Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FENOMENA-FENOMENA KONTEMPORER TERKAIT


DENGAN AQIDAH II

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. NABILLA SOFIANI (12250221126)


2. ANANG PRATAMA (12250213656)
3. RAIHAN RAWADI (

KELAS 1B

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUSKA RIAU

2022

0 0
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Aqidah Akhlak, dengan judul “Fenomena-Fenomena Kontemporer Terkait dengan
Aqidah II”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikn.

Pekanbaru, 13 Oktober 2022

Penulis

0 0
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar belakang......................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2

2.1 Pandangan Islam Terhadap Manusia Indigo............................................ 2


2.2 Pandangan Islam Terhadap Manusia Bermitra dengan Jin...................... 3
2.3 Pandangan Islam Terhadap Pawang Hujan............................................. 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14


3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

ii

0 0
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia Islam saat ini memiliki dua tantangan: tantangan dari dalam diri
sendiri (internal) dan tantangan yang datang dari luar (eksternal). Namun
mengatasi tantangan internal lebih krusial, karena kita kalah sebetulnya bukan
karena musuh kuat, tetapi karena kita lemah. Meskipun musuh kita kuat (dan
amat wajar jika musuh senantiasa berusaha menguatkan dirinya), namun jika
kita lebih kuat niscaya kita tidak akan bisa dikalahkan. Jadi, problem terbesar
umat ini adalah mengatasi tantangan yang ada dalam dirinya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini terkait materi ini adalah:
1. Bagaimana pandangan islam terhadap manusia indigo?
2. Bagaimana pandangan islam terhadap manusia bermitra dengan jin?
3. Bagaimana pandangan islam terhadap pawang hujan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap manusia
indigo.
2. Dapat mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap manusia
bermitra dengan jin.
3. Dapat mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap pawang
hujan.

0 0
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Islam Terhadap Manusia Indigo.


Kebanyakan anak Indigo mempunyai karakteristik yang berbeda dan
memiliki kemampuan yang lebih dari anak seusianya, termasuk juga memiliki
kemampuan melihatsesuatu dari alam lain (ghaib). Untuk anak indigo,
kemampuan seperti ini tidak dapat dilakukan melalui suatu proses belajar
tertentu, melainkan sebagian karena adanya sesuatu di dalam tubuhnya yang
disebut aura yang berwarna indigo (nila).
Berbicara tentang kemampuan manusia terhadap sesuatu, tentunya kita
juga harus melihat juga akan kodrat manusia yang serba terbatas atas segala
sesuatunya, kecuali manusia pilihan yang telah diberi anugerah atas kehendak
dankarunia Allah SWT. Demikian pula tentang kemampuan manusia
terhadapkepemilikan ilmu pengetahuan, khususnya dalam hal ini pengetahuan
yangberkaitan dengan hal-hal ghaib yang lazim dimiliki oleh sebagian anak-
anak atau orang Indigo.Sesungguhnya kemampuan manusia atas kepemilikan
ilmu pengetahuan hanyalahbagaikan setetes udara di samudra luas atas ilmu
pengetahuan yang dimiliki AllahSWT. Oleh sebab itu, maka apabila seseorang
dianggap memiliki kemampuan untuk mengatasi sesuatu yang melebihi
kodratnya sebagai manusia pada umumnya, kita harus berhati-hati dan waspada
dalam menyikapinya.
Dalam beberapa hal Allah SWT bisa saja memberikan ilmu pengetahuan
kepada manusia secara langsung tanpa melalui proses belajar seperti
pengetahuannya Nabi Khidir as, dan ini pun karena Khiidir adalah seorang nabi
dan rosul, maka wajar jika Allah memberikan pengetahuan itu. Sebagaimana
firman Allah dalam al-Qur'an, yang artinya: Dalam kaitan ini tentusaja kita
harus melihatnya dengan penuh kehati-hatian dengan melihat seberapa
tinggikah tingkat kesalehan dan ketaqwaan anak yang terindikasi nila
tersebutkepada Allah SWT. Jika terindikasi tidak ada kesalehan dan ketaqwaan
yangditunjukan oleh yang bersangkutan, terutama kemampuannya berdasarkan

