Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HADIST DAKWAH

Metode dan Teknik Dakwah

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hadis dakwah)

Disusun Oleh :

Azyu Mardi Zuhri Azra 2021G1C008

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Mataram

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakuka secara sadar
dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama Islam pada orang lain agar
mereka menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik
dalam kehidupan maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan
manusia baik di dunia maupun di akhirat, dengan menggunakan media dan
cara-cara tertentu.
Berbicara mengenai dakwah, dakwah dalam praktiknya merupakan
kegiatan yang sudah cukup tua, yaitu sejak adanya tugas dan fungsi yang
harus diemban oleh manusia di belantara kehidupan dunia ini. Oleh sebab itu,
eksistensi dakwah tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun, karena kegiatan
dakwah sebagai proses penyelamatan umat manusia dari berbagai persoalan
yang merugikan kehidupannya, merupakan bagian dari tugas dan fungsi
manusia yang sudah direncanakan sejak awal penciptaan manusia sebagai
khalifah.
Pada dasarnya dakwah merupakan penyampaian pesan-pesan agama yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Dakwah berasal dari bahasa arab yaitu
da’a – yad’u – da’watan yang artinya menyeru atau mengajak umat manusia
untuk berada di jalan Allah SWT. Secara hakikat dakwah Islamiyah
merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam kegiatan manusia
beriman dalam masyarakat melalui cara tertentu, demi terwujudnya ajaran
Islam dalam segala segi kehidupan, kegiatan tersebut sering disampaikan
secara individu ataupun kelompok melalui berbagai metode dan sarana yang
bertujuan memberi perubahan dalam segi kehidupan.
Sebuah metode dalam dakwah sangat banyak diperlukan demi menggapai
harapan sebuah dakwah yang benar-benar bagus dan terarahkan dengan baik
demi menggapaai sasaran yang tepat. Metode bisa disebut sebagai jalan
ataupun sebuah arahan yang dapat menuntun dalam menjalankan sesuatu
dengan benar dan memiliki jalan yang bertujuan dalam kebaikan, untuk
teknik tak jauh bedah dengan metode, teknik sendiri juga bisa disebut metode,
karena teknik juga memiliki tujuan yang guna untuk memperjelas suatu cara
atau rancangan tersendiri dalam melakukan sesuatu, sehinggah bisa
terarahkan dengan baik, teknik juga biasanya dimiliki dengan masing-masing
orang dengan sesuai tipe orang sendiri. Sedangkan dakwah sendiri adalah
sebuah ajakan, seruhan dalam artian menyeruh atau mengajak orang untuk
memilih jalan kebaikan dan berjalan lurus menuju dalam kebenaran yang
sudah tentu akan bertujuan mendapat ridho Allah SWT.
Dakwah dapat dilakukan dengan cara bil-lisan yang lebih banyak
memfokuskan pada penekanan informatif persuasif dan cara bil-hal yang
lebih menekankan pada hal-hal bersifat praktis yang mampu merangsang agar
mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-hari.
Namun seiring dengan perkembangan masyakarat yangsemakin majemuk
maka metode dakwah juga di tuntut untuk mampu menyesuaikan dengan
keadaan masyarakat, oleh sebab itu makalah ini di susun untuk memberikan
referensi atau pengetahuan mengenai metode dan teknik dalam berdakwah

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian metode dan teknik dakwah
2. Beberapa metode dan teknik dalam berdakwah
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian metode dan teknik dakwah
2. Mengetahui metode dan teknik dalam berdakwah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode dan Teknik Dakwah

Secara etimologi, istilah metodologi berasal dari bahasa yunani yakni dari
kata “metados” yang berarti cara atau jalan dan “ logos” yang berarti ilmu.
Dengan demikian sudah jelas bahwa metode adalah jalan yang menjadikan sebuah
ilmu memiliki arah tujuan yang benar dan teratur. Untuk lebih jelasnya, metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Jadi, metode bisa
disebut sebagai jalan ataupun sebuah arahan yang dapat menuntun dalam
menjalankan sesuatu dengan benar. Maka bisa disimpulkan bahwa metode
dakwah adalah suatu cara dan arah untuk berjalan yang menuntun perjalanan
dakwah dengan baik dan benar, sehingga menjadikan sebuah tiket untuk masuk
dalam ridho Allah SWT.

Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai


cara (kepandaian) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
seni. teknik sudah jelas bahwa teknik adalah suatu kepandaian tersendiri yang
sudah tertanam dalam diri seseorang yang digunakan untuk bisa menggapai suatu
yang diinginkan dengan baik. Jadi teknik dakwah adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode dalam berbicara di
hadapan publik, demi menggapai harapan menjadikan baik seseorang dan diri
sendiri dengan berjalan dijalan kebenaran.

