Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP DAN SARANA SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU : ARIE BASTIAN HADINATA M.Pd.I

DISUSUN OLEH : Kelompok 4

 ABDUL RAHMAN SYAHPUTRA : 900.20.002


 AISYAH AL SIRA :900.20.017
 APRILIA SYAHFITRI :900.20.046
 AYUNING DWI ASTI :900.20.061

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAI

SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH

BINJAI

1
2023

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan
hidayah dan rahmat-Nya sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul "PRINSIP DAN SARANA SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM". Shalawat
bertangkaikan salam kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang telah
membawa risalahnya kepada seluruh ummat manusia.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
baik dalam penulisan maupun isi pokok pembahasan. Kami berharap saran maupun kritikan dari
Bapak ARIE BASTIAN HADINATA M.Pd.I Selaku dosen pembimbing yang sifatnya
membangun, sehingga makalah ini dapat mencapai kesempurnaan. Dan semoga penulisan ini
dapat berguna bagi pembaca khususnya kami sendiri.

BINJAI, APRIL 2023

PENULIS

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi...................................................................................................... i

BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………
1. LATAR BELAKANG……………………………………………...2
2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………..2
3. TUJUAN…………………………………………………………....2

BAB II

PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Prinsip-prinsip umum supervisi pendidikan......................................3
B. Prinsip supervisi dalam Al-Qur’an dan Hadis...................................3
C. Sasaran supervisi pendidikan………………………………………..5

BAB II

PENUTUP...................................................................................................

KESIMPULAN................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagi
pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi
pekerjaan guru.

Sedangkan pengertian dari Supervisi Pendidikan Islam adalah suatu kegiatan pengarahan
terhadap kinerja tenaga pendidik untuk memperbaiki suat system pembelajaran, serta
memasukkan kurikulum yang berbasis keislaman terhadap mata pelajaran sehingga para tenaga
pendidik dalam pengajarannya dimasuki unsur-unsur keislaman agar tercipta anak didik yang
religious yang berintelektual

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk menigkatkan sumber daya manusia. Salah satu
cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya mnausia adalah dengan melalui proses
pembelajaran.

Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya
manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus pengembangan profesi guru
dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak
semua guru yang yang dididk di lembaga pendididkan terlatih dengan baik dan qulified.
Potensi sumber daya guru tersebut perlu terus bertumbuh dan dikembangkan agar dapat
melakukan fungsinya secara potensial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja prinsip-prinsip umum supervisi pendidkan pendidikan?


2. Apakah yang dimaksud dengan prinsip supervise pendidikan dalam Al-Qur’an dan
Hadis?
3. Apa sasaran supervisi pendidikan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip umum supervisi pendidikan

3
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip supervisi pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadis
3. Untuk mengetahui sasaran apa saja yang ada dalam supervis penidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PRINSIP-PRINSIP UMUM SUPERVISI PENDIDIKAN


Supervisi pendidikan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip tertent. Prinsi-prinsip
supervisi pendidikan secara umum ini menurut Soetopo (2001) ada tujuh prinsip
supervisi sebgai berikut :
a) Prinsip organisasional, artinya pengwasan yang dilakukan dalam kerangka
organisasi yang melingkupinya.
b) Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan dan
kekurangan, kemudian dicari jalan pemecahan agar manajemen dapat berjalan
sesuai dengan standar dan organisasi dapat mencapai tujuan.
c) Prinsip komunikasm artinya pengawasan dilakukan untuk menjalin kerja sama
antara atasan dan bawahan.
d) Prinsip pencegahan, artinya pengawasan dilakukan untuk mencegah adanya
kesalahan dlam mengelola komponen-komponen organisasi.
e) Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua proses
manajemen berada pada temoat yang telah ditetapkan sebelumnya.
f) Prinsip objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data yang nyata di
lapangan tampa menggunakan penilaian dan tafsiran subjektif pengawas.
g) Prinsip kontinuitas, artinya pengawasan dilakukan secraa terus-menerus, baik
selama berlangsungnya pelaksanaan maupun setelak pelaksanaan pekerjaan.