0 0
3

sesuatu yang tidak diyakininya memiliki atau kekuatan tertentu, maka hal ini
diindikasikan sebagai orang yang tidak dapat dipercaya dari Allah dan
tergolong kesesatan, karena kodratnyamanusia dapat melihat jin dalam ujud
tertidur.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an, yang artinya: “Wahai anak
Adam,janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya
darikeduanya untuk menonton –kepada keduanya–' auratnya. Sesungguhnya, ia
(iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang
(disana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah
menjadikansetan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak
percaya.” (QS.Al-A'raf: 27) Firman Allah diatas menunjukkan, bahwa
kodratnya manusia sesungguhnya tidak ada kemampuan untuk melihat
jin/setan.
Lalu bagaimana jika seseorang dianggap telah memiliki kemampuan
dapat melihat jin/setan? dimana dalam kaitan ini seseorang yang terindikasi
indigo juga memiliki kemampuan seperti ini. Dan mengapa seseorang bisa
indigo? Ustadz Abu Musamenjawab:"Kemungkinan ada salah satu dari leluhur
anak indigo yang melakukan persekutuan dengan jin. Ini menyebabkan ada jin
yang bersemayam dalam diri keturunannya. Mengenai prediksi tentang masa
depan, itu sebenarnya pekerjaan dari jin yang bersemayam dalam dirinya dan
tentunya jin musyrik yang banyak bertapa sehingga memiliki kekuatan yang
besar dan mampu meramalkan masadepan dan mungkin bisa jadi itu semua
skenario jin tersebut."

2.2 Pandangan Islam terhadap manusia bermitra dengan Jin.


Jin adalah salah satu makhluk ghaib yang telah diciptakan Allah swt untuk
beribadah kepada-Nya. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz-dzariyat: 56).
Sebagaimana malaikat, kita tidak dapat mengetahui informasi tentang jin
sertaalam ghaib lainnya kecuali melalui khabar shadiq (riwayat & informasi

0 0
4

yangshahih) dari Rasulullah saw baik melalui Al-Quran maupun Hadits


beliau yang shahih. Alasan nya adalah karena kita tidak dapat berhubungan
secara fisik dengan alam ghaib dengan hubungan yang melahirkan informasi
yang meyakinkan atau pasti.
Katakanlah: “tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila (kapan)
mereka akan dibangkitkan. (An-Naml: 65)
Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada
Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-
penjaga (malaikat) di mukadan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui,
bahwa sesungguhnya rasul-rasul itutelah menyampaikan risalah-risalah
Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada
mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (Al-Jin: 26-28).
Manusia diperintahkan oleh Allah swt untuk melakukan muamalah
(pergaulan) dengan sesama manusia, karena tujuan hubungan sosial adalah
untuk melahirkan ketenangan hati, kerja sama yang baik, saling percaya,
saling menyayangi dan saling memberi. Semua itu dapat berlangsung dan
terwujud dengan baik, karena seorang manusia dapat mendengarkan
pembicaraan saudaranya, dapat melihat sosok tubuhnya, berjabatan tangan
dengannya, melihatnya gembira sehingga dapat merasakan kegembiraan nya,
dan melihatnya bersedih sehingga bisa merasakan kesedihannya.
Allah swt mengetahui fitrah manusia yang cenderung dan merasa tenteram
bilabergaul dengan sesama manusia, oleh karena itu, Dia tidak pernah
menganjurkanmanusia untuk menjalin hubungan dengan makhluk ghaib yang
asing bagimanusia. Bahkan Allah swt tidak memerintahkan kita untuk
berkomunikasidengan malaikat sekalipun, padahal semua malaikat adalah
makhluk Allah yang taat kepada-Nya. Para nabi dan rasul alahimussalam pun
hanya berhubungan dengan malaikat karena perintah Allah swt dalam rangka
menerima wahyu, danamat berat bagi mereka jika malaikat menampakkan
wujudnya yang asli dihadapan mereka. Oleh karena itu tidak jarang para

