Anda di halaman 1dari 30

1

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA


TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

“STATISTIK LANJUT”

OLEH:

DIAN SAPUTRI
A1A1 16 023

KOPEASI B

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang pokok dalam kehidupan

manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka

untuk mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang

mengembang tugas dari Sang Khalik untuk beribadah. Pendidikan merupakan

upaya terorganisir yang memiliki makana jika pendidikan dilakukan secara sadar

oleh manusia serta dengan dasar dan tujuan yang jelas, ada tahapan dan

kommitmen secara bersama-sama dalam proses pendidikan tersebut.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan

kinerja dan wawasan individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

Sekolah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara

formal, memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar. Dalam UU No. 20 tahun

2003 pasal 3, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi peserta

didik agar menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan

bertanggung jawab.

Berbicara masalah pendidikan maka tidak terlepas lembaga sekolah dimana

anak-anak dididik untuk menggali segala kemampuannya. Demi mendapatkan


3

kualitas sumberdaya manusia yang sempurna dan utuh sesuai dengan amanat dan

tujuan pendidikan nasional, tentu saja setiap manusia memiliki tangungjawab atas

kualitas hidupnya. Temasuk dalam hal ini adalah sekolah, untuk dapat

mengembangkan dan memiliki kualitas yang baik tentu saja membutuhkan

berbagai macam cara untuk mewujudkannya.

Masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran adalah adanya hasil

belajar yang kurang maksimal yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar merupakan

akibat dari proses belajar seseorang. Hasil belajar terkait dengan perubahan pada

diri orang yang belajar. Bentuk perubahan sebagai hasil dari belajar berupa

perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan

kecakapan. Perubahan dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil belajar

bersifat relatif menetap dan memiliki potensi untuk dapat berkembang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi atas faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam

individu. Faktor internal meliputi intelegensi, bakat, minat, motivasi, kesehatan

jasmani, dan gaya belajar. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari

luar individu. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan

hasil belajar siswa, yaitu motivasi belajar dan minat belajar.

Dalam proses belajar mengajar motivasi belajar sangat berpengaruh pada hasil

belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tingi akan memperoleh hasil belajar
4

yang lebih baik. Motivasi terbentuk karena adanya keinginan untuk melakukan

perubahan kearah yang positif.

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki dapat tercapai. Didalam kegiatan belajar motivasi merupakan faktor

yang sangat penting. Motivasi memberi dorongan yang menggerakkan seseorang

untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi merupakan pengarah untuk kegiatan

belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat tercapai. Ciri-ciri siswa

yang memiliki motivasi pada dirinya antara lain siswa tersebut tekun menghadapi

tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih mandiri, dapat mempertahankan

pendapatnya, senang dan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya

(Kiswoyowati, 2011: 123).

Motivasi belajar adalah suatu kekuatan dan dorongan yang mengaktifkan

karena dikondisikan oleh keadaan intrinsik dan ekstrinsik dalam dirinya yang

memampukannya bertindak sesuai dengan kemampuannya dalam memenuhi

kebutuhan yang ingin dicapai serta mengejar cita-cita yang diharapkan (Berangka,

2018: 33).

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap

prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat

belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai

keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi

siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena
5

kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi

yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini

bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil

dalam membangkitkan motivasi siswa (Al Fath, 2015: 3).

Motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPS

siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Padang. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien

sebesar sebesar 0,451 sedangkan untuk nilai thitung (92,52) > ttabel (1,98525)

dengan nilai signifikan < (0,000 < 0,05). Berarti ada pengaruh antara motivasi

belajar terhadap IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Padang dengan artian

apabila motivasi belajar ditingkatkan sebesar 0,451 satu satuan maka hasil belajar

IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Padang akan meningkat pula sebesar 0,451

satuan (Stevani, 2016: 313).

Begitu pula dengan minat belajar, setiap orang memiliki minat belajar yang

berbeda-beda. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi akan

mendorong siswa untuk belajar materi pada mata pelajaran tersebut. Sikap siswa

yang berminat kepada mata pelajaran tertentu akan tampak termotivasi terus tekun

belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima saja terhadap

materi yang diberikan. Anak-anak malas, tidak balajar, gagal karena tidak ada

minat.

Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap

objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan

memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut
6

belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka

hasil yang diperoleh lebih baik.

