Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Super visi pendidikan islam
Oleh kelompok XI :
Khairul Anwar
Umamul Khair
FAKULTAS : TARBIYAH
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr.
H. Musleh Wahid, M.Pd. sebagai dosen pengampu yang telah membantu menyusun dalam
belajar Supervisi Pendidikan Islam, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Ayat-Ayat Tentang Supervisi Pendidikan”
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak, agar makalah ini pada masa-masa mendatang mengalami kesempurnaan dan sekaligus
dapat memenuhi harapan kita semua. Penyusun juga berharap semoga laporan ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dalam pendidikan adalah sebuah keharusan. Mulai dari yang sederhana
menjadi lebih kompleks, dari tidak mengerti menjadi paham, dan dari pribadi yang polos
menjadi bijak semua itu adalah perubahan yang dibentuk melalui proses pendidikan. Perubahan
itu dirancang sedemikian rupa sesuai dengan karakter manusia. Dalam perubahan dan
pengembangannya pendidikan juga dituntut agar dikelola dengan cara-cara yang manusiawi
sesuai dengan cita-cita luhur dan hakikat hidupnya. Proses pengawalan cita-cita adalah sebuah
kegiatan yang tidak berdiri sendiri. Pengawalan dan pengawasan dapat diartikan sebagai
supervisi.
Setiap organisasi memiliki aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. Manajemen dalam organisasi pada
dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan
melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning, organizing, actuating, dan controling dalam
penggunaan sumber daya organisasi. Oleh karena itu aplikasi manajemen organisai hakikatnya
adalah amal perbuatan sumber daya manusia organisasi yang bersangkutan. Salah satu fungsi
manajemen adalah controlling yang merupakan unsur penting dalam sebuah organisasi,
controlling berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Supervisi Pendidikan Islam?
2. Apa saja ayat-ayat Al-qur’an yang menerangkan tentan supervisi pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Supervisi pendidikan islam
2. Untuk mengetahui Ayat Al-qur’an yang menerangkan supervisi pendidikan
III
BAB II
PEMBAHASAN
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti
melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak
atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.1
Ada beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi bahkan dalam pelaksanaannya
istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilah-istilah tersebut, antara lain,
pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk
melakukan pengamatan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan
dimaksudkan untuk melihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan.
Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangankekurangan atau kesalahan yang perlu
diperbaiki dalam suatu pekerjaan.2
Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan
hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran
mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan
semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan faktor penentu
keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat
diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan
kualitas organisasi yang bersangkutan.
Dalam Islam supervisi dalam artian pengawasan terambil dari kata raqaba-yuraqibu-
muraqabatan. Kata raqaba dalam berbagai bentuk dalam al-Qur’an berjumlah 24 kata, Begitu
juga orang yang diasah otaknya saja semantara fisik dan rohaniahnya tidak diperhatikan, maka
manusia itu ibarat orang yang pintar dengan teori-teori ilmu pengetahuan tapi jasat sakit tak
terawat dan jiwa dan rohaninya tidak tentram.
1
E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2000), 154.
2
Ibid., 155.
1
Berdasarkan kitab al-Mu’jamu al-Mufahras li alfazil al-Qur’anil alkarim, kata raqaba
terdapat 24 kali dalam al-Qur’an yang tersebar pada 14 surat3. Diantaranya surat al-Ahzab ayat
52 ayat:
اا َّ ا ا ا آا ا ْۢ ۤ ا ا ا ا
َالن اسا ُء ِم ْن اب ْع ُد اوَل ا ْن ت اب َّد ال ِب ِه َّن ِم ْن ا ْز او ٍاج َّول ْو ا ْع اج اب اك ُح ْس ُن ُه َّن ِّلِا اما امل َك ْت
ِ َل ي ِح ُّل لك
ا ْ ُ اَۗ ا ا ا ّٰ ٰ ُ ا
ًان الل ُه اعلى ك ِل ش ْي ٍء َّر ِق ْيبي ِمينك وك
Kata raqiˆban , yang akar katanya terdiri dari huruf-huruf ra, qaf dan ba, makna dasarnya
adalah tampil tegak lurus untuk memelihara sesuatu. Pengawas adalah raqiˆb, karena Dia tampil
memperhatikan dan mengawasi untuk memelihara yang diawasi. Allah bersifar raqiˆb, adalah
Dia yang mengawasi atau yang menyaksikan atau mengamati dari saat ke saat makhluknya
Dengan demikian istilah untuk mewakili kata supervisi adalah muraqabah. Adapun dari segi
istilah, muraqabah adalah suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa Allah SWT
senantiasa mengawasinya, melihatnya, mendengarnya, dan mengetahui segala apapun yang
dilakukannya dalam setiap waktu, setiap saat, setiap nafas atau setiap kedipan mata sekalipun.