0 0
5

malaikat menemui Rasulullah saw dalam wujud manusia sempurna agar lebih
mudah bagi Rasulullah saw untuk menerima wahyu.
Tentang ketenteraman hati manusia berhubungan dengan sesama manusia
Allah swt berfirman:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir. (Ar-Rum: 21).
Makna “dari jenismu sendiri’ adalah dari sesama manusia, bukan jin atau
malaikat, atau makhluk lain yang bukan manusia. Karena hubungan dengan
makhluk lain, apalagi dalam bentuk pernikahan, tidak akan melahirkan
ketenteraman, padahal ketenteraman adalah tujuan utama menjalin hubungan.

Al-Quran & Hadits tentang jin.


a. Jin diciptakan dari api dan diciptakan sebelum manusia
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami
telah menciptakan jin sebelumnya dari api yang sangat panas. “(Al-Hijr: 26-
27). “Malaikat telah diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan
Adam diciptakan dari tanah (yang telah dijelaskan kepada kalian)”.
( HR.Muslim) Perbedaan asal penciptaan ini menyebabkan manusia tidak
dapat berhubungan dengan jin, sebagaimana manusia tidak bisa berhubungan
dengan malaikat kecualijika jin atau malaikat menghendakinya. Apabila
manusia meminta jin agar bersedia berhubungan dengannya, maka pasti jin
tersebut akan mengajukan syarat-syarat tertentu yang berpotensi menyesatkan
manusia dari jalan Allah swt.
b. Jin adalah makhluk yang berkembang biak dan berketurunan
“Dan (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah
kamukepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari
golongan jin,maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu

0 0
6

mengambil dia danturunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku,


sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti
(dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim.” (Al-Kahfi: 50).
Al-Quran juga menyebutkan bahwa di antara bangsa jin ada kaum laki-laki
nya(rijal) sehingga para ulama menyimpulkan berarti ada kaum
perempuannya(karena tidak dapat dikatakan laki-laki kalau tidak ada
perempuan). Dengan demikian berarti mereka berkembang biak.
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
memintaperlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambahbagi mereka dosa dan kesalahan.” (Al-Jin: 6).
c. Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat jin
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dan suatutempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya
Kami telahmenjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-
orang yang tidakberiman.” (Al-A’raf: 27).
Hal ini membuat kita tidak dapat berhubungan dengan mereka secara
wajar sebagaimana hubungan sesama manusia. Kalau pun terjadi hubungan,
maka kitaberada pada posisi yang lemah, karena kita tidak dapat melihat
mereka dan mereka bisa melihat kita.
d. Bahwa di antara bangsa jin ada yang beriman dan ada pula yang kafir, karena
mereka diberikan iradah (kehendak) dan hak memilih seperti manusia.
“Dan sesungguhnya di antara kami ada jin yang taat dan ada (pula) jin
yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun jin yang menyimpang
dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahanam.” (Al-
Jin (72): 14-15).
Meskipun ada yang muslim, tapi karena jin makhluk ghaib, maka tidak
mungkin muncul ketenteraman hati dan kepercayaan penuh bagi kita terhadap

0 0
7

keislaman mereka, apakah benar jin yang mengaku muslim jujur dengan
pengakuannya atau dusta?! Kalau benar, apakah mereka muslim yang baik
atau bukan?! Bahkan kita harus waspada dengan tipu daya mereka.
Berhubungan dengan jin adalah salah satu pintu kerusakan dan berpotensi
mendatangkan bahaya besar bagi pelakunya. Potensi bahaya ini dapat kita
pahami dari hadits Qudsi di mana Rasulullah saw menyampaikan pesan Allah
swt:
“keadaan hanif (lurus), dan sungguh mereka lalu didatangi oleh setan-
setan yangmenjauhkan mereka dari agama mereka, mengharamkan apa yang
telah Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku
dengan hal-hal yang tidak pernah Aku wahyukan kepada mereka sedikit pun.”
(H.RMuslim).

