Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Pengantar dakwah

Makalah ini di buat untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah dakwah

Dosen pengampu :
Dr.

Disusun oleh :
Sayudi Nim :15111965

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman dahulu sampai saat-saat ini banyak orang yang mendengar,
melihat, mengalami bahkan membidangai. Bahkan saat ini banyak dimana-mana
orang bertebaran berdawah atau menyeru atau mengajak manusia untuk
melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan
melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar
manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Menyeru kepada Alloh (dakwah) merupakan jalan utama menuju kebaikan


umat manusia. Alloh sebutkan dalam surat Ali Imron dan Fushilat :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.(QS AliImron : 110)

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri?" (QS Fushilat : 33)

Nah makalah di bawah ini akan membahas hal-hal tentang dakwah tersebut

B. Rumusan masalah
1. Pengertian dakwah
2. Macam-macam dakwah
3. Tujuan dakwah
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dakwah
2. Untuk mengetahui macam-macam dakwah
3. Untuk mengetahui tujuan dakwah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari bahasa Arab : , da'wah; "ajakan") dakwah adalah
kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman
dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata
dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti
panggilan, seruan atau ajakan.

Secara etimologi Dakwah berasal dari bahasa Arab yang - menjadi


bentuk masdar yang berarti Seruan, Ajakan, atau Panggilan. Seruan yang
digunakan dalam Dakwah bertujuan untuk mengajak seseorang baik dalam
melakukan sesuatu kegiatan atau dalam merubah pola serta kebiasaan hidup. Dari
kata Seruan, Dakwah memiliki banyak arti yang bisa digunakan secara luas tidak
hanya dalam Agama, dimana kata Dakwah sering digunakan namun Seruan yang
diberikan bisa dimaknai dalam hal positif maupun negatif. Penggunaan kata
Dakwah merujuk ajakan, atau seruan yang disampaikan kepada seseorang untuk
berubah kearah yang lebih lebih baik.

Pengertian dan Tujuan Da'wah Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa
Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata
da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan
menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar
yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Syaikh Ali Mahfuzh -murid Syaikh
Muhammad Abduh- sebagai pencetus gagasan dan penyusunan pola ilmiah ilmu
da'wah memberi batasan mengenai da'wah sebagai: "Membangkitkan kesadaran
manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma'ruf dan
maencegah dari perbuatan yang munkar, supaya mereka memperoleh
keberuntungan kebahagiaan di dunia dan di akhirat." Da'wah adalah usaha
penyebaran pemerataan ajaran agama di samping amar ma'ruf dan nahi munkar.
Terhadap umat Islam yang telah melaksanakan risalah Nabi lewat tiga macam
metode yang paling pokok yakni da'wah, amar ma'ruf, dan nahi munkar, Allah
memberi mereka predikat sebagai umat yang berbahagia atau umat yang menang .

B. Macam-Macam Dakwah
C. Tujuan Dakwah
BAB III
PENUTUP

Secara etimologi Dakwah berasal dari bahasa Arab yang - menjadi bentuk
masdar yang berarti Seruan, Ajakan, atau Panggilan. Seruan yang digunakan
dalam Dakwah bertujuan untuk mengajak seseorang baik dalam melakukan
sesuatu kegiatan atau dalam merubah pola serta kebiasaan hidup. Dari kata
Seruan, Dakwah memiliki banyak arti yang bisa digunakan secara luas tidak
hanya dalam Agama, dimana kata Dakwah sering digunakan namun Seruan yang
diberikan bisa dimaknai dalam hal positif maupun negatif. Penggunaan kata
Dakwah merujuk ajakan, atau seruan yang disampaikan kepada seseorang untuk
berubah kearah yang lebih lebih baik. Asal kata Dakwah yang berasal dari bahasa
Arab dan juga dibawa oleh orang arab membuat kata Dakwah sendiri telah
mengalami pergeseran makna. Pergeseran makna Dakwah menjadi meruncing
hanya pada Seruan yang dilaksanakan oleh seseorang dalam Ajaran Islam. Dalam
kehidupan sehari-hari, kata Dakwah memiliki dua arti kata yakni negatif dan juga
positif yang secara sederhana dapat diartikan Dakwah : Menyampaikan sesuatu
Pendakwah : Orang yang menjatuhkan tuduhan Terdakwa : Orang yang
kepadanya telah dikenakan tuduhan, Berdakwah : Kegiatan agama untuk
menyampaikan kebenaran Mendakwa : Kegiatan proses pembacaan tuduhan
sebelum dijatuhkan sanksi atau hukuman Mendakwai : Mengajarkan seseorang
tentang kebenaran secara langsung Beberapa kata Dakwa yang ada di atas bahkan
memiliki makna dan posisi berbeda. Dakwah bisa menjadi seseorang sebagai
objek yang menjatuhkan hukuman dan bisa juga menjadi orang yang dijatuhi
hukuman. Penggunaan Kata Dakwah dalam Al'quran. Penggunaan kata Dakwah
sendiri di dalam Al-Qur'an memiliki fungsi dan peranan yang berbeda. Kata
Dakwah di dalam Al-Qur'an digunakan sebanyak 198 kali dan Dakwah sendiri
tidak merujuk pada satu arti akan tetapi merujuk pada beberapa arti kata. Kata
Dakwah dalam Al-Qur'an digunakan dalam bentuk: 1. Dakwah sebagai Ajakan
Kata Dakwah merujuk pada ajakan yang dilakukan seseorang agar orang lain
mengikuti keinginan. Ajakan bisa disampaikan melalui ceramah atau nasihat
secara individu agar seseorang bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki si
Pendakwah. Dalam kasus ini baik atau buruknya isi dari Dakwah bergantung pada
si penyampai atau orang yang berdakwah. Pada Suarat An-Nahl ayat 125
menjelaskan bahwa serulah kepada mereka agar menjadi bijak dan belajar dalam
hal kebaikan. 2. Dakwah sebagai Doa Nabi nuh adalah nabi yang berdakwa
dengan salah satu cara Berdoa kepada Allah. Tujuan dari Do'a yang disampaikan
nabi Nuh agar umatnya dapat kembali ke jalan yang benar sehingga Allah tidak
menjatuhkan hukuman kepada kaumnya berupa banjir yang sangat besar. Kata
Dakwah dapat diartikan adalah sebagai usaha yang dilakukan seseorang agar do'a
yang disampaikan kepada Allah S.W.T dikabulkan. Kajian dalam bahasa konotatif
adalah Sogokan yang ditujukan Kepada sang pencipta. 3. Dakwah sebagai
Tuduhan Penjatuhan hukuman atas seseorang adalah pendakwaan, dalam hal hal
kata Dakwah digunakan dalam mewakili kata tuduhan. Dalam Bahasa Indonesia,
Terdakwa akan merujuk pada orang yang telah dijatuhkan hukuman atau status
yang setingkat lebih tinggi dari tersangka. Selain dari ketiga kata di atas, di dalam
Al-Qur'an juga dijelaskan mengenai kata dakwah sebagai bentuk: Aduan atau
memanggil seseorang untuk menyampaikan keluh dan kesahnya. Permintaan atau
memiliki makna yang hampir sama dengan do'a namun pendekatan kata yang
lebih umum. Mengundang atau seruan yang bersifat ajakan yang mengajak
seseorang menghadiri acara. Merujuk pada kejadian dimana Malaikat Israfil yang
mengundang manusia untuk berkumpul di Padang Masyhar Gelar dan Sebutan
yang digunakan untuk memanggil seseorang Merujuk pada anak yang angkat
yang tidak bukan berarti anak kandung sendiri. Pengertian Dakwah Secara
Terminologis. Dalam artian terminologies lebih cenderung diartikan sebagai usaha
yang dilakukan oleh seorang pendakwah agar kembali ke jalan yang benar. Dalam
pembahasan ini pendakwa merujuk pada seseorang muballigh atau penceramah
yang menyampaikan Dakwah*. Penggunaan kata dakwah hanya merujuk pada
ajakan yang disampaikan oleh penceramah dalam agama Islam karena asala
bahasa Arab yang sangat erat dikaitkan sebagai asal dan tempat agama Islam
berkembang. Dari beberapa pendapat Ahli, seperti Salahuddin Sanusi, Timur
Djaelani, Thoha Yahya Omar, Hasymi dan Abdul Karim hanya menyampaikan
kata Dakwah dalam redaksi yang berbeda namun arti yang dimaksud adalah
seruan yang berupa penyampaian larangan serta perintah Allah agama seseorang
menghindari tindakan yang dapat menghasilkan Dosa. Dalam kajian dawkah pada
kasus ini, Dakwah juga bisa digunakan dalam menyampaikan ancaman yang
diberikan ketika seseorang tidak melakukan sesuatu yang baik di mata Agama.
Dalam Buku Dustur Dakwah, A. Hasmy menjelaskan pengertian dakwah menurut
Al-qur'an sebagai seruan yang mengajak seseorang meyakini dan mengamalkan
aqidah serta menegakkan Syariat Islam. Seruan ini dalam bentuk lisan maupun
perbuatan adapun metode yang digunakan bisa berbagai macam. Syekh Ali
Mahfud menjelaskan bahwa Dakwah adalah suatu proses pemberian Motivasi
kepada objek dakwah dalam hal manusia untuk melakukan kebaikan sesuai
dengan petunjuk. Seruan dalam dakwah identik dengan melakukan kebajikan dan
mencegah daripada kemungkaran. Tujuan dari pelaksanaan ini untuk mencapai
kebahagian dunia dan Akhirat. Jenis dan Metode Dakwah Fiqhud-dakwah Fihud
Dakwah artinya adalah suatu proses memahami aspek serta tatacara yang
berhubungan dengan dakwah, Tujuan ini adalah menyampaikan suatu kabar atau
seruan dengan cara-cara yang benar sehingga terhindar dari perbuatan Fasiq.
Anjuran dalam menyampaikan dakwah yang sesuai dengan kebenaran Islam
dalam menyampaikan Risalah al islamiyah. Dakwah fardiah Dakwah fardiah
adalah suatu metode dakwah yang ditujukan kepada kelompok kecil orang dan
disampaikan secara terbatas. Dakwah Fardiah disampaikan tanpa terencana
sehingga proses penyampaian tidak terstruktur dengan baik dari segi tata tertib.
Metode dakwah seperti dapat berupa menasehati orang lain ketika melakukan
kesalahan secara langsung dalam bentuk teguran, anjuran atau contoh dalam
melakukan sesuatu. Dalam hal ini juga dapat dikategorikan seperti menjenguk
orang yang sakit, memberikan ucapan selamat atau tahniah seperti acara kelahiran
atau tasmiyah. Dakwah ammah Dakwah Ammah adalah berdakwah dengan cara
menyampaikan sesuatu secara lisan keapad orang banyak. tujuan dari Dakwah
Amma adalah menanamkan sebuah faham agar orang yang mendengar
terpengaruh dengan ucapan yang disampaikan. Contoh dari Dakwah amma bisa
dalam bentuk ceramah atau dalam ranah yang lebih formal adalah Khutbah karena
memiliki rukun yang harus dilaksanakan tertib. Dakwah bil-lisan Dakwah bil-
lisan hampir sejenis dengan Dakwah Ammah, metode penyampaiannya
disampaikan secara lisan. Kata lisan merujuk pada kata ceramah atau komunikasi
menggunakan lidah atau ucapan. Dakwah jenis ini menjadi efektif bila
disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti hari raya idul fitri, idul adha
ataupun pada hari jum'at. Dakwah bil-Haal Dakwah bil al-hal merupakan metode
dakwah dengan memberikan contoh melalui perbuatan secar a langsung. Dakwah
bil Hal ini bertujuan agar orang-orang mengikuti jejak dari si pendakwah atau
Da'i. Dari beberapa kajian psikologi, hal yang paling berpengaruh adalah dakwah
Bil-Haal karena menunjukkan sesuatu yang bisa dilaksanakan dan lebih mudah
membuat orang lain percaya melalui perbuatan dibandingkan dengan lisan.
Dakwah bit-tadwin Dakwah bit-tadwin adalah sebuah metode dakwah yang
dilakukan melalui tulisan. Metode dakwah ini disampaikan dengan cara
menuliskan penjelasan mengenai seruan yang hendak disampaikan. Seruan
tersebut boleh dituliskan dalam berbagai media yang populer digunakan orang
banyak sehingga mudah untuk dibaca, seperti menuliskan dalam buku, media
sosial, blog dan sejenisnya. Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa
"sesungguhnya Tinta pada ulama lebih baik dari darah para Syuhada". Dakwah bil
hikmah Dakwah bil hikmah adalah menyampaikan seruan secara arif dan juga
bijaksana. Memberikan kesempatan bagi para pendengar untuk mengambil
keputusan sendiri dan tidak dengan melalui paksaan sehingga pelaku benar-benar
melakukan karena Allah. Menyampaikan dakwah secara persuasif dan membuat
tersadar dengan sendirinya. Metode dakwah ini adalah metode dakwah yang
paling sulit namun paling bermakna, biasanya ditujukan pada mereka yang belum
memeluk agama Islam. *Seruan dalam berbuat kebaikan yang sesuai dengan yang
diperintahkan oleh agama. ** Konotasi dalam artian telah melakukan tindakan
pidana.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-
pandangan-hukum.html di akses pada Ahad 7 mei 2017

http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-
pandangan-hukum.html

Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Pengertian dan Tujuan Da'wah Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab,
da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da'wah
berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti
petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang
dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Syaikh Ali Mahfuzh -murid Syaikh Muhammad Abduh-
sebagai pencetus gagasan dan penyusunan pola ilmiah ilmu da'wah memberi
batasan mengenai da'wah sebagai: "Membangkitkan kesadaran manusia di atas
kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma'ruf dan maencegah dari perbuatan
yang munkar, supaya mereka memperoleh keberuntungan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat." Da'wah adalah usaha penyebaran pemerataan ajaran agama di
samping amar ma'ruf dan nahi munkar. Terhadap umat Islam yang telah
melaksanakan risalah Nabi lewat tiga macam metode yang paling pokok yakni
da'wah, amar ma'ruf, dan nahi munkar, Allah memberi mereka predikat sebagai
umat yang berbahagia atau umat yang menang . Adapun mengenai tujuan da'wah,
yaitu: pertama, mengubah pandangan hidup. Dalam QS. Al Anfal: 24 di sana di
siratkan bahwa yang menjadi maksud dari da'wah adalah menyadarkan manusia
akan arti hidup yang sebenarnya. Hidup bukanlah makan, minum dan tidur saja.
Manusia dituntut untuk mampu memaknai hidup yang dijalaninya. Kedua,
mengeluarkan manusia dari gelap-gulita menuju terang-benderang. Ini
diterangkan dalam firman Allah: "Inilah kitab yang kami turunkan kepadamu
untuk mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada terang-benderang dengan
izin Tuhan mereka kepada jalan yang perkasa, lagi terpuji."(QS. Ibrahim: 1)
Urgensi dan Strategi Amar ma'ruf Nahi munkar Dalam Al-Qur'an dijumpai lafadz
"amar ma'ruf nahi munkar" pada beberapa tempat. Sebagai contoh dalam QS. Ali
Imran: 104: "Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung". Hasbi Ash Siddieqy
menafsirkan ayat ini: "Hendaklah ada di antara kamu suatu golongan yang
menyelesaikan urusan dawah, menyuruh ma'ruf (segala yang dipandang baik oleh
syara` dan akal) dan mencegah yang munkar (segala yang dipandang tidak baik
oleh syara` dan akal) mereka itulah orang yang beruntung." Dalam ayat lain
disebutkan "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi umat manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman
kepada Allah" (QS. Ali Imran: 110). Lafadz amar ma'ruf dan nahi munkar
tersebut juga bisa ditemukan dalam QS. At Taubah: 71, Al Hajj: 41, Al-A'raf:
165, Al Maidah: 78-79 serta masih banyak lagi dalam surat yang lain. Bila
dicermati, ayat-ayat di atas menyiratkan bahwa amar ma'ruf nahi munkar
merupakan perkara yang benar-benar urgen dan harus diimplementasikan dalam
realitas kehidupan masyarakat. Secara global ayat-ayat tersebut menganjurkan
terbentuknya suatu kelompok atau segolongan umat yang intens mengajak kepada
kebaikan dan mencegah dari kejelekan. Kelompok tersebut bisa berupa sebuah
organisasi, badan hukum, partai ataupun hanya sekedar kumpulan individu-
individu yang sevisi. Anjuran tersebut juga dikuatkan dengan hadits Rasulullah:
"Jika kamu melihat umatku takut berkata kepada orang dzhalim, 'Hai dzhalim!',
maka ucapkan selamat tinggal untuknya." Dari ayat-ayat di muka dapat ditangkap
bahwa amar ma'ruf dan nahi munkar merupakan salah satu parameter yang
digunakan oleh Allah dalam menilai kualitas suatu umat. Ketika mengangkat
kualitas derajat suatu kaum ke dalam tingkatan yang tertinggi Allah berfirman:
"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia." Kemudian
Allah menjelaskan alasan kebaikan itu pada kelanjutan ayat: "Menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar." (QS. Ali Imran: 110). Demikian
