Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Fikri Azmy Fahrillah

PRODI : Kpi
NIM : 22208404111008
MATKUL : Ideologi Dakwah

Jawaban

1.a). Ideologi berasal dari kata idea, berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, ide-ide
dasar, atau cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi
berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar. ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam
bidang politik atau sosial ekonomi.

b). Dakwah secara bahasa artinya memanggil, mengundang, ajakan, imbauan dan
hidangan. Dakwah juga bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan. Agama Islam
disebarkan melalui jalur dakwah. Dikutip dari buku Dakwah dalam Al Quran oleh
Yuli Umro'atin, Islam adalah agama dakwah.

c). Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah termaktub
dalam al-Qur`an. Prinsip-prinsip dakwah ini disebutkan dalam surat an-Nahl ayat
125 yang artinya sebagai berikut:

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS an-Nahl
[16]:125)

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk
menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Dalam menyampaikan suatu pesan
dakwah, metode sangatlah penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi
disampaikan lewat metode yang tidak benar, pesan bisa saja ditolak oleh si
penerima pesan.

Sumber: eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1751/3/081211042_Bab2.pdf
2. Dari beberapa pembagian hukum di atas dapat disimpulkan bahwa hukum dakwah
itu adalah hukum wajib ’ain, yaitu kewajiban yang mesti dilakukan oleh setiap
ummat Islam sesuai dengan kemampuan dan kapasistas masing-masing.
Kesimpulan penulis ini di dasarkan pada beberapa pertimbangan:
Berdasarkan ayat al-Qur'an, ulama sepakat bahwa hukum dakwah itu secara umum
adalah wajib, sedangkan yang menjadi perdebatan adalah apakah kewajiban itu
dibebankan kepada individu muslim atau hanya dibebankan kepada kelompok
orang saja dari secara keseluruhan, perbedaan pendapat mengenai hukum
berdakwah disebabkan perbedaan cara pemahaman mereka terhadap dalil-dalil
nakli disamping kenyataan kondisi setiap muslim yang berbeda pengetahuan dan
kemampuan. Ayat yang menjadi pokok pangkal pendapat itu ada pada surah:
QS. An-Nahl 125

‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَح َس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّبَك ُهَو َاْع َلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه‬
‫َو ُهَو َاْع َلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
QS. Ali Imran 104

‫ٰۤل‬
‫َو ْلَتُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّم ٌة َّيْدُع ْو َن ِاَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر ۗ َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْفِلُحْو َن‬

Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

QS. Al-Maidah 78-79

‫ُلِع َن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِم ْۢن َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َع ٰل ى ِلَس اِن َد اٗو َد َو ِع ْيَس ى اْبِن َم ْر َيَم ۗ ٰذ ِلَك ِبَم ا َع َص ْو ا َّو َك اُنْو ا َيْعَتُد ْو َن‬

Artinya: "Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan)
Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan
selalu melampaui batas." (78)

‫َك اُنْو ا اَل َيَتَناَهْو َن َع ْن ُّم ْنَك ٍر َفَع ُلْو ُۗه َلِبْئَس َم ا َك اُنْو ا َيْفَع ُلْو َن‬

Artinya: "Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka
perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat." (79)
sumber: Ini Hadits yang Jelaskan Umat Islam Wajib Berdakwah (detik.com)

3. Bentuk Strategi Dakwah Strategi dakwah sebagai proses menentukan cara dan
daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu
guna mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi
dakwahadalah siasat, taktik atau manuver yang ditempuh dalam rangka
mencapaitujuan dakwah.
Adapun macam-macam strategi dakwah menurut beberapa jumhur ulama antara
lain :
a) Strategi Tilawah (Strategi Komunikasi) Strategi penyampaian pesan-pesan Al-
Qur‟an kepada ummat memiliki konsekuensi terpeliharanya hubungan insani
secara sehat danbersahaja, sehingga dakwah dapat tetap memberikan fungsi
maksimal bagikepentingan hidup dalam kehidupan. Di sanalah proses dakwah
perlu mempertimbangkan dimensi sosiologis agar komunikasi yang dilaluinya
dapat berimplikasi pada peningkatan kesadaran iman. Dalam istilah lain,strategi ini
diartikan sebagai proses komunikasi antara da‟i dengan mad‟u. Dengan adanya
strategi tilawah mad‟u diminta untuk mendengarkan da‟I dengan membaca sendiri
pesan-pesan dakwah yang telah di tulis oleh da‟i. 29 Strategi tilawah lebih
mefokuskan pada bidang pemikiran dai serta perpindahan pesan-pesan dakwah
melalui indra penglihatan dan pendengaran serta ditambah akal yang sehat. Hal
tersebut sesuai dengan firman Allah pada surat Al Mulk ayat 23: yang Artinya:
Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagikamu
pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamubersyukur ( al-Mulk
ayat 23)
b) Strategi Tazkiyah (Strategi Pembersihan Sikap dan Perilaku) Strategi pembersihan
sikap dan perilaku yaitu strategi dakwah yang dilakukan melalui proses
pembersihan sikap dan perilaku. Prosespembersihan ini dimaksudkan agar terjadi
perubahan individu dan masyarakat sesuai dengan watak Islam sebagai agama
mengemban misi kemanusiaan, sekaligus memelihara keutuhan Islam sebagai
agamarahmatal lil alamin. Strategi tazkiyah lebih mefokuskan pada jiwa
mad‟udengan landasan misi dakwah adalah menyucikan jiwa manusia.
c) Strategi Ta’lim (Strategi Pendidikan) Strategi ini dapat dilakukan melalui proses
pendidikan, yakni proses pembebasan manusia dari berbagai penjara kebodohan
yang seringkali melilit kemerdekaan dan kreativitas. Pendidikan adalah proses
pencerahan untuk menghindari keterjebakan hidup dalam pola jahiliyah yang
sangattidak menguntungkan, khususnya bagi masa depan umat manusia. Strategi
ta‟lim hampir sama dengan dengan strategi tilawah yaitu keduanya
mentransformasikan pesan dakwah, akan tetapi strategi ta‟lim lebih mendalam,
dilakukan secara formal dan sistematis artinya metode inihanya dapat diterapkan
pada mitra dakwah yang tetap dengan kurikulum yang telah dirancang, dilakukan
secara bertahap serta mempunyai target dan tujuan tertentu
sumber: BAB214113241351.pdf (syekhnurjati.ac.id)

4. Cara Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah


Menurut artikel berjudul Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah
Muhammad SAW pada Periode Mekkah yang terbit di jurnal At Tabsyir, selama 10
tahun pertama berdakwah belum ada kemajuan yang berarti khususnya dalam
jumlah umat Islam.

Kegiatan dakwah di Mekkah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan


dakwah di Madinah. Sebab, ada perbedaan kultur hingga kondisi alam di antara
keduanya. Dijelaskan lebih lanjut dalam sumber yang sama, cara dakwah Nabi
Muhammad SAW di Mekkah memiliki penekanan yang berbeda daripada dakwah
di Madinah. Masyarakat Mekkah yang pada saat itu menyembah berhala memiliki
kesetiaan terhadap para leluhurnya terutama dalam penyembahan berhala.

Rasulullah SAW lebih memfokuskan pada keesaan Tuhan karena kondisi


masyarakat Mekkah yang belum bertauhid, sehingga beliau merasa perlu membina
keyakinan bangsa Arab terutama penduduk Mekkah saat itu.

Secara umum, dakwah Nabi Muhammad SAW di periode Mekkah meliputi


dakwah dalam bidang ketuhanan, pendidikan, dan pembinaan baik secara
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Cara Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Rasulullah SAW kemudian mendapat perintah untuk hijrah dari Mekkah ke
Madinah. Beliau tiba di Madinah pada 12 Rabi'ul Awwal. Menurut buku
Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh Bachrul Ilmy, setidaknya ada empat
substansi dakwah pada periode Madinah.

Keempatnya adalah pembinaan akidah, ibadah, dan mu'amalah kaum muslim,


pembinaan ukhuwah atau persaudaraan untuk menyatukan kaum muslim,
pembinaan kader-kader perjuangan untuk mempertahankan wilayah dakwah, dan
memetakan pertahanan dan sosial untuk menjaga stabilitas Madinah.

sumber: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6293341/cara-dakwah-nabi-
muhammad-saw-periode-mekkah-dan-madinah.

