Disusun Oleh:
Moch Rizqi Fhaatir Alamsyah 201105030219
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Prinsip-prinsip Manajemen Dakwah”.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan yang telah
diberikan.
Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan baru
tentang pemahaman ilmu Manajemen Dakwah dimana yang didalam-nya itu membahas
Prinsip-Prinsip Manajemen Dakwah.
Akhir kata penulis mengharapkap kritik dan saran guna untuk memperbaiki makalah ini agar
menjadi lebih baik. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat yang besar dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya zaman yang semakin modern, terkadang sesuatu yang
dilakukan oleh sebagian orang khususnya da’i ditemukan tidak sesuai dengan
koridor yang seharusnya.dalam hal ini zaman semakin dewasa dan masyarakat yang
semakin instan mendorong manusia untuk berfikir instan pula, terlebih dengan
kehadiran media. Melihat kondisi seperti ini perlu adanya aturan dalam
menyebarkan syariah yakni dengan manajemen dakwah.
Istilah manajemen dakwah adalah terminologi yang terdirI dari dua kata, yakni
manjemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat
berbeda sama sekali. Istilah pertama , yakni ilmu ekonomi yang diletakkan diatas
paradikma materialistis yang pada prinsipnya adalah modal yang sekecil-kecilnya
untuk mendapatkan modal sebesar-besarnya. Sementara istilah yang kedua adalah
berasal dari lingkungan agama yakni ilmu dakwah yang diletakkan diatas prinsip,
ajakan menuju keselamatan dunia dan akhirat, tanpa paksaan dan iming-iming
material. Ia datang dengan tema menjadi rahmat bagi semesta alam.
1
perlunya koordinasi dengan berbagai pendekatan untuk menekan sekecil mungkin
berkurangnya nilai islam ditengah hidup dan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, penulis hendak mengkaji kembali bagaimana hakikat sebenarnya
dari manajemen dakwah melihat kondisi masa kini dan untuk mencoba mengulas
apa yang sebenarnya yang harus dilakukan oleh pelaku dakwah berdasarkan ilmu
manajemen sehingga dari sinilah akan terwujud masyarakat yang diharapkan oleh
umat ini yakni masyarakat yang bahagia duni dan akhirat sesuai harapan dan tujuan
dari pada dakwah yang dibawa rasulullah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu prinsip manajemen dakwah?
2. Apa saja prinsip manajemen dakwah?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui prinsip manajemen dakwah.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip manajemen dakwah.
2
BAB II PEMBAHASAN
Prinsip adalah dasar; asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak
dan sebagainya). Jadi prinsip-prinsip manajemen dakwah yang dimaksudkan adalah
hal-hal mengenai asas kebenaran di dalam menjalankan fungsi manajemen dakwah di
tengah-tengah masyarakat.
Dakwah variasinya dimulai dari sekumpulan fakta mengenai sesuatu yang disebut
data (pengalaman keagamaan dalam sejarah kehidupan umat manusia yang empiris)
kemudian membentuk informasi yaitu data yang dapat mengubah presepsi knowledge
seeker (mad’u/sasaran dakwah untuk kemudian memungkinkan perubahan keputusan
dan perilaku.
