Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Dalam pendidikan sendiri ada tiga lembaga yang menjadi pusat pendidikan dan saling
berkaitan satu sama lain. Istilah ini biasa disebut Ki Hajar Dewantara sebagai tri pusat
pendidikan, dalam memberdayakan semua unsur masyarakat untuk membangun
pendidikan, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat. 1
Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama, karena dalam
keluarga anak mendapatkan pendidikan pertama kali dan karena sebagian besar waktu
anak berada dalam keluarga.2 Orang tua merupakan pertama yang dikenal oleh anak
dilingkungan keluarga, maka bimbingan arahan dan petunjuk seharusnya diberikan
kepada anak sedini mungkin mulai dari anak-anak sampai perguruan tinggi seperti yang
dijabarkan Hasbullah Tanggung jawab keluarga pada pendidikan anak antara lain: (1)
Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan
anak, (2) Pemberian motivasi kewajiban moral, (3) Tanggung jawab sosial kepada
masyarakat, bangsa dan negara, (4) Memelihara serta membesarkan anaknya, (5)
Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan sehinga
berguna bagi kehidupan anak kelak.
Setiap aktivitas yang dilakukan manusia selalu dilatarbelakangi oleh

1
Arifin, FilsafatPendidikan Islam (Jakarta: BumiAksara, 1991), hlm. 156
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta, Rajawali Press, 2017), hlm. 34
1
2

motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mereka melakukan suatu kegiatan atau
perbuatan. Menurut Sadirman A.M, Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. 3
Motivasi berperan besar dalam proses dan pembelajaran. di antara
Motivasi lain dapat mempengaruhi penguatan belajar ketika anak
Pembelajaran bertemu dengan pemecahan masalah, menentukan konsistensi
pembelajaran
dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Karena
Motivasi belajar merupakan hal yang perlu diperhatikan
memahami hasil belajar siswa. Muncul motivasi belajar mandiri
faktor internal seperti dorongan dan keinginan untuk sukses dan kebutuhan akan
dorongan
mempelajari Selain faktor internal, motivasi belajar juga memiliki faktor eksternal yaitu
Apresiasi, lingkungan belajar yang menyenangkan dan kegiatan belajar yang efektif
menarik 
Motivasi memiliki peranan besar dalam proses dan pembelajaran. Antara lain motivasi
dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan
pada suatu pemecahan masalah, menentukan ketekunan belajar dan juga memperjelas
tujuan belajar yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi belajar merupakan hal
yang perlu mendapatkan perhatian demi mewujudkan keberhasilan belajar siswa.
Motivasi belajar sendiri timbul dari faktor internal berupa hasrat dan keinginan berhasil
dan dorongan kebutuhan belajar. Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal
motivasi belajar, yakni adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan
kegiatan belajar yang menarik. 4
Namun secara stimulant lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa. Terlepas dari berpengaruh atau tidaknya lingkungan
keluarga dengan motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan hal penting bagi proses
pembelajaran. Tanpa adanya motivasi, aktivitas belajar akan mengalami kendala dan
proses tidak maksimal. Motivasi hakikatnya adalah dorongan dasar yang menggerakan
seseorang bertingkah laku. Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan baik internal
maupun eksternal pada seorangsiswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku.
Menurut Slameto bahwa terdapat faktor yang berpengaruh pada belajar siswa di
lingkungan keluarga ialah: (1) Cara orang tua mendidik, (2) Suasana rumah, (3) Keadaan
ekonomi 2 keluarga, (4) Pengertian orang tua terhadap anak. Perbedaan pendapatan
keluarga dapat berpengaruh pada fasilitas dan prasarana belajar anak. Keluarga dengan
pendapatan tinggi dapat memenuhi fasilitas belajar anak sehingga memberikan
dorongan atau motivasi anak untuk belajar, namunjikakeadaanekonomi orang tua tidak
baik, maka kebutuhan dan fasilitas anak tidak bisa terpenuhi sepenuhnya. Beberapa
anak bahkan mungkin terganggu kegiatan belajarnya atau hingga putus sekolah karena
harus bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau pun terpaksa
tinggal di lingkungan padat dan kumuh. Lingkungan fisik maupun non-fisik memiliki
pengaruh terhadap tingkat kebahagiaan keluarga yang tinggal di kawasan kumuh dan
padat penduduk. Sehingga anak juga akan mengalami minder karena merasakan

3
A. M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon
Guru (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1986), hlm.73
4
Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Bumi Aksara: Jakarta, 2019), hlm. 96
3

perbedaan dengan teman sebayanya. Dan dapat menurunkan motivasi belajar anak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga memiliki hubungan pada
motivasi belajar anak.
Madrasah Ibtidayah Nurul Islam Candipuro meupakan Madrasah yang berlokasi di
Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani/buruh. Ada juga yang kesehariannya melakukan
penambangan pasir dikarenakan sebagian wilayah berada di lereng gunung Semeru.
Pada bulan Desember 2021 dan 2022, wilayah ini merupakan salah satu wilayah yang
terdampak letusan gunung Semeru. Berdasarkan kondisi ini, peneliti tertarik untuk
menjadikan MI Nurul Islam Candipuro sebagai objek penelitian yang berfokus pada
peran lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa. Adapun judul penelitian ini
adalah “Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang”
Identifikasi dan Batasan Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Orangtua dapat membantu meningkatkan prestasi belajar anak, salah satunya dengan
menyediakan fasilitas belajar anak dirumah seperti menyediakan buku pelajaran,
ruangan khusus untuk belajar.
Objek penelitian ini difokuskan pada lingkungan karna itu sangat diperlukannya
lingkungan belajar di rumah yang baik agar peserta didik termotivasi untuk belajar.
Mendorong peserta didik untuk dapat menumbuhkan motivasi belajar pada dirinya.
Fokus penelitian.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti ini terfokus pada
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana peran lingkungan keluarga dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang?
Apa faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang?
Tujuan penelitian.
Untuk mengetahui dalam meningkatan Peran lingkungan keluarga dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa Madrasah Iibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa Madrasah Iibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian
Manfaat dapat memberikan kontribusi pengetahuan, wawasan serta menjadi referensi
karya ilmiah selanjutnya mengenai peran lingkungan keluarga dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa Untuk Peneliti.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sebuah pengetahuan dan
pembelajaran yang penting bagi peneliti. Dan bisa dijadikan sebagai pedoman yang
diterapkan dalam kehidupannya
Pihak Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan di MI Nurul Islam
Candipuro Lumajang, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sebuah
pengetahuan dan pembelajaran yang penting bagi peneliti. Dan bisa dijadikan sebagai
pedoman yang diterapkan dalam kehidupannya.
Definisi Konsep
4

Peran
Kata peran adalah dalam kamus ilmiah popular adalah orang yang dianggap sangat
berpengaruh dalam kelompok masyarakat dan menyumbangkan pemikiran maupun
tenaga demi suatu tujuan.5
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena
dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan
dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehiduan anak adalah di
dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh adalah dalam
keluarga.6
Motivasi
Motivasi adalah dorongan atau rangsangan untuk siswa, dari beberapa ahli memberikan
pengertian bahwa motivasi merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh
individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan
melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan pemahaman yang lebih sempurna, maka pembahasan ini akan
dibagi ini menjadi 5 (lima) BAB yaitu :
BAB I membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi konsep, dan sistematika
pembahasan;
BAB II membahas tentang kajian kepustakaan yang terdiri atas penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan peran guru peran lingkungan keluarga dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang;
BAB III membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,
keabsahan data dan tahap-tahap penelitian;
BAB IV membahas tentang penyajian data dan analisis data yang berisi gambaran objek
penelitian, penyajian data dan analisis data, terakhir tentang pembahasan temuan;
BAB V membahas tentang kesimpulan dan saran-saran, yang memuat kesimpulan dari
hasil penelitian dan saran-saran yang membangun bagi penyempurnaan hasil penelitian.

