Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI

BELAJAR PESERTA DIDIK


(Studi Penelitian Pada Peserta didik MI MIFTAHUL ILMI Sukamulya Kecamatan
Pakenjeng Garut)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukkan sebagai tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Pada mata kuliah Seminar
Proposal

Dosen Pengampu : Dr. Maman Sumpena, M.Pd.

Oleh : Ai Yuliani
NIM : 202003029

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM GARUT


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
PSDKU PAKENJENG GARUT
2023
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keluarga merupakan lembaga social anak yang pertama kali. Di dalam
keluarga anak tumbuh dan berkembang, sehingga anak dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya. Pada tahap perkembangannya anak
berada dalam pengasuhan orang tua. Di dalam mengasuh anak terkandung pendidikan,
sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab dan sebagainya. Disini
peran orang tua sangat penting, karena secara langsung atau tidak pun, orang tua
melalui tindakannya akan membentuk watak dan menentukan sikap anak serta
tindakannya dikemudian hari.
Anak mendapat norma-norma dalam keluarga, baik dari ayah ataupun ibu.
Maka orang tua didalam keluarga mempunyai kewajiban kodrati untuk
memperhatikan, mengasuh serta mendidiknya. Jadi, tugas pokok dan utama orang tua
adalah mendidik anak-anaknya terlepas sama sekali dari kedudukan, keahlian, atau
pengalaman dalam dunia pendidikan secara formal atau informal.
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya adalah
pendidikan pada rasa kasih sayang yang diterimanya secara kodrati. Setiap orang tua
mengharapkan anak yang terlahir dari seorang ibu menjadi anak yang shaleh yang
dapat dibanggakan. Anak shaleh atau “qurrata a’yun” tidak dilahirkan, tapi dibentuk
dan dibina lewat pendidikan dan tidak kalah pentingnya lewat pengasuhan yang
diterapkan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini Kartono (1992), keluarga
merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tyempat ia belajar dan
menyatakan diri sebagai makhluk social. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam
hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah
laku, watak, moral dan pendidikan anak.
Masalah anak-anak dan pendidikan adalah suatu persoalan yang amat menarik
bagi seorang pendidik dan ibu-ibu yang setiap saat menghadapi anak-anak yang
membutuhkan pendidikan. Mengasuh dan membesarkan anak berarti memelihara
kehidupan dan kesehatannya serta mendidiknya dengan penuh ketulusan dan cinta
kasih. Secara umum tanggung jawab mengasuh anak adalah tugas kedua orang tuanya.
Firman Allah SWT yang menunjukkan perintah tersebut adalah :
Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka… (Q.S.At-Tahrim :6).

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang


pandai, cerdas dan berakhlakul karimah. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak
menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan,
dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya.
Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berfikir
bahkan kecerdasan mereka. Sehingga orang tua dituntut bahkan dikenai kewajiban
untuk mengasuh anak-anak mereka dengan menggunakan cara pengasuhan yang tepat.

Anugerah fitrah harus dijaga, dirawat, dan ditumbuhkan agar manusia bisa
tumbuh menjadi insan kamil. Terkait dengan itu, pengaruh lingkungan sangat
berperan dalam proses tumbuh dan berkembangnya fitrah.

Banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak mereka setelah diserahkan
kepada guru disekolah maka lepaslah hak dan kewajibannya untuk memberikan
pendidikan kepada mereka. Semua tanggung jawabnya telah beralih kepada guru
disekolah. Apakah menjadi pandai atau bodoh anak tersebut, akan menjadi nakal atau
berbudi pekerti baik, maka itu adalah urusan guru disekolah. Padahal banyak factor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar, salah satunya lingkungan keluarga.

Adapun alasan memilihpokok masalah diatas adalah sebagai berikut :

1. Anak adalah tunas bangsa yang akan menerima tongkat estafet perjuangan
dan cita-cita bangsa. Untuk itu anak memerlukan bimbingan, arahan dan
didikan dari orang tua sejak dini, sebagai persiapan untuk menghadapi
masa yang akan datang.
2. Keluarga adalah masyarakat terkecil yang paling inti. Dari keluarga lah
anak mulai memperoleh pendidikan sebelum memasuki pendidikan secara
formal disekolah. Oleh karena itu pola asuh orang tua dalam mendidik
anak akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.
Atas dasar pemikiran diatas,maka penulis tertarik untuk membahas masalah
tersebut khususnya yang berkenaan dengan pola asuh dalam lingkungan
keluarga. Untuk itu penulis mengajukan judul : HUBUNGAN POLA ASUH
DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh masing-masing orang tua siswa ?
2. Bagaimana prestasi belajar yang telah dicapai siswa ?
3. Apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa ?

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi objek penelitian. Variable
dalam penelitian terdiri dari variable terikat (devenden) dan variable bebas (indevenden).
Variable terikat adalah hasil atau objek penelitian dan variable bebas adalah sifat atau
karakteristik yang mengakibatkan hasil atau sasaran berbeda.

Dengan demikian, variable dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas atau indevenden (X) yaitu pola asuh demokratis orang tua.
2. Variable terikat atau devenden (Y) yaitu prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini yang hendak diuji kebenarannya adalah :
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan positif yang signifikan antara pola
asuh demokratis orang tua dengan prestasi belajar
siswa.
Hipotesis Nihil (Ho) : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara
pola asuh demokratis oramg tua dengan prestasi
belajar siswa.
E. Metodologi Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai