Anda di halaman 1dari 10

1

MAKALAH

KONSEP-KONSEP PENTING PSIKOLOGI DALAM BIDANG

PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:HIMSONADI M.Pd

Kelompok 9 :

1.HIDAYATUL KIRANA
2.HELMIA SAFITRI
3.FITRIA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW PANCOR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh melalui

pendidikan informal, formal, dan non formal. Pendidikan informal adalah

pendidikan yang diperoleh seseorang dengan sadar maupun tidak sadar yang

berlangsung dalam keluarga, pergaulan dan masyarakat. Pendidikan formal

adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur dan berlangsung dalam

sekolah. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara

tertentu dan sadar melalui lembaga pelatihan.

Pendidikan akan berlangsung seumur hidup yang dilaksanakan didalam

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Tripusat pendidikan merupakan

tiga unsur penting yang sangat berperan dalam pendidikan dan menjadi pusat

kegiatan pendidikan. Ketiga unsur tersebut antara lain keluarga, sekolah dan

masyarakat. Seperti yang dikatakan juga oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan


3

berlangsung didalam lembaga sekolah, keluarga dan masyarakat. Keluarga

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan

seorang anak setelah sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan utama, Karena dalam keluargalah anak pertama kali

didik dan diajar serta dalam keluargalah banyak waktu yang tersedia untuk

mengembangkan dan membimbing kemampuan serta pengetahuan anak.1

Ki Hajar Dewantoro, menyatakan bahwa keluarga adalah tempat sebaik-

baiknya untuk melakukan pendidikan, keluarga adalah tempat pendidikan

yang dapat membentuk pribadi yang utuh, tidak saja pada masa kanak-kanak

tetapi juga pada masa remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai

penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Menurut Kartini

Kartono, salah satu kewajiban orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah

mendidik anak-anaknya, jadi tugas orang tua tidak hanya sekedar menjadi

perantara adanya makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan

mendidiknya agar menjadi makhluk yang dewasa.

Zakiah Daradjat menegaskan bahwa orang tua merupakan lembaga

pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah

anak pertama kali menerima pendidikan. Dengan demikian pondasi

pendidikan pertama kali ditanamkan dalam lingkungan keluarga. “Pendidikan

berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah

tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah”. Oleh karena itu,

1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta,
2010, h. 22
4

harus ada kerjasama yang baik antara orang tua dan sekolah. Setidaknya orang

tua berperan sebagai motivator bagi anak dalam kegiatan belajar di sekolah.

Dengan begitu anak akan merasa ada perhatian dari orang tuanya sehingga ia

merasa ada dorongan untuk belajar dengan baik.2

Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung

dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada

gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga kegiatan

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai. Motivasi belajar merupakan

faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah

dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.

Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar.3

Sehubungan dengan halu tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu

mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak

akan timbul perbuatan seperti belajar. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Sebagai penggerak,

besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan. Pernyataan ini menyiratkan bahwa motivasi sangat diperlukan bagi

2
Zakiah Daradjat, Dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 35
3
Sardiman, Op. Cit., h. 75
5

seorang siswa. Kurangnya motivasi dalam belajar bisa mengakibatkan

menurunnya prestasi belajar siswa.4

Thamrin Nasution dan Nurhalijah mengatakan: “latar belakang

pendidikan orang tua merupakan masalah yang sangat prinsipil dan dominan

dalam usaha membentuk pribadi anak. Logikanya semakin tinggi tingkat

pendidikan orang tua semakin tinggi wawasannya akan arti pentingnya

pendidikan, sehingga mampu membimbing anak, sebaliknya orang tua yang

berpendidikan rendah semakin kurangnya kesadaran akan arti pentingnya

pendidikan”. Perhatian yang diberikan orang tua merupakan salah satu faktor

yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Dengan pendidikan tinggi

inilah orang tua diharapkan mampu melaksanakan pendidikan terhadap

anaknya dan mampu menghadapi masalah yang dihadapi oleh diri sendiri,

keluarga dan masyarakat, sehingga orang tua dalam sebuah keluarga

diharapkan dapat mengenyam pendidikan tinggi sebagai bekal wawasan yang

akan menuntunnya dalam kedewasaan berfikir. Orang tua yang berpendidikan

tinggi lebih memahami akan arti penting pendidikan bagi anaknya. Hal ini

menyiratkan bahwa tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh orang tua