5
Mas’ud, Hasan, Abdul Qohar, Kamus Ilmiah Populer (Bintang Pelajar, 1998), hlm. 318.
6
Drs Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu P endidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1973),
hlm. 108-109
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu
Berdasarkan beberapa studi yang telah dilakukan peneliti berkaitan dengan penelitian
ini, maka dapat peneliti uraikan beberapa karya penelitian yang dilakukan peneliti
terdahulu, diantaranya:
Ulfia Rahmawati, Wardatul Hasanah, skripsi dengan judul “Pengaruh latar belakang
pendidikan orangtua terhadap prestasi mata pelajaran pendidikan agama islam siswa
SMA Negeri 1 Bojonegoro, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 2007
Hasil penelitian ini adalah: Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini metode
yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tekhnik angket, interview dan
dokumentasi. Sedangkan pengambilan sampel mengunakan random sampling yaitu
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bojonegoro yang berjumlah 265 siswa dan diambil 20%
yaitu 53 siswa. Uji validitas menggunakan tekhnik korelasi product moment, sedangkan
uji reliabilitas menggunakan tekhnik Alfa chonbach denganbantuan komputer.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil dan yang dikumpulkan dilakukan perhitungan
dengan menggunakan tekhnik product moment. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
ada pengaruh antara latar belakang pendidikan orangtua dengan prestasi mata
pelajaran pendidikan agama islam siswa, dengan nilai T hitung sebesar 4.809, nilai ini
lebih besar dari nilai t tabel yaitu (4.809>2.008) dengan signifikan lebih kecil dari 0.05
yaitu 0.000. ini artinya Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh antara latar
belkang pendidikan orangtua (X) terhadap prestasi mata pelajaran pendidikan agama
islam (Y)
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti
tentang karakter anak, sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu tersebut
lebih kepada pendidikan karakter tanggung jawab dan rendah hati dalam pembinaan
kepribadian siswa, sedangkan penelitan sekarang dikhususkan pada karakter disiplin,
hormat dan sopan, toleransi.
Rusli Komaroni, judul skripsi “Peranan Lingkungan keluarga sekolah dalam pembentukan
mental siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Metro”, 2018, IAIN Metro
Adapun hasil dari penelitian ini adalah: Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat peranan keluarga dalam pembentukan mental siswa sangat penting. Karena
keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pembentukan mental anak.
Apabila keluarga gagal dalam melakukan pendidikan karakter kepada anak-anaknya,
maka akan sulit untuk memperbaikinya. Keluarga harus memperhatikan perkembangan
dan pertumbuhan mental anak. Strategi yang digunakan dalam pembentukan mental
adalah strategi Pendidikan Agama Islam karena pembentukan mental siswa yang sehat
dan berkarakter Islami harus dididik secara disiplin dar berdasarkan syari’at Agama
Islam. Didalam Pendidikan Agama Islam juga terdapat karakter yang ditanamkan dalam
pembelajaran PAI di SMA Muhammadiyah 2 Metro. Sehingga mereka secara sistematis
siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Metro mengalami perubahan mental kearah yang
lebih baik.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti
tentang peran guru, sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu tersebut

5
6

menjelaskan tentang peran guru PAI secara umum, yaitu peran guru sebagai pelatih,
pengajar dan pendidik, sedangkan penelitan sekarang dikhususkan pada peran guru
dalam dalam mengembangkan bakat anak.
Rinawati dengan skripsinya yang berjudul “Motivasi belajar siswa pada masa covid 19di
SD negeri 14 Bengkulu Selatan, IAIN Bengkulu, 2021
Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat 5 (10%) siswa yang memiliki tingkat
motivasi belajar sangat tinggi, 41 (82%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar yang
tinggi, 3 (6%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang , 1 ( 2%) siswa yang
memiliki tingkat motivasi belajar rendah, dan 0 (0%) siswa yang memiliki tingkat
motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan analisis skor item terdapat 0 (0%) item yang
tergolong item motivasi belajar sangat tinggi, 31 (62%) item yang tergolong item
motivasi belajar tinggi, 3 (6%) item yang tergolong item motivasi belajar sedang, 0 (0%)
item yang tergolong item motivasi belajar rendah, dan 0 (0%) item yang tergolng item
motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis skor item-item kuesioner,
penelitian menyusun dan mengumpulkan topik-topik bimbingan belajar untuk lebih
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti
tentang peran guru, sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu tersebut
menjelaskan tentang peranan pendidikan karakter dalam meningkatkan mutu
pendidikan siswa, sedangkan penelitan sekarang dikhususkan pada peran guru
ekstrakurikulerdalam mengembangkan bakat siswa.
Kajian Teori
Peran Lingkungan Keluarga
Pengertian Peran Lingkungan Keluarga
Kata peran adalah dalam kamus ilmiah popular adalah orang yang dianggap sangat
berpengaruh dalam kelompok masyarakat dan menyumbangkan pemikiran maupun
tenaga demi suatu tujuan.7 Menurut M. Dahlan Al-Barry, peran adalah hal
berlaku/bertindak atau pelaku.8
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena
dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan
dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehiduan anak adalah di
dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh adalah dalam
keluarga.9
Dari keluarga inilah anak mulai mendapatkan pendidikan, di mana pendidikan tersebut
dari orangtua yaitu ayah dan ibu sebagai pendidiknya. Dengan adanya hubungan antara
orangtua dan anak, maka pendidikan yang diberikan didasari dengan rasa cinta dan
kasih sayang, dengan cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh orangtua maka
pendidikan akan berhasil dengan baik karena anak akan merasa aman dan tenang. Dan
dengan rasa aman dan tenang yang dirasakan anak akan mempermudah orangtua untuk
membimbing dan mengarahkan anak. Keluarga yang pertama kali mengenalkan pada
anak tentang kebutuhan, etika, sikap dan sebagainya. Sehingga dalam diri anak
tertanam rasa percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tata cara adat istiadat dan sikap

