PROPOSAL
OLEH
GUSRI GUNANDA
NIM: KIA118078
Jadi bisa dimengerti kalau orang tua merupakan bapak serta bunda
yang bertanggung jawab atas pembelajaran anak serta seluruh aspek
kehidupannya semenjak anak masih kecil sampai mereka berusia.
2.2.1 Tanggung Jawab Orang tua
Dalam upaya menghassilkan generasi penerus yang tangguh serta
bermutu, dibutuhkan terdapatnya usaha yang tidak berubah- ubah serta
kontinu dari orang tua di dalam melakukan tugas memelihara, mengurus
serta mendidik kanak- kanak mereka baik lahir ataupun batin hingga anak
tersebut berusia serta ataupun sanggup berdiri sendiri, dimana tugas ini
ialah kewajiban orang tua. Begitu pula halnya terhadap pendamping suami
istri yang berakhir perceraian, bapak serta bunda senantiasa berkewajiban
buat memelihara, mengurus serta mendidik anak- anaknya( Gunawan,
2013: 132).
Sangat normal serta logis bila tanggung jawab pembelajaran terletak
di tangan kedua orang tua serta tidak dapat dipikulkan kepada orang lain
sebab dia merupakan darah dagingnya kecuali bermacam keterbatasan
kedua orang tua ini. Hingga sebagian tanggung jawab pembelajaran bisa
dilimpahkan kepada orang lain ialah lewat sekolah.
Bersumber pada penjelasan diatas bisa disimpulkan kalau tanggung
jawab orang tua terhadap anak meliputi bermacam perihal antara lain
membentuk individu seseorang anak, bukan cuma dalam tataan raga
saja( modul), pula pada mental ( rohani), moral, keberagamaan dalam
kehidupan tiap hari.
Terdapatnya pemahaman hendak tanggung jawab mendidik serta
membina anak secara kontinu butuh dibesarkan kepada tiap orang tua
sehingga pembelajaran yang dicoba tidak lagi bersumber pada kebiassaan
yang dilihat dari orang tua, namun sudah disadari oleh teori- teori
pembelajaran modern, cocok dengan pertumbuhan era yang cenderung
senantiasa berganti.
Sebutan motivasi itu sendiri ialah turunan dari kata“ Motive” yang
berarti to move“ bergerak”. Sebutan ini bagi Sumantri( 2001: 53),
umumnya digunakan buat menampilkan sesuatu penafsiran yang
mengaitkan 3 komponen utama, ialah:
a. pemberi energi pada sikap manusia( energizing).
b. pemberi arah pada sikap manusia( directing)
c. gimana sikap itu dipertahankan( sustaining).
Bersumber pada sebagian penafsiran diatas bisa disimpulkan kalau
motivasi ditatap selaku dorongan, berati motivasi berperan selaku energi
penggerak dari dalam orang buat melaksanakan. Bila seorang memiliki
kemauan buat belajar sesuatu perihal, hingga ia hendak termotivasi buat
mencapainya.
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang mencuat dari diri
sendiri serta tidak dipengaruhi oleh suatu di luar dirinya sebab dalam tiap
diri orang telah terdapat dorongan buat melaksanakan suatu. Orang yang
tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi instrinsik, baru hendak puas
bila tingkah lakunya sudah menggapai hasil tingkah laku itu sendiri.
Dalam perihal ini, pujian ataupun hadiah serta sejenisnya tidak
dibutuhkan, sebagaimana dikemukakan oleh Emerson( dalam Hamalik,
2011), kalau motivasi instrinsik merupakan bertabiat nyata ataupun
motivasi yang sebetulnya.
2.4. Karateristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Masa umur sekolah bawah kelas V selaku masa anak- anak akhir
yang berlangsung dari umur 10 tahun sampai kira- kira umur sebelas tahun
ataupun 2 belas tahun. Ciri utama siswa sekolah bawah kelas V merupakan
mereka menunjukkan perbedaan- perbedaan individual dalam banyak segi
serta bidang, di antara lain, perbandingan dalam intelegensi, keahlian dalam
kognitif serta bahasa, pertumbuhan karakter serta pertumbuhan raga anak.
Bagi Suyati( 1992: 14–16) ciri anak usia 10- 13 tahun atau kelas 5- 6
merupakan selaku berikut:
1. Karakteristik Fisik
a. Otot tangan serta lengan lebih tumbuh.
b. Kanak- kanak jadi sadar hendak kondisi jasmaninya.
c. Anak pria bahagia pertandingan yang agresif serta keras.
d. Kanak- kanak pada masa ini terdapat revisi kecepatan
bereaksi.
e. Kanak- kanak usia ini gemar hendak tipe berolahraga
pertandingan.
f. Koordinasi kanak- kanak usia ini baik, sebab itu telah bisa
diajarkan jenis- jenis aktivitas yang agak sukar, maksudnya
aktivitas yang membutuhkan gerakan gabungan.
g. Kondisi jasmani nampak kokoh, kuat serta sehat.