Dalam istilah Tasawwuf menurut al Qusyairy arti muraqabah ialah: keadaan seseorang
meyakini sepenuh hati bahwa Allah selalu melihat dan mengawasi kita. Tuhan mengetahui
seluruh gerak-gerik kita dan bahkan apa-apa yang terlintas dalam hati kita diketahui Allah.
Menurut Al-Murta’isy An-Naisaburi, muraqabah adalah memelihara rahasia dengan
memperhatikan yang ghaib, bersama setiap kejap mata dan lafal perkataan.5
Ada beberapa ayat-ayat yang menerangkan tentang supervise pendidikan yang terdapat
dalam kitab suci Al-qur’an yang mana diantaranya
3
Muhammad Fuad dan Abd Al-Baqi, Al-Mu’jamu al-Mufahras Li al-Fazilqur’an al-Karim (Kairo: Dar Al-
Hadits, 3422), 397.
4
Departemen Agama, AL-Qur’an Dan Terjemahnya (Bandung: Dipenogoro, 2009), 339.
5
Imam Ghazali, Ihya ’Ulumuddin 8, terj. Ismail Yaqub (Jakarta: CV Fauzan, 1979), 108.
2
ُ ا ْ ُ َّ ٰٓ ا ُّ ا َّ ْ ا ٰ ا ُ ْ ُ ْٓ ا ْ ُ ا ُ ْ ا ا ْ ْ ُ ْ ا ن َّ ُ ْ ُ ا
اْ اوا ِ اج ٰٓا ال اعل ْ اه ٰٓا ٰٓ ي ٰٓاَه ٰٓا ال ٰٓ ِمين امنوا قوا انفس ٰٓ ٰٓ ٰٓ ٰٓكُ وار ِليكُ ن ٰٓالا وقولر ٰٓا الن
ُ ا ا ٰۤ ا ٌ ا ٌ ا ٌ َّ ا ْ ُ ا ّٰ ٓ ا
ص ْون الل اه اما ا ام ار ُر ُْ او اي ْف اعل ْون اما ُي ْؤ ام ُر ْو ا َن مل ِٕىكة ِغَلظ ِشدال َل يع
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.” (Q.S. at-Tahrim)
6
Abudin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafasir Al-Ayah At Tarbawy) (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), 198.
7
Ibid., 200.
3
kepadanya agar tidak melupakan diri sendiri. Ayat ke 44 ini diturunkan sengaja untuk
memberi peringatan kepeda mereka yang memberi petunjuk dan memerintahkan
kepada orang lain melakukan kebajikan sedangkan mereka sendiri tidak
mengerjakanya .
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Muhammad bin Ka’b
alQurazhi bahwa ketika dua orang Quraisy dan seorang Tsaqif duduk-duduk
di sisi Ka’bah, lalu berkatalah salah seorang dari mereka:“Bagaimana
pendapatmu, apakah Allah mendengar omongan kita?. Yang lainnya
menjawab: “Apabila kamu berbicara nyaring, tentu Ia akan mendengar, tapi
jika kamu berbisik-bisik, tentu Ia tidak akan mendengarnya. Maka turunlah
ayat ini (az-Zukhruf: 80) sebagai bantahan atas ucapan mereka.8
Tafsir ayat Az Zuhruf ayat 80 ini yaitu melihat sikap dan tindakan
orang-orang kafir semasa hidup di dunia, mereka seakan-akan tidak percaya
bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu maka dikatakan tentang
mereka, "Apakah mereka menyangka bahwa Kami tidak mendengar bisikan-
bisikan hati mereka, dan tidak mengetahui semua yang mereka perbincangkan
secara rahasia dalam menyusun tipu daya itu?". Dengan ayat ini Allah SWT
menegaskan dengan mengatakan: "Kami mengetahui segala yang mereka
rencanakan itu dan mendengar semua bisikan-bisikan mereka, tidak ada
sesuatu pun yang tidak kami ketahui di samping itu malaikat selalu menulis
dan mencatat semua perilaku mereka baik berupa perkataan maupun
perbuatan.
8
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan Dari Alla h Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, vol. 1 (Jakarta: Gema
Insani, 1999), 117.
4
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Imam. Ihya ’Ulumuddin 8. terj. Ismail Yaqub. Jakarta: CV Fauzan, 1979.
Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. Kemudahan Dari Alla h Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. vol.1.
Jakarta: Gema Insani, 1999.
Nata, Abudin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafasir Al-Ayah At Tarbawy). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002.