juga dalam mengklasifikasikan suatu umat ke dalam derajat yang serendah-
rendahnya, Allah menggunakan eksistensi amar ma'ruf nahi munkar sebagai
parameter utama. Allah Swt. berfirman: "Telah dila'nati orang-orang kafir dari
Bani Isra'il melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan selalu tidak melarang tindakan munkar yang
mereka perbuat." (QS. Al Maidah 78-79). Dari sinipun sebenarnya sudah bisa
dipahami sejauh mana tingkat urgensitas amar ma'ruf nahi munkar. Bila
kandungan ayat-ayat amar ma'ruf nahi munkar dicermati, -terutama ayat 104 dari
QS. Ali Imran- dapat diketahui bahwa lafadz amar ma'ruf dan nahi munkar lebih
didahulukan dari lafadz iman, padahal iman adalah sumber dari segala rupa taat.
Hal ini dikarenakan amar ma'ruf nahi munkaradalah bentengnya iman, dan hanya
dengannya iman akan terpelihara. Di samping itu, keimanan adalah perbuatan
individual yang akibat langsungnya hanya kembali kepada diri si pelaku,
sedangkanamar ma'ruf nahi munkar adalah perbuatan yang berdimensi sosial yang
dampaknya akan mengenai seluruh masyarakat dan juga merupakan hak bagi
seluruh masyarakat. Hamka berpendapat bahwa pokok dari amar ma'ruf adalah
mentauhidkan Allah, Tuhan semesta alam. Sedangkan pokok dari nahi munkar
adalah mencegah syirik kepada Allah. Implementasi amar ma'rufnahi munkar ini
pada dasarnya sejalan dengan pendapat khalayak yang dalam bahasa umumnya
disebut dengan public opinion, sebab al ma'ruf adalah apa-apa yang disukai dan
diingini oleh khalayak, sedang al munkar adalah segala apa yang tidak diingini
oleh khalayak. Namun kelalaian dalam ber-amar ma'ruf telah memberikan
kesempatan bagi timbulnya opini yang salah, sehingga yang ma'ruf terlihat
sebagai kemunkaran dan yang munkar tampak sebagai hal yang ma'ruf.
Konsisnten dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar adalah sangat penting dan
merupakan suatu keharusan, sebab jika ditinggalkan oleh semua individu dalam
sebuah masyarakat akan berakibat fatal yang ujung-ujungnya berakhir dengan
hancurnya sistem dan tatanan masyarakat itu sendiri. Harus disadari bahwa
masyarakat itu layaknya sebuah bangunan. Jika ada gangguan yang muncul di
salah satu bagian, amar ma'ruf nahi munkar harus senantiasa diterapkan sebagai
tindakan preventif melawan kerusakan. Mengenai hal ini Rasulullah Saw.
memberikan tamsil: "Permisalan orang-orang yang mematuhi larangan Allah dan
yang melanggar, ibarat suatu kaum yang berundi di dalam kapal. Di antara mereka
ada yang di bawah. Orang-orang yang ada di bawah jika hendak mengambil air
harus melawati orang-orang yang ada di atas meraka. Akhirnya mereka berkata
'Jika kita melubangi kapal bagian kita, niscaya kita tidak akan mengganggu orang
yang di atas kita'. Jika orang yang di atas membiarkan mereka melubangi kapal,
niscaya semua akan binasa. Tetapi jika orang yang di atas mencegah, maka
mereka dan semuannya akan selamat." Suatu kaum yang senantiasa berpegang
teguh pada prinsip ber-amar ma'ruf nahi munkar akan mendapatkan balasan dan
pahala dari Allah Swt. yang antara lain berupa: Ditinggikan derajatnya ke
tingkatan yang setinggi-tingginya (QS. Ali Imran: 110). Terhindar dari kebinasaan
sebagaimana dibinasakannya Fir'aun beserta orang-orang yang berdiam diri ketika
melihat kedzalimannya. Mendapatkan pahala berlipat dari Allah sebagaimana
sabda Nabi Saw.:"Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan
mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari
kiamat, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun". Terhindar dari laknat Allah
sebagai mana yang terjadi pada Bani Isra'il karena keengganan mereka dalam
mencegah kemunkaran. (QS. Al-Maidah: 78-79). Secara prinsipil seorang Muslim
