Anda di halaman 1dari 10

UPAYA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWAUSIA SEKOLAH DASAR

Darli Marlinda(202021028)

Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam NegeriTeuku Dirundeng Meulaboeh

Jurusan Tarbiyah dan Keguruan

Pogram Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Marlindadarli279@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak
Sekolah Dasar”, yaitu tentang tidak berperannya orang tua dalam motivasi belajar seorang anak.
Tujuan artikel ini yaitu agar bisa melihat upaya orang tua untuk memberikan peningkatan
motivasi belajar anak pada anak SD usia 6,0-12 tahun. Jenis penelitiannya menggunakan
kualitatif, dimana metode pengumpulan datanya adalah wawancara dengan orang tua siswa
sekolah dasar. Orang tua dari anak yang diwawancarai kemudian dapat memberikan penjelasan
yang spesifik dan detail.Hasilnya menjelaskan orang tua perlu memberikan peran utama untuk
pendidikan anak dan memberikan motivator. Seharusnya, orang tua selalu mendorong anaknya
untuk belajar dari belajar, terkhusus belajar di rumah untuk menunjang kesuksesan sekolah.
Orang tua berusaha membeirkan peningkatan motivasi belajar anak, misalnya: 1) mengetahui
hasil belajar, 2) memberi hadiah/hukuman, 3) mendapatkan alat atau perlengkapan yang
diperlukan. Sebagai pengasuh utama, orang tua harus selalu memperhatikan pembelajaran
anaknya. Melihat upaya orang tua untuk memberikan peningkatan motivasi belajar siswa sekolah
dasar, maka peneliti menyarankan kepada orang tua untuk melibatkan anaknya dalam belajar
ketika membutuhkan bantuan, misalnya ketika siswa tidak memahami materi/pekerjaan rumah
yang diberikan di sekolah.
Kata kunci:Upaya orang tua, motivasi belajar, sekolah dasar.
Abstract
This research is entitled “Parents’ Efforts to Increase Learning Motivation in Elementary
School Children” in dealing with parents who play less of a role in children’s learning
motivation. The purpose of this article is to find out the efforts of parents in increasing children’s
learning motivation at elementary school age at the age of 6.0–12 years. This research is a type
of qualitative research. The data collection method was interviews with parents of elementary
school students. The parents of the children interviewed were then able to provide concrete and
detailed explanations. The results showed that parents must play a very important role in their
child’s education, as well as being a motivator. In this case, parents must always encourage
their children to be enthusiastic about learning, especially for studying at home as a support for
school success. Parents try to increase children’s motivation to learn, including: 1) knowing the
results of learning, 2) giving rewards/punishments, 3) providing the necessary tools or facilities.
As the main caregiver, parents must always pay attention to their child’s learning. After
observing parents’ efforts to increase elementary school students’ learning motivation, the
researcher suggests that parents should be involved in their children’s learning when they need
help, for example when they don’t understand the material/homework given at school.
Keywords:Parents’ efforts, learning motivation, elementary school