Lebih khusus Bafadal (2008) menyebutkan prinsip-prinsip supervisi pengajaran sebagai


berikut :
a) Mampu mneciptakan hubungan yang harmonis.
b) Harus dilakukan secara berkesinambungan
c) Harus demokratis.
d) Komporatif.
e) Konstruktif.
f) Objektif

B. PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS

Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadits


Seperti supervisi pada umumnya, supervisi dalam pendidikan Islam adalah upaya
membantu guru dan personel sekolah lainnya dalam segala hal, terutama yang berkaitan
dengan kegiatan pedagogis dan administratif, yang dilakukan secara sistematis,
demokratis, dan kooperatif untuk menciptakan situasi pembelajaran yang efisien.
Prinsip-prinsip supervisi pendidikan dalam Al-qur’an dan Hadits:

4
a) Kore Mksi dan Introspeksi Diri (Check/Self-assessment)
Beberapa hadits Rasulullah SAW. merekomendasikan perlunya pengawasan
dalam semua pekerjaan. Ajaran Islam sa6LL;\ngat menganjurkan untuk memiliki suatu
bentuk
pengendalian diri sebelum mengendalikan orang lain.Hal ini antara lain berdasarkan

ٍ ْ‫ َّدا ِد ْبنَِأو‬W‫ َع ْن َش‬،‫ب‬


،‫س‬ ٍ ‫ ْم َرةَ ْبنِ َحبِي‬W‫ض‬َ ‫ َع ْن‬،‫َأبِي مَرْ يَ َم‬Wِ‫َأبِي بَ ْك ِر ْبن‬W‫ َع ْن‬،‫ك‬
ِ ‫ َأ ْخبَ َرنَا ا ْبنُال ُمبَا َر‬:‫ رُو ْبنُ َعوْ نٍقَا َل‬W‫ْخبَ َرنَا َع ْم‬
‫ ح وحَ َّدثَنَا‬،‫َأبِي مَرْ يَ َم‬WWWWِ‫َأبِي بَ ْك ِر ْبن‬WWWW‫ َع ْن‬،‫س‬ َ ُ‫ون‬WWWWُ‫ى ْبنُي‬WWWW‫يس‬ َ ‫ حَ َّدثَنَا ِع‬:‫ال‬ َ َ‫يعق‬ٍ ‫ ْفيَانُ ْبنُ َو ِك‬WWWW‫َأحَ َّدثَنَا ُس‬
َ َ‫ َع ْب َُدلالَّ ْبنُ َع ْب ِدالرَّحْ َمنِق‬: hadits Rasulullah SAW., sebagai berikut
‫ال‬