Bagi peserta didik, mempelajari suatu hal yang menarik perhatian akan lebih

mudah diterima daripada mempelajari hal yang tidak menarik perhatian. Jadi

peserta didik akan terdorong untuk belajar manakala memiliki minat untuk

belajar. Minat adalah kecenderungan jiwa terhadap suatu yang terdiri dari

perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif dan tujuan dalam

mencapai suatu tujuan (Sirait, 2016 : 37).

Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa

merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena

itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya

berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh

dan ingin terus belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang mempunyai minat

belajar yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik,

salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan

variasi ini siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar.

Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan

konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang

sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa

(Sirait, 2016: 38).


7

Nurhasanah (2016: 140) mengemukakan Untuk melihat seberapa besar

pengaruh variabel minat belajar terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat melalui

nilai koefesien determinasi. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini

diperoleh dengan menghitung kuadrat dari nilai koefisien korelasi dikali 100%,

sehingga nilai koefisien determinasi yang didapat adalah 21,77%. Arti dari nilai

koefisien determinasi ini adalah bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh minat

belajar sebesar 21,77% sisanya 78,23% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut

dengan variabel yang lebih banyak.

Berdasarkan uraian diatas Peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian di

MAN 1 Buton Tengah. Penelitian ini dilakukan karena para siswa memiliki

motivasi dan minat belajar yang berbeda-beda pada masing-masing siswa. Hal

tersebut menjadikan hasil belajar yang diperolehnya pun berbeda-beda. Sebagian

siswa juga memiliki hasil belajar yang kurang memuaskan. Berdasarkan masalah

tentang pentingnya motivasi dan minat belajar, maka peneliti tertarik untuk

membuktikan apakah ada hubungan antara motivasi dan minat belajar dengan

hasil belajar siswa. Untuk membuktikan hal tersebut, maka peneliti bermaksud

mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi dan Minat

Belajar Dengan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa di MAN 1 Buton Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:


8

1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar

Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah Kecamatan Lakudo Kabupaten

Buton Tengah?

2. Apakah terdapat hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar Ekonomi

siswa di MAN 1 Buton Tengah Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah?

3. Apakah terdapat hubungan motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-

sama dengan hasil belajar Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah

Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah?

4. Apakah terdapat hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar dimediasi

minat belajar Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah Kecamatan Lakudo

Kabupaten Buton Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai

tujuan untuk menganalisis dan menjelaskan :

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar Ekonomi siswa di

MAN 1 Buton Tengah Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah.

2. Hubungan antara minat dengan hasil belajar Ekonomi siswa di MAN 1 Buton

Tengah Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah.

3. Hubungan antara motivasi belajar dan minat belajar dengan hasil belajar

Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah Kecamatan Lakudo Kabupaten

Buton Tengah.
9

4. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dimediasi minat belajar

Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah Kecamatan Lakudo Kabupaten

Buton Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya

bidang pendidikan dan pengajaran di MAN 1 Buton Tengah Kecamatan

Lakudo Kabupaten Buton Tengah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Menjadikan bahan masukan untuk mengambil tindakan dalam

berperan serta meningkatkan motivasi belajar dan minat belajar siswa

guna mencapai hasil belajar yang semaksimal mungkin.

b. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan motivasi belajar dan minat belajarnya guna

mencapai hasil belajar sekarang dan prestasi kerja di masa yang akan

datang.

c. Bagi Kepala Sekolah

Melakukan inovasi dalam dunia pendidikan khususnya metode

pembelajaran

d. Bagi peneliti lain

Sebagai landasan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian

tentang hubungan motivasi belajar dan minat belajar dengan hasil


10

belajar siswa MAN 1 Buton Tengah Kecamatan Lakudo Kabupaten

Buton Tengah.

E. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk dapat

sampai pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang seperti terlepas

satu sama lain menjadi satu rangkaian yang utuh mengarah pada penemuan

jawaban sementara. Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah dipaparkan, maka

dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:

Motivasi belajar (X):


1. Tekun dalam menghadapi tugas,
2. Ulet dan tidak mudah putus asa,
3. Menerima pelajaran dengan baik
4. Senag belajar mandiri
5. Rajin dan peneuh semangat,
6. Suka mengerjakan soal-soal
latihan
Hasil belajar (Z)
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik

Minat belajar (Y):


1. Perasaan senang terhadap belajar.
2. Keinginan yang tinggi.
3. Perasaan tertarik.
4. Sadar adanya kebutuhan belajar.
5. Mengetahui tujuan belajar

