PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang diberi kelebihan oleh Tuhan Yang Maha
Esa dengan suatu bentuk akal pikiran pada diri manusia, yang tidak dimiliki
makhluk Tuhan lainnya. Untuk mengolah akal pikirannya ini diperlukan suatu
potensi yang dimiliki seseorang. Selain itu peranan pendidikan juga merupakan
dalam kehidupannya.
dengan tingkatan jenjang pendidikan yang diikutinya. Dapat dikatakan bahwa jika
seseorang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka akan semakin tinggi pula
Nasional dijelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal
suasana belajar yang aktif sehingga dapat meningkatkan segala potensi yang ada
dalam diri siswa. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa dapat
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
mutu guru dan mutu siswa. Guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran
Seorang guru yang profesional tidak cukup hanya dengan menguasai materi
pelajaran saja, akan tetapi seorang guru harus mampu mengayomi, menjadi
contoh, dan selalu mendorong siswa untuk lebih baik dan maju. Selain faktor
guru, dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan juga tidak terlepas dari
faktor siswa karena siswa merupakan titik pusat proses pembelajaran. Oleh karena
belajar siswa.
sebuah kebanggaan. Siswa yang mendapatkan hasil belajar yang baik akan selalu
berusaha untuk menjaga dan meningkatkan hasil belajar yang telah diperolehnya.
Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil belajar yang baik bukanlah hal yang
mudah, karena keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor dan
berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang
belajar (internal) meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi,
dan cara belajar serta ada pula dari luar dirinya (eksternal) meliputi lingkungan
Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang belajar adalah
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai. Menurut Uno (2012:23) motivasi belajar dapat timbul
Sardiman (2012:75) peran yang khas dari motivasi adalah menumbuhkan gairah,
merasa senang, semangat, dan mempunyai banyak energi untuk belajar. Sehingga
dapat dikatakan bahwa motivasi inilah yang akan mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, apabila siswa belajar dengan
semangat untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Akan tetapi, jika siswa
belajar dengan motivasi rendah, maka akan belajar dengan perasaan malas dan
Hasil belajar yang rendah bukan hanya karena kemampuan siswa yang
seorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi gagal karena
kekurangan motivasi. Setiap siswa memiliki motivasi belajar yang berbeda, ada
yang tinggi dan rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar siswa harus selalu
disebabkan oleh pihak siswa, tetapi mungkin dari guru yang tidak berhasil
menumbuhkan motivasi pada siswa agar semangat belajar. Sehingga seorang guru
dituntut agar mampu berperan sebagai motivator yang sangat berperan penting
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa Mata pelajaran IPS
Materi pelajaran IPS yang cakupannya sangat luas dan terdiri dari
IPS adalah mata pelajaran yang sulit. Oleh karena itu, siswa menjadi tidak
semangat dan malas belajar, sehingga hasil belajar IPS yang diperoleh juga
pendahuluan yang dilakukan penulis di kelas VII SMP Negeri 1 wawonii timur
belajar siswa masih rendah. Hal ini dilihat dari siswa yang kurang memperhatikan
penjelasan guru, bicara dengan temannya, bermain dengan teman, tidak ikut aktif
dalam pembelajaran, dan duduk dengan posisi yang tidak benar, mengindikasikan
pelajaran IPS. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar. Faktor lain yang membuat motivasi belajar siswa rendah
metode yang bersifat monoton yaitu terpusat pada guru dan belum melibatkan
siswa Sedangkan, saat proses pembelajaran yang lain seperti mata pelajaran IPA
siswa terlihat lebih semangat, walaupun terkadang masih ada siswa yang
berbicara dengan temannya. Hal ini menunjukkan bahwa belum adanya kegiatan
wawonii timur kabupaten konkep, mengatakan bahwa materi IPS yang banyak
dan menuntut siswa untuk dapat menghafal. Akan tetapi, siswa tidak senang
membaca, sehingga tidak dapat menghafal materi IPS. Hal ini, tampak dari siswa
menyelesaikan tugas dari guru, dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Hal ini
menunjukkan belum adanya hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil. Selain itu,
minimnya media yang ada di SMP Negeri 1 wawonii timur kabupaten konkep
membuat siswa sulit memahami materi pelajaran IPS. Jumlah media IPS yang ada
seperti gambar dan peta masih sedikit. Kondisi yang sama juga terjadi pada proses
pembelajaran yang lain. Akan tetapi, siswa terlihat lebih semangat dan aktif
seperti pada mata pelajaran IPA. Hal itu, karena siswa dapat terlibat langsung saat
menjadi indikasi motivasi belajar yang rendah adalah faktor yang membuat hasil
belajar IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 wawonii timur kabupaten konkep
masih rendah. Ditambah dengan bukti dari nilai ujian mid semester ganjil pada
belajar pada mata pelajaran IPS tergolong rendah, karena siswa yang memperoleh
nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan skor hanya sebanyak
30 siswa dari 90 siswa atau sebanyak 33,3 artinya hanya sebesar 33,3 yang dapat