Dalil lain tentang larangan berhubungan dengan jin adalah:


“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambahbagi mereka dosa dan kesalahan”. (Al-Jin: 6).
Imam At-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan: “Ada penduduk kampung
daribangsa Arab yang menuruni lembah dan menambah dosa mereka dengan
meminta perlindungan kepada jin penghuni lembah tersebut, lalu jin itu
bertambah berani mengganggu mereka.
Tujuan seorang muslim melakukan hubungan sosial adalah dalam
rangkaberibadah kepada Allah swt dan berusaha meningkatkannya atau
untukmenghindarkan dirinya dari segala hal yang dapat merusak ibadahnya
kepada Allah. Melakukan hubungan dengan jin berpotensi merusak
penghambaan kita kepada Allah yaitu terjatuh kepada perbuatan syirik seperti
yang dijelaskan oleh ayat tersebut. Ketidakmampuan kita melihat mereka dan
kemampuan merekamelihat kita berpotensi menjadikan kita berada pada
posisi yang lebih lemah,sehingga jin yang kafir atau pendosa sangat mungkin
memperdaya kita agar bermaksiat kepada Allah swt.

0 0
8

Bagaimana berhubungan dengan jin yang mengaku muslim? Kita tetap


tidak dapat memastikan kebenaran pengakuannya karena kita tidak dapat
melihat apalagi menyelidiki nya. Bila jin tersebut muslim sekalipun, bukan
menjadi jaminan bahwa ia adalah jin muslim yang baik dan taat kepada Allah.
Di samping itu, tidak ada manusia yang dapat menundukkan jin sepenuhnya
(taat sepenuhnya tanpa syarat) selain Nabi Sulaiman as dengan doanya:
Sulaiman berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku,
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”. (Shad (38): 35).
Maka berhubungan dengan jin tidak mungkin dilakukan kecuali apabila jin
itu menghendakinya, dan sering kali ia baru bersedia apabila manusia
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat ini dapat dipastikan secara
bertahap akan menggiring manusia jatuh kepada kemaksiatan, bahkan
mungkin kemusyrikandan kekufuran yang mengeluarkannya dari ajaran
Islam. Na’udzu billah.
Masalah Bersahabat dengan Jin (Tinjauan Agama dan Hubungannya
dengan Tenaga Dalam). Bila ditinjau dari segi agama, secara mutlak dan jelas
Allah SWT menegaskan dalam Al Qur’an, sbb :
“Dan bahwasanya ada saja beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara Jin, maka Jin-jin
itu justru hanyamenambahi mereka dosa dan kesalahan”. (QS.Al Jin:6)
Setelah secara jelas ayat Al Qur’an ini diterangkan bahwa ada larangan
kerasdalam agama dalam bersahabat dengan jin, terkadang masih saja dibuat-
buatpertanyaan. “Bukankah ayat itu menjelaskan hanya pada larangan
memintaperlindungan saja, bukan bersahabat? tentu saja dapat dijawab
bahwapersahabatan dengan jin secara otomatis akan meminta pertolongan
atauperlindungan kepadanya. Jika seandainya ia mengatakan bahwa
bersahabat hanyadalam arti berteman, tidak minta tolong sedikitpun
kepadanya tetap saja terlarang, karena pada ayat itu juga jelas pada jin-jin
akan membawa kita kepada lembah dosa dan kesalahan. Bersahabat berarti
telah terjadi komunikasi dan komunikasiitu sendiri akan terjadi pengaruh-

