Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah (Arab: ‫دع وة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat
menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai
dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata
benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan 1. Dapat
diartikan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan
pesan kepada mad’u, secara perorangan atau kelompok, bagaimana mengungkapkan
apa yang tersembunyi di balik perilaku manusia, hal ini jelasnya mengedepankan cara
atau metode untuk menyampaikan atau menyodorkan pesan tersebut dengan benar 2.
Dalam metode dakwah kita mengenal berbagai jenis metode dalam dakwah
antara lain metode dakwah dengan lisan (bil lisan), dakwah bil hal, dakwah bi al-
qolam metode dakwah bil hikmah, bil mauidhokhasanah, billati hiya ahsan (debat
yang terbaik) dll. Dalam kesempatan kali ini kami akan mengupas tuntas mengenai
metode dakwah dengan cara bil lisan atau dengan perkataan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Dakwah bil Lisan ?
2. Bentuk-bentuk Dakwah bil Lisan ?
3. Kelebihan dan kekurangan Dakwah bil Lisan ?
4. Pengembangan Metode Dakwah Bil Lisan dalam konteks kekinian ?

1 https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah jam 19.09 wib


2 Jurnal ilmiah islam futura vol. XIV, No.1, Agustus 2014

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Dakwah Bil lisan


Dakwah ditinjau dari segi bahasa, berasal dari bahasa Arab “da’wah”. Da’wah
mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal inilah terbentuk
beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang,
minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong,
menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi. Toto Tasmara
menambahkan secara etimologis kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti seruan,
ajakan panggilan. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut dikenal
dengan panggilan da’i. Dengan demikian, secara terminologis pengertian dakwah
dan tabligh itu merupakan suatu proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa
ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.
Secara sederhana dakwah bil lisan adalah dakwah yang menggunakan kata-kata ucapan
untuk menyampaikan isi atau pesan dakwah. Sebagaimana lisan yang berarti bahasa, atau
ucapan. Metode ini pun sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah sehingga dakwah bil
lisan dapat diartikan sebagai penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau
komunikasi antara da’i dan mad’u.Yang dimana dalam dakwah bi lisan ini sering digunakan
di masyarakat saat pengajian, diskusi, nasihat, maupun saat peringatan hari-hari tertentu.
karena menganggap metode ini cukup efisien untuk dilakukan 3. Dan dalam Q.S. An-Nahl
ayat 125:

َ ‫سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم بِالَّتِي ِه َي أَ ْح‬


‫سنُ إِنَّ َربَّ َك ُه َو‬ َ ‫سبِي ِل َربِّ َك بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو ِعظَ ِة ا ْل َح‬
َ ‫اُ ْد ُع إِلَى‬
َ‫سبِيلِ ِه َو ُه َو أَ ْعلَ ُم ِبا ْل ُم ْهتَ ِدين‬
َ ْ‫ض َّل عَن‬ َ ‫أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬.
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

3 Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Ilmu Dakwah : jakarta:AMZAH 2009 Hal.11

2
Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani:Jakarta:ICCE UIN Jakarta 2001 hal.24

Secara tersirat juga menjelaskan metode dakwah bil lisan. Yang diamana dari ayat
tersebut dapat diambil pemahaman metode dakwah meliputi aspek, yaitu:
a.       Al Hikmah
Al hikmah dapat diartikan sebagai al ‘adl (keadilan), al-baq(kebenaran), al hilm
(katabahan), al ‘ilm (pengetahuan), dan an Nubuwwah (kenabian). Menurut Prof. DR. Toha
Yahya Umar, M.A., menyatakan bahwa hikmah berarti meletakakan sesuatu pada tempatnya
dengan berpikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai keadaan zman
dengan tidak bertentanagn dengan laranagan Tuhan (Hassanuddin, 1996:35).[3]Sebagai
metode dakwah, al Hikamh diartiakn bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati
yang bersih, dan menarik pehatian orang kepada Agama Tuhan.
b.      Al-Mau’idza Al-Hasanah
Seacara bahasa mau’izahah hasanah terdiri dari dua kata yaitu mau’izha dan hasanah.
Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adza-ya’idzuhah-wa’dzan-‘idzatan yang berarti:
nasehat, bimbingan, pendidikan, dan peringatan. Sedangkan hasanah merupakan
kebalikanFansayyi’ah yang artinya kebaikan lawan kejelekan.
Maka dari arti diatas adapat dikatakan mau’idzatul hasanah, yaitu salah bentuk dakwah
yang dilakuka dengan kata-kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan
ke dalam perassaan denan penuh kelembutan; tidak membongkar atau membeberkan
kesalahan orang lain, sebab kelemah lembutan dalam menasehati dapat meluluhkan hati yang
keras dan menjinakkan kalbu yang liar; ia lebih mudah melahirkan kebaikan adripada
larantan dan ancaman.
c.       Al Mujadalah
Dari segi etimologi lafazh mujadalah diambil dari kata “jadala” yang bermakna memintal,
melilit. Sedangkan dari segi terminologi berarti upaya tukar pendpat yang dilakukan oleh dua
pihak secara sinergis tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan di
antara keduanya.
Dari pengertian diatas dpat dikatakan Al Mujadalah merupakan tukar pendapat yang
dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan denagn tujuan
agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti
yang kuat.
Sedangkan hemat penulis, dakwah bil lisan merupakan suatu kegiatan dakwah yang
dimaksudkan untuk mengajak manusia untuk bertindak sesuai degan perintah Allah SWT dan

