum yang disusun perlu
Implikasi bagi disesuaikan dengan kemampuan siswa, termasuk siswa yang
Pendidik memiliki masalah dalam eksperimen jasmani. Dalam hal ini,
pendidik perlu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa
agar tidak terlalu memberatkan mereka.
3. Perlu memberikan motivasi: Pendidik perlu memberikan motivasi
kepada siswa yang memiliki masalah dalam eksperimen jasmani.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, apresiasi, dan
dorongan agar mereka tidak merasa minder dan terus
bersemangat untuk belajar.
4. Perlu menyiapkan fasilitas yang memadai: Pendidik perlu
menyiapkan fasilitas yang memadai untuk mendukung
eksperimen jasmani, seperti alat-alat olahraga yang lengkap dan
aman. Hal ini dapat membantu siswa yang memiliki masalah
dalam eksperimen jasmani untuk lebih mudah dan nyaman
melakukan kegiatan tersebut.
5. Perlu bekerja sama dengan orang tua: Pendidik perlu bekerja
sama dengan orang tua siswa yang memiliki masalah dalam
eksperimen jasmani. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
informasi mengenai kemajuan siswa dan memberikan saran-saran
yang dapat membantu siswa dalam mengatasi masalahnya.

1. Perlu menyediakan program khusus: Sekolah perlu menyediakan


program khusus untuk siswa yang memiliki masalah dalam
eksperimen jasmani, seperti program remedial atau terapi
olahraga. Hal ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan fisik mereka.
2. Perlu menyiapkan tenaga ahli: Sekolah perlu menyiapkan tenaga
ahli yang dapat membantu siswa yang memiliki masalah dalam
eksperimen jasmani, seperti pelatih atau terapis olahraga. Hal ini
dapat membantu siswa untuk mendapatkan bimbingan yang lebih
intensif dan efektif.
Implikasi bagi 3. Perlu mengadakan kegiatan yang inklusif: Sekolah perlu
Sekolah mengadakan kegiatan yang inklusif, sehingga siswa yang
memiliki masalah dalam eksperimen jasmani tidak merasa
terisolasi atau diabaikan. Hal ini dapat membantu siswa untuk
merasa lebih termotivasi dan percaya diri.
4. Perlu mengevaluasi kurikulum: Sekolah perlu mengevaluasi
kurikulum yang disusun, terutama dalam hal eksperimen jasmani,
sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
siswa. Hal ini dapat membantu siswa untuk merasa lebih terlibat
dan berhasil dalam kegiatan olahraga.
5. Perlu bekerja sama dengan orang tua: Sekolah perlu bekerja sama
dengan orang tua siswa yang memiliki masalah dalam eksperimen
jasmani, seperti memberikan informasi mengenai kemajuan siswa
dan memberikan saran-saran yang dapat membantu siswa dalam
mengatasi masalahnya. Hal ini dapat membantu siswa untuk
mendapatkan dukungan yang lebih luas dan efektif
Jika ada siswa yang memiliki masalah dalam eksperimen jasmani,
implikasi yang lebih luas adalah bahwa mereka mungkin mengalami
kesulitan dalam mencapai prestasi akademik yang optimal. Hal ini dapat
mempengaruhi masa depan mereka, baik dalam hal karir maupun
kehidupan pribadi. Selain itu, jika masalah tersebut tidak ditangani dengan
Implikasi yang lebih
baik, siswa tersebut mungkin mengalami tekanan mental dan emosional
luas
yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan. Oleh
karena itu, penting bagi sekolah dan masyarakat untuk memberikan
dukungan dan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah dalam
eksperimen jasmani agar mereka dapat mencapai potensi penuh mereka
dan meraih kesuksesan di masa depan.

Farkhodovna, A. M. (2020). THE PROBLEMS OF PREPARING STUDENTS FOR THE USE OF SCHOOL
PHYSICAL EXPERIMENT IN THE CONTEXT OF SPECIALIZED EDUCATION AT SECONDARY
SCHOOLS. Journal of Research and Reflection in Educational Sciences, 164-167.

