Anda di halaman 1dari 24

Metode Dakwah Islam BerdasarkanAl-Quran dan

Ajaran Nabi
 Dakwah merupakan aktivitas keagamaan yang memiliki
banyak pengaruh terhadap persebaran dan
perkembangan ajaran Islam di dunia. Melalui dakwah
ini pula Nabi Muhammad SAW berhasil mengajak
kaum-kaum kafir di Mekkah untuk bertaubat dan
menganut agama Islam.
 Mengutip Jurnal Suhuf: Konsep Dakwah Dalam Islam
karya Budihardjo, dakwah berasal dari kata da’a dan
yad’u yang berarti “mengajak”, “menyeru”,
“mengundang”, atau “memanggil”.
 Secara istilah, dakwah dapat diartikan sebagai usaha
atau aktivitas para ulama dan orang-orang yang
memiliki ilmu agama dalam rangka mengajak atau
menyadarkan manusia terhadap urusan keagamaannya.
 Dalam konteks Islam, dakwah merujuk kepada kegiatan
penyebaran pesan-pesan sekaligus dorongan agar
manusia dapat secara sukarela tunduk dan beribadah
hanya kepada Allah SWT. sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Al-Quran surat Ali Imran berikut.
 "Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah
orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran:104)
 Lantas, metode dakwah apa saja yang dapat digunakan

untuk menyebarkan ajaran Islam? Sebelum membahas


lebih lanjut terkait hal tersebut, simak terlebih dahulu
pengertian metode dakwah dalam ulasan berikut ini.
Pengertian Metode Dakwah

 Dirangkum dari buku Methodologi Dakwah Membangun


Peradaban terbitan Cv. Pusdikra Mitra Jaya, metode
dakwah merupakan salah satu unsur penting dalam
dakwah. Metode dianggap sebagai alat yang sangat
menentukan keberhasilan proses aktivitas dakwah.
 Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos
yang berarti “cara” atau “jalan”. Dalam Kamus Ilmiah
Popular, metode juga dapat berarti cara mengerjakan
sesuatu dengan sistematis dan teratur.
 Berdasarkan pengertian tersebut, metode dakwah dapat
dipahami sebagai suatu cara atau jalan yang dipakai oleh
juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah
agar tujuannya dapat tercapai secara efektif dan efisien.
 Perintah mengenai dakwah dalam ajaran Islam ini juga
tercantum dalam berbagai hadits dan ayat Al-Quran,
salah satunya pada surat an-Nahl ayat 125 yang
berbunyi sebagai berikut.
ْ ‫ك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َم ْو ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َس ُن ۚ ِإ َّن َرب ََّك هُ َو َأ‬
 ‫علَ ُم‬
ِ ِ‫ٱ ْد ُع ِإلَ ٰى َسب‬
َ ِّ‫يل َرب‬
‫ين‬َ ‫ض َّل َعن َس ِبيلِِۦه ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِد‬
َ ‫بِ َمن‬
 Artinya: "Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan

cara yang bijaksana, pengajaran yang baik dan


berdialoglah dengan mereka dengan cara-cara yang
lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl:125)
Macam-Macam Metode Dakwah

 Rujukan utama para juru dakwah dalam menentukan metode


dakwahnya adalah Al-Quran. Kitab suci umat Islam ini
mengandung pesan-pesan yang harus disampaikan sekaligus
metode yang dapat digunakan oleh para juru dakwah.
 Salah satu metode dakwah yang telah ditetapkan dalam Al-Quran
adalah mau’izah al-hasanah. Metode ini dilakukan dalam upaya
membangun kesadaran para penerima dakwah melalui cara
nasihat, wasiat, tabsyir, tandzir, dan sebagainya.
 Selain metode mau’izah al-hasanah, ada beberapa metode dakwah
lain yang dicontohkan oleh para nabi dalam menyebarkan ajaran
Islam di masa lalu. Dihimpun dari laman Majelis Ulama Indonesia
dan berbagai sumber lain, berikut adalah macam-macam metode
dakwah Islam.
1. Dakwah Fardiyah
 Dakwah Fardiyah merupakan metode dakwah yang