dituntut untuk tegas dalam menyampaikan kebenaran dan melarang dari
kemunkaran. Rasul Saw. bersabda: "Barang siapa di antara kamu menjumpai
kemunkaran maka hendaklah ia rubah dengan tangan (kekuasaan)nya, apabila
tidak mampu hendaklah dengan lisannya, dan jika masih belum mampu hendaklah
ia menolak dengan hatinya. Dan (dengan hatinya) itu adalah selemah-lemahnya
iman". Hadits ini memberikan dorongan kepada orang Muslim untuk ber-amar
ma'ruf dengan kekuasaan dalam arti kedudukan dan kemampuan fisik dan
kemampuan finansial.Amar ma'ruf dan khususnya nahi munkar minimal
diamalkan dengan lisan melalui nasihat yang baik, ceramah-ceramah, ataupun
khutbah-khutbah, sebab semua. Muslim tentunya tidak ingin bila hanya termasuk
di dalam golongan yang lemah imannya. Da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar
dengan metode yang tepat akan menghantarkan dan menyajikan ajaran Islam
secara sempurna. Metode yang di terapkan dalam menyampaikan amar ma'ruf
nahi munkar tersebut sebenarnya akan terus berubah-ubah sesuai dengan kondisi
dan situasi masyarakat yang dihadapi para da'i. Amar ma'ruf dan nahi munkar
tidak bertujuan memperkosa fitrah seseorang untuk tunduk dan senantiasa
mengikuti tanpa mengetahui hujjah yang dipakai, tetapi untuk memberikan
koreksi dan membangkitkan kesadaran dalam diri seseorang akan kesalahan dan
kekurangan yang dimiliki. Ketegasan dalam menyampaikan amar ma'ruf dan nahi
munkar bukan berarti menghalalkan cara-cara yang radikal. Implementasinya
harus dengan strategi yang halus dan menggunakan metode tadarruj(bertahap)
agar tidak menimbulkan permusuhan dan keresahan di masyarakat. Penentuan
strategi dan metode amar ma'ruf nahi munkar harus mempertimbangkan kondisi
sosial masyarakat yang dihadapi. Jangan sampai hanya karena kesalahan kecil
dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar justru mengakibatkan kerusakan
dalam satu umat dengan social cost yang tinggi. Dalam menyampaikan amar
ma'ruf nahi munkar hendaknya memperhatikan beberapa poin yang insya Allah
bisa diterapkan dalam berbagai bentuk masyarakat: Hendaknya amar ma'ruf nahi
munkar dilakukan dengan cara yang ihsan agar tidak berubah menjadi
penelanjangan aib dan menyinggung perasaan orang lain. Ingatlah ketika Allah
berfirman kepada Musa dan Harun agar berbicara dengan lembut kepada Fir'aun
(QS. Thaha: 44). Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka
sebelum memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan
berbenah diri, sebab cara amar ma'ruf yang baik adalah yang diiringi dengan
keteladanan. Menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar disandarkan kepada
keihklasan karena mengharap ridla Allah, bukan mencari popularitas dan
dukungan politik. Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan menurut Al-Qur'an dan Al-
Sunnah, serta diimplementasikan di dalam masyarakat secara berkesinambungan.
Dalam menyampaikan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, para da'i dituntut
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, baik kepada Allah maupun masyarakat
dan negara. Bertanggung jawab kepada Allah dalam arti bahwa da'wah yang ia
lakukan harus benar-benar ikhlas dan sejalan dengan apa yang telah digariskan
oleh Al Qur'an dan Sunnah. Bertanggung jawab kepada masyarakat atau umat
menganduang arti bahwa da'wah Islamiyah memberikan kontribusi positif bagi
kehidupan sosial umat yang bersangkutan. Bertanggung jawab kepada negara
mengandung arti bahwa pengemban risalah senantiasa memperhatikan kaidah
hukum yang berlaku di negara dimana ia berda'wah. Jika da'wah dilakukan tanpa
mengindahkan hukum positif yang berlaku dalam sebuah negara, maka kelancaran
da'wah itu sendiri akan terhambat dan bisa kehilangan simpati dari masyarakat.
Hanung Hisbullah Hamda