PENDAHULUAN
Anak adalah anugerah yang dititipkan Tuhan kepada orang tuanya. Itulah sebabnya anak-
anak dilahirkan bersih dan suci. Ke depan, mereka harus mengandalkan orang tua mereka untuk
mendidik, mengasuh, membimbing dan memotivasi mereka dalam semangat belajar. Orang tua
memegang peran utama sertamemiliki pengaruh yang besar pada pendidikan anak-anaknya.
Peran ayah juga memiliki kewajiban untuk memperoleh informasi yang lebih banyak lagi, karena
dengan informasi tersebut mereka dapat lebih mendidik dan membimbing diri sendiri dan
keluarganya. Selain mengurus keluarga, ibu juga memiliki kewajiban melapor. Karena ibu selalu
dekat dengan anaknya. Pendidikan adalah segala upaya orang dewasa untuk membantu anak
tumbuh secara fisik dan intelektual. Bentuk pendidikan yang pertama adalah keluarga. Orang tua
mendidik anaknya terlebih dahulu karena orang tua adalah pendidik yang paling utama bagi
anaknya. Kesadaran orang tua akan tanggung jawab dan perannya sebagai guru sekolah dasar
memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan pribadi anak.
Dorongan atau dorongan dari keluarga khususnya orang tua merupakan guru sekolah dasar
sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan akademik anak dalam memenuhi perannya
sebagai pendidik. Luasnya pemahaman anak, ada tidaknya lingkungan belajar seperti papan tulis,
gambar, meja, dll, semua ini juga menentukan keberhasilan belajar anak dan kondisi tempat
belajar, kesesuaian kurikulum, ketersediaan kurikulum dan kurikulum. Kemampuan siswa,
kondisi gedung/inventaris sekolah, dll.
Berdasarkan hasil wawancara, peran orang tua dalam motivasi belajar anak begitu
dipentingkan, maka pemahaman dan pengenalan peran orang tua dan kesadaran anak akan
motivasi belajarnya sendiri bisa mendorong dalam mengatasi permasalahan tersebut.
permasalahan bagi siswa adalah sulitnya memahami pertanyaan guru di sekolah. Dari definisi
itu, maka kesimpulannya motivasi adalah sebuahpenggerak diri anak itu sendiri. Motivasi siswa
yaitu semacam hambatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Motivasi siswa rendah berpengaruh
terhadap proses pembelajaran dan kinerja anak. Kemudian juga bisa memberikan pengaruh pada
tindakan siswa, seperti Kriteria Kesempurnaan Minimal (KKM), siswa tidak hadir di kelas, tidak
semangat belajar dan pelanggaran tata tertib sekolah. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan
belajar anak agar anak bisa melakukan pembelajaraan dengan baik dan berhasil. Anak-anak
harus melakukan adaptasi pada hal-hal baru yang ditemui di sekolah. Maka, penelitian ini
penting diterapkan secara komprehensif agar orang tua memahami perubahan yang berkembang
dalam pembelajaran anak, oleh karena itu anak terus menerus mencoba hal-hal baru yang baru
dipelajarinya di sekolah.
Pendidikan keluarga merupakan nilai strategis dalam perkembangan kepribadian anak,
karena kedua orang tua mendidik anak sejak kecil melalui contoh dan model yang baik dalam
kehidupan keluarga sehari-hari, karena hal ini berpengaruh terhadap perkembangan mental anak.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua tidak hanya secara sadar memberikan contoh yang
buruk, tetapi terkadang orang tua juga tidak memahaminya, seperti perilaku dan kebiasaan
perilaku orang tua, yang tidak lepas dari perhatian dan pengamatan anak. Yang menjadi
permasalahan di sekolah adalah model pola asuh yang banyak diterapkan oleh orang tua yang
mengabaikan tanggung jawabnya sebagai guru dan seenaknya memberikan kebebasan kepada
anak dengan menerima, memahami, bersikap, menuntut dan bertindak semua anak, tetapi tidak
begitu menuntut tanggung jawab dan perilaku. Aktivitas keteraturan perilaku anak. Orang tua
seperti itu menampilkan diri mereka sebagai alat yang memenuhi semua kebutuhan anak,
mengatur diri sendiri dan tidak memaksa mereka untuk terlalu menyesuaikan diri dengan
standar eksternal. Dan peneliti mempelajari kebiasaan pola asuh siswa yang termotivasi,
kebanyakan dari mereka merawat anak-anaknya dengan sangat baik sehingga mereka tumbuh
menjadi kepribadian yang sempurna. Berdasarkan analisis data, orang tua memiliki tipe
pengasuh yang berbeda-beda, ada orang tua yang mengikuti pola asuh otoritatif. Dan ada juga
orang tua yang mengikuti pola asuh otoriter dan permisif, dan pola asuh siswa adalah gaya
otoriter yaitu bos. Gaya otoritatif dianggap sebagai gaya pengasuhan paling efektif dengan
konsekuensi positif bagi anak.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kulitatif,Adapun teknik
pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara yang mempunyai tujuan dan didahului
beberapa pertanyaan untuk orang tua siswa agar dapat mengumpukan semua hasil yang di dapat
dari wawancaraagar artikel ini siap dengan sempurna dan maksimal.Tujuan menggunakan
metode ini untukbertujuan untuk mengetahui upaya orang tua dalam meningkatkan motivasi
belajar pada anak pada usia sekolah dasar. yaitu anak yang berusia 6,0 tahun sampai dengan
12tahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Motivasi belajar