mencapai daya serap materi pelajaran, sedangkan 66,7 atau sebanyak 60 siswa
belum mencapai daya serap minimal. Dari permasalahan dan hasil pemikiran yang
mengenai Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1wawonii timur kabupaten konkep Tahun Pelajaran
2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan yang
signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas VII
C. Tujuan Penelitian
antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri
D. Manfaat penelitian
1. Secara teoritis
Guru Sekolah Dasar yang nantinya setelah menjadi guru dapat membantu
2. Secara praktis
meningkatkan hasil
belajarnya di sekolah.
belajar dengan hasil belajar IPS siswa sehingga guru dapat memberikan
bantuan dan menumbuhkan motivasi belajar siswa, terutama kepada siswa
meningkat.
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah ilmu kehidupan yang dilakukan oleh setiap manusia yang
ingin mengetahui atau melakukan sesuatu yang baru. Dengan kata lain, belajar
adalah proses setiap orang melakukan perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku sebagai hasil dari pengalaman serta latihan yang dilakukan secara terus-
menerus.
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
perkembangan pribadi seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan
merupakan suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam
perubahan tingkah laku, perubahan tersebut diantaranya meliputi aspek kognitif,
2. Hasil Belajar
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:4) hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar
pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari belajar. Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi
dalam Susanto (2013:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut
mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar. Menurut Dalyono (2012:55)
berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu: berasal dari dalam diri orang yang
belajar (internal) meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi,
dan cara belajar serta ada pula dari luar dirinya (eksternal) meliputi lingkungan
belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu stimulus atau dorongan dari dalam maupun dari luar
motivasi berpangkal dari kata motif, yang dapat diartikan sebagai daya
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian suatu tujuan. Motivasi juga bisa berbentuk usaha-usaha yang dapat
motivasi adalah segala dorongan yang ada pada seseorang untuk melakukan
keberhasilan dalam proses belajar, karena tanpa adanya motivasi mustahil seorang
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
Motivasi yang ada dalam diri seorang siswa dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini sesuai dengan fungsi motivasi menurut Hanafiah dan
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa yang
dan memberi arah pada kegitan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara
motivasi belajar adalah daya penggerak atau dorongan internal maupun eksternal
pada seorang siswa untuk melakukan suatu perubahan dalam belajar guna
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti didasari oleh adanya motivasi, dan
motivasi telah bertalian dengan tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
Dengan demikian motivasi dapat memberiakan arah dari kegiatan yang harus
sebagai berikut:
oleh siswa, maka siswa dapat menyelesaikan tugas belajar dengan baik. Sehingga
dapat dikatakan bahwa motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,
bila tingkat motivasi belajar siswa baik, maka hasil belajar akan meningkat sesuai
dengan tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran, dan sebaliknya hasil
yaitu :
Motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi muncul dari dalam
Dari pendapat para ahli yang telah dipaparkan penulis menarik kesimpulan
pembelajaran. Jika tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Supaya
peranan motivasi lebih optimal, maka prinsipprinsip motivasi belajar tidak hanya
sesorang untuk belajar, motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman,
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
internal dan motivasi eksternal. Yang termasuk dalam motivasi internal siswa
dalam diri siswa dan motivasi dari luar diri siswa. Kedua bentuk motivasi tersebut
sebagian siswa aktif belajar bersama dan sebagian lagi dengan berbagai sikap dan
perilaku yang terlepas dari kegiatan belajar dikelas. Keadaan yang bertentangan
ini menggambarkan kondisi kelas yang kurang kondusif. Sebagai guru tidak boleh
tinggal diam menghadapi kondisi kelas yang seperti ini. Peranan motivasi baik
Sebagai guru hendaknya bisa menumbuhkan motivasi anak didik dengan cara
yang tepat. Sardiman (2012:92) menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang dapat
sekolah yaitu:
a. memberi angka, dalam hal ini angka sebagai simbol dari nilai kegiatan
pembelajaran;
b. hadiah;
salah satu bentuk motivasi yang sangat penting; (e) memberi ulangan,
siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan;
h. hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan dan ada maksud untuk
belajar;
minat;
j. tujuan yang diakui, siswa akan termotivasi untuk belajar jika mengetahui
upaya yang dapat dilakukan guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara
realistis.