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

http://teamdakwahkhalifah.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-dakwah-dan-tujuan-
dakwah.html di akses pada Ahad 7 mei 2017

Definisi, Macam-Macam dan Contoh Dakwah

Sabtu, Februari 11th, 2017 - Agama Islam

Dakwah: Definisi, Macam-Macam dan Contoh Dakwah | Dakwah (dalam bahasa


Arab: dawah; yang artinya ajakan) merupakan suatu gerakan yang bersifat
menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah
sesuai dengan aturan aqidah, syariat dan akhlak Islam. Kata dakwah yakni
masdar (kata benda) dari kata kerja daa yadu yang artinya panggilan, seruan atau
ajakan.

Definisi Dakwah

Definisi Dakwah
Secara etimologi dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada umat manusia
untuk melaksanakan kebaikan dan menuruti petunjuk Al-quran dan hadist.
Menyeru untuk berbuat kebaikan dan melarang untuk perbuatan mungkar yang
dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akhirat.

Sedangkan Ilmu dakwah ialah suatu ilmu yang berisikan cara-cara dan tuntunan
untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau
melakukan suatu ideologi, agama, pendapat atau persetujuan tertentu.

Definisi Dakwah Menurut Para Ahli

1. Menurut A. Hasymy

Dakwah islamiyah merupakan konsep yang sempurna dalam lembarannya


menyimpan segala macam ilmu pengetahuan yang diperlukan manusia, agar
mereka bisa melihat akhir tujuan dari kehidupan, dan agar bisa memahami
rahasia-rahasia hidup ini.

2. Drs. Hamzah Yaqub

Dakwah ialah: mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk


mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya.

3. Arifin M.Ed
Dakwah merupakan sebuah gerakan mengajak kebaikan dalam bentuk lisan,
tulisan prilaku dan lain lain yang dilaksanakan secara sengaja dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara
kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap
penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran sebagai pesan yang disampaikan
kepadanya tanpa ada unsur paksaan.