Gambar 1. Kerangka Berpikir


11

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara motivasi dengan hasil belajar ekonomi siswa di MAN 1

Buton Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Ada hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa di

MAN 1 Buton Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

3. Ada hubungan antara motivasi dan minat belajar secara bersama-sama dengan

hasil belajar ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019.
12

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MAN 1 Buton Tengah Kabupaten Buton

Tengah. Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada saat setelah

proposal ini diseminarkan. Peneliti memilih lokasi tersebut karena lokasinya yang

strategis dapat dijangkau dengan kendaraan apapun, faktor utama peneliti

mengambil lokasi di MAN 1 Buton Tengah karena kualitas sekolah tersebut

cukup memadai yang dapat mendukung penelitian peneliti.

B. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini

dimana mengukur data dalam skala numerik. Dalam penelitian di kaji hubungan

antara satu variabel bebas satu variabe mediasi dengan satu variabel terikat.

Kedua variabel bebas dimaksud adalah motivasi belajar (X), dan variabel mediasi

adalahminat belajar (X2), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar ekonomi

(Y). Berdasarkan bentuk permasalahanya maka penelitian ini menggunakan

desain penelitian korelasional sebagai berikut

(Y)

(Z)
(X)

Gambar 2. Desain Penelitian


13

Keterangan:
X1 = motivasi belajar
X2 = minat belajar
Y = hasil belajar

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan Kelas XI IPS1

di MAN 1 Buton Tengah, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas X

yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 78 orang dan siswa kelas X1 IPS

dengan jumlah 30 orang.

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah siswa (orang)


1. Xa 27
2. Xb 24
3. Xc 27
4. XI IPS1 30
Jumlah 108
Sumber data: SMAN 1 Lakudo, diolah tahun 2018

2. Sampel

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus dari Slovin, (dalam Prayuda, 2014: 4) yaitu:


𝑁
n = 1+(𝑁 𝑥 𝑒 2 )

Dimana :

n = banyaknya sampel
N = banyakanya populasi
e = persentase kesalahan yang diinginkan sebesar 10%
14

Sehinga diperoleh sampel masing-masing kelas seperti tabel distribusi

penelitian sebagai berikut:

𝑁
n=
1 + (𝑁 𝑥 𝑒 2 )

108
n=
1 + (108 𝑥 0,102 )

108
n=
1 + (108 𝑥 0,012 )

108
n=
1 + (108 𝑥 0,01)

108
n=
1 + 1.08

108
n = 2.08

n = 51,9 = 52

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 52 orang siswa. Penentuan

jumlah sampel di setiap ruangan kelas dilakukan secara proposional dengan

menggunakan rumus:

𝑁
ni = xn
𝑁

Dimana:

Ni = jumlah populasi di setiap ruangan


N = jumlah populasi keseluruhan
n = jumlah sampel keseluruhan.

Sehingga proses penentuan sampel setiap ruangan kelas adalah sebagai

berikut:

27
1. kelas Xa = x 52 = 13
108
15

24
2. kelas Xb = x 52 = 12
108

27
3. kelas Xc = x 52 = 13
108
30
4. kelas XI IPS1 = x 52 = 14
108

Sehingga dapat diperoleh sampel dimasing-masing kelas seperti pada tabel

berikut.

Table 2. Distribusi Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah siswa (orang) Jumlah sampel (orang)


1. Xa 27 13
2. Xb 24 12
3. Xc 27 13
4. XI IPS1 30 14
Jumlah 108 52

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Angket atau Kuesioner

Angket ini digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan

minat siswa terhadap pelajaran Ekonomi. Jenis angket yang dipakai untuk

mengukur tingkatan perilaku siswa yakni skala Likert, yaitu skala yang disusun

dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh empat respons yang menunjukkan

tingkatan.

Butir peryataan dalam instrumen untuk mengukur motivasi belajar dan minat

belajar dikembangkan dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari lima
16

pilihan yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RG),tidak setuju (TS), dan

sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor dimulai dengan nilai 1 untuk skor

terendah dan nilai 5 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan skala penilaian atas

jawaban responden terhadap instrumen penelitian berbentuk kuesioner.