Perbedaan
Satu hal yang sangat menonjol perbedaan dakwah di Mekkah dengan di Madinah
adalah dakwah dari segi respon terhadap objek dakwah. Di Madinah, aktivitas
dakwah disertai aktivitas pisik berupa penerapan Islam dalam negeri dan luar
negeri berupa jihad. Sementara di Mekkah tidak ada jihad sama sekali.
Persamaan
dalam berdakwah rasullullah SAW tidak pernah memaksakan kehendak, hanya
menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara
rasional dan dgn hati yg jernih

5. Persoalan
1. Kesalahan yang banyak dialami oleh pada para da`i adalah kesalahan dari segi
pemahamannya terhadap dakwah Islam. Kebanyakan mereka merubah pemahaman
sebagai seorang da`i yang menyeru kepada Allah Swt dan pewaris nabi kepada
pembentukan partai, ataupun kelompok-kelompok yang tidak kuat. Hal ini
disebabkan oleh lemahnya pemahaman terhadap dakwah yang sejati. Ataupun
pengaruh dari realitas dakwah yang lain
2. Kebanyakan umat Islam kurang respon dalam menjalankan kewajiban dakwa
kepada Allah. Dalam pandangan mereka bahwa dakwah tersebut hanya disandang
oleh ulama ataupun orang-orang tertentu. Mereka menjauhi dawah dan merasa tidak
ada hubunggannya dengan berdakwah. Hal yang juga melemahkan dakwah adalah
mereka menghalangi anak-ana untuk melakukan aktivitas dakwah.
3. Keterbatasan para pendakwah dalam memahami unsur-unsur dakwah. Ia hanya
mengamalkan konsep dakwah terntentu dan menentang konsep dakwah yang lain.
Menurut mereka dakwah itu hanya sekedar menyampaikan atau pengajaran atau
sekedar pengaturan. Pemahaman seperti ini dapat melemahkan dakwah itu sendiri.
Disi lain ia merusak keindahan dan kekomprehensifan dakwah. Sehin 4. Banyak
dikalangan ulama dan dan para da`i yang tidak mengerti dengan hakikat, asal-usul
dan kebutuhan manusia kepada dakwah. Mereka mengira bahwa hal ini dapat
dicukupkan dengan mengetahui ilmu-ilmu agama yang lain. Saya menganalisa
terhadap beberapa pengkhusususan yang mereka lakukan, ternyata yang demikian
hanyalah pengkhusususan yang tidak berarti.gga terjadilah konflik diantara para da`i
dan saling kritik mengkritik diantara mereka.
5. Kelalaian sebagian para da`i dalam mengambil pelajaran dari ketentuan-ketentuan
yang pasti dari Allah Swt dalam kehidupan dakwah. Atau kelemahan mereka dalam
berinteraksi dengan hal tersebut. Sehingga dengan demikian banyak diantara mereka
yang tergesa-gesa dalam dakwah ataupun putus asa. Hal ini dapat memperngaruhi
pergerakan dakwah dan menghambat jalannya untuk menggapai tujuan.

Solusi
1. Mengakui kesalahan, meyakini bahwa yang demikian merupakan permasalahan
yang mempengaruhi ataupun yang menghalangi jalan dakwah. Tidak mengangap
remeh pengaruh dan dampaknya.
2. Menentukan dengan baik kesalahan dan menyusunnya. Menentukan permasalahan
yang utama untuk diselesaikan berdasarkan kalender waktu untuk melaksanakannya.
3. Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperbaikinya, memperkuat semangat
untuk menuntaskannya dan kemudian bersabar atas yang demikian. Allah Swt
berfiran:
4. Memberikan perhatian pada pendidikan yang sehat, benar dan seimbang.
Menghilangkan segala penghalang utama dalam memperbaiki permasalahan
internal. Kembali kepada sumber dakwah itu sendiri: al-Qur'an dan Sunnah.
Berpegang teguh kepada keduanya. Dan ambillah pelajaran dari berbagai sumber
dakwah.
5. Mulailah memperbaiki penyakit masyarakat yang berbahaya denga dimulai dari diri
para da`i sendiri. Setelah itu memprioritaskan perbaikan pada diri masyarakat,
jangan melalaikannya ataupun meninggalakknya karena hal yang lain. Atau kepada
hal-hal yang bersifat umum ditengah masyarakat.

Sumber: Permasalahan Dakwah dan Tantanganyan (zilfaroni.web.id)

Anda mungkin juga menyukai