PENDAHULUAN
adalah mendidik, hal ini sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 yang berisi tentang
mengarahkan, ,elatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan Anak Usia
Dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidik enengah. Oleh karena
itu, guru yang merupakan salah satu unsur penting di bidang pendidikan harus
sesuai dengan tuntutan jaman yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat
dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa para
siswanya pada suatu taraf kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka
hal tersebut, guru tidak semata sebagai pengajar yang mengajarkan pengetahuan,
tetapi juga sebagai pendidik yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan sekaligus sebagai
AM, 2001)
Menjadi guru tidaklah mudah, hal ini tertuang dalam UU Sisdiknas Nomor 20
Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidik harus membekali peserta
didik dengan kekuatan keagamaan dan kerohanian, serta secara aktif mengembangkan
Indonesia No. 20 Tahun 2004 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona, h. 123. Guru tidak
memahami dengan tugas dan tanggung jawab sebagai guru, dan mahasiswa
perilakunya pada perilaku yang sesuai dengan tuntunan di bidang pekerjaan yang
akan mereka jalani nantinya.(Anis Ardyani, 2014) Apabila mahasiswa memiliki rasa
senang, hal ini menunjukkan mahasiswa tersebut memiliki minat atau ketertarikan
peningkatan kualitas IPM masyarakat dan negara, dan merupakan profesi yang paling
strategis di dalam memajukan suatu bangsa. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang
dapat mendidik anak-anak mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik.
Selain itu guru merupakan sosok panutan yang berada di sekolah dan masyarakat
karena ilmu yang dimilikinya, oleh karenanya guru itu sama dengan ulama yang
dihormati dan disegani oleh masyarakat. Akan tetapi streotipe berkembang bahwa
profesi guru merupakan profesi kelas menengah atau kelas dua jika dibandingkan
dengan profesi-profesi lain yang lebih menjanjikan dari pada kesejahteraan dan
pendapatan. Hal inilah yang menyebabkan sebagian masyarakat kita kurang atau tidak
menurut Slameto adalah kecintaan atau ketertarikan terhadap sesuatu hal atau
terhadap pekerjaan, yaitu : sikap orang tua, pekerjaan bergengsi, kegaguman pada
kuliah di jurusan kependidikan tentu berminat untuk menjadi seorang guru, mereka
akan memberikan perhatian dan memusatkan tingkah lakunya terhadap profesi guru.
Mahasiswa program studi pendidikan ekonomi yang memasuki semester enam akan
melaksanakan mata kuliah Micro Teaching dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
Saat itulah mahasiswa dapat mendalami kemampuan dan minat yang mereka miliki
untuk menjadi seorang guru. Akan tetapi saat melakukan PPL masih sering terlihat
mahasiwa yang kurang percaya diri saat mengajar didepan kelas, kurang menguasai
menyelesaikan suatu tugas. Efikasi diri memiliki peran yang sangat penting di setiap
optimal apabila efikasi diri mendukungnya. Setiap individu memiliki efikasi diri yang
berbeda-beda pada situasi yang berbeda tergantung pada kemampuan yang menuntut,
kehadiran orang lain atau saingan, dan lain sebagainya. Mahasiswa tertarik untuk
menjadi guru karena mereka yakin dengan kemampuannya, orang dengan efikasi diri
yang tinggi, maka orang tersebut akan menetapkan tujuan yang lebih tinggi dari yang
diharapkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Betz dan Hackett dalam Jogiyanto
efikasi diri dapat mempengaruhi perasaan (effect) atau minat (interest) untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu.(Jogiyanto, 2007) Teori ini juga didukung oleh penelitian
Desti Wahyuni, rediana Setiyani. Dalam penelitiannya diketahui bahwa efikasi diri
berpengaruh terhadap minat menjadi guru, hal ini menunjukkan bahwa efikasi diri
mahasiswa yang berada pada kategori tinggi mempengaruhi minat menjadi guru.