Tabel 3. Penskoran Instrumen

Pilihan jawaban
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Pernyataan positif 5 4 3 2 1
2. Pernyataan negatif 1 2 3 4 4

Keterangan:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju

2. Tes

Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar Ekonomi

Siswa Kelas XI MAN 1 Buton Tengah. Jenis tes yang dipakai untuk mengukur

tingkatan hasil belajar Ekonomi siswa yakni aspek kognitif, afektif dan

psikomotor dalam bentuk suatu Tes hasil belajar Ekonomi satu standar

kompetensi, penilaian sikap, dan penilaian keterampilan masing-masing siswa

yang dijadikan sampel.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Motivasi Belajar

a. Defenisi Konseptual
17

Motivasi belajar adalah dorongan psikologis yang ada dalam diri manusia

untuk melakukan kegiatan belajar sehingga apa yang menjadi tujuannya

dalam proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik.

b. Defenisi Operasional

Motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu kegiatan yaitu belajar. indikator motivasi belajar

meliputi: (1) tekun dalam menghadapi tugas, (2) ulet dan tidak mudah

putus asa, (3) menerima pelajaran dengan baik, (4) senang belajar mandiri,

(5) rajin dan peneuh semangat, dan (6) suka mengerjakan soal-soal latihan.

c. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

Tabel 3. Kisi-kisi instrumen motivasi belajar

No Indikator Butir pernyataan Jumla


. h
Item + Item -
1. Tekun dalam menghadapi tugas 1,3 2 3
2. Ulet dan tidak mudah putus asa 4,5,6,7 4
3. Menerima pelajaran dengan baik 8,9,11,12,14 10,13 6
4. Senang belajar mandiri 14,16,17,18 15 5
5. Rajin dan penuh semangat 19,20 2
6. Suka mengerjakan soal-soal 24,25 21,22,2 3
latihan 3
Jumlah 25

2. Instrumen Minat Belajar

a. Defenisi Konseptual
18

Minat belajar adalah keadaan psikologis manusia yang menarik sesorang

untuk melakukan kegiatan belajar sehingga sehingga seseorang dapat

memaksimalkan belajarnya.

b. Defenisi Operasional

Minat belajar dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh

responden setelah menjawab instrument minat belajar penelitian yang

mengukur indikator minat belajar. Instrument dalam penelitian ini di ukur

melalui indikator: (1) Perasaan senang terhadap belajar. (2) Keinginan

yang tinggi. (3) Perasaan tertarik. (4) Sadar adanya kebutuhan belajar. (5)

Mengetahui tujuan belajar.

c. Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar

Tabel 4. kisi-kisi instrumen minat belajar

Butir pernyataan
No. Indikataor Item + Item - Jumlah
1. Perasaan senang belajar 1, 2, 4, 5, 7, 8 3, 6, 9 9
eknomi
2. Keinginan yang tinggi 10, 11, 13, 15 12, 14, 16 7
3. Perasaan tertarik 17, 20, 21, 22, 24 18, 19, 23 8
4. Sadar adanya kebutuhan 25, 26, 28, 29,31, 27, 30, 35, 13
belajar 32, 33, 34, 37 36
5. Mengetahui tujuan 38 39,40 3
belajar ekonomi
Jumlah 40

3. Instrumen Hasil Belajar

a. Defenisi Konseptual
19

Hasil belajar adalah mencerminkan tujuan pada tingkat tertentu yang

berhasil dicapai oleh siswa yang dinyatakan dengan angka dengan huruf.

Hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan yang dicapai

oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat

keberhasilan, kemandirian, ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau

kata/symbol dimana untuk mengetahui dengan menggunakan alat tes

berupa tes hasil belajar.

b. Defenisi Operasional

Hasil belajar ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengetahuan siswa tentang pelajaran ekonomi yang di peroleh setelah

siswa belajar ekonomi selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar ini

diukur melalui pokok bahasan : (1) ketenagakerjaan, (2) pengangguran, (3)

pembangunan ekonomi, dan (4) pertumbuhan ekonomi.

c. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

Tabel 5. kisi-kisi instrumen hasil belajar

No Pokok/Subpokok Butir pertanyaan


. bahasan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah
1. Ketenagakerjaan 1,2 3,4 4
2. Pengangguran 6, 5 8, 9 6
7,11
3. Pembangunan 13,16, 14, 10,25 18,19, 29, 15
ekonomi 17, 18 15 ,26 29,21 30
4. Pertumbuhan 22,23 24 27, 5
ekonomi 28
Jumlah 11 5 6 4 2 2 30
F. Teknik Analisis Data
20

Sebelum data hasil penelitian di analisis maka terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis data dengan menggunakan bantuan program SPSS for

Windows versi 21 yaitu meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji heterokedasitas,

dan uji multikolinearitas. Uji persyaratan dilakukan untuk memastikan bahwa data

hasil penelitian ini memenuhi syarat untuk diuji secara statistic inferensi.