4. Asmuni Syukir

Dakwah dapat definisikan dari dua sisi atau sudut pandang, ialah definisi dakwah
yang bersifat bimbingan dan definisi dakwah yang bersifat peningkatan. Definisi
dakwah yang bersifat membimbing adalah sebuah usaha mempertahankan,
melestarikan dan menyempurnakan akhlaq manusia agar umat manusia tetap
beriman kepada Allah dan Rasull-Nya, dengan menjalankan syariat-Nya, sehingga
mereka mampu menjadi manusia yang hidup bahagia dunia akhirat. Sedangkan
definisi dakwah yang bersifat pengembangan merupakan usaha mengajak umat
manusia yang belum beriman kepada Allah agar mentaati syariat Islam supaya
nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun akhirat.

5. Drs. Endang Saefudin Anshori, M.A

Dakwah merupakan pemaparan, penerjemahan dan pelaksanaan Islam dalam peri-


kehidupan dan penghidupan manusia termasuk di dalamnya bidang pendidikan,
politik, kekeluargaan dan bidang kemasyarakatan.

6. Amrullah Ahmad

Mengungkapkan bahwa pada hakikatnya dakwah Islam adalah aktualisasi imani


(theologis) yang dimanivestasikan dalam sistem kegiatan manusia beriman dalam
masyarakat yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa,
berfikir, dan bertindak dalam rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan dengan cara tertentu.

7. Toha Yahya Oemar.

Dalam hal ini membagi definisi dakwah dalam dua sisi yang memiliki signifikan
tersendiri;

1) Definisi dakwah secara umum ialah suatu pengetahuan yang mengandung cara-
cara dan bimbingan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk
menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat atau pekerjaan
tertentu.

2) Definisi dakwah Islam ialah mengajak manusia dengan cara kebijaksanaan


kepada Islam yang benar dan sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk
keselamatan, kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.

8. Menurut Drs. H.M. Ansori

Dakwah merupakan semua aktivitas mengajak umat manusia muslim baik dalam
wujud lisan, tulisan, prilaku dalam usaha merubah keadaan ke keadaan lain yang
lebih baik selaras dengan ketentuan Allah. Disertai kesadaran dan tanggung jawab
yang baik pada dirinya, orang lain, dan Allah SWT.

Macam Macam Dakwah

Dakwah Fardiah
Merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada individu lain (satu
orang) atau kepada banyak orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya
dakwah fardiah berlangsung tanpa adanya kesiapan dan tersusun secara tertib.

Dakwah Ammah

Dakwah Ammah adalah jenis dakwah yang dilaksanakan seseorang dengan media
lisan yang diarahkan kepada orang banyak dengan tujuan memberi pengaruh
kepada orang lain.

Dakwah bil-Lisan

Dakwah bil-Lisan yang adalah dakwah yang secara langsung disampaikan dalam
wujud lisan sehingga ada interaksi yang terjalin antara pemberi dakwah dengan
orang yang mendengarkan dakwah tersebut. Dengan dakwah lisan atau dakwah
langsung, seseorang bisa langsung mendengarkan dan memahami apa yang telah
disampaikan oleh pemberi dakwah, jika ada hal-hal yang belum dipahami, maka
orang tersebut bisa langsung menanyakan langsung hal tersebut agar lebih jelas
dan mampu dipahami.

Dakwah bil-Haal

Dakwah bil al-Hal merupakan dakwah yang mengutamakan perbuatan nyata.


Dakwah jenis ini dilaksanakan dengan maksud tidak cuma membuat pendengar
memahami arti yang disampaikan dari dakwah tersebut, tapi juga
mengaplikasikan berbagai perbuatan yang dicontohkan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, orang yang mendengarkan dakwah tidak cuma
memaknai sebuah kebaikan dan keburukan, tapi juga mampu melaksanakan nilai-
nilai kebaikan tersebut dan menjauhkan nilai-nilai keburukan dalam kehidupan
sehari-harinya.

Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin
(dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah,
internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat
penting dan efektif.

Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai,
atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw
bersabda, Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para
syuhada.
Dakwah bil Hikmah

Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif
bijaksana, yakni melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek
dakwah bisa melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada
paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah
merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas
dasar persuasif.

http://majalahpendidikan.com/dakwah-definisi-macam-macam-dan-contoh-
dakwah/ di akses pada Ahad 7 mei 2017

ff

Anda mungkin juga menyukai