dilakukan seseorang kepada individu lain (satu orang)


atau beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan
terbatas. Dakwah Fardiyah biasanya dilaksanakan tanpa
persiapan, sehingga materi yang disampaikan tidak
tersusun secara tertib.
2. Dakwah Ammah
 Dakwah Ammah dilakukan oleh seseorang dengan media

lisan yang ditujukan kepada khalayak dalam jumlah yang


besar. Metode dakwah ini disampaikan melalui khutbah
atau pidato sehingga dapat didengar oleh banyak orang.
3. Dakwah bil-Lisan
 Dakwah bil-Lisan merupakan metode penyampaian

informasi atau pesan dakwah melalui lisan. Baik


berupa ceramah atau komunikasi langsung antara
subjek dan objek dakwah.
4. Dakwah bil-Haal
 Dakwah bil-Haal adalah metode dakwah yang lebih

mengutamakan perbuatan nyata. Dakwah jenis ini


dilakukan dengan memberi pemahaman secara teori
beserta contoh pengaplikasiannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan metode ini, orang yang
mendengarkan dakwah diharapkan mampu
melaksanakan nilai-nilai kebaikan yang telah
dicontohkan kepadanya.
5. Dakwah bit-Tadwin
 Dakwah bit-Tadwin adalah dakwah yang dilakukan

melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab,


buku, majalah, artikel di internet, koran, dan lain-lain.
Metode dakwah semacam ini bersifat tahan lama dan
dapat tersampaikan dari generasi ke generasi, meskipun
penulisnya sudah wafat.
6. Dakwah bil-Hikmah
 Dakwah bil-Hikmah disampaikan dengan pendekatan

komunikasi khusus yang bersifat persuasif. Dengan


begitu, hati penerima dakwah tergerak untuk
melaksanakan ajaran-ajaran yang baik atas kemauannya
sendiri.
3 Metode Dakwah Islam yang Disebutkan dalam Surat An Nahl Ayat 125

 Dalam melakukan dakwah, seorang da'i dituntut untuk bisa


menyampaikan ajaran Islam dengan baik dan benar. Adapun
beberapa metode dakwah yang dapat dicoba dijelaskan langsung
dalam Surat An Nahl ayat 125.
Mengutip buku Filsafat Dakwah oleh Lakum disebutkan bahwa
seorang da'i harus bisa memilah dan memilih materi untuk
disampaikan agar dapat didengar enak, mudah dipahami, serta
ditaati oleh objek dakwah itu sendiri.
Allah SWT berfirman:

َ ‫ َّل َع‬2 ‫نض‬


ۖ ‫ۦ‬2‫بِيلِ ِه‬2 ‫نس‬ َ ‫ َم‬222‫ ِب‬2‫ىه َىَأحْ َس ُ ۚن ِإ َّن َرب ََّك ُه َو َأ ْعلَ ُم‬ َّ 222‫ ِب‬2‫ل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم‬22‫ٱ‬
ِ ِ‫لت‬22‫ٱ‬ ْ ‫ظ ِة‬ ْ ‫ل ِح ْك َم ِة َو‬22‫ٱ‬
َ ‫ل َم ْو ِع‬22‫ٱ‬ ْ 222‫بِ ِيل َرب َِّك ِب‬2 ‫ٱ ْد ُع ِإ َٰلى َس‬
ْ 222‫ ِب‬2‫َوهُ َو َأ ْعلَ ُم‬
‫ل ُم ْهتَ ِد َين‬22‫ٱ‬

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah


dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)
Kewajiban Berdakwah bagi Umat Islam

 Mengutip buku Al Quran Hadis Madrasah Aliyah Kelas XII oleh H.


