PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, agar keinginan
tercapai setiap individu menempuh pendidikan. pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman serta memiliki fungsi
dan tujuan yang juga tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003 bahwa “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Oleh karena itu untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu didukung oleh motivasi siswa untuk
belajar.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut kiranya sekolah tidak cukup hanya menyajikan
pelajaran-pelajaran atau bidang studi serta menjalankan administrasinya saja. Siswa perlu
diberikan pula pelayanan bimbingan untuk dapat mengembangkan aspek sikapnya yang
menjadi peranan atau role bagi seorang guru Bimbingan Konseling (BK) (Elfi Mu’awnah,
2012).
Peranan atau role merupakan suatu konsep yang tidak bisa dilepaskan dari peran
seseorang, status, kedudukan dan posisi seseorang Rosyadi dan Pardjono, (2015). Peran guru
Bimbingan dan Konseling disekolah sebagai pembimbing ini adalah hal penting untuk
kemajuan belajar siswa, bukan hanya itu, peran guru Bimbingan dan Konseling juga harus
bisa mempersiapkan diri siswa untuk menentukan masa depan atau karirnya. Pada penelitian
ini, penulis ingin meneliti peran guru Bimbingan dan Konseling terhadap motivasi belajar
Avissina, R. (2015) menjelaskan bahwa motivasi merupakan kekuatan, baik dari dalam
maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa motivasi adalah kekuatan pendorong dari
Terdapat pengertian belajar yang dijelaskan oleh Ahdar, A., & Wardana, W. (2019)
bahwa belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami peserta didik dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dan memperbaiki tingkah laku dengan cara yang baru
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar itu dapat tercapai. Dapat diartikan juga bahwa motivasi belajar adalah kekuatan
penggerak seseorang untuk mau meningkatkan pengetahuan dari stimulus-stimulus dari luar.
Bertolak dari pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan keselurhan
daya penggerak yang berasal dari diri seseorang yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah suatu keseluruhan daya
penggerak yang berasal dari diri seseorang kemudian dihubungkan dengan aktivitas belajar
yang akan menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan akan menunjukkan kemana
Sementara seperti diketahui, motivasi belajar pada sisiwa tidak sama kuatnya, ada siswa
yang motivasinya bersifat intrinsik dimana kemuan belajar lebih kuat dan tidak bergantung
pada faktor di luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasi belajarnya bersifat
ekstrinsik, kemauan untuk belajar sangat tergantung pada kondisi diluar dirinya.
Menurut Hamzah B Uno (2011) Indikator motivasi belajar yaitu sebagai berikut: Adanya
hasrat dan dalam diri individu untuk berhasil dalam mencapai prestasi belajarnya. Kemudian
dalam diri individu mempunyai dorongan untuk mencapai kebutuhan belajarnya Untuk
mencapai harapan dan cita-cita masa depan individu tersebut. Individu dapat mencapai
penghargaan dalam belajar sebagai pemberi semangat individu. Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar agar individu tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar. Kemudian
lingkungan belajar yang mendukung dapat memberi individu suasana baru untuk seseorang
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas berarti seseorang itu selalu memiliki
motivasi belajar yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi belajar itu sangat penting dalam
kegiatan belajar agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan agar tercapainya tujuan
proses pembelajaran.
Sedangkan apabila seseorang tidak memiliki ciri-ciri dari adanya motivasi belajar dapat
dikatakan hal tersebut merupakan adanya masalah kurangnya motivasi dalam belajar
sehingga membuat siswa malas belajar sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan
baik dan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Karena motivasi di dalam
belajar sangat penting dalam proses pembelajaran maka proses tersebut tidak akan berjalan
dengan sempurna. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa peran guru Bimbingan dan
Konseling sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran di sekolah yang terdapat kendala
maupun masalah. Baik masalah yang timbul dari peserta didik sendiri maupun dari masalah
yang lainnya.
Masalah peserta didik yang mempunyai motivasi belajar rendah akan menjadi fokus
Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras” yang dilakukan
oleh Awalludin pada tahun 2016 dari Universitas Riau melakukan penelitian upaya guru
Bimbingan Konseling Terhadap Siswa di SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras, yang memberikan
hasil bahwa peran guru Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut tergolong cukup baik.
Penelitian yang akan disusun penulis adalah untuk mengetahui peran guru Bimbingan dan
Konseling terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di sekolah yang
dimana peran guru BK sangat penting bagi para siswanya untuk mendapatkan hasil
maka guru BK harus semaksimal mungkin membantu para peserta didik agar apa yang
diharapkan dapat berhasil dan dapat mengatasi permasalahan yang dialami oleh peserta
didik. Oleh karena kemampuan peserta didik yang berbeda-beda satu sama lain, maka
diharapkan pemberian motivasi belajar siswa dapat dilakukan secara individu. Dengan
adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa itu sendiri dengan harapan
dapat membangun motivasinya mengikuti pelajaran di sekolah serta untuk para guru terkait
terdapat sebuah fenomena yang terkait dengan permasalahan belajar siswa yaitu sebagian
besar siswa kurang adanya motivasi untuk belajar. Tidak hanya observasi saja, wawancara
yang dilakukan kepada beberapa siswa menjelasakan tentang kurangnya motivasi belajar
pada dirinya sendiri. Kurangnya motivasi belajar terlihat ketika siswa diberikan materi
siswa cenderung cuek dan hanya beberapa anak yang terlihat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Hal ini dikarenakan kebiasaan anak dalam belajar cenderung lebih suka
bermain-main, ketika pelajaran berlangsung tidak sedikit anak-anak yang asyik bermain
sendiri baik itu dengan teman sebangkunya maupun mengganggu teman lainnya sehingga
anak yang tadinya ingin serius belajar tergoda untuk ikut bermain dan menimbulkan suasana
belajar mengajar yang kurang kondusif, dari hal itu dapat terlihat bahwa
kemauan/motivasinya dalam belajar kurang kuat sehingga perlu upaya untuk meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil pra penelitian yang
dilakukan, penulis mewawancara salah satu guru yang menjadi guru Bimbingan dan
Konseling di SMP Negeri 6 Salatiga, dan hasil wawancara yang telah dilakukan, guru
Bimbingan dan Konseling menjelaskan bahwa setiap kelas memiliki siswa yang aktif dan
yang senang dengan dunianya sendiri. Penulis juga melihat dari hasil observasi yang
dilakukan penulis saat melakukan magang di SMP Negeri 6 Salatiga, memang terdapat
beberapa siswa saja yang terlihat aktif dan pada sebagian besar siswa dikelas hanya senang
Mengacu pada penjelasan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
utama yang kemudian menjadi rumusan masalah peneliti adalah : Apakah Peran Guru
Bimbingan dan Konseling sudah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP N 1
Karanggede ?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka tujuan peneliti
adalah untuk mengetahui peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam meningkatkan
Terdapat dua manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu manfaat secara teoritis dan
manfaat secara praktis. Pendapat ini dirujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Awalludin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dalam
belajar siswa. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan materi untuk
Guru maupun para calon guru dalam memberikan layanan atau materi RPL (Rencana
kualitas pembelajaran.
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa sebagai bahan motivasi siswa agar lebih semangat untuk mengikuti
c. Bagi Sekolah untuk membuat program yang dapat memotivasi siswa dalam
belajar.