Dalam hal itu maka membutuhkan prinsip-prinsip untuk mengelolanya agar semuanya
berjalan denga napa yang telah menjadi tujuan bersma. Prinsip- prinsip dasar yang
ada dalam manajemen dakwah diantaranya adalah:
1) Prinsip Konsolidasi
2) Prinsip Koordinasi
3) Prinsip Tajdid
4) Prinsip Ijtihad
5) Prinsip Pendanaan dan Kaderisasi
6) Prinsip Integral dan Komprehensif
7) Prinsip Penelitian dan Pengembangan
8) Prinsip Sabar dan Istikhamah
9) Prinsip Komunikasi
10) Prinsip Tabsyir dan Taisir
B. Prinsip Konsolidasi
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap organisasi dakwah harus selalu dalam
keadaan mantap dan stabil jauh dari konflik, dan terhindar dari perpecahan, baik
lahiriah maupun batiniah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah al-Imran
ayat 103:
اع َتصِ م ُۡوا بح ۡبل هّٰللا جم ِۡيعًا وَّ اَل َت َفرَّ قُ ۡوا ۖ و ۡاذ ُكر ُۡوا ن ِۡعم َ هّٰللا
فَ َّت ِ َع َل ۡي ُكمۡ ا ِۡذ ُك ۡن ُتمۡ اَ ۡعدَٓا ًء َفا َ ل َ َ َ ِ ِ َ ِ ۡ َو
َ ِار َفا َ ۡن َق َذ ُكمۡ م ِّۡن َها ؕ َك ٰذل
ك ۡ ٰ ۡ ۡ
ِ ص َب ۡح ُتمۡ ِبن ِۡع َمت ۤ ِٖه اِخ َوا ًنا ۚ َو ُكن ُتمۡ َعلى َش َفا حُف َر ٍة م َِّن ال َّن ۡ َ َب ۡي َن قُلُ ۡو ِب ُكمۡ َفا
ُي َبيِّنُ هّٰللا ُ َلـ ُكمۡ ٰا ٰيتِهٖ َل َعلَّ ُكمۡ َت ۡه َت ُد ۡو َن
3
Artinya : “Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga
dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”
C. Prinsip Koordinasi
Prinsip ini berarti organisasi dakwah harus mampu memperlihatkan kesatuan gerak
dalam satu komando. Keterlibatan dan keteraturan merupakan ciri khasnya, karena
prinsip koordinasi menhisyaratkan betapapun banyaknya pembagian kelompok kerja
dan jauhnya rentang kendali dalam medan yang luas, namun denyut nadinya tetap
satu dan senafas. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Ash-Shaff ayat 14 :
ٰ ٓيا َ ُّيها الَّذيْن ٰام ُن ْوا ُك ْو ُن ْٓوا اَ ْنص هّٰللا
ار ْٓي َ ار ٖ ّي َن َمنْ اَ ْن
ِ ص ِ ار ِ َك َما َقا َل عِ ْي َسى ابْنُ َمرْ َي َم ل ِْل َح َو َ َ َ َ ِ َ
ت َّط ۤا ِٕى َف ٌة ْ ت َّط ۤا ِٕى َف ٌة م ِّۢنْ َبن ِْٓي ِاسْ َر ۤا ِء ْي َل َو َك َف َر هّٰللا
ْ صا ُر ِ َف ٰا َم َن هّٰللا
َ اري ُّْو َن َنحْ نُ اَ ْنِ ِا َلى ِ ۗ َقا َل ْال َح َو
ࣖ ۚ َفاَي َّْد َنا الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َع ٰلى َع ُدوِّ ِه ْم َفاَصْ َبح ُْوا َظاه ِِري َْن
D. Prinsip Tajdid
Prinsip ini memberi pesan bahwa organisasi dakwah harus selalu tampil prima, enerik
dan inovatif. Personal-personalnya harus cerdas dan pintar membaca kemajuan
zaman, pembaharuan yang dilaksanakan dengan kreativitas tinggi dan menyentuh
dalam berbagai bidang senantiasa menjadi jati dirinya. Tapi semuanya itu tetap dalam
konteks perpaduan iman, ilmu, dan amal sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an
surah Al-Mujadalah ayat 11:
ِس َفا ْف َسح ُْوا َي ْف َس ِح هّٰللا ُ َل ُك ۚ ْم َو ِا َذا قِ ْي َل ِ ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا ِا َذا قِ ْي َل َل ُك ْم َت َف َّسح ُْوا فِى ْال َم ٰجل
ت َوهّٰللا ُ ِب َما َتعْ َملُ ْو َن ٍ ۗ ش ُز ْوا َيرْ َف ِع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن ا ُ ْو ُتوا ْالع ِْل َم د ََر ٰج
ُ ش ُز ْوا َفا ْنُ ا ْن
َخ ِب ْي ٌر
4
Artinya : ” Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti
apa yang kamu kerjakan.”
5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
6
7