Aminuddin dan Harjan Syuhada, bahwasannya Allah SWT telah
memerintahkan Rasulullah SAW untuk berdakwah lewat turunya Surat
An Nahl ayat 125. Lewat Rasulullah SAW, Islam diajarkan dan
disebarkan kepada kaum Muslim hingga hari ajarannya masih melekat.
Adapun kewajiban dari berdakwah ini sendiri harus dilakukan oleh
umat Islam. Dakwah yang dimaksud adalah proses yang
berkesinambungan antara pengemban dakwah dan objek yang
menerima dakwahnya untuk bersedia masuk ke jalan Allah SWT.
Menurut M Quraish Shihab, Surat An Nahl ayat 125 ini menjelaskan
bahwa dalam melakukan dakwah, seorang da'i harus sudah kuat
landasan tauhidnya. oleh karena itu, saat berdakwah maka diharapkan
tidak usah menghiraukan tuduhan atau cemoohan orang lain.
Metode Dakwah Islam
dalam Surat An Nahl Ayat 125

1. Metode Bil Hikmah

Metode Bil Hikmah adalah metode yang paling utama dari


segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan. Hikmah
adalah sesuatu yang jika digunakan, dipraktekkan atau
dipakai maka akan menghalangi timbulnya mudharat.

Untuk melakukan dakwah, seorang dai harus memiliki hikmah


yang sepenuhnya tentang tindakan dan pengetahuan yang
dilakukan. Hikmah ini akan membuat dirinya dapat
menyampaikan dakwah dengan percaya diri serta tidak ragu-
ragu.
2. Metode Maw'izhah al-hasanah

Maw'izhah al-hasanah atau pengajaran yang baik


ini menurut Hamka adalah sesuatu yang dapat
diterapkan baik di masyarakat, lembaga
pendidikan maupun rumah tangga.Adapun
menurut M Natsir, pengajaran dapat disebut baik
jika dapat menyentuh hati sasaran dan
keteladanan pendakwah.
3. Metode Mujadalah

Metode mujadalah menurut Hamka adalah metode yang


dapat dilakukan dengan cara memahami pokok persoalan
dan mengenal mitra dialog. Sedangkan menurut M Natsir,
mujadalah adalah diskusi yang disertai bukti dan alasan.

Diskusi dapat tersampaikan dengan baik jika dalil dan


argumen bisa mematahkan alasan atau dalih sasaran
dakwah sehingga ia tidak bisa mempertahankan
pandangannya yang salah.
Tujuan Dakwah dalam Islam

 Untuk tujuan dakwah Islamiyah diartikan sebagai upaya


mengajak, meyakini, dan mengamalkan aqidah dan syariat
Islam. Wujud dari tujuan dakwah dalam Islam tak lain agar
terwujud kebahagiaan serta kesejahteraan hidup di dunia
dan akhirat. Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu-
berkata, saya mendengar Rasulullahshallallahu ‘alahi wa
sallam bersabda:
 “Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran,
maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan
tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah
(mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah
ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang
paling lemah.” (HR. Muslim no. 49)
Mengenal Dakwah dalam Islam
 Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang

“da’a” dan “yad’u” artinya mengajak, menyeru, mengundang,


dan memanggil. M.S. Nasaruddin Latif menjelaskan dakwah
adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan
yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia
lainnya untuk beriman dan mematuhi Alllah SWT sesuai
dengan garis akidah dan syari’ah serta akhlak Islamiyah.
 Dakwah adalah upaya mendorong manusia berbuat

kebaikan. Ali Mahfuz mengatakan “Dakwah adalah untuk


mendorong manusia untuk berbuat baik menurut petunjuk,
menyeru mereka berbuat kebajikan danmelarang dari yang
munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat.” Sementara dakwah Islamiyah diartikan sebagai
upaya mengajak, meyakini, dan mengamalkan aqidah dan
syariat Islam.
Dalam buku “Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi” oleh
Latief Rousydiy yang terbit tahun 1995, unsur-unsur dakwah
meliputi:
 1. Da’i (juru dakwah) yang bertugas sebagai komunikator yang

berkewajiban untuk menyampaikan isi dakwah, baik kepada


pribadi, kelompok ataupun masyarakat.
 2. Materi dakwah, yang merupakan isi pesan atau isi dakwah yang

dikombinasikans ecara efektif kepada penerima dakwah.