Orang tua atau keluarga merupakan lingkungan belajar pertama dan terpenting bagi anak.
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua lebih menitikberatkan pada perspektif moral anak atau
pengembangan diri daripada pengelolaan pengetahuan. Dasar dan tujuan penyelenggaraan
pendidikan keluarga adalah individu, menurut sikap hidup orang tua, karakter bangsa acak untuk
keluarga atas dasar yang sama, atau Pancasila. Oleh karena itu, kehidupan keluarga atau
lingkungan dan berbagai aspeknya merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi
seorang anak. Perkembangan psikologis anak dipengaruhi oleh status sosial ekonomi, filosofi
keluarga, model kehidupan keluarga seperti disiplin dan pendidikan. Demi keamanan dan
ketertiban pendidikan agama, harus diingat bahwa perkembangan kehidupan anak juga
ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Tugas atau tanggung jawab orang tua terhadap
anaknya tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat materi tetapi juga hal-hal yang bersifat rohani.
Seperti pendidikan dan agama. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh yang baik
kepada anak-anaknya.

Tanggung jawab keluarga atau orang tua dalam membesarkan anak, yaitu:

a) Memberi cnta dan kasih sayang untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak.
Kasih sayang orang tua yang sejati dan sejati mendorong kemauan, tindakan dan tanggung
jawab untuk mengorbankan nyawa demi membantu anak.

b) memotivasi kewajiban moral orang tua kepada anak-anaknya yang timbul dari kehidupan
mereka. Menurut para ahli, adanya tanggung jawab moral ini, termasuk nilai-nilai spiritual yang
mendorong sikap religius pada masa kanak-kanak sangat baik, karena anak dapat memiliki
pengalaman keagamaan yang murni dan mendalam serta dapat dengan mudah mengakar pada
diri dan kepribadiannya.

c) Dari segi menafkahi dan mendidik anak, tanggung jawab ini merupakan kebutuhan yang
wajar, karena anak perlu makan, minum dan mengurus dirinya sendiri agar dapat hidup
berkelanjutan. Dengan demikian, peran orang tua tidak hanya mendidik tetapi juga mencari
nafkah karena dapat membantu memenuhi segala kebutuhan anak.

d) Menanamkan ilmu dan keterampilan yang berguna dalam kehidupan anak-anak, sehingga
mereka menjadi orang dewasa yang mandiri. Anak mandiri jika mampu berdiri sendiri sejak dini
dengan dukungan orang tua dan keluarga.

B. Peran orang tua

Sebagai anggota keluarga, orang tua harus mengutamakan pendidikan anak-anaknya agar
tidak terjadi hal buruk pada mereka. Peran orang tua sangat menentukan keberhasilan anak, oleh
karena itu orang tua disebut sebagai guru pertama bagi anaknya. Peran orang tua sebagai guru
utama adalah sebagai berikut:

1) Pelatih

Guru pertama anak yaitu orang tua, memiliki tanggung jawab pada anak didiknya dan menjaga
perkembangan semua potensinya, termasuk potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari sini
bisa diambil kesimpulannya peran orang tua asuh adalah melatih, mendidik, mendorong,
membimbing dan melatih anak didik agar dapat mengemban tanggung jawab perkembangannya
dengan baik dan optimal. 2) penggerak (motivator).
Motivasi yaitu suatu dorongan atau keinginan dalam menjalankan suatu hal yang dapat datang
dari dalam (dari dalam yakni dorongan dari hati, yang tidak boleh dibarengi dengan rangsangan
dari luar), biasanya dari kesadaran akan pentingnya suatu hal. Kemudian, motivasi asalnya dari
luar (external), yakni motivasi dari luar diri sendiri (lingkungan), misalnya orang tua, teman,
guru dan orang lain di lingkungan sekitar.