3
menjauhi larangan-Nya yang dilakukan secara lisan atau perkataan seperti dalam bentuk
ceramah,khotbah, diskusi, dan lain sebagainya dengan berbagai bentuk seperti dakwah Al
Hikmah, Al-Mau’idza Al-Hasanah, dan Al Mujadalah.
Di dalam dakwah Bil Lisan sendiri juga ada Dakwah Bil Lisan Al Haal, dimana dalam
berdakwah kesannya tidak NATO (No Action Talk Only). Dakwah Bil Lisan Al Haal adalah
“memanggil, menyeru ke jalan Tuhan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat dengan
menggunakan bahasa keadaan manusia yang di dakwahi (mad’u) “ atau “ memanggil,
menyeru ke jalan Tuhan untuk kebahagiaan manusia dunia dan akhirat dengan perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusia.
Kekuatan kata-kata atau kemampuan seorang da’i dalam mengolah dan memilah kata
yang digunakannya menjadi salah satu skill yang harus di miliki da’i. Dengan ini, kemudian
diharapkan bahwa para da’idengan lisannya mampu mengajak, menyeru, dan mendorong
manusia untuk berbuat kebaikan, saling mencegah dari kemungkaran dan bersama-sama
untuk berlomba dalam kebaikan. Karena bagaimana juga kemampuan kata-kata
seorang da’i harus bisa mempengaruhimad’u untuk mengikuti ajaran yang ia sampaikan.
Kustadi Suhandang menambahkan dakwah bil lisandimaksudkan sebagai dakwah
yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata atau ucapan lisan dalam bahasa yang bisa
dipahami olehmad’unya dengan mudah. Cara demikian bisa disampaikan dalam bentuk
ceramah, khutbah, diskusi dan sebagainya.
Dalam dunia dakwah, dakwah bil lisan selalu identik dengan ceramah. Meski tak
selamanya metode bil lisan adalah ceramah, kegiatan ceramah atau khutbah adalah salah satu
wujud dakwah bil lisan. Ceramah atau pidato ini telah digunakan oleh semua Rasul Allah
dalam menyampaikan ajaran Allah, dan sampai sekarang metode ini masih digunakan oleh
para da’i  sekalipun alat komunikasi yang canggih sudah tersedia. Karena umumnya ceramah
akan diarahkan pada sebuah public, lebih dari seorang. Oleh karena itu, dakwah bil lisan ini
juga disebut istilah public speaking. Karena sifatnya yang searah meski dapat diakhiri dengan
metode tanya jawab, dakwah bil lisan (ceramah) umumnya memiliki sifat-sifat pesan dakwah
yang ringan, informatif dan tidak mengundang perdebatan. Bilapun terjadi dialog
antara da’i dan mad’u hanya terbatas pada pertanyaan dan bukan sanggahan karena
seorang da’i diperlakukan sebagai seseorang yang memiliki otoritas informasi kepada mad’u.
Jika sudah demikian, maka sangat perlu sekali bila seorang da’iharus mampu
menguasai mad’unya, demi tercapainya sebuah keberhasilan dakwah. Para da’i mampu
mempersuasif hati mad’uuntuk tergerak dan mengikuti ajaran yang disampaikannya.