2. Karakteristik Sosial dan Emosional
a. Bertepatan dengan proses kematangan raga, emosinya pada
waktu itu tidak normal.
b. Sebab hasrat bergabung serta terdapatnya perbandingan
metode memunculkan salah mengerti antara anak satu serta
yang lain.
c. Anak umur ini gampang mencuat takjub.
d. Kanak- kanak umur ini emosi biasa berontak.
e. Memiliki asumsi positif terhadap penghargaan serta puji-
pujian.
f. Kanak- kanak masa ini memiliki pemikiran kritis terhadap
aksi orang berusia.
g. Rasa kebanggaan tumbuh.
h. Tiap perihal yang dikerjakan, menginginkan terdapatnya
penghargaan ataupun pengenalan.
i. Mau pengenalan ataupun penghargaan dari kelompok.
j. Kanak- kanak masa ini gampang mendapatkan sahabat. Lebih
bahagia melaksanakan aktivitas dalam kelompok dari pada
aktivitas yang bertabiat perorangan( individual)
3. Karakteristik Mental
a. Kanak- kanak masa ini lebih gemar bermain- main dengan
mempergunakan bola.
b. kanak- kanak lebih berminat dalam permainan- permainann
berregu ataupun Berkelompok.
c. Kanak- kanak sangat terbawa- bawa apabila terdapat
kelompok yang menonjol ataupun menggapai prestasi besar.
d. Sedangkan anak masa ini gampang putus asa, sebab itu
upayakan bangun kembali ataupun bangkit kembali apabila
tidak sukses dalam menggapai suatu..
e. Dalam melaksanakan suatu usaha, senantiasa berupaya
menemukan persetujuan dari guru terlebih dulu.
f. Kanak- kanak masa ini pada biasanya mencermati soal
waktu, sebab itu berupaya bekerja pas pada waktunya
2.5 Penelitian Relevan
1. Siti Fatimah. 2019. Kedudukan Guru Pai Dalam Menanamkan
Akhlakul Karimah Partisipan Didik Di Smpn 1 Sukadana Lampung-
Timur Tahun Pelajaran. 2018/ 2019. Dari hasil riset menampilkan
kalau kedudukan guru dalam menanamkan akhlakul karimah
partisipan didik di SMPN 1 Sukadana bisa dikatakan sudah
terlaksana dengan baik. Kedudukan guru tersebut antara lain: Selaku
pendidik serta pengajar, selaku anggota warga, selaku administrator
serta selaku pengelola pendidikan. Dari hasil riset pula ada sebagian
hambatan untuk guru dalam menanamkan akhlakul karimah antara
lain aspek dari dalam ialah pembawaan yang negatif serta sukar buat
dikendalikan, perasaan rendah diri serta kurang sanggup
bersosialisasi dengan area, dan rasa egois yang besar. Setelah itu
aspek dari luar ialah ketidakharmonisan dalam keluarga, minimnya
tutorial, atensi serta pengawasan dari orang tua, minimnya atensi dari
warga dekat, area pergaulan yang tidak sehat, dan kemajuan
teknologi yang terus menjadi pesat.
2. Yanuarius Jack Damsy. 2019. Kedudukan Orang Tua Serta Guru
Dalam Menanggulangi Perilaku Serta Sikap Menyimpang Anak
Hasil riset ini membuktikan kalau kedudukan orang tua serta guru
dalam menanggulangi perilaku serta sikap menyimpang paling
utama pada permasalahan perkelahian antara anak didik di sekolah
telah baik. Dalam Kedudukan orang tua serta guru selaku pendidik,
pengajar, pembimbing serta selaku model serta teladan sudah sukses
menanggulangi perilaku serta sikap menyimpang anak.
2.6 Kerangka Berfikir
Tidak hanya orangtua guru mempunyai kedudukan bagi Heri Jauhari
Muchtar melaporkan kalau,” Pendidik ialah orang kedua yang wajib
dihormati serta dimuliakan sehabis orang tua”. Mereka mengambil alih
kedudukan orang tua dalam mendidik kanak- kanak ataupun partisipan
didik keteka terletak di lembaga pembelajaran merupakan pas apabila
terdapat pepatah berkata“ orang tua merupakan di rumah serta Guru
merupakan orang tuaku di sekolah.” Pendidik yang bertugas
menyelenggarakan aktivitas pendidikan dengan metode mentransfer ilmu
serta pengetahuannya terhadap siswa di sekolah supaya para siswa tersebut
jadi individu yang berjiwa islami serta memilki watak, kepribadian serta
prilaku.