7
Mas’ud, Hasan, Abdul Qohar, Kamus Ilmiah Populer (Bintang Pelajar, 1998), hlm. 318.
8
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), hlm.
593.
9
Drs Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu P endidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1973),
hlm. 108-109
7

sopan santun terhadap lingkungannya. Maka dari itu orangtua atau keluarga merupakan
sumber pertama bagi anak untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana harus
bersikap di dalam kehidupannya nanti.
Adapun peranan keluarga atau orang tua atas pendidikan sangatlah besar diantaranya
adalah:
Menurunkan sifat biologis atau susunan anatomi melalui hereditas (besar badan atau
bentuk tubuh, warna kulit, warna mata dan sebagainya) menurunkan susunan urat
saraf, kapasitas inteligensi, motor and sensory equipment (alat-alat rasa dan gerak).
Memberikan dasar-dasar pendidikan, sikap dan ketrampilan dasar seperti pendidikan
agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk
mematuhi peraturan-peraturan dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan.
Pendidikan dalam keluarga atau rumah tangga termasuk pendidikan luar sekolah yang
tidak di lembagakan. Pendidikan luar sekolah yang tidak di lembagakan itu adalah proses
pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau
tanpa sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejak seseorang lahir
sampai mati.10
Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi Belajar
Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan. Kata “motif”,
diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 11 Berawal
dari pendekatan kata “motif” tersebut dapat ditarik persamaan bahwa keduanya
menyatakan suatu kehendak yang melatarbelakangi perbuatan. Banyak para ahli yang
memberikan batasan tentang pengertian motivasi antara lain adalah sebagai berikut:
Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahulu
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 12
Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong
seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. 13
Heinz Kock memberikan pengertian, motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk
melakukan sesuatu.14
Dr. Wayan Ardhan menjelaskan, bahwa motivasi dapat dipadang sebagai suatu istilah
umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-
kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif dari lingkungan mendorong
individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk berusaha menuju
tercapainya tujuan yang diharapkan. 15
Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat, bahwa motivasi
berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. 16
10
H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan1, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana, 1992), hal . 84-85
11
Tadjab MA, Ilmu Pendidikan (Surabaya:Karya Abditama, 1994), hlm. 101
12
Sardiman. A, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1990), hlm.
73
13
Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV.Remaja
Rosdakarya, 1989), hlm. 95
14
Heinz Kcok, Saya Guru Yang Baik, (Yogyakarta:Kanisius. 1991), hlm. 69
15
Wayan Ardhana, Pokok-pokok Jiwa Umum, (Surabaya:Usaha Nasional, 1985), hlm. 165
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 136
8

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang kompleks, karena motivasi dapat menyeBABkan terjadinya
perubahan energi dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang didorong karena
adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Dalam pembahasan skripsi yang penulis
maksudkan adalah motivasi dalam belajar. Oleh karena itu sebelum menguraikan apa itu
motivasi belajar terlebih dahulu diuraikan tentang belajar.
Belajar adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang. Untuk
lebih jelas penulis akan kemukakan pendapat para ahli:
Sumadi Soerya Brata mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
membawa perubahan yang mana perubahan itu mendapatkan kecakapan baru yang
dikarenakan dengan usaha atau disengaja. 17
L. Crow dan A. Crow, berpendapat bahwa pelajaran adalah perubahan dalam respon
tingkah laku (seperti inovasi, eliminasi atau modifikasi respon, yang mengandung setara
dengan ketetapan) yang sebagian atas seluruhnya diseBABkan oleh pengalaman.
“pengalaman” yang serupa itu terutama yang sadar, namun kadang-kadang
mengandung komponen penting yang tidak sadar, seperti biasa yang terdapat dalam
belajar gerak ataupun dalam reaksinya terhadap perangsang-perangsang yang tidak
teratur, termasuk perubahan-perubahan tingkah laku suasana emosional, namun yang
lebih lazim ialah perubahan yang berhubungan dengan bertambahnya pengetahuan
simbolik atau ketrampilan gerak, tidak termasuk perubahan-perubahan fisiologis seperti
keletihan atau halangan atau tidak fungsinya indera untuk sementara setelah
berlangsungnya pasangan-pasangan yang terus menerus. 18
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan itu pada dasarnya merupakan
pengetahuan dan kecakapan baru dalam perubahan ini terjadi karena usaha. Setelah
penulis menguraikan defenisikan motivasi dalam belajar, maka dapat diambil pengertian
bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu daya upaya penggerak atau
membangkitkan serta mengarahkan semangat individu untuk melakukan perbuatan
belajar.
Macam-macam Motivasi
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut
pandang, yaitu:
Motivasi Intrinstik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inhern dengan situasi belajar dan bertemu dengan
kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam
pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-
nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin
dapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah, dan sebagainya. 19
Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi
belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar

17
Suryadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,( Jakarta:Rajawali Press, 1984), hlm. 248
18
L, Crow, dkk, Psychology Pendidikan, (Yogyakarta: Nurcahaya, 1989), hlm. 279
19
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 115
9

factor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak
didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.
Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. 20
Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Cita-Cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar
berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat
menyanyi, dan laian-lain. Selanjutnya keberhasilan mencapai keinginan tersebut
menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan.

Kemampuan
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat
motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.
Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan
sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat
terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, lingkungan yang kumuh, ancaman
rekan yang nakal, perkelahian antar siswa akan mengganggu kesungguhan belajar.
Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat
motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan
hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman,
tenteram, tertib, dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya
berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa
lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.
Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film
semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi
belajar.
Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Upaya
pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:
Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan
pemeliharaan fasilitas sekolah
Membina belajar tertib pergaulan
Membina belajar tertib lingkungan sekolah.
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat
pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan
pusat pendidikan pemuda yang lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam

20
Ibid, hlm 117
10

pusat-pusat pendidika tersebut.21

Fungsi-fungsi Motivasi
Untuk dapat terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama harus ada dorongan untuk
melaksanakan kegiatan itu, begitu juga dalam dunia pendidikan, aspek motivasi ini
sangat penting. Peserta didik harus mempunyai motivasi untuk meningkatkan kegiatan
belajar terutama dalam proses belajar mengajar.
Motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar seBAB motivasi
berfungsi sebagai:
Pemberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya.
Pemilih dari tipe-tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk
melakukannya.
Pemberi petunjuk pada tingkah laku.
Fungsi motivasi juga dipaparkan oleh Tabrani dalam bukunya Pendekatan Dalam Proses
Belajar Mengajar, yaitu:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan.
b. Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik
c. Menggerakan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan. 22
Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman, bahwa ada tiga fungsi
motivasi:
Mendorong manusia untuk berbuat.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
Menentukan arah perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong
usaha-usaha pencapaian prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik
pula. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajarnya. Dengan demikian motivasi itu dipengaruhi adanya kegiatan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi
siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu
perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
Usaha yang bertujuan
Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Partisipasi
Penghargaan dan hukuman23
Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:

21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 97-
100
22
Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung:CV.Remaja
Rosdakarya, 1989), hlm. 123
11

Kematangan
Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah
diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam
pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangan, maka akan mengakibatkan
frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
Usaha yang bertujuan
Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan
yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.
Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil
belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk mempertahankan atau
meningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di
kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna
memperbaikinya.
Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perluh diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi
dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang
dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan
belajar itu.
Penghargaan dengan hukuman
Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau
mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat
pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan
agar penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar
adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan
kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.
Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