‫هُهَ َواهَا‬W ‫اج ُز َم ْنَأ ْتبَ َعنَ ْف َس‬


ِ ‫ َوال َع‬،‫ت‬ ِ ْ‫ دَال َمو‬W‫ بَ ْع‬W‫ه َُو َع ِملَلِ َما‬W ‫كَ ِي ُس َم ْندَانَنَ ْف َس‬WW‫ »ال‬:‫ قَا َل‬،‫لَّ َم‬W ‫لَّى َّلالَّ َعلَ ْي ِه َو َس‬W ‫ص‬
َ ‫ب ِي‬ ِ َّ‫الن‬WWِ‫َعن‬
W‫رْ َوى‬WWWWُ‫ ُّد ْنيَا َوي‬WWWW‫ ال‬W‫هُفِي‬WWWW‫هُيَوْ َمالقِيَا َم ِة َعلَى َم ْن َحا َسبَنَ ْف َس‬WWWW‫ط َع ُمهُ َو َم ْلبَ ُس‬ ْ ‫َوتَ َمنَّى « َكمَا ي َُحا ِسبُ َش ِري َكهُ ِم ْنَأ ْينَ َم‬
‫بُوا‬W‫اس‬ ِ ‫ " َح‬:‫قَال‬ َ ،‫ب‬ ِ ‫ه َُويُرْ َوى َع ْن ُع َم َر ْبنِالخَطَّا‬W‫ ُدتَقِيًّا َحتَّى ي َُحا ِسبَنَ ْف َس‬W‫ »َلَيَ ُكونُال َع ْب‬:‫ قَا َل‬، َ‫ونِ ْبنِ ِمه َْران‬WW‫َع ْن َم ْي ُم‬
‫« َو َم ْعنَى‬.»‫ ٌن‬W‫ابُ َعلَى َّلالَّ« هَ َذا َح ِديثٌ َح َس‬W‫الح َس‬ ِ ُّ‫ َوِإنَّمَا يَ ِخف‬،‫الَ ْكبَ ِر‬W‫ض‬ ِ ْ‫وا لِ ْل َعر‬WWُ‫ َوتَزَ يَّن‬،‫بُوا‬W‫اس‬ َ ‫َأ ْنفُ َس ُك ْمقَ ْبَأَل ْنتُ َح‬
‫ ال ُّد ْنيَا قَ ْبَأَل ْني َُحا َسبَيَوْ َمالقِيَا َم ِة‬W‫ َم ْندَانَنَ ْف َسهُيَقُولُ َحا َسبَنَ ْف َسهُفِي‬:‫"قَوْ لِ ِه‬

“Menceritakan pada kami Sufyan bin Waki’, menceritakan pada kami Isa bin Yunus, dari
Abi Bakar bin Abi Maryam (al hadits…), Menceritakan pada kami Abdullah bin
Abdurrahman, memberitahukan pada kami Amr bin ‘Aun, menceritakan pada kami Ibnul
Mubarok, dari Abi Bakar bin Abi Maryam dari Dlamrah bin Habib dari Syaddad bin Aus
dari Nabi SAW. bersabda: “Orang yang cerdas itu adalah orang yang mengalahkan hawa
nafsunya dan melakukan perbuatan untuk (kehidupan setelah mati), sedangkan orang yang
lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah
(berharap akan takdir-Nya). Sufyan berkata “ini hadits hasan”, berkata lagi Maksud “Man
daana nafsahu” adalah mengevaluasi dirinya di dunia sebelum dihisab nanti di hari kiamat.
Dan diriwayatkan dari Umar bin Khattab berkata: “Evaluasilah diri kalian sebelum dihisab
di akhirat dan berhiaslah untuk kehormatan yang besar dan bahwasanya hisab pada hari
kiamat diringankan bagi orang yang mengevaluasi dirinya di dunia.
Diriwayatkan juga dari Maimun bin Mihran berkata: “Tidak dikatakan hamba yang
bertakwa, sehingga ia mengevaluasi dirinya sebagaimana menginterogasi temannya dari
mana ia mendapat makanan dan pakaian. (HR. Turmudzi)Dalam suatu proses
pembelajaransampai pada kependidikan, tentunya terjadi kesalahan, penyimpangan bahkan
kebocoran yang pastinya dicari penyebabnya dan selanjutnya dicari solusi untuk
memperbaiki kesalahan tersebut agat tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Dalam
pandangan Islam segala sesuatu harus dilakukan secara terencana, dan teratur. Tidak
terkecuali dengan proses kegiatan belajar-mengajar yang merupakan hal yang harus
diperhatikan, karena substansi dari pembelajaran adalah membantu siswa agar mereka dapat

5
belajar secara baik dan maksimal. Supervisor dalam hal ini berarti mengatur atau mengelola
serta mengarahkan guru akan sesuatu hal agar menjadi baik.1

b) Integritas; Kejujuran dan Konsisten (Istiqomah)

Prinsip integritas merupakan kepribadian supervisor yang melaksanakan pengawasan


dengan mentalitas yang baik penuh kejujuran, simpatik, tanggung jawab, cermat dan
konsisten. Hal ini dianjurkan melalui hadis nabi berikut