Besarnya kontribusi pengaruh secara persial efikasi diri terhadal minat menjadi guru
sebesar 38,07%, sehingga efikasi diri turut serta dalam menumbuhkan minat
Penelitian tentang hubungan efikasi diri terhadap motivasi menjadi guru pada
mahasiswa keguruan penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efikasi diri
Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi institusi pendidikan dan pemerintah
dalam merancang program dan kebijakan yang dapat meningkatkan motivasi menjadi
guru pada mahasiswa keguruan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
menjadi guru pada mahasiswa keguruan perlu dilakukan karena masih terbatasnya
manusia di Indonesia.
Penelitian tentang hubungan efikasi diri terhadap motivasi menjadi guru pada
guru pada mahasiswa keguruan, institusi pendidikan dapat merancang program dan
kebijakan yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa keguruan dalam memilih
profesi menjadi guru. Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa
keguruan yang ingin menjadi guru di masa depan. Dengan mengetahui faktor-faktor
hubungan efikasi diri terhadap motivasi menjadi guru pada mahasiswa keguruan
penting untuk dilakukan. Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi institusi
pendidikan dan pemerintah dalam merancang program dan kebijakan yang dapat
manfaat bagi mahasiswa keguruan yang ingin menjadi guru di masa depan.
B. Batasan Masalah
mempersempit masalah penelitian ini yaitu Pengaruh efikasi diri terhadap motivasi
C. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah seberapa besar Pengaruh Efikasi Diri terhadap Mpotivasi
Menjadi Guru.
D. Tujuan Penelitian
Pengaruh Efikasi Diri terhadap Motivasi Menjadi Guru Pada Mahaiswa Keguruan.
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
pengajaran yang lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi siswa. Oleh
2. Manfaat Praktis
dan pembinaan yang lebih terfokus dan efektif untuk meningkatkan motivasi
menguatkan bahwa penelitian yang peneliti lakukan belum pernah ditelili oleh peneliti
lain, dalam penelitian ini penulis mengungkap pendapat yang berhubungan dengan
judul oenulis yaitu Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Motivasi Menjadi Guru Pada
1. Ita Astarini pada tahun 2015 dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Self
Efficacy, Prestise Profesi Guru dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua
terhadap Minat Menjadi Guru Akuntansi pada Mahasiswa Pendidikan
penelitian peneliti yaitu pada variabel y yaitu minat menjadi guru dan
variabel Self Efficacy, Prestise Profesi Guru dan Status Ekonomi Orang Tua
sedangkan peneliti hanya satu variabel yaitu efikasi diri.(Ita Astraini, 2015)
Dari penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu variabel Minat Menjadi Guru.
Ardyani, 2014)
3. Devy Ayu Prastiani pada tahun 2020 dengan penelitian yang berjudul
Akuntansi UNESA. Dari penelitian tersebut didapatkan dari uji t dengan nilai t
hitung yang berjumlah 2,987 > t tabel yaitu dengan nilai 1,974 serta nilai sig.
besarnya 0,003 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara
positif serta signifikan antara Self Efficacy terhadap minat menjadi
dua variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Anis Ardyani, Lyna Latifah. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Desti Wahyuni. 2017. “Pengaruh Presepsi Profesi Guru, Lingkungan Keluarga Efikasi Diri
Terhadap Minat Menjadi Guru.” Economic Education Analysis Journal Vol. 6 No.: h.
670.
Devy Ayu. 2020. “Persepsi Profesi Guru Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Menjadi
Ita Astraini. 2015. “Pengaruh Self Efficacy, Prestise Profesi Guru Dan Status Social Ekonomi
Orang Tua Terhadap Minat Menjadi Guru Akuntansi Pada Mahasiswa Pendidikan
MENJADI GURU PADA MAHASISWA PGSD UMJ.” Jurnal Teknodik Vol. 19 No.
Sadirman AM. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nasional.” n.d.