23
Mulyadi. Psikologi Pendidikan, (Malang:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel,
1991), hlm. 92-93
BAB III
METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian Kualiltatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. 24
Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada. 25
Penelitian tentang “Peran lingkungan keluarga dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.” Dilihat dari sifatnya
penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan
dengan sistematis cermat terhadap fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. 26
Sesuai dengan penelitian ini, nantinya peneliti akan mencari data-data deskriptif tentang
peran lingkungan keluarga dalam meningkatkan motivasi belajar siswa MI Nurul Islam
Candipuro Lumajang
Jenis penelitian yang penulis teliti adalah deskriptif kualitatif yaitu lebih menyajikan
rincian, menyajikan dari ringkasan, dan bukan evaluasi. 27  karena tujuan dari penelitian
deskriptif yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.28
Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, jenis penelitian ini  sangat tepat karena
peneliti akan mendeskripsikan data bukan untuk mengukur data yang diperoleh. Dalam
penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan hal-hal yang terjadi di MI Nurul Islam
Candipuro Lumajang.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Islam Candipuro Lumajang dengan
mempertimbangkan dan memperhatikan berbagai alasan. Sedangkan alasan
pengambilan lokasi ini karena lembaga ini berada dibawah naungan departemen agama,
adrasah Ibtidaiyah dengan nomor NPSN 60715295, Akreditasi B, beralamat di
Jl.panggung Lombok, Kelurahan Candipuro, Kecamatan Candipuro, Kab. Lumajang,
Provinsi Jawa Timur.
Sumber Data
Informasi data dalam penelitian diperoleh melalui dua sumber, yakni lapangan dan
dokumen. Sumber data lapangan dapat berarti seorang tokoh masyarakat, tokoh agama,
aparat pemerintahan dan sebagainya yang merupakan sumber data primer. 29
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan
sumber data utama. Sumber data utama dicatatan tertulis melalui video atau audio,
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Al-Fabeta, 2011), hlm. 15.
25
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2008), hlm. 5.
26
Amir Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 2005),
hlm. 49.
27
Moeni Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : Raka Serasih, 1989), hlm. 49.
28
Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Galia Indonesia, 2003), hlm. 54.
29
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 93.
12
13

pengambilan foto atau film.30 Informasi data dalam penelitian diperoleh melalui dua
sumber, yakni lapangan dan dokumen. Sumber data lapangan dapat berarti seorang
tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat pemerintahan, dan sebagainya yang merupakan
sumber data primer. Sumber informasi dokumenter primer dapat berupa arsip-arsip
yang berkaitan dengan masalah penelitian, misalnya undang-undang. Sumber-sumber
sekunder dapat berupa buku-buku tentang subject matter yang ditulis orang lain,
dokumen-dokumen yang merupakan hasil penelitian dan hasil laporan.
Dalam penelitian ini informan dipilih secara purposif dengan menggunakan snowball
technique yaitu informan pertama diminta untuk mengikuti orang lain yang dapat
membedakan informasi, kemudian informan tersebut diminta pula menunjuk orang lain
sebagai informan selanjutnya sampai dicapai taraf redundancy (ketuntasan) artinya
dianggap cukup terhadap informasi yang diperlukan. 31Adapun sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini syaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati
dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya dan merupakan bahan utama penelitian. Data
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data tentang peran lingkungan keluarga
dalam motivasi belajar siswa di MI Nurul Islam Candipuro Lumajang. Adapun data ini
diperoleh dari beberapa sumber yaitu orang tua dan Siswa.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersifat penunjang dan melengkapi data primer. Data
yang dimaksud adalah tentang sejarah berdirinya MI Nurul Islam Candipuro Lumajang,
data siswa, data guru dan lain-lain.
Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong, sumber data utama adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan
dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi kedalam kata-kata tindakan, sumber
data tertulis, foto dan statistik. 32
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data maupun mengamati fenomena-fenomena yang ada
dalam penelitian ini, banyak cara yang digunakan akan tetapi tidak semua bentuk dapat
menggunakan teknik yang ada, semua harus disesuaikan dengan yang menjadi subyek
peneliti.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
yaitu:
Observasi
Observasi merupakan sebuah studi yang dilakukan secara sadar dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. 33
Observasi sangat tepat digunakan jika peneliti berkenan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan respondennya tidak terlalu banyak. Ditinjau dari segi
proses pelaksanaannya, observasi diklasifikasikan menjadi:
Observasi langsung artinya seorang peneliti terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan
keseharian dengan orang yang sedang diamati atau yang menjadi sumber data
penelitian sehingga data yang diperoleh lebih lengkap, terpercaya, dan mengetahui pada

30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2006),
hlm.157.
31
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 93.
32
Moleong, Metodologi Penelitian, hlm.158.
33
Kartono, PengantarMetode Research (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1996), hlm. 157.
14

tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.


Observasi tidak langsung artinya peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-
orang atau sember data yang diamati sehingga hasilnya tidak begitu mendalam dan
tidak sampai pada tingkat makna.34
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan yang hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh dari observasi. Ini digunakan
untuk mengetahui obyek secara langsung khususnya mengenai peran lingkungan
keluarga dalam motivasi belajar siswa di MI Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Wawancara
Wawancara menurut Denzin dalam Goetz dan Lecopte yang diikuti oleh Rochianti
merupakan pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap
dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Menurutnya
ada tiga macam wawancara yaitu pertama, wawancara baku dan terjadwal; kedua,
wawancara baku dan tidak terjadwal; dan ketiga, wawancara tidak baku.
Wawancara yang tidak terjadwal adalah bentuk lain dari yang terjadwal, hanya saja
urutannya yang berubah tergantung jawaban yang diberikan informasi. Namun
demikian, fleksibilitas dari pewawancara dianjurkan agar wawancara berlangsung wajar
dan repronsif. Wawancara yang tidak baku biasa disebut juga sebagai wawancara
pedoman atau interview guide, yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan umum dan
khusus yang diantisipasi pewawancara secara informasi dalam urutan dan kesempatan
yang tersedia.
Adapun informan yang akan diwawancarai adalah kepala madrasah, guru
ekstrakurikuler, siswa.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, rapat catatan harian, dan
sebagainya.35 Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data
karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan bahkan untuk meramalkan.
Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang sejarah berdirinya madrasah,
sarana dan prasarana. Guru, siswa, dan struktur organisasi MI Nurul Islam Candipuro
Lumajang.
Analisis Data
Setelah data-data yang  dibutuhkan telah terkumpul, maka tugas selanjutnya adalah
membaca dan menelaah data (menganalisa data). Analisis data ini merupakan kerja
penting dalam sebuah penelitian, karena hanya dengan melalui analisis data peneliti
dapat mendeskripsikan, mengambil kesimpulan. Data yang telah terkumpul
diklarifikasikan kemudian di analisis secara deskriptif kualitatif yang pada akhirnya di
tarik kesimpulan sebagai akhir proses penelitian ini.Analisis data ini dilakukan untuk
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi
yang bertujuan agar peneliti mampu memahami makna dibalik realitas obyek penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisa data kualitatif deskriptif karena data yang
terkumpul bukan berupa angka-angka tetapi banyak berupa kata-kata atau gambaran.
Karena itu peneliti melakukan data dengan beberapa cara yaitu:
Reduksi Data

34
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm.145
35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm.158.
15