0 0
9

mempengaruhi bahkan justru karena komunikasiatau pembicaraan itu pula


jin-jin dapat menipu manusia.
Terkadang juga ditanyakan bahwa bagaimana jika persahabatan itu hanya
sebatas ingin mengetahui informasi hal yang gaib-gaib saja, maka dapat
dijawab, sbb :
Tetap saja tidak boleh karena dengan demikian berarti kita minta
tolongkepadanya dan yang namanya meminta tolong atau minta informasi
pastilah adaharganya bagi jin-jin itu. Pastilah jin-jin itu akan minta pamrih
sesuatu kepadaorang tersebut. Di sinilah mulai terjadinya penipuan untuk
menjatuhkannya kedalam dosa dan kesalahan.
Menurut Allah dalam Al Qur’an, para jin tidak memiliki kemampuan
untukmengetahui perkara gaib, firman Allah tersebut, sbb :
“Para jin itu berkata,”Sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah
dikehendakikejahatan untuk orang-orang yang di bumi atau Tuhan
menghendaki akankebaikan bagi orang-orang itu.”(QS.Al Jin:10)
Adalah menjadi jelas bahwa sekalipun sifatnya tolong-menolong kedua
belah pihak, menurut dua ayat di atas tetap saja merupakan larangan secara
mutlak.
Adapun menyangkut kisah Nabi Sulaiman as jelas merupakan mukjizat
yangsifatnya langsung karunia Allah bukan rekayasa melewati persahabatan
( baca QS.As-Sabaa: 12-14). Bahkan harus pula diperhatikan bahwa Nabi
Sulaiman as ketika itu sebagai seorang raja diantara manusia dan jin-jin. Jadi
ia memerintah dikerajaannya yang terdiri dari bangsa manusia dan jin. Bukan
justru minta pertolongan dari mereka, tetapi merekalah yang takluk dan
tunduk atas perintahnya.
Bagaimana jika bersahabat dengan jin muslim saja ? bukankah Al
Qur’anmenjelaskan adanya jin muslim yang suka berbuat kebaikan ? maka
jawabnyatetap saja tidak boleh karena ayat Al Qur’an tadi berbicara secara
umum tanpapengecualian. Di samping itu seharusnya juga dipahami bahwa
jika jin itu muslimyang taat beragama maka pastilah ia tidak mau bersahabat
dengan manusia karena ada larangan ayat Al Qur’an. Sebab pedoman mereka

0 0
10

juga tidak lain adalah AlQur’an. Benarlah seperti perkataan Syekh Ibnu Hajar
Al Haitami mengatakandalam kitab al fatawil hadisah h.104, sbb :
Sesungguhnya menghampirkan diri kepada ruh-ruh dan berkhidmat
(melakukan persahabatan) dengan raja-raja jin adalah termasuk dalam bagian
sihir.
Larangan agama tersebut ternyata juga sangat berkait dalam masalah
ketauhidanyang mengajarkan kepada manusia agar selalu hanya minta
pertolongan danberkhidmat kepada Allah SWT. Susah maupun senang harus
selalu diserahkannyakepada Allah. Di saat senang ia semestinya selalu
memuji dan bersyukur ataskarunia yang diberikan Tuhan pada dirinya.
Sebaliknya di saat menerimakesusahan, tauhid mengajarkannya agar ia dapat
bersabar dan selalu tetapistiqomah meminta pertolongan kepada Allah. Bukan
justru meminta pertolongandan penyelesaian masalah kepada para jin yang
kerjanya hanya mampu menipu manusia.
Terlebih lagi persahabatan dengan jin ternyata mengharuskannya
untukmenyediakan sesuatu yang dianggap menyenangkan jin. Misalnya
memberikansuguhan sesajen, dupa atau kemenyan di waktu-waktu tertentu.
Keadaan ini jelas merupakan pengkhidmatan khusus kepada jin sahabatnya.
Bahkan bila ia lupa melakukannya, maka jin itu biasanya akan
mengingatkannya. Terkadang dengancara merasuki dirinya atau keluarganya
sehingga tidak sadarkan diri bahkanmengamuk atau hilang ingatan.
Berkait erat dengan masalah tenaga dalam, maka sebagaimana dipahami
bahwa tenaga dalam bertumpu pada kemampuan keterampilan mengolah diri.
Maka aspek yang dilahirkan daripadanya merupakan murni karya mandiri
dengan titik kebergantungan kepada Allah. Maka jika seorang pengguna tadi
bersahabat dengan jin tentu saja bertentangan dengan tabiat tadi yang
dipelajarinya. Sebabbersahabat dengan jin akan merusak keyakinan yang
telah ada, sedang tdbertumpu pada keyakinan.
Apabila ia berkata akan sanggup memelihara keduanya, maka jelaslah td
yangdimilikinya bukan lagi td murni sebagaimana lazimnya. Boleh jadi
merupakanrangkaian tipu daya jin itu sendiri sebagaimana yang dinyatakan