4
Sebagaimana dakwah bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus bukan dengan
paksaan apalagi ancaman. Makna dakwah yang berarti seruan, ajakan, panggilan
menunjukkan bahwa kegiatan dakwah bersifat persuasif dan bukan represif.

2.      Bentuk-bentuk Dakwah Bil Lisan


Dari pengertian diatas yang mengartikan dakwah bil lisan adalah suatu kegiatan dakwah
yang dilakukan melalui lisan atau perkataan, maka kemudian dapat dibedakan menjadi
beberapa bentuk dakwah bil lisan, diantaranya yaitu:
a)      Tabligh
Arti dasar tabligh adalah menyampaikan. Dalam aktivitas dakwahtabligh berarti
menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain, yang biasanya lebih bersifat pengenalan dasar
tentang Islam. Seperti yang disampaikan Amrullah Ahmad (1993:49) menjelaskan, “Tabligh
adalah usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan Islam yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok bak secara lian maupun tulis.
Sebagai tahapan awal tabligh dianggap sangat strategis. Dimana
keberhassilan tabligh adalah keberhasilan dakwah, kegagalan tablighjuga kegagalan dakwah.
Seorang mubaligh dalam menyampaikan ajaran Islam juga dituntut untuk benar-benar
mendalam dan membuat mitra dakwah menjadi paham. Pesan dakwah yang mudah dipahami
dan mengesankan disebut baligh atau qaulan baligha.
b)      Nasehat
Nasehat merupakan suatu tindakan yang dimana dilakukan untuk mengkehendaki
kebaikan seseorang, dan merupakann suatu kawajiban bagi setiap muslim agar saling
menjaga kaegamaan satu sama lain. Seperti ketika seorang anak yang melakukan suatu
kesalahan maka sebagai orang tua yang mengkehendaki agar anaknya tidak melakukan
kesalahan yang sama tersebut, maka orang tua kemudian menasehati anaknya agar tidak
melakukan kesalahan tersebut. Sama halnya saat seseorang melakukan suatu kesalahan maka
kita sebagai da’i alangkah bainya jika kita kemudian memberitahu dengan cara
menasehatinya bahwa yng dilakukannya itu kurang baik dan alangkah lebih baiknya jika kita
juga menasehatinya agar melakukan hal yang seharusnya yang sesuai dengan ajaran Islam.
c)      Khotbah
Kata khotbah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu kha’ ,tha’ ,ba’,yang dapat berarti
pidao atau meminang. Arti asal khotbah adalah bercakap-cakap tentang masalah yang
penting. Dari pengertian tersebut kemudia dapat dikatakan khotbah merupakan pidato yang

5
disampaikan untuk menunjukkan kepda pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan.
[8]
Khotbah merupakan bagian dari kegiatan dakwah secara lisan, yang biasanya dilakukan
pada upacara-upacara agama seperti, khotbah Jumat dan khotbah hari-hari besar Islam, yang
masing-masing mempunyai corak, rukun, dan syarat masing-masing.
d)     Ceramah
Metode ceramah ini dilakukan untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian,
dan penjelasan tentang sesuatu kepada mad’usecara lisan.[9]Dalam metode ceramah ini
informasi yang disampaikan biasanya dikemas secara ringan, informatif, dan tidak
mengundang perdebatan. Seorang da’i dalam melakukan metode ini dituntut memiliki
keahlian khusus seperti kemampuan dalam beretorika,diskusi, dan faktor lain yang mampu
menarik perhatian maupun simpatik mad’u terhadap materi dakwah yang disampaikan.
Seperti Alm. KH. Abdurrahman Wahid, Aa Gym, KH. Zainuddin MZ, dan masih banyak lagi
yang dalam melakuka kegiatan dawahnya juga menggunakan metode ini.
e)      Diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat memberikan peluang kepada
peserta diskusi atau mad’u untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap suatu masalah
atau materi dakwah yang disampaikan, yang kemudian akan menimbulkan beberapa
kemungkinan jawaban yang dapat dijadikan sebagi alternatif pilihan jawaban yang lebih
beragam. Karena dalam metode diskusi ini dimaksudkan sebagai suatu kegiata pertukaran
pikiran seperti gagasan maupun pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang
membahas suatu permasalahan tertentu secara teratur dan mempunyai tujuan untuk mencari
kebenaran yang mendekati realitas yang ada.
f)       Retorika
Retorika adalah seni dalam berbicara untuk mempengaruhi orang lain melalui pesan
dakwah. Yang dimana retorika ini merupakan keahlian khusus yang harus dimiliki
seorang da’i untuk mendukung kegiatan dakwah. Kepandaian seorang da’i dalam beretorika
dapat dilihat saat dakwahnya secara lisan melaui ciri khas bahasa, pemilihan kata-kata, dan
keidahan kata yang digunkannya untuk menarik perhatian mad’u.
g)      Propaganda
Metode propaganda atau Di’ayah adalah suatu upaya untuk menyiarkan Islam dengan
cara mempengaruhi dan membujuk massa secara massa dan persuasif. Dakwah dengan
metode propaganda ini dapat dilakukan melalui berbagai macam media, baik auditif, visual