Pada proses reduksi data, peneliti menyederhanakan dan mentransformasi data ‘kasar’
yang mucul di lapangan dengan melalui beberapa tahap yaitu membuat ringkasan,
mengkode, menulis tema, membuat patris, membuat memo.
Penyajian Data
Peneliti menyusun dan menyajikan data yang di peroleh di lapangan kemudian
melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan
Pada verifikasi data, peneliti menarik kesimpulan dari penelitiannya yaitu makna-makna
yang muncul dari data yang lurus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya
yang merupakan validitas dari data tersebut. 36
Adapun tujuan dari analisis data ini adalah untuk menvalidkan data-data yang sudah
masuk sehingga sesuai dengan yang diharapkan dan berkenaan dengan peran tentang
peran lingkungan keluarga dalam meningkatkan motivasi belajar siswa MI Nurul Islam
Candipuro Lumajang
Keabsahan Data
Supaya data yang sudah didapatkan dapat terjamin validitasnya (keabsahan), maka
peneliti menempuh jalur pemerikasaan data dengan memilih beberapa teknik seperti
berikut:37
Perpanjangan Keikutsertaan artinya sebagaimana yang dikemukakan, peneliti dalam
penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat
menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan
dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar
penelitian.
Ketekunan pengamatan artinya mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai
cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan. Mencari suatu usaha membatasi
berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Triangulasi artinya teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya.
Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan peneliti terdapat 3 tahapan, yaitu:
Tahap Pra Lapangan
Dalam tahap pra lapangan, peneliti melakukan survei ke MI Nurul Islam Candipuro
Lumajang untuk mendapatkan data tentang gambaran umum lokasi penelitian dan
untuk menemukan langkah-langkah penyusunan penelitian.
Tahap Kegiatan Lapangan
Tahap kegiatan lapangan ini difokuskan pada hal-hal yang ingin diteliti, dalam hal ini
peneliti menfokuskan pada peran guru tentang peran lingkungan keluarga dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa MI Nurul Islam Candipuro Lumajang
Tahap Analisis Data

36
Hubermen, A. Michael dan Matehew, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 1992), 16.
37
Moleong, Metodologi Penelitian, 327-330.
16

Tahap analisis data  adalah pengecekan data dari informasi, subyek studi maupun
dokumen untuk membuktikan keabsahan data yang telah diperoleh, untuk
penyederhanaan data serta untuk perbaikan data baik dari segi bahasa atau sistematika.
BAB IV
PENYAJIAN DATA

Gambaran Obyek Penelitian


Profil singkat Nurul Islam Candipuro Lumajang
Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Kecamatan Candipuro
Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, di dirikan pada Tahun 1964 di dirikan di
rumah warga masyarakat Candipuro yang terjadi hanya dua kelas saja lantas tokoh
masyarakat ada yang mewakafkan tanah milik H. Ismail yang lantas didirikan madrasah
yang beratap bamb, lantas usaha wali murid dan dukungan masyarakat dan tokoh ketika
itu kepala sekolahnya bernama Bapak Bahrudin dan gurupun hanya 2. Kemudian
dilanjutkan dengan Bapak Imam Mawardi.
Semakin bertambahnya murid semakin banyak pula prestasi yang diraih oleh siswa MI
Nurul Islam Candipuro. Pada tahun 2005 H. Imam Mawardi digantikan oleh Ibu Dra. H.
Lilik Ruqoiyah saat ini madrasah semakin maju, unggul dalam meraih prestasi, bangunan
pun semakin megah dengan adanya dukungan wali murid dan masyarakat Candipuro.
Setelah Ibu Lilik menjabat kemudian digantikan oleh Ibu Jamilatun Humila, S.Pd sampai
sekarang.
Letak Gografis MI Nurul Islam Candipuro.
MI Nurul Islam Candipuro terletak dikawasan Lumajang bagian barat tepatnya di desa
Candipuro Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang yang merupakan daerah
pedalaman dengan jumlah penduduk sekitar + 13.000 jiwa. Hal ini pula yang kemudian
mendorong tumbuh dan berkembangnya berbagai lembaga pendidikan didesa tersebut,
salah satunya adalah MI Nurul Islam Candipuro sebagai lembaga pendidikan tertua yang
ada di desa tersebut.
Batas-batas MI Nurul Islam Candipuro adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat : berbatasan dengan rumah penduduk
Sebelah Timur : berbatasan dengan rumah penduduk
Sebelah Selatan : berbatasan dengan jalan dusun panggung Lombok
Sebelah Utara : berbatasan dengan rumah penduduk
Sebagai salah satu lembaga pendidikan formal tertua yang berada desa Candipuro. MI
Nurul Islam Candipuro seringkali menjadi acuan khususnya bagi masyarakat sekitar
untuk mendidik putra-putri mereka. Maka dari itu MI Nurul Islam Candipurodari hari ke
hari terus berkembang.
Visi dan Misi MI Nurul Islam Candipuro
Visi MI Nurul Islam Candipuro
“Teladan dalam IMTAQ, terdepan dalam IPTEQ dan berprestasi”
Misi MI Nurul Islam Candipuro
Membekali siswa untuk mampu memliki kemantapan aqidah kedalaman agama dan
akhlak yang mulia.
Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi terkini yang memadai sesuai dengan
perkembangan jasmani dan rohani.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan intensif baik dalam
prestasi akademik dan non akademik
Mempraktekkan akhlaqul karimah alam aktivitas disekolahnya.

17
18

Data Madrasah
Adapun Profil MI Nurul Islam Candipuro Lumajang tahun pelajaran 2023/2024 adalah
sebagai berikut:
Nama Madrasah : MI Nurul Islam Candipuro
Alamat Madrasah : Candipuro
Desa : Candipuro
Kecamatan : Candipuro
Kabupaten : Lumajang
Provinsi : Jawa Timur
JenjangAkreditasi :B
Status : Swasta
Tahun Berdiri : 1964
Status Pemilikan Tanah : Waqaf
Status Bangunan : Sendiri
Luas Tanah : 580 m2
Struktur Organisasi MI Nurul Islam tahun pelajaran 2023/2024.
Struktur organisasi Madrasah merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki oleh
setiap lembaga pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar program-program
kerja lembaga pendidikan tersebut. Sebagaimana halnya lembaga lainnya, Nurul Islam
Candipuro Lumajang tahun pelajaran 2022-2023 mempunyai pola struktur organisasi
Madrasah
Adapun struktur organisasi MI Nurul Islam Candipuro Lumajang tahun pelajaran 2022-
2023 dapat dilihat berikut:
Tabel 4.1
Data Guru dan Karyawan MI Nurul Islam Candipuro Lumajang

Nama Jabatan
No.
1. Jamilatun Humila, S.Pd Kepala Sekolah
2. Suharto Komite sekolah
3. Zumrotul Vikria, S.Pd.I Sekretaris
4. Widodo Hartono S,Pd.I Bendahara
5. Zumrotul Vikria, S.Pd.I Guru Kelas 1
6. Yulia Rahma F. S.Pd.I Guru Kelas 2
7. Tutun Indah, S.Pd.I Guru Kelas 3
8. Widodo Hartono S,Pd.I Guru Kelas 4
9. Rohim Andik S,Pd.I Guru Kelas 5
10. Siti Hanifah S,Pd.I Guru Kelas 6
11. Tumini Penjaga

Kondisi Siswa Nurul Islam Candipuro Lumajang tahun pelajaran 2023/2024


Keadaan siswa keseluruhan pada tahun pelajaran 2022/2023, berjumlah 103
siswa, dimana terbagi menjadi beberapa tingkat yaitu:
Tabel 4.2
Keadaan siswa Nurul Islam Candipuro Lumajang
19

No Kelas L P Jumlah

1 I 18 14 32

2 II 23 19 42

3 III 26 11 37

4 IV 17 16 33

5 V 9 14 23

6 VI 10 7 14

Jumlah 45 58 184

Keadaan Sarana dan Prasana Nurul Islam Candipuro Lumajang tahun pelajaran
2023/2024
Sarana dan Prasarana merupakansuatu yang sangat penting bagi lembaga karena
kegiatan belajar mengajar tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa adanya sarana
dan prasarana yang baik. Keadaan sarana dan prasarana MI Nurul Islam Candipuro
sebagai berikut:

Tabel 4.3
Keadaan sarana dan prasarana MI Nurul Islam Candipuro

No Nama Ruang Jumlah Kondisi


1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Tata usaha 1 Baik
4 Ruang kelas 6 Baik
5 Ruang perpustakaan 1 Baik
6 Ruang Laboratorium Bahasa 1 Baik
7 Musholla 1 Baik
8 UKS 1 Baik
9 Koperasi 1 Baik
10 Gudang 1 Baik
11 Kamar Belakang (WC/KM) 2 Baik
12 Dapur 1 Baik

Penyajian Data Penelitian


Dalam penyajian dan analisis data ini akan dipaparkan data tentang peran lingkungan
keluarga dalam meningkatkan motivasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Candipuro Lumajang, sebagaimana berikut:
20

Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Madrasah


Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang tahun pelajaran 2022/2023.
Bentuk motivasi dari lingkungan keluarga sangatlah penting, karena
tanpa adanya dorongan keluarga anak tidak bisa meraih cita-cita untuk memenuhi
harapan orang tua. Sebagimana data yang diperoleh dari hasil penyataan Bapak Toni
Darwin selaku wali murid Ainun menyatakan bahwa:
“selama ini saya sebagai orang tua yang saya lakukan untuk memotivasi anak
yaitu dengan cara memberikan semangat supaya anak dapat meraih apa yang mereka
inginkan dan sesuai harapan orang tua. Tidak hanya itu disisi lain kami selaku orang tua
selalu mendampingi dan memantau anak dalam belajar serta memberi penjelasan
tentang pelajaran yang tadi disampaikan oleh guruny (mengulang kembali).” 38

Memberi semangat itu perlu karena jika tidak semangat maka konsentrasi terhadap
pelajaran akan terhambat dan anak susah memahami apa yang akan diajarkan oleh
gurunya, jika anak dari pertama sudah malas dan tidak bersemangat maka ilmu yang
disampaikan percuma karena sulit dicerna, oleh sebab itu guru harus bisa membuat
situasi belajar yang menyenangkan agar siswa jadi semangat dan pelajaran pun mudah
dipahami siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti mengadakan wawancara dengan orang tua
lainnya mengenai bentuk-bentuk motivasi yang dilakukan. Adapun hasil wawancara
Bapak Dikin sebagai berikut:
“Kalau saya mengeni bentuk motivasi yang saya beikan selama ini itu semua
dikarenakan rasa tanggung jawab saya sebagai orang tua untuk mendidik dan
membantu mewujudkan anak dalam meraih prestasi ataupun cita-citanya. Dengan
adanya rasa tanggung jawab itu saya termotivassi mengikutkan anak saya bimbingan
belajar agar pelajaran yang dirasa sulit bisa lebih mudah dipahami anak saya dengan
adanya bimbingan belajar.”39

Hal ini diperkuat oleh bapak Ahmad Nauval Handany selaku wali murid dari Zaihira,
inilah hasil wawancaranya:
“Saya sependapat dengan isti saya bahwa tanpa dukungan dari orang tua anak tidak
dapat meraih prestasi, mengikuti bimbingan belajar dari sekolah, kami sebagai orang tua
mewujudkan, memfasilitasi, dan memberikan motivasi agar keinginan anak kami bisa
tercapai.”40

Perhatian orang tua sangat penting apalagi dalam hal belajar harus bisa membimbing
dan mengarahkan anak kepada yang baik pula, oleh karena itu motivasi keluarga kepada
anak perlu untuk tercapainya harapan dari keluarga itu sendiri. Seperti yang
dikemukakan oleh Bapak Toni Darwin yaitu
“Bentuk motivasi yang kami beikan hanya memberi semangat dan juga motivasi agar
anak bisa bersaing disekolah untuk meraih prestasi, selain itu dengan mengikutkan anak
bimbingan belajar anak jadi lebih semangat dalam belajar karena bisa ketemu teman-
teman sebanyanya.”41

38
Wawancara wali murid Bapak Toni Darwin, tanggal 25 April 2023
39
Wawancara wali murid Bapak Dikin, tanggal 26 April 2023
40
Wawancara wali murid Bapak Nauval Handany, tanggal 27 April 2023
41
Wawancara wali murid Bapak Toni Darwin, tanggal 25 April 2023
21

Kita sebagai keluarga harus bisa membiasakan anak mandiri dan disiplin oleh karena itu
kegiatan setiap tiap hari di jadwal agar disiplin sesuai dnegan jadwal yang dibuat sendiri.
Dengan begitu anak tidak banyak waktu bermain ada kegiatan lainnya, bisa mengatur
waktu kapan belajar kapan waktu bermain. Sesuai dengan pernyataan Bapak Dikin
selaku wali murid dari Oka menyatakan bahwa:
“Yang saya tekankan kepada anak saya agar lebih disiplin mengatur waktu dalam belajar,
hanya dengan cara mengikutkan anak ke bimbingan belajar agar anak tidak banyak
main, wwasan anak jadi lebih luas tentang pelajaran dan dengan ikut bimbingan belajar
anak saya jadi terpacu mendapat nilai bgus dan memuaskan ketika disekolah.” 42

Bimbingan belajar untuk anak zaman sekaran ini sangat diperlukan apalagi pendidikan
sekarang lebih diutamakan oleh pemerintah agar anak tidak putus sekolah karena anak
adalah generai penerus bangsa. Semua guru dituntut minimal pendidikan sarjana agar
siswa yang di didik mempunyai wawasan yang luas tentang pendidikan. Seperti yang
dikemukakan oleh Wali kelas III Ibu Tutun Indah, S.Pd yakni:
“Dari sekian bentuk motivasi yang saya berikan belum cukup untuk membuat anak saya
mendapat nilai yang maksimal di sekolahnya, dengan begitu saya saya mensiasati untuk
mengikutkan anak saya bimbingan belajar agar bisa lebih maju karena kalau hanya di
sekolah masih belum bisa menentukan apalagi kurikulum sekarang Kurikulum Merdeka
kalau tidak di imbangi dengan bimbingan belajar maka anak saya akan ketinggalan tidak
bisa mengikuti secara maksismal.”43

Kurangnya pehatiam juga bisa membuat anak merasa terbebani karena tidak dekat
antara orang tua dengan anaknya, apalgai kalau otang tua jarang dirumah sibuk bekeja,
maka masa depan anak bisa terancam, jika tidak bisa mendampingi atau mengawasi
anak dalam belajar maka paling iak anak di ikutkan bimbingan belajar agar lebih
maksimal hasilnya. Hal ini sesuai dengan dipaparkan oleh orang tua siswa Bapak Riyan
Hermawan dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“Tekadang bentuk motivasi yang saya beikan belum maksimal karena saya jarang
dirumah saya sibuk bekerja jadi tidak bisa mengawasi anak secara maksimal maka dari
itu saya mengikutkan anak saya bimbingan belajar supaya anak saya bisa mengikui dan
memahami setiap pelajaran yang diberikan oleh oleh guru disekolahnya.” 44

Berbagai pemaparan diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwasanya bentuk-


bentuk motivasi keluarga sangat dibutuhkan oleh anak agar anak bisa merasa nyaman
dan percaya diri jika tiap keingingananya didukung ooleh orang tua dengan dukungan itu
siswa jadi lebih semangat dalam belajar, apalagi keluarga memotivasi untuk mengikuti
bimbingan belajar itu pnting dengan mengukyti anak jadi bertambah wawasannya, jadi
lebih semangat belajarnya, semangat meraih prestasinya.
Anak sebagai individu yang unik dalam melaksanakan proses pembelajaran hendaknya
para keluarga harus mengetahui tahap pekembangan anak yang memacu
perkembangan potensi dan minat setiap anak melalui penyediaan lingkungan belajar
yang kondusif yaitu dengan cara:

42
Wawancara wali murid Bapak Dikin, tanggal 26 April 2023
43
Wawancara wali murid Ibu Tutun Indah, tanggal 24 April 2023
44
Wawancara wali murid Bapak Riyan Hermawan, tanggal 26 April 2023
22

Memberikan semangat atau mendukung apa yang menjadi cita-cita anak.