REVIEW JURNAL
The relationship between academic vs. family/ personal role conflict and
Judul Malaysian students’ psychological well being during COVID-19
lockdown

Jurnal Journal of Further and Higher Education

Volume DOI: 10.1080/0309877X.2021.1884210


Tahun 2021

Penulis Siti Khadijah Zainal Badri & Wan Mohd Azam Wan Mohd Yunus

Reviewer Ade Camelia Putri

Tanggal 24/03/2023
File artikel dapat
Google Scholar
ditemukan pada
Artikel ini membahas tentang masalah psikologi dan kesejahteraan siswa saat mengalami
pembelajarn daring di tengah situasi yang lockdown pada saat pandemi covid-19
Untuk mengetahui tingkat stres, kecemasan, depresi, sosial yang lebih
Tujuan Penelitian tinggi disfungsi dan kehilangan kepercayaan diri pada siswa pada saat
terjadi lockdown pademi Covid-19.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah cross-sectional dimana
metode ini mengambil sampel dari siswa di berbagai di Malaysia
menggunakan convenience sampling. Hanya individu, yang sedang
Metode dalam Artikel belajar (pada saat itu penelitian dilakukan), diizinkan untuk berpartisipasi.
Tautan ke survei yang dibuat menggunakan Qualtrics, dibagikan melalui
email dan platform media sosial. Partisipasi sukarela dan persyaratan
diberitahukan kepada semua responden di halaman pertama survei.
Untuk memastikan bagaimana konflik peran akademik vs.
keluarga/pribadi dapat berdampak pada psikologis siswa kesejahteraan,
analisis lebih lanjut dilakukan. Bukti menunjukkan bahwa kedua jenis
konflik tersebut, yaitu Akademik mengganggu peran keluarga/pribadi dan
keluarga/pribadi mengganggu peran akademik. Konflik-konflik ini,
khususnya ketegangan yang berasal dari aktivitas akademik dan
keluarga/pribadi, diperkirakan dapat membuat tingkat stres yang tinggi di
kalangan siswa. Hal ini menandakan bahwa konflik muncul dari kedua
aspek kehidupan tersebut (yaitu peran akademik dan keluarga/pribadi)
Pembahasan memiliki kontribusi yang sama terhadap peningkatan tingkat stres di
kalangan peserta didik. Penerapan metode pembelajaran daring yang tiba-
tiba mungkin salah satunya alasan untuk ini. Selain itu, kurangnya waktu
persiapan, transisi yang buruk, dan penyesuaian yang sangat cepat periode
pembelajaran online mungkin telah berkontribusi pada situasi ini. Pada
studi yang telah dilakukan, metode pembelajaran online memang
memiliki dampak yang cukup serius pada kualitas belajar. Ini disebabkam
oleh keterbatasan waktu, dan menurun pengetahuan dan pengajaran yang
diberikan oleh seorang guru. (Hart, Friedmann, dan Hill 2018; Dunford
dan Miller 2018). Dengan demikian, diperlukan lebih banyak penelitian
untuk mengeksplorasi dampak pembelajaran online pada suatu
pendidikan, tujuannya tidak hanya untuk penyampaian pengajaran, tetapi
juga untuk kesejahteraan psikologis secara keseluruhan siswa.
Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa konflik peran akademik
vs. keluarga/pribadi untuk kedua jenis adalah penyebab tingginya gejala
kecemasan dan depresi, yang sejalan dengan penelitian lainnya (Badri
2020; Bermunculan dan Rogers 2020). Dinamika di rumah bisa memicu
konflik, seperti harus menghadapi konflik interpersonal dan masalah
keuangan keluarga, yang selanjutnya dapat memperburuk tingkat stres
siswa (Pitt et al. 2018). Konflik mungkin terjadi ketika tuntutan dan peran
tidak dikelola dengan baik (Kahn et al. 1964). Temuan seperti itu
menunjukkan bahwa ketidakmampuan untuk mengelola akademik dan
keluarga secara efisien akan menyebabkan kondisi kesehatan mental
menurun. Untuk selanjutnya, memastikan bahwa siswa memiliki sumber
daya yang baik di rumah sangat penting. Lingkungan rumah yang baik
atau sumber daya lingkungan sekunder juga diperlukan bagi siswa untuk
berkembang dalam kondisi ini, seperti menerima terlalu banyak tuntutan
dari satu aspek kehidupan dapat menyebabkan konflik ke aspek lain
selama periode yang menantang ini (Grywacz dan Bass 2004). Meski
tidak secara eksplisit disebutkan, besarnya keluarga/pribadi mengganggu
konflik akademik dalam penelitian ini ditemukan lebih merugikan dalam