Dengan terdapatnya kedudukan yang baik dari orangtua serta guru
diharapkan bisa membagikan motvasi yang baik dikala belajar spesialnya
pembelajaran jasmani berolahraga serta kesehatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Riset ini ialah riset korelasional, yang hendak menyelidiki terdapat
tidaknya ikatan antara variabel leluasa dengan variabel terikat. yang jadi
variabel leluasa dalam riset ini merupakan Kedudukan guru serta
orangtua( X) sebaliknya variabel terikatnya merupakan motivasi
belajar( Y). Secara grafis wujud ikatan variabel- variabel riset ini bisa di
gambarkan selaku berikut :
Foto 3. 1. Rancangan riset yang dilakukan
X1
Y
X2
Keterangan :
X1 = Peran guru
X2 = Peran Orangtua
Y = Motivasibelajar
23,24,25
Siti Fatimah. 2019. Peran Guru Pai Dalam Menanamkan Akhlakul Karimah
Peserta Didik Di Smpn 1 Sukadana Lampung-Timur Tahun
Pelajaran. 2018/2019.
Sri Tatminingsih. 2017. Peran Pendidik (Guru Dan Orang Tua) Dalam
Pembentukan Karakter Anak Usia Dini.
Yanuarius Jack Damsy. 2019. Peran Orang Tua Dan Guru Dalam
Mengatasi Sikap Dan Perilaku Menyimpang Anak
Umur :
N Pernyataan SS S CS TS STS
o
1 Guru memberikan arahan dalam proses
belajar
2 Hasilbelajar menjadi lebih baik
oleh guru
3 Guru memberikan pandangan tentang
pendek
5 Guru menyampaikan tujuan
penjaskes.
7 Guru memfasilitasi dalam proses belajar
penjaskes
8 Untuk mencapai tujuan belajar, guru
menggunakan media pembelajaran yang
fleksibel.
9 Fasilitas belajar tersedia dengan lengkap
10 Guru menguasai penggunaan fasilitas
belajar.
11 Guru memberikan pandangan mengenai
yang baik
19 Guru melakukan pendekatan kepada
menyesuaikan diri
21 Siswa terbantu dengan aspek pendekatan
yang dilakukan oleh guru.
Peran Orangtua
anak-anaknya
2 Orangtua menerima setiap pendapat
anaknya
3 Orangtua tidak memaksa keinginannya
kepada anak
4 Orangtua memiliki kekuasaan terhadap
keluarga.
5 Orangtua mengajak anak bersosialisasi
rasa aman.
11 Orangtua menilai dari setiap sisi
anak-anaknya
13 Orangtua memperhatikan keselamatan
perselisihan anak
19 Orangtua bersikap bijaksana dalam
perselisihan.
21 Orangtua mendidik anak dengan sikap
rasional
22 Orangtua mencontohkan kepada anak
rasional
24 Orangtua memiliki alas an yang dapat
berfiir rasional
25 Anak merasakan manfaat dalam belajar
dari hasil berfikir rasional yang diajarkan
orangtua.
Motivasi belajar
penjaskes
2 Saya menunggu waktu belajar penjaskes
3 Saya mengikuti proses belajar penjaskes
guru penjaskes
6 Saya mengikuti semua materi belajar
penjaskes
7 Saya melakukan tindakan sendiri untuk
penjaskes
9 Saya memperagakan gerakan-gerakan
pelajaran penjaskes.
11 Saya mencari sumber lain untuk melihat
penjaskes.
12 Saya mudah menerima pelajaran yang
dicontohkan secara langsung.
13 Saya berlatih dan mengulangi setiap
miliki
15 Penjaskes dapat menjadi perantara dalam
keterampilan saya
29 Dengan banyak berlatih saya dapat
saya
20 Saya menjadi paham hal-hal yang
meningkatkan keterampilan
21 Saya merasa terbant u untuk
penjaskes.
22 Saya mengikuti perkumpulan olahraga
23 Saya menjadi anggota dari perkumpulan
olahraga
24 Saya menempatkan diri dengan baik
menjalin sebanyak-banyaknya
pertemanan.
28 Saya memperhatiak motivasi oranglain
kelompok lain
30 Saya mengaplikasikan hal-hal yang saya
prestasi saya.
31 Saya memperbaiki kesalahan yang saya
oranglain.
32 Saya menampilkan kemampuan terbaik
lain.
33 Saya memperhatikan hal-hal penting
kelompok lain
35 Saya menerima pendapat oranglain untuk
meningkatkan prestasi saya
36 Saya merasakan manfaat yang baik
olahraga
37 Saya melakukan diskusi dengan banyak
orang.
38 Saya senang saat dipuji
39 Saya merasa termotivasi saat mendapat
lagi
42 Saya menjadikan pujian sebagai salah
depan guru
46 Saya termotivasi mendapatkan status
teman-teman
50 Saya dapat melihat kelemahan lawan