0 0
11

QS.Al Jin : 6. Pada kenyataannya, orang yang menjalin persahabatan dengan


jin akan muncul sifat-sifat yang aneh, bukan hanya bertentangan dengan
agama tetapi jugabertentangan dengan tabiat pengguna tenaga dalam, antara
lain, sbb :
Sering kesurupan atau tidak sadarkan diri ketika dimasuki jin atau
dipengaruhinyasekalipun tidak dikehendaki oleh orang yang menjalin
persahabatan itu. Baiksecara sengaja dilakukannya ataupun tidak secara
sengaja. Ini jelas bertentangandengan agama dan td yang selalu
mengharuskan mawas diri dan selalu sadar diri.
Sering berfikir yang aneh dan tak masuk akal. Sebab ia akan lebih
mementingkanpetunjuk sahabatnya dari bangsa jin ketimbang memelihara
kemampuan akal pikirannya. Tegasnya, cara berfikirnya akan berubah dari
yang manusiawi kepadacara berfikir yang magic atau mistik. Cara ini juga
bertentangan dengan agama dan td yang selalu memprioritaskan akal sebagai
alat senjata td itu sendiri. Di sini kesadaran akal dijadikan tumpuan
kemampuan dari konsentrasi.
Kesimpulan yang benar, bahwa meminta bantuan atau bekerja sama
dengan jin bukanlah sesuatu yang haram secara mutlak. Karena jin termasuk
makhluk Allahyang mendapatkan beban aturan syariat sebagaimana manusia.
Hubungan kitadengan jin tidak lebih dari muamalah dua jenis makhluk Allah
Ta’ala.
Sebagaimana aturan yang belaku ketika kita bekerja sama dengan orang
lain.Kerja sama itu boleh dilakukan, selama dilakukan dengan cara yang
mubah danuntuk tujuan yang mubah. Sebaliknya, kerja sama ini bernilai dosa
dan terlarang,jika dilakukan dengan cara terlarang atau untuk tujuan terlarang.

2.3 Pandangan islam terhadap Pawang hujan.


Allâh Ta’âlâ berfirman :
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelumkedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah
membawa awanmendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu

0 0
12

Kami turunkan hujan didaerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan
itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-
orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (al-
A’raf 57)
Yang menggerakkan angin, cuaca, hujan dan lain sebagainya hanyalah
Allâh.Manusia hanya bisa memprediksi dari tanda-tanda alami (kauniyah)
yang manaprediksi tersebut bisa salah dan benar. Maka prediksi cuaca seperti
ini ygbersandar pada tanda-tanda alami adalah tidak mengapa, selama tidak
diiringidengan keyakinan kebenarannya. Jadi, hanyalah prediksi belaka.
Pawang hujan yang diklaim bisa memindahkan hujan atau menahan hujan,
makasejatinya mereka ini adalah paranormal (dukun) yang seringkali
bekerjasamadengan jin, sebagaimana dukun-dukun lainnya.
Kata para ulama, dukun dan tukang sihir itu adalah thaghut dan para
pendustaAllah Ta’âlâ berfirman :
“Maukah Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-syaitan itu
turun?Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat
jahat/buruk (paradukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan tersebut
menyampaikan berita yangmereka dengar (dengan mencuri berita dari langit,
kepada para dukun dan tukangsihir), dan kebanyakan mereka adalah para
pendusta” (QS asy-Syu’araa’: 221-223).
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa para pendusta dalam ayat di atas
adalah dukun dan yang semisal dengan mereka.Mendatangi pawang hujan
sama hukumnya dengan mendatangi dukun.Hukumnya diperinci sebagai
berikut:
Mendatangi dan bertanya kepada mereka tanpa membenarkannya, maka
inihukumnya dosa yang sangat besar dan tidak diterima shalatnya selama
empatpuluh hari. (bukan artinya tidak perlu sholat, karena sholat itu
kewajiban yg tidakboleh ditinggalkan.) sama dengan kufur ashghar.
Mendatangi mereka dan membenarkannya mereka maka ini adalah kafir.
Apabila yang dilakukan dukun itu terjadi dan nyata seperti yang diklaim.
Maka jangan tertipu, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