 3. Penerima dakwah (audience, public atau massa) yang menjadi

sasaran, kemana dakwah ditujukan.


 4. Media dakwah yaitu saluran dakah dengan saluran mana

dakwah disampaikan. Apakah melalui lisan, tulisan, visual dan


audio visual bahkan saluran uswatun hasanah (teladan yang baik)
dan amal usaha.
 5. Efek dakwah, yaitu hasil yang dapat dicapai dengan dakwah

yang telah disampaikan. Kata lain dari isi dakwah yang


disampaikan itu dapat mencapai sasarannya.
Tujuan Dakwah dalam Islam

 Masyhur Amin dalam bukunya “Dakwah Islam dan Pesan Moral”


yang terbit tahun 1997 menjelaskan bahwa tujuan dakwah dalam
Islam terbagi menjadi dua dari segi objek dan materinya. Berikut
tujuan dakwah dalam Islam:
Tujuan Dakwah dalam Islam dari Objeknya
 1. Tujuan dakwah perorangan, yaitu bertujuan untuk membentuk

pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat, berperilaku


sesuai dengan hukum-hukum yang disyari’atkan Allah SWT dan
berakhlaq karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat
manusia menjadi muslim secara tuntas, dari ujung rambut sampai
kedua telapak kakinya,sebagaimana diperintahkan Allah SWT, "Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-
Baqarah: 208 )
2. Tujuan dakwah untuk keluarga, yaitu bertujuan
untuk membentuk keluarga bahagia, penuh
ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.
Allah berfirman:
 ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah

Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu


sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum: 21)
3. Tujuan dakwah untuk masyarakat, yaitu bertujuan untuk
membentuk masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana
ke-islaman. Suatu masyarakat di mana anggotanya mematuhi
peraturan-peraturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT,
baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya, saling bantu membantu, penuh rasa persaudaraan.
Nabi Muhammad menggambarkan Islam sebagai berikut:
 “Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling

mencintai, saling berbelas kasih dan saling mempunyai


kesamaan rasa (diantara) mereka adalah seperti satu tubuh.
Apabila salah satu anggotanya merasa sakit maka seluruh
anggota badannya ikut merasakan tidak tidur dan merasa
demam panas.” (HR. Bukhari)
4. Tujuan dakwah untuk umat manusia, yaitu
bertujuan untuk membentuk masyarakat dunia yang
penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan
tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan ekploitasi,
saling tolong-menolong, dan menghormati.
 Demikian, keseluruhan umat manusia dapat

menikmati islam sebagai rahmat bagi mereka.


Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan tiadalah
Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya: 107)
Tujuan Dakwah dalam Islam dari Materinya
 1. Tujuan dakwah akidah, yaitu tertanamnya suatu

akidah yang mantap di setiap hati seseorang,


sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam
itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan.
Realisasi dari tujuan dakwah ini ialah bagi orang
yang belum beriman agar menjadi beriman, bagi
orang yang imannya karena melalui bukti-bukti
nakhli dan dalil akli, bagi orang yang imannya
masih diliputi dengan keraguan menjadi orang
yang imannya mantap sepenuh hati.
 2. Tujuan dakwah hukum, yaitu kepatuhan setiap
orang terhadap hukum-hukum yang telah
disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasi tujuan
dakwah ini ialah orang yang belum melakukan
ibadah menjadi orang yang mau melakukan ibadah
dengan penuh kesadaran, bagi orang yang belum
mematuhi peraturan-peraturan agama Islam menjadi
orang yang mau mematuhi peraturan dengan
kesadarannya sendiri.
 3. Tujuan dakwah akhlak, yaitu terbentuknya pribadi

muslim yang luhur, dihiasi dengan sifat-sifat yang


terpuji dan bersih dari sifat-sifat yang tercela.

Anda mungkin juga menyukai