6
maupun audio visual, yang dapat disalurkan melalui kegiatan pengajian akbar, pertunjukan
seni hiburan, dan sebagainya.
Dakwah denagn metode ini akan mudah mempengarui seseorang secara persuasif, massal,
flekibel, cepat, dan retorik. Yang bertujuan untuk merangsang emosi sesorang agar
mencintai, memeluk, membela, dan memperjuangkan agama Islam.
h)      Tanya Jawab
Dalam metode tanya jawab ini biasanya dilakukan bersamaan dengan metode lainya
seperti metode ceramah maupun diskusi. Metode tanya jawab merupakan metode yang
dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemikiran
seseorang yang dalam hal ini yaitu mad’u dalam memahami atau menguasai materi dakwah,
dan dimkasudkan dengan begitu dapat merangsang perhatian dari mad’u.
Metode tanya jawab ini dipandang efektif dalam kegiatan dakwah, kerena dengan metode
ini objek dakwah dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum dikuasai
oleh mad’u sehingga akan timbul feedback antara subjek dan ojek dakwah.4

Sementara M. Masyhur Amin, Membagi dakwah islam ke dalam tiga macam bentuk
dakwah, yaitu:
1. Dakwah bi al-lisan al-maqal, seperti yang selama ini dipahami, melalui pengajian,
kelompok majlis taklim, dimana ajaran islam disampaikan oleh para da’i secara
langsung. Biasanya dakwah yang demikian ini dikaitkan dengan perayaan hari –
hari besar islam.
2. Dakwah bi al-lisan al-hal, melalui proyek-proyek pengembangan masyarakat atau
pengabdian masyarakat.
3. Dakwah melalui sosial reconstruction, yang bersifat multidimendional.5

4.      Kelebihan dan Kekurangan Dakwah Bil Lisan

4 Bentuk-bentuk Dakwah Bil Lisan, diakses pada tanggal 22 November 2018, pukul 18.30 WIB
https://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/ilmu-dakwah-bentuk-bentuk-dakwah/
5 Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Ilmu Dakwah : jakarta:AMZAH 2009 Hal.17

7
Kemudian agar lebih efektis dalam kegiatan dakwah metode ceramah ini, perlu diketahui
dan dipahami serta dipelajari tentang karakteristik metode ceramah itu sendiri, baik dari segi
kelebihan maupun kekurangannya. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kelemahan
dalam metode bil lisan.
1)      Kelebihan Dakwah Bil Lisan  (Ceramah)
Dakwah bil lisan  (ceramah) memiliki beberapa keistimewaan atau kelebihan, antara lain:
a. Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan (materi dakwah) sebanyak-
banyaknya.
b. Memungkinkan da’i menggunakan pengalaman, keistimewaan dan
kebijaksanaannya sehingga mad’u mudah tertarik dan menerima ajarannya.
c. Da’i  lebih mudah menguasai seluruh mad’unya.
d. Bila diberikan dengan baik, dapat menstimulir mad’u untuk mempelajari materi
atau isi kandungan yang telah disampaikan.
e. Biasanya dapat meningkatkan derajat atau status dan popularitasda’i.
f. Metode ceramah ini lebih fleksibel. Artinya mudah disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta waktu yang tersedia, jika waktu terbatas dan sedikit bahan materi
atau pesan dakwah dapat dipersingkat (dapat diambil pokok-pokok materi). Dan
sebaliknya disampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya dan lebih mendalam.
2)      Kekurangan Dakwah Bil Lisan (Cermah)
Selain memiliki beberapa kelebihan, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya:
a. Da’i  sukar mengetahui pemahaman mad’u terhadap pesan dakwah yang
disampaikan.
b. Metode ceramah lebih sering bersifat komunikasi satu arah (one-way
communication channel).
c. Sukar menjajaki pola berpikir mad’u dan pusat pehatiannya.
d. Da’i  cenderung bersifat otoriter.
e. Apabila da’i tidak dapat menguasai keadaan dan kondisi saat ceramah, biasanya
ceramah akan sedikit membosankan. Namun bila terlalu berlebihan teknis
dakwah, dikhawatirkan inti dan isi ceramah menjadi kabur dan dangkal.