memicu stres, kecemasan dan depresi, yang selanjutnya menunjukkan
bahwa risiko kesejahteraan yang buruk karena peran keluarga/pribadi
menghambat konflik peran akademik lebih tinggi dibandingkan
sebaliknya (Othmanet al. 2019).
• Kurangnya imobilitas selama periode ini juga dapat menimbulkan
masalah kesehatan psikologis jangka panjang termasuk stres dan
penyalahgunaan zat (Parker 2020), di mana isolasi sosial
Kajian Temuan
bertindak sebagai katalis untuk memperburuk masalah ini (Usher,
Empiris
Bhullar, dan Jackson 2020).
• Kondisi seperti itu digarisbawahi oleh faktor-faktor risiko seperti
kehidupan sehari-hari yang terganggu, keterlambatan kegiatan
akademik, dan kekhawatiran deflasi ekonomi, antara lain (Cao et
al. 2020).
• Selain itu, menghadapi ketegangan orang tua karena masalah
seperti pengangguran mendadak, masalah keuangan, stres
keluarga, atau kesejahteraan psikologis yang buruk di antara
anggota keluarga, selanjutnya dapat berkontribusi memperburuk
kesejahteraan psikologis siswa (Fisher et al. 2020; Orgilés et al.
2020).
Konflik antara kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta
kesehatan psikologi siswa selama pandemi dapat memiliki implikasi yang
signifikan pada pendidik. Berikut adalah beberapa implikasi yang
mungkin timbul:
1. Tuntutan tugas yang berlebihan: Terkadang, pendidik mungkin
merasa terdorong untuk memaksakan tugas dan jadwal akademik
yang ketat pada siswa, meskipun siswa mengalami kesulitan
karena kondisi keluarga/pribadi atau kesehatan psikologi yang
buruk. Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada siswa dan
membuat mereka semakin tertekan dan kelelahan.
2. Kehilangan fokus pada kesejahteraan siswa: Pendidik mungkin
terlalu fokus pada tugas dan jadwal akademik dan kehilangan
Implikasi bagi
fokus pada kesejahteraan siswa secara keseluruhan. Hal ini dapat
Pendidik
menyebabkan ketidakseimbangan antara akademik dan kesehatan
mental siswa.
3. Kurangnya fleksibilitas: Pendidik mungkin terlalu kaku dalam
mengikuti jadwal dan tugas akademik, sehingga kurangnya
fleksibilitas dalam memberikan perhatian pada kebutuhan siswa
secara individu. Hal ini dapat memperburuk kesehatan psikologi
siswa dan memperburuk konflik antara kesejahteraan akademik
dan keluarga/pribadi siswa.
4. Kurangnya dukungan: Pendidik mungkin tidak memiliki sumber
daya yang cukup untuk memberikan dukungan yang cukup pada
siswa yang mengalami kesulitan karena konflik antara
kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta kesehatan
psikologi siswa. Hal ini dapat menyebabkan siswa merasa
terisolasi dan tidak didukung dalam lingkungan akademik.
Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan
kesejahteraan siswa secara keseluruhan dan memahami bahwa kondisi
keluarga/pribadi dan kesehatan psikologi siswa dapat mempengaruhi
kemampuan mereka dalam belajar. Pendidik perlu memberikan dukungan
yang cukup dan mempertimbangkan fleksibilitas dalam menyesuaikan
jadwal dan tugas akademik untuk memenuhi kebutuhan individu siswa.
Dengan cara ini, pendidik dapat membantu siswa untuk mencapai
keseimbangan antara kesejahteraan akademik dan kesehatan psikologi
serta keluarga/pribadi mereka selama pandemi.
Konflik antara kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta
kesehatan psikologi siswa selama pandemi dapat memiliki implikasi yang
signifikan pada sekolah. Berikut adalah beberapa implikasi yang mungkin
timbul:
1. Peningkatan angka absensi dan penurunan motivasi belajar:
Siswa yang mengalami kesulitan karena konflik antara
kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta kesehatan
psikologi dapat mengalami penurunan motivasi dan absen dalam
kegiatan akademik. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan
siswa dalam belajar dan memberikan dampak buruk pada
Implikasi bagi pencapaian akademik mereka.
Sekolah 2. Peningkatan tekanan pada pendidik dan tenaga pendukung
lainnya: Pendidik dan tenaga pendukung lainnya mungkin merasa
tekanan dalam memberikan dukungan pada siswa yang
mengalami kesulitan karena konflik antara kesejahteraan