akan berpengaruh pada pola fikir, intelegensi, dan motivasi belajar anak.5

Dalam proses pendidikan peran orang tua diperlukan untuk

menumbuhkan dan memantapkan kemauan anak untuk benar-benar belajar

sampai anak mampu berkemauan sendiri. Memberi semangat kegairahan

kepada anak untuk menjelajahi dunia sekitar dengan penuh keberanian,

4
Ibid., h. 76
5
Ibid., h. 88
6

menumbuhkan kemauan percaya diri dan cara berkomunikasi dengan orang

lain seperti: guru, teman, dan orang-orang disekitarnya. Keadaan di atas

menunjukkan betapa besarnya peranan orang tua dalam memotivasi dan

mendidik anaknya untuk belajar.

Namun dalam kenyataannya masih banyak orangtua yang tidak mau

ambil pusing dan tidak memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan

motivasi belajar. Orangtua bahkan tidak perduli dengan prestasi anak-

anaknya, mereka sibuk dalam urusan masing-masing, hal ini tentu saja akan

memberikan pengaruh yang buruk terhadap prestasi belajar siswa.6

Ada juga persepsi yang menyatakan bahwa orang tua yang latar

belakang yang tinggi belum tentu ia mampu memberikan perhatian yang

penuh terhadap pendidikan anaknya, begitu sebaliknya ada orangtua yang latar

belakang pendidikan rendah tetapi sangat besar perhatiannya terhadap

pendidikan anaknya. Namun pada hakikatnya latar belakang orangtua sangat

mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran

dibangku sekolah.

Dari penjelasan di atas kita dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

orang tua sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Pengamatan

peneliti di Madrasah Ibtidaiyyah Hamzanwadi No.1 Pancor, diketahui bahwa

dengan pendidikan orang tuanya yang bagus akan bagus juga motivasi belajar

siswa. Tetapi siswa Madrasah Ibtidaiyyah Hamzanwadi No.1 Pancor dapat

dikatakan kurang motivasi belajarnya, hal ini terlihat dari gejala-gejala yang

timbul, yaitu: Siswa terlihat terlambat datang ke sekolah, siswa tidak


6
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakata:PT. Rineka Cipta,2001), hal.118
7

membawa peralatan belajar, seperti penggaris pada pelajaran matematika,

siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak menjawab

pertanyaan guru mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan minggu

sebelumnya, siswa lebih suka bermain daripada disuruh belajar, siswa terlihat

tidak ceria dalam pembelajaran, siswa lebih suka menonton dari pada

mengulang pelajaran (saat di rumah) dan siswa banyak bermain dari pada

belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meninjau lebih

jauh dan melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pendidikan Orang

Tua Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyyah

Hamzanwadi No.1 Pancor “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasrkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas muncul

beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pendidikan orang tua berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar

anak.

2. Kebiasaan orang tua di rumah berpengaruh pada prestasi belajar anak.

3. Upaya yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak dan memotivasi

belum maksimal.

C. Rumusan Masalah
8

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian ini, apakah ada pengaruh pendidikan orang tua terhadap

motivasi dan prestasi belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Hamzanwadi No.1

Pancor?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan

orang tua terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa di Madrasah Ibti

daiyah Hamzanwadi No.1 Pancor.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Memberikan ilmu pengetahuan terutama bagi kemajuan program

pendidikan pada siswa.

b. Dapat di gunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian

selanjutnya yang lebih mendalam.

c. Mendapatkan data dan fakta mengenai pengaruh orang tua terhadap

motivasi dan prestasi belajar siswa.

2. Manfaat secara Praktis

a. Untuk Siswa

1) Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga

prestasi belajarnya meningkat.

2) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang

diajarkan guru

b. Untuk Guru
9

1) Meningkatkan profisionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar.

2) Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan berbagai

metode mengajar.

c. Untuk Sekolah

1) Sebagai bahan pertimbangan terhadap peningkatan kinerja guru.

2) Sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan pengajaran

d. Untuk Peneliti

Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenal cara belajar

yang dapat menjadikan siswa lebih aktif dan interaktif.


10

Anda mungkin juga menyukai