2) Moderator

Selain kebutuhan pokok, anak belajar juga membutuhkan fasilitas belajar, seperti ruangan, kursi,
meja, alat tulis, penerangan, dan buku. Maka, sebaiknya orang tua mengikuti konten
pembelajaran yang dianjurkan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

3) Penasihat

Sebagai orang tua, Anda tidak hanya harus menyediakan biaya dan fasilitas sekolah. Namun
anak memerlukan didikan dan bimbingan dari orang tua mereka. Sekolah adalah aktivitas yang
membuat stres. Banyak kesulitan belajar, terkadang anak merasa tidak nyaman. Orang tua harus
menunjukkan pengertian dan mendorong mereka untuk membantu jika mungkin dengan
kesulitan anak-anak mereka di sekolah. Itu sebabnya orang tua harus punya waktu untuk anak-
anak mereka. Anak-anak kemudian menerima instruksi dan nasihat tentang bagaimana mereka
dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran

C. Upaya orang tua untuk meningkatkan motivasi

Pada pendidikan, orang tua tidak hanya sebagai ayah dan ibu untuk anaknya, namun sebagai
guru yang mendidik dan memiliki tanggung jawab pada pendidikan anak. Sebagai guru pertama
anak, orang tua harus bisa membentuk hubungan baik bersama anaknya, supaya tidak ada jarak
dan kesenjangan anar anak dan pendidik, serta menjamin pendidikan yang baik.

Ada beberapa cara untuk menciptakan motivasi belajar di rumah, yaitu:

1) Ketahui hasilnya

Mengetahui tentang suatu kegiatan, terutama ketika kemajuan telah dibuat, memotivasi anak
untuk belajar lebih banyak. Semakin banyak ilmu yang didapat, kurva belajar semakin besar,
anak terdorong untuk terus belajar, dengan harapan hasil belajarnya terus meningkat. Seorang
anak cenderung merasa malu ketika kinerjanya memburuk. Oleh karena itu, orang tua tidak perlu
ragu untuk menanyakan hasil anaknya.

2) Pemberian hadiah dan hukuman

Cara pemberian (reward) adalah anak harus berprestasi dulu di sekolah, agar orang tua tidak
sembarangan memberikan hadiah dan menanyakan apakah anak suka dengan hadiah tersebut
walaupun harganya murah/terjangkau.Sebaliknya, jika anak tidak menyukai pemberian atau
tidak dapat melakukan pekerjaan, maka anak tidak akan menyukainya. Misalnya, seorang anak
yang tidak bisa menggambar mungkin tidak menyukai hadiah untuk gambar terbaik. Demikian
pula, hukuman bisa menjadi penguatan negatif, tetapi jika diterapkan dengan benar dan bijak, itu
bisa menjadi alat motivasi.

3) Mempersiapkan alat atau perlengkapan yang diperlukan

Selain kebutuhan pokok, anak belajar memerlukan fasilitas yang memadai, misalnya meja,
ruangan, penerangan, kursi, buku, alat tulis, dll. Maka, keinginan orang tua dalam memberikan
pemenuhan belajar anak bisa memotivasi anak agar menjadi rajin dalam belajar dan bisa
memberikan peningkatan pada prestasi akademiknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua siswa, orang tua mengeluhkan beberapa
masalah dalam pendidikan anaknya, antara lain: Malas belajar karena sering bermain handphone,
terlalu banyak bermain di luar, sering menyepelekan pekerjaan rumah, dll. Untuk melakukan
semua yang diberikan orang tua,mereka harus patuh terhadap apa yang orang tua nya
perintahkan.

KESIMPULAN.