akademik dan keluarga/pribadi serta kesehatan psikologi. Hal ini
dapat menyebabkan stres dan kelelahan pada pendidik dan tenaga
pendukung lainnya.
3. Peningkatan permintaan dukungan dan sumber daya: Sekolah
mungkin perlu meningkatkan dukungan dan sumber daya yang
tersedia untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan karena
konflik antara kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta
kesehatan psikologi. Hal ini dapat memerlukan sumber daya
tambahan dan waktu dari pendidik dan tenaga pendukung lainnya.
4. Peningkatan risiko drop out: Siswa yang mengalami konflik
antara kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta
kesehatan psikologi selama pandemi dapat memiliki risiko lebih
besar untuk drop out dari sekolah. Hal ini dapat berdampak pada
keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan mereka
dan dapat berdampak pada reputasi sekolah.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk memperhatikan kebutuhan
siswa secara keseluruhan dan mempertimbangkan konflik antara
kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta kesehatan psikologi
siswa selama pandemi. Sekolah perlu menyediakan dukungan yang cukup
dan sumber daya untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dan
memastikan bahwa pendidik dan tenaga pendukung lainnya memiliki
dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk membantu siswa.
Dengan cara ini, sekolah dapat membantu siswa untuk mencapai
keseimbangan antara kesejahteraan akademik dan kesehatan psikologi
serta keluarga/pribadi mereka selama pandemi dan memastikan
pencapaian akademik siswa yang optimal.
Konflik antara kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta
kesehatan psikologi siswa selama pandemi dapat memiliki implikasi yang
lebih luas bagi masyarakat. Berikut adalah beberapa implikasi yang
mungkin timbul:
1. Dampak pada kesejahteraan mental dan fisik siswa: Konflik
antara kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta
kesehatan psikologi siswa selama pandemi dapat berdampak pada
Implikasi yang lebih
kesejahteraan mental dan fisik siswa. Hal ini dapat menyebabkan
luas
stres, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan fisik.
2. Dampak pada kemampuan siswa dalam masa depan: Siswa yang
mengalami kesulitan karena konflik antara kesejahteraan
akademik dan keluarga/pribadi serta kesehatan psikologi selama
pandemi mungkin mengalami penurunan kemampuan belajar dan
keterampilan sosial yang dapat berdampak pada kemampuan
mereka dalam masa depan.
3. Dampak pada ekonomi: Konflik antara kesejahteraan akademik
dan keluarga/pribadi serta kesehatan psikologi siswa selama
pandemi dapat berdampak pada ekonomi masyarakat. Siswa yang
mengalami kesulitan dapat memerlukan lebih banyak dukungan
dan sumber daya, yang dapat meningkatkan biaya pendidikan dan
kesehatan bagi keluarga mereka.
4. Dampak pada masyarakat: Konflik antara kesejahteraan
akademik dan keluarga/pribadi serta kesehatan psikologi siswa
selama pandemi dapat berdampak pada masyarakat secara
keseluruhan. Siswa yang mengalami kesulitan dapat mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, mempengaruhi
kualitas hidup mereka dan hubungan sosial di masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan konflik
antara kesejahteraan akademik dan keluarga/pribadi serta kesehatan
psikologi siswa selama pandemi. Masyarakat dapat memberikan
dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi siswa yang mengalami
kesulitan, termasuk dukungan finansial, dukungan psikologis, dan
dukungan keluarga. Dengan cara ini, masyarakat dapat membantu siswa
untuk mencapai keseimbangan antara kesejahteraan akademik dan
kesehatan psikologi serta keluarga/pribadi mereka selama pandemi dan
memastikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Badri, S. K., & Yunus, W. M. A. W. M. (2021). The relationship between academic vs. family/personal
role conflict and Malaysian students’ psychological wellbeing during COVID-19 lockdown.
Journal of Further and Higher Education, 1-13

Anda mungkin juga menyukai