5.      Dakwah Bil Lisan dalam Konteks Kekinian

8
Dalam melaksanakan dakwah Bil Lisan dalam konteks kekinian pada zaman sekarang ini
dapat melalui media masa seperti televisi, video, radio, internet, youtube, dan sebagainya.
Dan dalam metode dakwah bil lisan ini kita dapat menggunakan media audio. Media audio
yaitu alat yang digunakan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah yang dapat diterima
melalui indra pendengaran, seperti radio dan tape recorder, youtube, dan lain-lain.
a.       Radio
Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa mua-mula dikenalkan
oleh david Sarnoff pada tahun 1915. Kemudian Le De Forrest melalui eksperimen siaran
radionya telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun1916,
sehingga ia dikenal sebagai pelopor radio siaran.
Dakwah melaui radio dianggap cukup mudah, praktis dan efisien, melaui radio suara
dapat dipancarkan ke berbagai daerah yang jaraknya tidak terbatas sehingga dapat
menjangkau masyarakat yang berada diberbagai daerah. Dan melalui media radio ini dakwah
dapat dikombinaskan sesuai dengan situasi dan kondis siaran, misalnya dakwah dengan
media radio dapat menggunakan metode ceramah, sandiwara radio, melalui forum tanya
jawab, dan bentuk-bentuk kegiatan lain yang lebih inovatif dalam mengembangkan kegiantan
dakwah dengan memanfaatkan media radio ini.
b.      Tape Recoder
Tape recorder dalah media elektronik yang berfungsimerekam suara ke dalam pita kaset
dan dari situ kemudian kaset yang sudah berisi rekaman suara dapat di play back dalam
bentuk suara. Dengan pita kaset tersebut rekaaman secara utuh dapat diproduksi dalam
jumlah banyak sesuai dengan kebutuhan. Dengan hasil reproduksi tersebut rekaman dapat
disebarluaskan ke berbagai daerah dan dapat disiarkan ulang melalui pemancar radio. Namun
seiring dengan perkambangan IPTEK, acara seperti ini sudah tidak anyak dilakukan dan
ditinggalakn karena sekarang ada banayak cara yang dapat dilkukan untuk mendengarkan
rekaman, misalnya saja kita dapat melihat di youtube, televisi, camera, handphone  dan lain
sebagainya.
Kelebihan dakwah menggunakan pita kaset tape recoder ini adala biaya yang digunakan
cukup murah dan dapat disiarka ulang kapan saja sesuai degan kebutuhan. Di samping itum
dengan rekaman pita suara kaset seorang da’i dapat melakukan kreasi dan inovasi dalam
menyusun rekaman pita kaset ke berbagai bentuk serial misalnya seri sandiwara,drama radio,
ceramah, tanya jawab agama, atau lagu-lagu religius dan lain sebagainya.

9
c.       Video
Dakwah melalui video ini sangat menjanjikan, karena orang yang menonton video
tersebut akan terbawa suasana di dalamnya. Dengan begitu pesan yang ingin disampaikan
dapat dengan mudah tersampaikan. Sudah banyak sekali umat yang memanfaatkan media
berbagi video di internet ini untuk berdakwah dan apresiasi umat islam maupun non-muslim
sangat luar biasa. Jadi berdasarkan pengalaman tersebut, siapa tahu kita dapat mengajak
mereka yang non-muslim untuk masuk ke dalam islam dengan memperkenalkan islam
melalui media ini.
Youtube.com adalah tempat berbagi video yang sangat terkenal, saya yakin sahabat
semua pasti pernah membuka youtube, dibawah ini adalah video tentang dakwah yang sangat
berkesan bagi saya. Semoga dapat memotivasi sahabat dalam berdakwah.6

6 .   Dakwah Bil Lisan dalam Konteks Kekinian, diakses pada tanggal 22 November 2018, pukul 20.00 WIB
http://sitisholikhah18.blogspot.com/2016/12/metode-dakwah-bil-lisan.html

10

Anda mungkin juga menyukai