Memfasilitasi belajar anak agar lebih tekun belajar dan semangat untuk meraih prestasi
di sekolahnya.
Meningkatkan kualitas dengan cara:
Memberi informasi yang bermutu, apa yang diberikan kepada anak mulai dengan cara
makan, berpakaian, berbicara, beibadah, bersikap atau bersopan santun dengan orang
yang lebih tua, sikap belajar, kesenangannya untuk membaca, bermain dan lain-lain.
Memberi kesempatan ikut pendidikan tambahan, istilahnya les atau kursus. Terkadang
pendidikan tambahan memang diperlukan. Pendidikan tambahan tersebut dapat
diberikan dalam khusus anak kurang dapat mengerti pelajaran yang diberikan di sekolah.
Merangsang anak senang belajar, sejak kecil anak sudah harus ditanamkan pemahaman
tentang belajar.
Mengikutkan anak bimbingan belajar agar anak tidak merasa bosan, agar ada suasana
baru dalam belajar.
Memantau dan memperhatikan sikap dan pegaulan anak. Sebagai orang tua harus selalu
memantau sikap maupun pergaulan agar perkembangan anak tumbuh lebih baik sesuai
harapan orang tua.
Bentuk motivasi khususnya dari keluarga sangatlah penting, karena tanpa adanya
dorongan dari keluarga anak tidak bisa meraih cita-citanya untuk memenuhi harapan
orang tua. Sebagaimana data yang diperoleh peneliti dari semua orang tua yang anaknya
mengikuti kegiatan bimbingan belajar.
Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Adapun faktor yang dapat mempengaruh para keluarga untuk memotivasi
anaknya dalam belajar yaitu:
Faktor pendukung
Kemampuan keluarga untuk membimbing anaknya sendiri.
Keluarga adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua dalah guru guru
agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak. Orang tua adalah orang yang pertama kali
mengajarkan anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Keluarga merupakan tempat mendidik rasa sosial yang paling berpengaruh. Melalui
hubungan keluarga dan terutama hubungan dengan orang tua, anak belajar
menyesuaikan diri dengan kelompok, adat tradisi, dan belajar pula bekerja sama dengan
orang lain.45
Orang tua khususnya Ibu bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya jika seorang ibu
mampu mengarahkan, membimbing dan mengembangkan firah dan potensi anak secara
maksimal pada tahun-tahun pertama kelahiran anak, dimana anak belum di sentuh oleh
lingkungan lain.
Sesuatu yang ditanamkan dan dibiasakan oleh orang tu ebagai dasar karakter anak
itulah yang kelihatan dalam diri anak pada tahap berikutnya. Tugas guru adalah
membantu orang tua untuk membimbing dan mengembangkan potensi anak agar lebih
terarah.46
Tuntutan Kurikulum
Pada tahun 2023 saat ini menngunakan Kurikulum Merdeka. Maka untuk memenuhi

45
Imam Musbikin, Mengapa Anakku Malas Belajar yaa,,,? (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm.
111
46
Ibid,. hlm. 115
23

kuikulum tersebut tidak hanya belajar sendiri harus didukung berbagai macam tugas dan
beberapa latihan sehingga bisa memenuhi target kurikulum yang ditentukan. Oleh
karena itu anak harus mempunyai satu kemampuan yang lebih untuk menstandartkan
kmampuan itu tentu diberi beberapa tambahan pelajaran diluar waktu jam pelajaran
khususnya bagi anak-anak yang kemampuanya dibawah standart.
Keteladanan seorang guru memiliki peran penting dalam kehidupan anak karena dapat
memperkuat pengetahuan anak dan akhlak anak yang baik.

Faktor penghambat
Kurangnya SDM Keluarga
Di MI Nuul Islam Candipuro ini para orang tua mengikutkan anaknya untuk bmbingan
belajar karea mayoritas SDM orag tua menengah ke bawah, sehingga tidak mampu
membimbing anaknya secara maksimal untuk belajar, sebagaimana yang dipaparkan
oleh Ibu Armawati dari anak yang bernama Ainun dengan hasil wawancara sebagai
berikut:
“memang saya tidak mampu membimbing anak saya dalam belajar karena keterbatasan
kemampuan saya. Sehingga untuk mensiasati hal itu saya mengikutkan anak saya
bimbingan belajar agar bisa mampu sesuai dengan teman-temannya.” 47

Kesibukan Keluarga
Orang tua kerja jadi tidak sempat dan tidak punya banyak waktu untuk mendampingi
anak adalam belajar. Sehingga perhatin orang tua kurang maksimal terhadap anaknya.
Sebagaimana dituturkan bu Solo Hati selaku nenek dari cucu bernama Alfia dengan hasil
wawancara sebagai berikut:
“Saya sebagai nenek terus terang sangat tidak mampu membimbing cucu dalam belajar,
oleh sebab itu saya menyarankan kepada ibuny agar anaknya di ikutkan bimbingan
belajar supaya bisa mengikuti pelajaran dengan baik.” 48

Kemampuan Anak
Di dalam pendidikan IQ merupakan faktor pendidikan yang sangat fundamental oleh
karena itu untuk menghadapi IQ anak yang kurang tentu butuh satu kecermatan dan
ketelatenan untuk membimbing belajar dan membutuhkan waktu ekstra khusus yang
cukup. Sebagaimana dipaparkan oleh Ibu Armawati selaku orang tua Ainun dengan hasil
wawancara sebagai berikut:
“Sesuai dengan kondisi kemampuan anak saya maka kami sebagai orang tua punya
inisiatif untuk mengikutkan bimbingan belajar agar mampu mengikuti pelajaran di
sekolahnya dan mendorong untuk semangat belajar dirumah manpun disekolah.” 49

Kemauan Anak
Setiap anak pasti mempunyai kemampuan atau kecerdasan yang berbeda sesuai dengan
pembawaan masing-masing anak. Kemauan anak itu merupakan faktor yang mendorong
anak untuk semangat belajar serta mempunyai cita-cita yang lebih tinggi dari yang lain
misal ingin menjadi juara pertama, sebagimana yang dipaparkan anak benama Zaihira
dengan hasil wawancara sebagai berikut:

47
Wawancara wali murid Ibu Armawati, tanggal 25 April 2023
48
Wawancara wali murid Ibu Solo Hati, tanggal 29 April 2023
49
Wawancara wali murid Ibu Armawati, tanggal 25 April 2023
24