didik yang mengalami keberhasilan dapat berupa pujian, angka yang baik,
dan sebagainya.
guru. Guru dituntut untuk dapat memberikan respon terhadap anak didik
yang pasif, tidak ikut serta dalam pembelajaran, anak didik yang gaduh
belajar.
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian IPS
siswa. Bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam IPS pada jenjang Sekolah Dasar
(SD) meliputi materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi yang diajarkan
secara terpadu.
sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan
bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan
ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta
sosial yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Melalui mata pelajaran IPS
siswa diarahkan menjadi warga Negara Indonesia yang baik dan diharapkan dapat
sebagai anggota masyarakat atau dapat juga dikatakan manusia dalam konteks
sosial. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, ruang lingkup IPS meliputi
Tujuan merupakan segala sesuatu atau keinginan yang hendak dicapai. Dalam
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa Mata
pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
lingkungannya,
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
kemanusiaan,
Menurut Hasan dalam Sapriya, dkk., (2006:5) tujuan pendidikan IPS dapat
pengembangan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa,
IPS di SD adalah untuk mengembangkan pribadi warga negara yang baik (good
maupunglobal.
pembelajaran IPS adalah untuk mendidik para siswa agar hasil belajar siswa
Selain itu melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan menjadi warga negara
yang relevan digunakan sebagai pembanding atau acuan dalam melakukan kajian
penelitian. Penelitian yang dijadikan pembanding atau acuan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
0,361
2. Heny D. Hubungan antara Hasil analisis korelasi
Koeswanti Motivasi Belajar menunjukkan bahwa
(2013) dengan Hasil Belajar koefisien korelasi
PKn Pada Siswa Kelas rxy : 0,752. Kesimpulan
VII SMP Negeri 1 dalam penelitian ini
Kranggan Temanggung adalah
ada hubungan yang
signifikan antara
motivasi
belajar dengan hasil
belajar
mata pelajaran PKn
pada
siswa kelas VII SMP
Negeri
C. Kerangka Pikir
peneliti dan memberikan penjelasan kepada orang lain, tentang hipotesis yang
belajar siswa dipengaruhi oleh faktor yang dari dalam diri orang yang belajar
(internal) serta ada pula yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Satu diantara
faktor internal tersebut adalah motivasi belajar. Motivasi belajar menurut Uno
(2012:23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator dari motivasi belajar
Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan dan kebutuhan
siswa yang belajar maka dikatakan bahwa siswa tersebut telah memiliki motivasi
belajar yang kuat. Dengan adanya motivasi belajar yang kuat, maka akan
untuk belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi inilah yang akan
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, apabila
siswa belajar dengan motivasi tinggi, maka akan belajar dengan sungguh-
sungguh, senang, dan semangat untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Akan
tetapi, jika siswa belajar dengan motivasi rendah, maka akan belajar dengan
perasaan malas dan tidak bersemangat, sehingga tujuan belajar yang dicapai
kurang maksimal.
antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa. Artinya semakin tinggi
motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi pula hasil belajar IPS siswa. Begitu
juga dengan sebaliknya semakin rendah motivasi belajar siswa, maka semakin
(Y)
METODE PENELITIAN
untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Desain penelitian ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel (X) motivasi belajar dan
variabel (Y) hasil belajar IPS. Hubungan antar variabel tersebut dapat
X Y
Keterangan:
X = Motivasi Belajar
XY
penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang
sama walaupun prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh
individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1wawonii timur kabupaten konkep
berpendapat bahwa apabila populasi kurang dari 100, maka sampel di ambil dari
pertimbangan pendapat ahli tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi. Jumlah populasi
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 wawonii timur kabupaten
konkep
NO Kelas JUMLAH
1 VII A 30 SISWA
2 VII B 30 SISWA
3 VII C 30 SISWA
JUMLAH 90 SISWA
Sumber: Tata Usaha SMP Negri 1 wawonii timur
1. Angket / Kuisioner
2. Tes
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
belajar siswa. Soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS siswa
Belanda dan Jepang. Tes ini berisi 20 pertanyaan yang berbentuk soal
memenuhi persyaratan yang baik. Instrumen yang baik dalam suatu penelitian
a. Uji Validitas
mendapatkan data valid atau tidak. Menurut Sugiyono (2012: 173) valid
()()
{2 ()2 }{2 ()2 }
Keterangan :
N : Jumlah sampel
Y : Skor total
maka alat ukur tersebut adalah tidak valid. Pengujian validitas ini
b. Uji Reliabilitas
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
croanbachs, yaitu:
11 =( ) (1 )
1
Keterangan:
11 : Reliabilitas instrumen
: Skor tiap tiap item
: Varians total
untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal
dengan model Alpha Cronbachs yang diukur berdasarkan skala alpha cronbachs
0 sampai 1.
a. Uji Validitas
sebagai berikut
()()
{ ()2 }{2 ()2 }
2
Keterangan :
Y : Skor total
=0,05 maka alat ukur tersebut adalah tidak valid. Pengujian validitas ini
keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami
bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain Rumus
dalam teknik analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara
motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa adalah dengan menggunakan
korelasi product moment dari Pearson yang merupakan salah satu teknik untuk
mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X dan
()()
{ 2 ()2 }{ 2 ()2 }
Keterangan:
N = jumlah responden
XY = total perkalian skor X dan Y
(Arikunto, 2006:213)
Untuk mencari koefisien rxy tersebut menggunakan bantuan program IBM SPSS
Statistics 20. Rumus selanjutnya adalah untuk mencari besar kecilnya kontribusi
KD = r2 x 100%
Keterangan:
Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis yang berfungsi untuk mencari makna
dikemukakan, maka bentuk pengujian hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri 1wawonii timur kabupaten konkep Tahun
Pelajaran 2015/2016.
hasil belajar IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 wawonii timur kabupaten
konkep
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.
Rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut:
rn2
=
Ir2
Keterangan:
= Nilai t
n = Jumlah Sampel
Dengan kriteria pengujian, jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
dan jika thitung < ttabel Ho diterima dan Ha ditolak, dimana dk = n-2 dengan
.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas
Y (hasil belajar IPS) sebesar 0,848 yang berarti korelasi tersebut positif.
3. Hasil lebih besar dari atau > 1,987, sehingga H0 ditolak dan Ha yang
hasil belajar IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri 1wawonii timur
B. Saran
karena tanpa adanya motivasi dari pihak guru dan sekolah maka minat siswa
dalam belajar akan kurang optimal dan akan berpengaruh terhadap hasil
belajarnya.
2. Bagi Siswa
untuk giat dalam belajar di sekolah maupun belajar di rumah, serta selalu
berupaya meningkatkan hasil belajarnya tidak hanya pada mata pelajaran IPS
Bagi peneliti lain atau berikutnya yang akan melakukan penelitian dibidang ini,
diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran, informasi dan masukan tentang
Abidin. 2014. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS di MI Taman
Aksara.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. JD. Hipotesis Cipta.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Belajar PKn pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kranggan Temanggung.
Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI
Pers.
Pers.
Aksara.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT Tarsiti: Bandung.
Aksara.
Jakarta: Depdiknas.
Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Wijaya, Niken R. 2013. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
UNJ.