Dari semua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam pendidikan
seorang anak sangat penting untuk mendorong kepribadian anak agar menjadi anak yang berguna
bagi keturunan bangsa. Dalam hal ini, orang tua harus selalu mendorong semangat anaknya
untuk belajar, terutama home learning, untuk menunjang keberhasilan akademiknya. Orang tua
dapat mencoba meningkatkan motivasi belajar anaknya dengan cara: Mendorong keluarga
terutama orang tua sebagai guru di rumah sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan
belajar anak dalam pelaksanaan tugasnya. Tingkat pemahaman, ada tidaknya lingkungan belajar
seperti papan tulis, gambar, meja, dll, semua ini juga menentukan keberhasilan akademik anak
dan kondisi tempat belajar, kurikulum yang sesuai, kemampuan belajar. Siswa, kondisi
gedung/peralatan sekolah, dll. Tanggung jawab orang tua sebagai pendidik adalah: 1)
Mengetahui hasil; 2) memberi hadiah dan hukuman; 3) Menyediakan alat atau perlengkapan
yang diperlukan. Sebagai pendidik, orang tua hendaknya selalu mengingat bahwa perkembangan
pribadi anak merupakan faktor penentu dalam pencapaian tujuan pendidikan yang sesuai dengan
umur atau usia dan kemampuan berfikir. Seperti pendidikan dan agama, karena orang tua harus
memberikan contoh yang baik bagi anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2015.
Aisyatinnaba, N.(2015).Peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa, Universitas Negeri
Semarang.
Alkaabi, S, A. R Alkaabi, W.,& Vyber, G.(2017). Researching student
Motivasion .Comtenporarry Issue in Education Research(CIER), 10(3),193-202.
Annuragga,H, H. (2018).Peran orang tua dala meningkatkan motivasi belajar peserta didik Usia
6-12 tahun.Sekolah Dolan Malang
Diana Sari. “Peran Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Siswa.” Jurnal bimbingan dan
Konseling Indonesia: Teori dan Aplikasi 5 (November 2017).
Haris Herdiansyah. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian
Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press, 2013.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2013.
Hayati, A. (2020). Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak .Depokrejo,
Kebumen.27(20,23-32.
Hening Hangesty Anurraga. “Peran Orangtua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik Usia 6-12 Tahun (Studi pada Program Home Visit di Homeschooling Sekolah
Dolan Malang).” Jurnal Visi Ilmu Pendidikan 7, no. 3 (2019).
Hero, Hermus, dan Maria Ermalinda Sni. “Peran Orang Tua dalam Meningkatkan
MotivasiBelajar Siswa Kelas V di Sekolah Dasar Inpres Iligetang.” Jurnal Riset
Pendidikan Dasar 1, no. 2 (2018): 11.
Ilahi, Takdir, 2013 Quantum Parenting Kiat Sukses mengasuh anak secara efektif dan cerdas.
Jogjakarta: Katahati.
Ignatius Sulistyo. “Peningkatan Motivasi Belajar dengan menerapkann Model Pembelajaran
Kooperatif TGT Pada Pelajaran PKN.” Jurnal Studi sosial 4, no. 1 (2016).
Ihsana El Khuluqo. Belajar dan Pembelajaran: Konsep dasar Metode dan Aplikasi NilaiNilai
Spritualitas dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Jimmi, V, (2017). Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi belajar Siswa di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul huda Palembang(UIN RADEN FATAH PALEMBANG).
Johar, P.,& Hanum, L (2016)Strategi Belajar mengajar, Yogyakarta: Deepublish.
Khalimah, S.(2017),Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar siswa MI Ma’aruf
NU I Sokawera Kecematan cilongok kabupaten banyumas (IAIN Purwokerto).
Morissan. (2016).Statistik Sosial.Jakarta: Kencana.
Moleong Lexy J 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maman Sutarman, dan Asih. Manajemen Pendidikan Usia Dini: Filosofi, Konsep, Prinsip, dan
Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia, 2016.
Novrinda, Kurniah, N.,& Yulidesni(2017).Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini.Jurnal
Potensia,2(1), 39-46.
Pane, a. (2017), Belajar dan Pembelajaran .FITRAH:Jurnal kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman,3(2),333.Evaluasi hasil belajar (VII).Yogyakarta :Pustaka Belajar
Purwanto, (2019).
Purwanto. “Motivasi Belajar dalam Pendidikan Islam.” Jurnal At-Tajdid 2, no. 2 (Juli 2013).
Rina Werdayanti. Nilai Boleh Biasa Mental Harus Juara. Yogyakarta: Istana Media, 2015.
Rumbewas, Selfia S, Beatus M Laka, dan Naftali Meokbun. “Peran Orang Tua Dalam
Miningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Sd Negeri Saribi.” Jurnal EduMatSains
2, no. 2 (2018): 12.
Slemato,2015.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi,jakarta:Rineka Cipta
Sugiyono, 2017. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif,Kuantitatif, dan
R&D).Bandung:Alfabeta
Sudarwan Danim. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2011. Sunadi, Lukman.
“Pengaruh Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar.
Suprihatin, Siti. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.” PROMOSI (Jurnal
Pendidikan Ekonomi) 3, no. 1 (30 Mei 2015). https://doi.org/10.24127/ja.v3i1.144.
Thomas Lickona. Mendidik Untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat
Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.

Anda mungkin juga menyukai