G. Hipotesis Statistik

1. Ho : ρ1 = 0 Artinya tidak terdapat hubungan positif dan


signifikan antara Motivasi belajar siswa dengan hasil belajar
Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah
H1 : ρ1 > 0 Artinya Terdapat hubungan positif antara Motivasi belajar
siswa dengan hasil belajar Ekonomi siswa di MAN 1 Buton
Tengah

2. Ho : ρ2= 0 Artinya Tidak terdapat hubungan positif antara


minat belajar siswa dengan hasil belajar Ekonomi siswa di
MAN 1 Buton Tengah
H1 : ρ2 > 0 Terdapat hubungan positif antara minat belajar siswa dengan
hasil belajar Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah

3. Ho : ρ12 = 0 Tidak terdapat hubungan positif antara motivasi


belajar dan minat belajar siswa secara bersama-sama dengan
hasil belajar Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah
H1 : ρ12 > 0 Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan minat
belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar
Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah.

4. Ho : ρ123 = 0 Tidak terdapat hubungan positif antara motivasi


belajar dan dengan hasil belajar dimediasi minat belajar
Ekonomi siswa di MAN 1 Buton Tengah
H1 : ρ123 > 0 Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan
hasil belajar dimediasi minat belajar Ekonomi siswa di MAN
1 Buton Tengah.
21

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji

perbedaan dua rata-rata (uji t) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata

hasil belajar antara kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered head together dan kelas yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams games turnamen, maka

terlebih dahulu dilakukan pemeriksanaan apakah persyaratan-peryaratan analis

yang diperlukan untuk uji perbedaan dua rata-rata terperpenuhi atau tidak.

Beberapa persyaratan yang diperlukan adalah (1) data harus ratio atau

interval, (2) data harus data sampel, (3) sampel harus diambil secara acak, (4)

data harus berdistribusi normal, dan (5) varians untuk setiap kelompok data

homogen. Persyaratan pertama, kedua, dan ketiga telah terpenuhi sedangkan

persyaratan 4 dan 5 masih perlu diuji secara statistik untuk membuktikan apakah

syarat ke 4 dan ke 5 ini terpenuhi atau tidak.

a. Pengujian Normalitas

Normalitas data penelitian menjadi indikator bahwa data yang diperoleh

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan asumsi bahwa populasi

adalah normal, maka data penelitian seharusnya juga normal. Untuk itu maka uji

normalitas dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah

benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal.


22

Normalitas data penelitian menjadi indikator bahwa data yang diperoleh

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan asumsi bahwa populasi

adalah normal, maka data penelitian seharusnya juga normal. Untuk itu maka uji

normalitas dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah

benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Pengujian normalitas data penelitian menggunakan uji kolmogorov

smirnov dengan kriteria bahwa sampel berdistribusi normal apabila nilai

signifikansi >  0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas maka hasilnya dapat

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data X1 dan X2.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Motivasi minat hasil belajar

N 100 100 100


Mean 125,95 159,62 19,84
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 9,822 11,994 3,277
Absolute ,100 ,114 ,091
Most Extreme Differences Positive ,100 ,056 ,069
Negative -,052 -,114 -,091
Kolmogorov-Smirnov Z 1,000 1,135 ,907
Asymp. Sig. (2-tailed) ,270 ,152 ,384

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Dari hasil pengujian normalitas data seperti disajikan dalam tabel 1 di atas

maka dapat diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari  0,05 untuk ketiga

variabel. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ke tiga kelompok sampel

penelitian ini adalah berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga

memenuhi syarat untuk diuji dengan uji regrasi dan uji korelasi.
23

b. Uji Multi Kolinearitas


Asumsi model regresi linier klasik adalah tidak boleh terdapat

multikolinieritas diantara variabel-variabel bebas yang termasuk dalam model

(Gujarati, 2005). Terjadinya multikolinieritas ditunjukkan dengan adanya korelasi

antar variabel-variabel bebas dalam bentuk nilai Variance Inflating Factor (VIF).