“Saya mengikuti bimbingan belajar karena saya ingin menjadi juara kelas dengan
mengikuti bimbingan belajar saya meraih juara 1 dikelas mulai dari kelas 1 sampai kelas
3.”50

Pembahasan Temuan
Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Anak ibarat kertas putih bersih, tinggal lngkunganya yang akan menggores kepribadian
anak tersebut akan menjadi apa nantinya. Dengan kata lain, pada masa ini pula menjadi
masa yang kritis dan strategis. Dikatakan masa kritis karena jika terjadi salah dalam pola
asuhnya, makan anak tidak memperoleh stimulan dan perlakuan yang tepat sehingga
perkembangan anak pada masa selanjutnya akan mengalami gangguan. Namun,
dikatakan strategis karena pada masa ini anak memperoleh stimulun dan pembelajaran
yang memungkinkan anak dikondisikan untuk memperoleh keberhasilan dalam
kehidupannya.
Dengan demikian jelas bahwa bimibingan belajar dan pendidikan adalah suatu
kebutuhan yang sangat penting bagi anak maupun orang tua itu sendiri. Bentuk motivasi
khususnya dari orang tua sangatlah penting, karena tanpa adanya dorongan dari orang
tua anak tidak akan biasa meraih cita-cita untuk memenuhi harapan orang tua.
Sebagaimana data yang diperoleh peneliti dari semua orang tua yang anaknya mengikuti
kegiatan bimbingan belajar dari hasil.
Memberikan semangat atau mendukung apa yang menjadi cita-cita anak.
Menfasilitasi belajar anak agar anak lebih tekun belajar dan semangat untuk meraih
prestasi disekolah.
Meningkatkan kualitas belajar.
Mengikutkan anak bimbingan belajar.
Memantau anak dan pergaulan anak sehari-hari.
Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Faktor pendukung
Adapun yang menjadi faktor intern bimbingan belajar adalah anak jadi kurang
mendapatkan perhatian orang tua karena kesibukan untuk mengikuti bimbingan belajar,
disisi lain anak akan merasa terfosir jadi kurang istirahat dan anak sudah malas tidak
akan ada kemauan lagi untuk belajar.
Faktor penghambat
Adapun faktor penghambat dari bimbingan belajar adalah anak mempunyai kemampuan
yang bisa diasah dan dikembangkan oleh karena itu seorang guru hendaknya dapat
dijadikan teladan atau contoh dalam bidang pelajaran. Figure seorang guru sangat
penting untuk mendidik anak menjadi lebih baik sesuai harapan orang tua. Jadi yang
mendukung terlaksanakanya bimbingan belajar adalah karena harapan dari orang tua
supaya anak menjadi cerdas dan tercapai cita-citanya, selain itu karena orang tua
kebanyakan memiliki SDM dibawah standar sehingga tidak mampu membimbing
anaknya secara maksimal untuk belajar.
Dengan mengikuti kegiatan bimbingan belajar anak jadi lebih semangat dan percaya diri
untuk meraih sebuah prestasi, anak jadi berwawasan luas dan mempunyai banyak
teman sehingga anak jadi lebih giat dan fokus untuk belajar. Faktor penghambat
50
Wawancara murid Zaihira, tanggal 25 April 2023
25

bimbingan merupakan belajar tidak cukup hanya dari orang tua tetapi juga guru, guru
merupakan faktor pendukung utama dalam pembelajaran utama dalam pembelajaran,
ha ini dikarenakan guru menjadi uswah hasanah bagi anak didiknya. Oleh karena itu
pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam.
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Memberikan semangat atau mendukung apa yang menjadi cita-cita anak.
Menfasilitasi belajar anak agar anak lebih tekun belajar dan semangat untuk meraih
prestasi di sekolahnya.
Meningkatkan kualitas belajar.
Mengikutkan anak bimbingan belajar.
Memantau anak dan pergaulan anak sehari-hari
Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Candipuro Lumajang.
Faktor pendukung: kemampuan orang tua membimbing anaknya, tuntutan kurikulum.
Faktor penghambat: kurangnya SDM, kesibukan orang tua, kemampuan anak, kemauan
anak.

Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran kepada beberapa pihak di
antaranya sebagai berikut:
Keluarga
Sebagai orang tua harus lebih memotivasi anaknya dan memberikan dukungan penuh
baik meterial maupun moril anak. Dan memantau anak setiap harinya walaupun sibuk
bekerja setidaknya ada waktu buat anak.
Guru
Sebagai guru harus lebih memusatkan siswa ke bimbingan untuk lebih memahami siswa
dalam pelajaran dan lebih menguasai pelajaran. Dan guru sebagai pengganti orang tua di
sekolah harus memberikan motivasi siswa dengan semangat yang tinggi untuk meraih
cita-citanya.
Siswa
Lebih tekun, semangat dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti belajar mengajar,
selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Serta mampu memanfaatkan
segala fasilitas yang ada disekolah. Selalu menjadi siswa yang aktif dan kritis terhadap
suatu ilmu yang diberikan oleh guru dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap ilmu yang disampaikan.

26
27

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sadirman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ahmad Saebani, Beni. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Amir Hadi dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Ardhana, Wayan. 1985. Pokok-pokok Jiwa Umum. Surabaya:Usaha Nasional
Arifin. 1991. FilsafatPendidikan Islam. Jakarta: BumiAksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana
Hasbullah. 2017. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta, Rajawali Press
Hubermen, A. Michael dan Matehew. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Indrakusuma, Amir Daien. 1973 Pengantar Ilmu P endidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
J. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
J. Moleong, Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Kartono. 1996. PengantarMetode Research. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Kcok, Heinz. 1991. Saya Guru Yang Baik. Yogyakarta:Kanisius
L, Crow, dkk. 1989. Psychology Pendidikan. Yogyakarta: Nurcahaya
Mas’ud, Hasan, Abdul Qohar. 1998. Kamus Ilmiah Populer. Bintang Pelajar
Muhajir, Moeni. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Raka Serasih
Mulyadi. 1991. Psikologi Pendidikan, (Malang:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel.
Musbikin, Imam. 2009. Mengapa Anakku Malas Belajar yaa,,,?. Jogjakarta: Diva Press
Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Galia Indonesia
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola
Sardiman. A. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali Pers.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
Bandung: Al-Fabeta
Suryabrata, Suryadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali Press
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Tabrani Rusyan, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV.Remaja
Rosdakarya
Tadjab MA. 1994. Ilmu Pendidikan. Surabaya:Karya Abditama
Uno, Hamzah. 2019. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara: Jakarta
Wawancara murid Zaihira, tanggal 25 April 2023
Wawancara wali murid Bapak Dikin, tanggal 26 April 2023
Wawancara wali murid Bapak Dikin, tanggal 26 April 2023
Wawancara wali murid Bapak Nauval Handany, tanggal 27 April 2023
Wawancara wali murid Bapak Riyan Hermawan, tanggal 26 April 2023
Wawancara wali murid Bapak Toni Darwin, tanggal 25 April 2023
Wawancara wali murid Bapak Toni Darwin, tanggal 25 April 2023
Wawancara wali murid Ibu Armawati, tanggal 25 April 2023
Wawancara wali murid Ibu Armawati, tanggal 25 April 2023
28

Wawancara wali murid Ibu Solo Hati, tanggal 29 April 2023


Wawancara wali murid Ibu Tutun Indah, tanggal 24 April 2023

Anda mungkin juga menyukai