َ ‫ُول هللاِ قُلْ لِ ْي فِ ْي‬ َ ‫ يَا َرس‬:‫ت‬ ُ ‫ قُ ْل‬:‫ال‬َ َ‫ ُس ْفيَانَ ْب ِن َع ْب ِد هللاِ رضي هللا عنه ق‬-َ‫ – َو قِ ْي َل َأبِي َع ْم َرة‬W‫ْن َأبِ ْي َع ْم ٍرو‬
ُ ‫ قُلْ َأ َم ْن‬:‫ال‬
‫ت بِاهللِ ثُ َّم ا ْستَقِ ْم‬ َ َ‫ ق‬. َ‫اِإل ْسالَ ِم قَوْ الً الَ َأ ْسَأ ُل َع ْنهُ َأ َحدًا َغي َْرك‬.:

“Dari Abu ‘Amr –ada yang mengatakan Abu ‘Amrah- Sufyan bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma dia berkata: Aku berkata: ”Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku satu perkataan
dalam Islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada kepada seorangpun selain engkau.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah”,
kemudian istiqamahlah. ia berkata : wahai Rasulullah, dari apa aku harus takut, lalu beliau
menunjuk dengan tangannya ke lidahnya. (H.R. Ahmad).” Hadits ini menunjukkan bahwa
Nabi mengajarkan sesuatu yang sangat penting dalam Islam, yaitu beriman kepada Allah,
Istiqomah, mengerjakan segala sesuatu yang bernilai ibadah, terutama dalam menunaikan
kewajibannya sebagai pendidik, dan konsistensi dalam ucapan dan perilaku. Seorang guru
dan pendidik yang beriman selalu cukup menjaga keimanannya dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugasnya dengan tekun, sistematis dan konsisten dengan kejujuran baik
dalam perkataan maupun sikap.

c) . Objektifitas
Dalam hal ini supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas
hubungan pribadi, harus realistis

َW‫يلَّ َمنُ َذ َعااَل ْىل َح ُكا‬WWWWWWWWWW‫ ُك َع ْنالشَّ ِر فَ َوي ُِع َس‬WWWWWWWWWW‫ص َدقَةٌ ُم ُربِ ْال َخي ِْرَأوْ قَالَبِ ْال َم ْعرُوفِقَالَفَِإ ْنلَ ْميَ ْف َع ْلقَالَفَيُ ْم ِس‬ َ ُ‫ِإنَّهُلَه‬
‫ َّدقُقَالُوا‬WWWWWWWWWWWWWWWWW‫َص‬ َ ‫ُوص َدفَقَةٌقَالُقَاواُل وافَِإفَِإ ْن ْنلَ ْملَ ْميَ ْفيَ َع ِج ْل ْدقَاقَالَلَفَيَفَْأيَ ْع َملُبِيَ َد ْي ِهفَيَ ْنفَ ُعنَ ْف َسه َُويَت‬
َ ‫ِلج ِة ُم ْال ْسلِ َم ٍم ْله‬
َ
‫ َع ِر ِي‬WWW‫ى الَْ ْش‬WWW‫وس‬ َ ‫َأبِي ُم‬WWWِ‫ بُرْ َدةَ ْبن‬W‫ ِعي ُد ْبنَُأبِي‬WWW‫ ْعبَةُ َح َّدثَنَا َس‬WWW‫ ُش‬W‫ آ َد ُمحَ َّدثَنَا‬W‫تَ ِط ْعَأوْ لَ ْميَ ْف َع ْلقَالَ َح َّدثَنَا‬WWW‫فَِإ ْنلَ ْميَ ْس‬
َ ‫َع ْنَأبِي ِه َع ْن َجد ِ ِهقَالَقَااَل لنَّبِي‬
‫ َّلالَّ َعلَ ْي ِه‬W‫ُّصلَّى‬

1
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan
guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 51-52