2.2 Beberapa Metode dan Teknik dalam Berdakwah

A. Khutbah

Khutbah berasal dari kata  ً‫ب – يَحْ تُبُ – ُخ ْتبَة‬


َ َ‫ َخط‬yang bermakna memberi nasihat
dalam kegiatan ibadah seperti; salat (salat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo,
Kusuf), wukuf, dan nikah. Menurut istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah
kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan
langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Misalnya khutbah Jumat
untuk ṡalat Jum’at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali
dengan hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan doa. Dalil tentang khutbah ini di
jelaskan dalam AL-Qur’an

ِ ‫اس تَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬


‫ُوف َوتَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ ۗ َولَوْ آ َمنَ َأ ْه ُل‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج‬
ِ َ‫ب لَ َكانَ خَ ْيرًا لَهُ ْم ۚ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُونَ َوَأ ْكثَ ُرهُ ُم ْالف‬
َ‫اسقُون‬ ِ ‫ْال ِكتَا‬

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik. (Q.S. Ali Imran Ayat 110)

َ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر ۚ َوُأو ٰلَِئ‬


َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran Ayat 104)

 Teknik dalam berkhutbah


- Pesan yang di sampaikan harus jelas
- Tidak menyinggung atau menghardik suatu kaum atau kelompok
- Isi khutbah tidaklah terlalu panjang namun tidak juga terlalu
pendek
- Isi khutbah tidak menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat

B. Mauidah

Secara bahasa Mauidhoh hasanah terdiri dari dua kata yaitu mauidhoh dan
hasanah. Kata mauidhoh berasal dari kata wa’adza ya’idzu wa’dzan ‘idzatan
berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sementara hasanah
merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.
Mau’idhoh hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur
bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan,
pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar
mendapatkan keselamatan didunia dan akhirat.

 Teknik dalam penyampaian Mauidah


- Menuturkan kisah-kisah umat masa lalu, baik yang taat maupun
yang durhaka
- Memberi peringatan atau mengabarkan berita gembira (ancaman
atau janji)
- Melukiskan keadaan syurga dan penghuninya serta keadaan
neraka dan penghuninya
- Mengungkapkan perumpamaan-perumpamaan, mencari
kesamaan-kesamaan. Contohnya tentang keberadaan alam
semesta.

C. Nasihat

Kata “nasehat” berasal dari Bahasa Arab yaitu “nashaha” yang memiliki dua
makna yaitu “khalasha” dan “khaatha”. “Khalasha” bermakna murni dan bersih
dari segala kotoran sedangkan “khaatha” artinya menjahit. Menasihati dapat
diibaratkan menjahit pakaian yang robek (perbuatan buruk), sehingga baju itu
menjadi bagus kembali. Imam Nawawi rahimahullah, menukil keterangan dari
Imam Khaththabi rahimahullah, menyatakan bahwa kata “nashaha” diambil dari
kata “nashahtu al-‘asla” yang diibaratkan ketika menyaring madu dari lilinnya.
Madu yang terpisah dari lilinnya akan menjadi murni dan bersih. Ada 2 target dalam
nasehat Islam.  Kedua target ini tercantum dalam surat Al Ashr. Yang pertama adalah
nasehat untuk mengajak orang kepada jalan kebenaran. Nasehat ini ditujukan kepada orang-
orang yang belum mengetahui tentang Islam, aturan-aturan Islam, serta syariat Islam. Target
kedua dari nasehat Islam adalah mengajak orang untuk bersabar dan istiqomah di
jalan kebenaran. Nasehat ini biasanya ditujukan kepada kita-kita yang sudah
mengenal Islam, syariat dan juga aturan-aturan dalam agama.