Bila nilai VIF di sekitar angka 1 dan nilai toleransi mendekati l, maka tidak

terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel

11 berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Mulikolinearitas Data X1dan X2

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Beta Toleranc VIF


Error e

(Constant) 30,099 6,609 4,554 ,000

1 Motivasi -,040 ,034 -,120 -1,184 ,239 ,977 1,024

minat -,033 ,028 -,119 -1,176 ,242 ,977 1,024

a. Dependent Variable: hasil belajar

Dari hasil pengujian multikolonearitas data seperti disajikan dalam tabel

11 di atas maka dapat diketahui bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki

nilai tolerance < 0,10 tetapi semua memiliki nilai toleransi lebih besar dari 0,10.

Demikian juga dengan nilain Varian Iffloating Factor (VIP) yang menunjukkan

1,024 lebih kecil dari 10 sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi.


24

c. Uji Heteroskedastisitas
Terjadinya heteroskedastisitas ditunjukkan dengan adanya ketidak-samaan

varian nilai residual antara variabel-variabel bebas melalui perhitungan uji

koefisien korelasi Rank Spearman yang mengkorelasikan antara nilai absolute

residual dengan setiap variabel bebas. Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil

dari 0,05 maka persamaan regresi yang terbentuk mengandung gejala

heterokedastisitas, dan bila probabilitas hasil korelasi lebih besar dari 0,05 maka

persamaan regresi yang terbentuk tidak mengandung gejala heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokesmaastisitas (Ghozali,

2008).

Untuk mengetahui apakah terjadi heterokesmaastisitas atau tidak, maka

dapat dilihat dari hasil analisis pada tabel 12 berikut.

Tabel 12. Hasil Uji Heteroskesmaastisitas X1 dan X2

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Beta Tolerance VIF


Error

(Constant) ,510 3,999 ,127 ,899

1 Motivasi ,015 ,020 ,076 ,738 ,463 ,977 1,024

minat ,001 ,017 ,006 ,055 ,956 ,977 1,024

a. Dependent Variable: abresid

Dari hasil pengujian heteroskedastisitas data seperti disajikan dalam tabel

12 di atas maka dapat diketahui bahwa nilai t-statistik dari variabel bebas tidak

signifikan secara statistic (p > 0,05), sehingga dapat disimpilkan bahwa model

regresi Z atas X dan Y tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.


25

d. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X1), dan

variabel bebas (X2) sebagai prediktor mempunyai hubungan yang linear atau tidak

dengan variabel terikat (Y). Uji linieritas dapat di lihat dari nilai signifikansi dari

deviation of linierity untuk X1, dan X2 terhadap Y.

Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungan-nya bersifat

linier. Sebaliknya apabila nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya

bersifat tidak linier. Untuk mengetahui apakah hubungan antara variable X dan Y dengan

Z bersifat linear maka dapat dilit dari hasil analisi linearitas seperti pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Pasangan Data X dengan Z

ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combined) 370,446 32 11,576 1,119 ,342

Linearity 11,046 1 11,046 1,068 ,305


Between
Deviation 359,400 31 11,594 1,121 ,341
hasil belajar * Groups
from
Motivasi
Linearity

Within Groups 692,994 67 10,343

Total 1063,440 99

Dari hasil pengujian linearitas data seperti disajikan dalam tabel 13 di atas

maka dapat diketahui bahwa Deviation from Linearity variabel Z * X adalah p =

0,341 > 0,05. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa pasangan data motivasi

kerja guru dengan kinerja guru yang dianalisis adalah memiliki hubungan yang

bersifat linear.
26

Tabel 14. Hasil Uji Linearitas pasangan Data Y dan Z

ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combined) 427,378 37 11,551 1,126 ,334

Between Linearity 10,849 1 10,849 1,058 ,308

hasil belajar * Groups Deviation from 416,529 36 11,570 1,128 ,333


minat Linearity

Within Groups 636,062 62 10,259

Total 1063,440 99

Dari hasil pengujian linearitas data seperti disajikan dalam tabel 14 di atas

maka dapat diketahui bahwa Deviation from Linearity variabel Z * Y adalah p =

0,333 > 0,05. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa pasangan data disiplin

kerja guru dan kinerja guru yang dianalisis adalah memiliki hubungan yang

bersifat linear.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah pengujian normalitas dan pengujian homogenitas data sebagai

persayaratan uji perbedaan dua rata-rata dan hasilnya memenuhi persyaratan yang

dituntut dalam pengujian hipotesis penelitian ini, maka selanjutnya dilakukan

pengujian hipotesis penelitian.