6
“Dari riwayat kakeknya Sa’id bin Abi Burdah dari Nabi SAW., beliau berkata: Bagi
setiap muslim dikenakan shadaqah, mereka berkata: “Wahai nabi Allah (bagaimana)
dengan seseorang yang tidak mendapatinya, beliau berkata: hendaknya ia bekerja
dengan tangannya kemudian ia manfaatkan untuk dirinya dan bershadaqah, mereka
berkata: hendaknya ia menolong orang yang memiliki hajat lagi menderita, mereka
berkata: bila tidak dijumpai, beliau berkata: hendaknya ia beramal (berbuat) yang
makruf dan menahan diri dari kejahatan, maka sesungguhnya hal itu bernilai
shadaqah baginya. (H.R. Bukhori).
Hadits tersebut menunjukkan bahwa seorang supervisor dan pendidik yang
profesional harus selalu berusaha meningkatkan kekuatan dirinya dan memperbaiki
segala sesuatunya untuk kemajuan bersama di lingkungannya (sekolah dan
masyarakat).2

C. SASARAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Objek kajian supervisi adalah perbaikan situasi belajar mengajar. Tujuan utama
dari pelaksanaan kegiatan supervise ini adalah selain untuk meningkatkan kemampuan
profesional para guru, juga untuk meningkatkan kinerja siswa dan dengan demikian
kualitas lulusan sekolah akan meningkat.
Dalam buku Konsep Dasar Pengawasan karya Suharsimi Arikunto (2006), obyek
pemeriksaan dalam arti obyek kajian supervise terdiri dari tiga bentuk, yaitu:
a. Supervisi Akademik
Berfokus pada observasi atau pengawasan pada kegiatan-kegiatan akademik, yaitu
hal-hal yang terjadi dalam lingkungan belajar ketika siswa mempelajari sesuatu.
b. Supervisi Administrasi/Tata Kelola
Berfokus pada pengamatan supervisor pada aspek administrasi yang mendukung dan
memperlancar pelaksanaan pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga
Berfokus pada pengamatan supervisor untuk aspek-aspek yang ada di sekolah. Tujuan
dari supervisi ini adalah untuk meningkatkan reputasi sekolah atau efektivitas sekolah
secara keseluruhan. Sebagai contoh: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah),
perpustakaan dan lain-lain.
Adapun sasaran supervise pendidikan menurut Prof. Sahertian adalah sebagai
berikut (Piet A. Sahertian, 2008:27):
1. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Pengalaman menunjukkan bahwa terjadi pembaharuan kurikulum berkali-kali sejak
tahun 1975 hingga sekarang. Oleh karena itu, perlu sekali ada orang yang bertugas
untuk membina dan menterjemahkan serta menjelaskan latar belakang dan konsep
dasar dari kurikulum yang akan diterapkan itu kepada guru-guru. Selain itu, para