 Teknik dalam penyampaian Nasihat


- Ikhlas
- Tidak berniat menjatuhkan orang yang dinasihati
- Lakukan secara rahasia
- Jangan memaksakan kehendak
- Carilah waktu yang tepat

D. Ta’lim dan Ta’dib

Ta’lim berasal dari akar kata allama‘ yu’allimu. Ta’lim diartikan dengan
mengajarkan, dan Yu’alimu artinya pengajaran. M. Thalib mengatakan bahwa
ta’lim memiliki arti memberitahukan sesuatu kepada seseorang yang belum tahu.
Dan mu’allim atau pengajar yang berarti orang yang melakukan pengajaran.
Sebagaimana hadits nabi Muhammad SAW. Artinya: “Ajarkanlah mereka untuk
ta’at kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada Allah serta suruhlah anak-
anak kamu untuk menaati perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan.
Karena yang demikian itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka”

Sedangkan ta’dib berasal dari akar kata addaba, yuaddibu, ta’diiban yang
mempunyai arti antara lain: membuatkan makanan, melatih akhlak yang baik,
sopan santun, dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik. Kata addaba yang
merupakan asal kata dari ta’dib disebut juga muallim, yang merupakan sebutan
orang yang mendidik dan mengajar anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata krama,
adab, budi pekerti, akhlak, moral dan etika. Ta’dib yang seakar dengan adab
memiliki arti pendidikan peradaban atau kebudayaan, sebaliknya peradaban yang
berkualitas dan maju dapat diperoleh melalui pendidikan.

E. Hikayat

Hikayat merupakan bagian dari sebuah karya sastra. Karya ini identik
dengan bentuknya berupa prosa. Karya sastra dapat dimaknai dengan karya atau
ciptaan manusia yang disampaikan dengan maksud menghibur dan dilengkapi
dengan unsur-unsur estetika atau keindahannya. Jenis-jenis karya sastra terdiri
dari sastra fiksi (hayalan) dan juga non-fiksi (kenyataan). Adapun hikayat
umumnya berbentuk fiksi. Biasanya, cerita-cerita yang ada dalam hikayat
mengisahkan tentang kesaktian, kehebatan dan kepahlawanan seseorang dalam
bentuk cerita, dongeng, atapun sejarah.

 Teknik dalam penyampaian Hikayat


- Dalam menyampaikan hikayat alur ceita sebaiknya teratur
- Penyampaian yang unik dapat di dukung dengan mimik muka dan
gerak tubuh
- Melebih-lebihkan cerita sesuai dengan kadarnya

F. RISALAH

Risalah Islam adalah pesan-pesan Allah SWT yang terangkum dalam


ajaran agama Islam sebagai panduan jalan hidup (way of life) bagi umat manusia. 
Sumber utama risalah Islam adalah wahyu Allah Swt yang kini terangkum dalam
Al-Qur'an, plus hadits dan ijma' ulama. Secara harfiyah (etimologis), risalah
berasal dari bahasa Arab yang artinya pesan atau message (Inggris). Pembawa
risalah disebut rasul (messenger), utusan, atau pembawa risalah. Dalam konteks
agama (Islam), istilah risalah dimaknai sebagai kerasulan, yakni para pembawa
pesan dari Allah SWT (wahyu). Kata risalah dan rasul berakar dari kata yang
sama, yaitu Ra-Sin-Lam. 
“Tiap-tiap umat mempunyai Rasul, maka apabila datang Rasul mereka,
diberilah keputusan diantara mereka dengan adil dan mereka tidak di dzalimi
sama sekali” (Q.S. Yunus: 47)
Dengan demikian, secara maknawiyah (istilah, terminologis), risalah
adalah pesan yang diturunkan Allah SWT kepada para utusan-Nya (rasul). Dalam
konteks Islam, pesan yang dimaksud adalah Kalamullah berupa ayat-ayat Al-
Quran yang menjadi sumber utama ajaran agama Islam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Metode dakwah adalah suatu cara dan arah untuk berjalan yang menuntun
perjalanan dakwah dengan baik dan benar, sehingga menjadikan sebuah tiket
untuk masuk dalam ridho Allah SWT. Sedangkan Teknik dakwah adalah cara
yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode
dalam berbicara di hadapan publik, demi menggapai harapan menjadikan baik
seseorang dan diri sendiri dengan berjalan dijalan kebenaran. Beberapa metode
dakwah dalam islam seperti khutbah, mauidah, nasihat,, ta’alim dan ta’adib,
hikayat dan risalah
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Sayid Abd. Rauf, Dirasah Fid Dakwah al-Islamiyah, Kairo; Dar El-Tiba’a
alMuhammadiyah, 1987.
Ali al-Jarisyah, Adab al-Khaiwar wa al-Mudhorah, (al-Munawarah: Dar al-Wifa, 1989).
Etika diskusi, Era Inter Media, 2001.
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, Malaysia; Nur Niaga SDN. BHD,
1996.
Hasanuddin, hukum Dakwah, Jakarta; Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Ibnu Mandzur, Lisan al-Arab, Jilid VI (Beirut: Dar Fikr. 1990).

Anda mungkin juga menyukai