Di susun oleh:
Nur Rahmawati
Joko Santoso
Irfan Nur Kholis (43010180077)
A. Latar Belakang
Manusia tidak dapat dipisahkan dengan alam sekitarnya. Bahkan alam sekitar
itulah yang paling banyak membentuk manusia. Manusia dapat mengerti bahasa yang
dapat meningkatkan kecerdasannya adalah juga alam sekitar, di samping konstruksi tubuh
yang memungkinkannya. Akal manusia akan menjadi tajam untuk membandingkan yang
buruk dengan yang baik, antar lain juga karena alam sekitar.
Supaya jangan terpengaruh oleh kejahatan dan keburukan itu. Setiap waktu orang
bisa bertengkar dalam mendefinisikan yang baik dan yang buruk. Tetapi bagi Islam hal itu
telah jelas. Yang baik ialah yang diridhai Allah SWT dan yang buruk ialah apa yang telah
dilarang-Nya.Salah satu unsur alam yang dapat mempengaruhi menuju kebaikan ialah
da’wah, dan bagi kaum Muslimin tetntu adalah da’wah islamiyah. Da’wah dapat
diucapkan, dituliskan, digambarkan, diperagakan, dilakukan, diisyaratkan, dan
sebagainya. Menurut tingkat kesanggupan manusia yang melakukan untuk mencapai daya
guna yang setinggi-tingginya.
Kemudian da’wah dalam arti pengembangan menghendaki adanya lembaga
sebagai penopang karena usaha da’wah meliputi semua segi kehidupan manusia.
Pengembangan da’wah tidk bisa dilakukan oleh perorangan, tetapi kerja kolektif. Da’wah
mendapat sentuhan baru melalui manajemen organisasi istilah yang familiar dengan
sebutan manajemen da’wah. Ditinjau bagaimana da’wah dapat dikelola secara kolektif,
terorganisir, dan mampu menyelesaikan permasalahan ummat dalam cakupan yang lebih
luas dan beragam.
Dan di dalam Al-Qur’an telah banyak yang menjelaskan tentang kewajiban
berdakwah. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa da’wah merupakan kewajiban, sebab
dalam Q.S Ali Imran (03):104 tersebut dijelaskan bahwa kebahagiaan manusia terkait
dengan pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar. Para ulama setuju bahwa hukum da’wah
adalah wajib, namun mereka tidak sepakat wajubnya itu masuk dalam wajib (fardhu) ‘ain
atau wajib (fardhu kifayah. Sebagian menilai bahwa bahwa hukum da’wah itu bersetatus
fardhu kifayah, sedangkan yang lain berpendapat sebagai fardhu ain.
Dari dua kelomppk pendapat tersebut, yaitu ada yang berpendapat wajib kifayah
dan ada yang berpendapat wajub ain, penulis cenderung bahwa dakwah hukumnnya wajib
ain, dalam arti setiap orang muslim wajub melakukan da’wah sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki, misalnya bisanya baru menyampaikan atau mengajari membaca Al-Qur’an,
mestinya ia mengajarkan membaca Al-Qur’an tersebut walaupun mulai dari huruf
hijaiyyah. Pendapat penulis in diperkuat dengan hadizt yang disebutkan sebelumnya
bahwa Nabi pernah memberitahukan kepada para sahabatnya agar menyampaikan ajaran
Nabi Muhammad Saw. Walaupun hanya satu ayat. Hal ini menunjukan bahwa betapapun
sedikitnya kemampuan seorang muslim, wajib mwnyampaikan kepada orang laijn yang
belum mengerti.
B. Rumusan Masalah
Ada lima masalah yang akan di kaji dalam makalah ini.
1. Apakah definisi dakwah?
2. Apakah dasar hukum dakwah sebagai kewajiban?
3. Apakah prinsip dan unsur-unsur dakwah?
4. Bagaimanakah hubungan dakwah sebagai ilmu?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui definisi dakwah.
2. Mengetahui dasar hukum dakwah sebagai kewajiban.
3. Mengetahui unsur-unsur dakwah terhadap manusia.
4. Untuk mengetahui arti dari ilmu
5. Untuk mengetahui dakwah sebagai sumber ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah
Secara termonologis dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh para ahli.
Sayyid Qutb diberi batasan untuk mengajak atau menyeru kepada orang lain masuk
kedalam sabil Allah swt. Bukan untuk mengikuti dai atau sekelompok orang. Ahmad
ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan pekerjaan atau ucapan untuk
mempengaruhi manusia untuk mengikuti islam. Abdul al badi shadar membagi dakwah
menjadi dua tataran yaitu dakwah fardiah dan dakwah ummah. Sementara itu abu zahrah
menyatakan bahwa dakwah itu dapat dibagi menjadi dua hal ;
Pelaksana dakwah, perseorangan dan organisasi. Sedangkan Ismail al Farukari
mengungkapkan bahwa hakikat dakwah adalah kebebasan, universal, dan rasional. Dan
kebabasan inilah menunjukkkan bahwa dakwah itu bersifat universal ( berlaku untuk
semua umat dan sepanjang masa). Pada intinya, pemahaman lebih luas dari pengertian
dakwah yang telah didefinisikan oleh para ahli tersebut adalah: Pertama, ajakan ke jalan
Alah SWT. Kedua, dilaksanakan secara organisasi. Ketiga, kegiatannn untuk
mempengaruhi manusia agar masuk jalan Allah SWT. Keempat, sasaran bisa secara
fardiyah atau jama’ah.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam makalah, maka dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, dakwah merupakan kewajiban bagi setiap manusia yang beriman karena
dakwah ialah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain atau
kepada masyarakat agar mamu memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama
secara sadar, sehibgga membangkitkan dan mengembalikan potensi fitri mereka, yang
pada akhirnya dapat bahagia di dunia dan di akhirat.
Kedua, setiap pribadi muslim yang berakal, naik laki-laki maupun perempuan
memiliki kewajiban untuk mengembang tugas dakwah. Setiap individu dari umat Islam
dianggap sebagai penyambung tugas Rasullallah SAW untuk menyampaikan dakwah.
Ketiga, berdakwah adalah tugas yang mulia dalam pandangan Allah SWT.
Sehingga dengan dakwah tersebut Allah menyepatkan predikat khoiru ummah (sebaik-
baik umat) kepada umat nabi Muhammad SAW. Dan di dalam al-quran telah di jelaskan
ayat yang menjelaskan tentang kewajiban berdakwah seperti yang terkandung dalam QS.
Al-Nahl (16): 125
Yang berarti: (Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).
Keempat, dalam berdakwah tentunya tidak akan luput dari ilmu karena dalam
berdakwah membahas tentang bentuk-bentuk penyampaian syariat islam kepada
seseorang atau sekelompok orang terutama mengenai bagaimana seharusnya menarik
manusia agar bisa menerima dan mengamalkan ajaran agama secara benar, dan dakwah
tentunya akan membutuhkan ilmu lain sebagai bantuan atau penunjang materi-materi
dalam berdakwah.
Daftar Pustaka