0 0
13

ketika ditanya tentang al-kuhhaan (para dukun), beliau shallallahu ‘alaihi wa


sallam menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang tidak ada artinya”.
Salah seorang sahabat berkata, “Sesungguhnya para dukun tersebut
terkadangmenyampaikan kepada kami suatu (berita) yang (kemudian
ternyata) benar.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalimat (berita)
yangbenar itu adalah yang dicuri (dari berita di langit) oleh jin (syaitan),
laludimasukkannya ke telinga teman dekatnya (yaitu dukun dan tukang sihir),
yangkemudian mereka mencampuradukkan berita tersebut dengan seratus
kedustaan”(Muttafaq alaihi)

0 0
14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kebanyakan anak Indigo mempunyai karakteristik yang berbeda dan
memiliki kemampuan yang lebih dari anak seusianya, termasuk juga
memiliki kemampuan melihatsesuatu dari alam lain (ghaib). Berbicara
tentang kemampuan manusia terhadap sesuatu, tentunya kita juga harus
melihat juga akan kodrat manusia yang serba terbatas atas segala
sesuatunya, kecuali manusia pilihan yang telah diberi anugerah atas
kehendak dankarunia Allah SWT. Oleh sebab itu, maka apabila seseorang
dianggap memiliki kemampuan untuk mengatasi sesuatu yang melebihi
kodratnya sebagai manusia pada umumnya, kita harus berhati-hati dan
waspada dalam menyikapinya. Jika seseorang dianggap telah memiliki
kemampuan dapat melihat jin/setan, dalam kaitan ini seseorang yang
terindikasi indigo memiliki kemampuan seperti ini, menyebabkan ada jin
yang bersemayam dalam diri keturunannya.
2. Meminta bantuan atau bekerja sama dengan jin bukanlah sesuatu yang
haram secara mutlak. Karena jin termasuk makhluk Allahyang mendapatkan
beban aturan syariat sebagaimana manusia. Hubungan kita dengan jin tidak
lebih dari muamalah dua jenis makhluk Allah Ta’ala. Sebagaimana aturan
yang belaku ketika kita bekerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu
boleh dilakukan, selama dilakukan dengan cara yang mubah dan untuk
tujuan yang mubah. Sebaliknya, kerja sama ini bernilai dosa dan terlarang,
jika dilakukan dengan cara terlarang atau untuk tujuan terlarang.
3. Pawang hujan yang diklaim bisa memindahkan hujan atau menahan hujan,
makasejatinya mereka ini adalah paranormal (dukun) yang seringkali
bekerjasamadengan jin, sebagaimana dukun-dukun lainnya. Mendatangi
pawang hujan sama hukumnya dengan mendatangi dukun. Mendatangi dan
bertanya kepada mereka tanpa membenarkannya, maka ini hukumnya dosa

0 0
15

yang sangat besar dan tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari.
(bukan artinya tidak perlu sholat, karena sholat itu kewajiban yg tidak boleh
ditinggalkan.) sama dengan kufur ashghar.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.

0 0
DAFTAR PUSTAKA

Imaneter, AH. 2021. Fenomena-Fenomena Kontemporer


. https://www.scribd.com/document/510125705/Resume-fenomena-fenomena-
kontemporer. Diakses pada 13 Oktober 2022 pukul 21.00.

Anonim. 2018. Makalah Agama Islam dan Dunia.


https://makalahupdate.blogspot.com/2012/11/makalah-agama-islam-dan-
dunia.html. Diakses pada 13 Oktober 2022 pukul 21.26.

0 0

Anda mungkin juga menyukai