PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
kemajuan. Akan tetapi di zaman yang semakin transparan ini, bukan saja
seharusnya perilaku semakin baik, sopan santun yang tinggi serta tata krama
yang sesuai dengan etika dan estetika tertentu. Kondisi ini akan menunjukana
1
2
baik.
“Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang
pendidikannya”.1
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu
pengetahuan. Maka hadirlah pihak kedua setelah orang tua dan keluarga yang
paling banyak berinteraksi dengan murid adalah seorang guru. Oleh karena
antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni
lembaga yang paling penting dalam proses sosialisasi anak, karena keluarga
1
Abdul mujib dan jusuf mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,( jakarta: kencana Prenada
Media Group, 2006), hlm. 88
2
Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2015), hlm. 167
3
lingkungan itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling
mengenal. Dengan adanya kerja sama itu, orang tua akan dapat memperoleh
buruk, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, rendahnya
remaja sering kali memiliki jiwa yang sensitif, yang pada akhirnya tidak
sedikit para remaja pada masa pubertas yang terjerumus kehal-hal yang
bertentangan dengan nilai-nilai moral, norma agama, norma sosial dan norma
tidak pantas.
antara lain: memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ketentuan sekolah,
3
M. Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 126
4
Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 13
4
sekolah, dan dalam belajar siswa sering melamun, pada masa inilah sangat
Tsanawiyah Miftahul Huda Ngeni penulis lihat saat ini guru Pendidikan
mengontrol shalat berjamaah para siswa agar para siswa bisa lebih patuh dan
Dan dari permasalan yang sudah dijelaskan seperti diatas penulis terdorong
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
Blitar.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
masalah pendidikan.
2. Bagi Lembaga
E. Penegasan Istilah
juga sebagai penjelasan secara redaksional agar mudah dipahami dan diterima
oleh akal sehingga tidak terjadi kerancuan antara judul dengan pembahasan
dalam skripsi ini, definisi operasional ini merupakan suatu bentuk kerangka
pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan yang ada
menggunakan istilah moral atau akhlak. Hal itu karena akhlak sangat
5
Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1991), hlm. 681
6
Peraturan Pemerintah RI, No. 74 tahun 2008, tentang guru, pasal. 1
7
Kemas Badarudin, Filsafat Pendidikan Islam, (Bengkulu: Pustaka Pelajar Offset, 2006),
hlm. 38
8
Dalam konteks hubungan ini jika diambil ajaran agama, maka moral
F. Sistematika Pembahasan
“Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan budi pekerti siswa
budi pekerti, (2) Dasar budi pekerti, (3) Karakteristik budi pekerti islami, (4)
Tujuan budi pekerti (5) Macam-macam budi pekerti (6) Pentingnya budi
8
Arif Rohman, Memahami pendidikan & ilmu pendidikan, (Yogyakarta: Laksbang
Mediatama Yogyakarta, 2008), hlm. 106
9
Pengertian Siswa, (2) Kebutuhan Siswa. Ketiga, kajian tentang perilaku yang
Pengertian guru, (2) Pengertian upaya guru, (3) Syarat–syarat guru, (4) Kode
tentang rancangan penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian
data penelitian yang terdiri dari : deskripsi data, paparan data dan temuan data
Blitar, (2) Upaya guru pendidikan agama islam dalam peningkatan budi
hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dan peneliti juga
akan memberikan saran guna mencapai hasil penelitian yang lebih baik