2
Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Hal.
203

7
supervisor bertugas untuk memberikan pengertian tentang apa kurikulum itu,
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar, serta
model pengembangan kurikulum yang hendak diterapkan.
2. Perbaikan dan Penyempurnaan pembelajaran
Proses pembelajaran mengacu pada rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan
siswa di bawah bimbingan guru. Beberapa tugas belajar yang disusun oleh Paul B.
Diedrich adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan mengamati (visual activities)
b. Kegiatan mendengarkan (listening activities)
c. Kegiatan berbicara (oral activities)
d. Kegiatan menggambarkan (drawing activities)
e. Kegiatan melalui gerak (motor activities)
f. Kegiatan mental (mental activities) seperti menganalisis, memecahkan masalah,
dan mengambil keputusan
g. Kegiatan menulis (writing activities).
Melalui berbagai kegiatan belajar tersebut, siswa menerima banyak pengalaman
belajar (learning experience). Belajar tidak hanya tentang menguasai pengetahuan
materi, tetapi juga tentang mengumpulkan berbagai pengalaman belajar.
Selain tujuan, juga dikembangkan kegiatan pembelajaran, pengalaman belajar,
berbagai keterampilan mengajar, seperti keterampilan penjelasan, keterampilan
motivasi, keterampilan penguatan dan keterampilan manajemen kelas.
3. Pengembangan Sumber Daya Guru dan Staf Sekolah
Topik supervise penting lainnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan administrasi
personil. Panduan ini diharapkan dapat menginspirasi para guru dan staf sekolah lainnya
untuk melakukan tugas mereka dengan sebaik-baiknya. Dalam mengembangkan sumber
daya manusia, sekolah perlu melakukan peningkatan lainnya untuk melakukan tugas
mereka dengan sebaik-baiknya. Dalam mengembangkan sumber daya manusia, sekolah
perlu melakukan peningkatan kualitas dan kompetensi guru dan pegawai sekolah,
misalnya dengan mengadakan workshop, seminar, inservice-training dan up-grading.
Pengembangan keprofesian/ inservice-training meliputi semua kegiatan yang diberikan
dan diterima oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman guru dalam melaksanakan tugasnya
Menurut gagasan supervisi modern, inservice-training atau pendidikan dalam jabatan
merupakan bagian penting dari program bimbingan yang harus diselenggarakan oleh
sekolah-sekolah untuk menyelesaikan kebutuhan mereka sendiri dan memecahkan
masalah sehari-hari yang membutuhkan solusi segera. Program pelatihan ini dilakukan
oleh tutor lokal atau dengan dukungan ahli pelatihan. Program inservicetraining dapat
berupa berbagai kegiatan seperti kursus, lokakarya, seminar, kajian kurikulum,
demonstrasi pengajaran menggunakan metode baru, kunjungan ke sekolah-sekolah di luar
daerah dan persiapan khusus untuk tugas mengajar baru.
Up-grading adalah upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru dan

8
guru lainnya dengan cara memperluas dan memperdalam kompetensinya. Perbedaan
yang jelas antara inservice-training dan up-grading adalah bahwa up-grading memiliki
dampak sipil yang lebih kuat pada tugas atau status pegawai yang dipromosikan

BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Prinsip supervisi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua prinsip yaitu prinsip
praktis dan prinsip dasar/fundamental. Prinsip fundamental adalah asas pokok dari segala
asas, yaitu pancasila.
Prinsip praktis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu prinsip positif dan
negatif. Prinsip positif adalah prinsip yang harus diikuti oleh supervisor, sedangkan
prinsip negatif adalah prinsip yang harus dihindari oleh supervisor.
Prinsip-prinsip positif meliputi:
a. Supervisi harus kreatif dan konstruktif
b. Supervisi harus didasarkan pada profesional bukan pada hubungan pribadi
c. Supervisor harus mampu mengembangkan keterampilan kepemimpinan
d. Supervisor harus mampu menanamkan rasa aman fisik dan mental kepada guru
e. Supervisi harus progresif
f. Supervisi harus memperhatikan kesejahteraan guru dan tenaga pengajar serta
kerjasama yang baik
g. Kegiatan supervisi atau pengawasan harus berdasarkan keadaan yang faktual

KesimpulanIsyarat supervisi dalam Al Quran di antaranya terdapat pada surat Ali


Imron ayat 29, dalam ayat tersebut mengisyaratkan posisi Allah SWT sebagai Pencipta
merupakan pemilik otoritas tertinggi yang membawahi semua mahluk ciptaan-Nya,
yang bila dikaitkan dengan konteks pengertian supervisi yang dikemukakan oleh
Arikunto, yaitu supervisi dilakukan oleh atasan atau pimpinan yang tentunya
memiliki otoritas yang lebih tinggi terhadap hal-hal yang ada di bawahnya

9
atau bawahannya memiliki kesamaan konsep tentang subjek pelaku supervisi yaitu
sama-sama dilakukan oleh subjek yang memilki otoritas yang lebih tinggi
terhadap subjek yang lebih rendah/bawahan.

DAFTAR PUSTAKA

Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 51-52

Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi sekolah administrasi pendidikan mikro. jakarta :


Rineka Cipta

Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro, (Jakarta: Rineka


Cipta, 1996). Hal. 203

Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan


pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal

10

Anda mungkin juga menyukai