27

a. Algorithm
1. Outer loading

Hasil kompuntasi model pengukuran data pada Tabel diatas nampak

bahwa setiap indikator dari masing-masing variabel Y sebagai mediasi dan Z

sebagai variabel dependent valid untuk digunakan yang tidak memenuhi syarat

sehingga dikatakan tidak valid.. Dibuktikan dengan nilai estimasi outer loading

dari masing-masing variabel kecuali yang telah disebutkan sebelumnya memiliki

nilai lebih besar dari 0,70 dan nilai p-value signifikan pada α =

0,05.Mencerminkan bahwa korelasi antara keenamindikator positif dan signifikan.

2. R- square

Berdasarkan hasil perhitungan nilai predictive-relevance(Q2) = 0,061 atau

0,061%. Artinya akurasi atau ketepatan model penelitian ini dapat menjelaskan

keragaman variabel motivasi ( X1) , dan minat belajar terhadap hasil belajar
28

sebesar 0,061%. Sisanya 99,94% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat

dalam model penelitian ini. Karena itu model yang didesain dalam penelitian ini

dapat dikatakan memiliki kekurangan atau model dikatakan memiliki nilai

estimasi yang kurang baik. Pada akhirnya model dapat digunakan untuk pengujian

hipotesis.

b. Boostraping

1) Path Koefisien (Koefisien Jalur)

Hasil analisis data pada Tabel di atas maka pengujian koefisien jalur

pengaruh langsung dan hipotesis penelitian bertujuan untuk menjawab apakah

hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Hasil pengujian hipotesis

pengaruh langsung dapat dijelaskan sebagai berikut:

H1: Pengaruh motivasi, Terhadap minat

Hasil pengujian pengaruh motivasi terhadap minat dapat dibuktikan

dengan nilai estimate koefisien jalur -0,164 dengan arah negatif. Koefisien jalur

baik bertanda negatif memiliki arti hubungan antara motivasi terhadap minat

adalah tidak searah. Kemudian dapat pula dibuktikan dengan nilai titik kritis (t-

statistik)sebesar 0,136 dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,228 > α =

0.05. Dari hasil pengujian hipotesis (H1) membuktikan bahwa semakin tinggi
29

motivasi, maka dapat meningkatkan minat belajar. Artinya peningkatan motivasi

tidak searah tetapi signifikan terhadap peningkatan minat belajar.

H2: Pengaruh Minat terhadap hasi belajar

Hasil analisis pengaruh minatbelajar terhadap hasi belajar diperoleh nilai

estimasi koefisien jalur pengaruh langsung sebesar -0,225 dengan nilai titik kritis

(t-statistik) sebesar 1,284 dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,200 > α =

0.05. Mencermati nilai koefisien jalur bertanda negatif dapat diartikan bahwa

hubungan minat terhadap hasi belajar adalah tidak searah. Hubungan tidak searah

berarti penerapan minat yang kurang baik.

H3: pengaruh motivasi terhadap hasi belajar

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa nilai estimasi koefisien

jalur pengaruh langsung motivasi terhadap hasi belajar sebesar -0,138 dengan arah

negatif. Selain itu dapat pula dibuktikan dengan nilai titik kritis (t-statistik)sebesar

0,732 dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,465 > α = 0.05. Koefisien jalur

bertanda negatif dapat diartikan hubungan antara motivasi terhadap hasi belajar

tidak searah.

H4 : Pengaruh motivasi terhadap hasi belajar melalui minat belajar

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa nilai estimasi koefisien

jalur pengaruh langsung motivasi terhadap hasi belajar dengan minat sebagai

mediasi sebesar -0,016 dengan arah negatif. Selain itu dapat pula dibuktikan

dengan nilai titik kritis(t-statistik)sebesar 0,221 dengan nilai probabilitas (p-value)

sebesar 0,825 > α = 0.05. Koefisien jalur bertanda negatif dapat diartikan

hubungan antara motivasi terhadap hasi belajar dengan minat sebagai mediasi
30

2) Outer Loading

Kesimpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis, hasil pembahasan dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi berpengaruh positif terhadap minat belajar.

2. Minat belajar berpengaruh positif terhadap hasi belajar.

3. Motivasi berpengaruh positif terhadap hasi belajar.

4. Motivasi terhadap hasi belajar melalui minat berpengaruh positif.

Anda mungkin juga menyukai