Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODE DAN TEHNIK BERDAKWAH

DOSEN PEMBIMBING
Muh. Nasution anshori s.sos

DISUSUN OLEH
Eka Diana putri
Apriani

AKADEMI DAKWAH INDONESIA


NUSA TENGGARA BARAT
TA. 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt , yang telah memberikan kami beribu nikmat seperti taufiq
hidayah dan inayahnya, sehingga sampai saat ini,kami masih diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan usaha kami sebaik mungkin.
Penulisn makalah ini, merupakan sebuah tugas yang bisa menambah pengetahuan dan wawasan
kamiSehingga kami berterima kasih kepada dosen pembimbing,karena dengan ini kami bisa
mengetahui apa yang belum kami ketahui, dan bermanfaat bagi pembacanya. Harapan kami agar
bisa menjadi pelajar yang berguna bagi agama,bangsa dan Negara. Dengan tersusunya makalah
ini, kami mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangan baik dalam penulisan atau
penyampaian kami. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita dan tidak lupa pula
kami harapkan kebarokahan dari allah swt.

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….…...….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….…......2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…….....3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….…..…...4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….…......5
A. PENGERTIAN METODE DAKWAH ………………………………………….….....5
B. METODE DAN TEKHNIK BERDAKWAH MENURUT AL-QUR’AN …….....…..6
C. METODE DAN TEKHNIK BERDAKWAH MENURUT HADITS …………...…....7
D. TEKHNIK MENYAMPAIKAN DAKWAH …………………………………….…..9
BAB III PENUTUP …....…………………………………………………………………..…10
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..11

3
BAB I
PENDAHULUAN

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim. misalnya
amal ma’ruf , nahi munkar, berjihad, memberi nasihat dan sebagainya. hal ini menunjukkan
bahwa hukum islam tidak mewajibkan bagi ummatnya untuk selalu mendapatkan hasil maksimal
akan tetapi usahanyalah yang diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan
kemampuanya. dakwah merupakan suatu bentuk proses penyampaian ajaran islam. dakwah islam
adalah dakwah kearah kualitas puncak dari nilia- nilai kemanusiaan, dan peradaban manusia.
dengan tujuan utama mewujudkan kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat
yang diridhoi oleh Allah Swt.sebagaimana firman Allah Swt:

‫َم ْن َع ِمَل َص اِلًحاَفِلَنْفِسِه َو َم ْن َأَس اَء َفَع َلْيَهاَو َم اَر ُّبَك ِبَظَّالٍم ِلْلَع ِبْيِد‬
“Baragsiapa yang mengerjakan amal yang sholeh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) ;atas dirinya sendiri; dan sekali kali tidaklah
tuhanmu menganiaya hamba hamba-(Nya).
(QS.Fussilat(41):46

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN METODE DAKWAH
Memahami metode dakwah yang tercantum di dalam hadis Rasulullah yang banyak
membahas masalah kewajiban untuk mencegah kemungkaran.Islam adalah agama dakwah yang
berisi tentang petunjuk petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang beradab,
berkualitas, dan selalu berbuat baik sehigga mampu membangun sebuah peradaban yang maju
untuk menjadi tatanan kehidupan yang adil.
Sedangkan dakwah secara istilah menurut syaikh ali mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka berbuat baik dan
melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. dan
dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha untuk merubah situasi pada
situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. perwujudan
dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup
saja, tetapi juga menuju sarana yang lebih luas.pengertian secara utuh mengenai metode dakwah
adalah cara-cara terentu yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.1
Dalam menyampaikan dakwah ditengah-tengah masyarakat islam yang demikian beragam
kehidupanya,dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai dengan perkembangan
masyaraakat itu sendiri.justru untuk menyampaikan dakwah kepada tujuannya bagi seorang
dakwah perlu sekali mengetahui metode dakwah,

1
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta:kencana, 2004),hal.1
B.METODE DAN TEHNIK BERDAKWAH MENURUT AL-QUR’AN
Metode dan tehnik berdakwah meenurut al-qur’an bisa kita ambil dalam :QS.An-Nahl/16:
125

‫اْدُع إلَئ َس ِبْيِل َر ِّب َك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظ ِة اْلَح َس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِب اَّلِتي ِهَي َأْح َس ُن ِإَّن َر َّب َك ُه َو َأْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلِه َو ُه َو َاْعَلُم‬
‫ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬
“Serulah (manusia)kepada jalan Tuhan-MU dengan hikmah dan pelajaraan yang baik dan
bantalah mereka dengan cara yang baik, Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih baik
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk. ”(QS. An-Nahl/16: 125)
Ayat ini menjelaskan cara menyampaikan dakwah atau seruan terhadaap manusia agar mereka
berada dijalan Allah Swt. dalam melakukan dakwah hendaknya menggunakan tiga macam cara
yaitu: Hikmah, Mau’izhah hasanah, Mujadalah bi al-ahsan.
Hikmah yaitu dengan cara yang bijaksana, akal budi yang mulia, lapaang dada, dan hati yang
bersih menarik perhatiaan orang kepada agama atau kepada kepecayaan kepada Allah Swt.
Mau’izhah hasanah adalah pengajaran atau pendidikan yang baik atau nasihat- nasihat yang
baik.Mau’izhah hasanah termasuk dalam pendidikan keluarga dan pengajaran dalam pergurua-
perguruan. misalnya pendidikan kedua orang tua dalam rumah kepada anaak-anaknya yang
menunjukkan contoh dalam beragama terhadap anak-anak.2
Mujadalah bil al-ahsan adalah membantah mereka dengan cara yang lebih baik.cara ini
dilakukan ketika terjadi suatu perbedaan pendapat. Diantaranya adalah tidak mencampur
adukkan antara pembahasan atau pokok soal dengan perasaan benci atau sayang kepada lawan.
Misalnya: seorang yang kafir belum memhami islam,kemudiaan dia mencela islam,orang ini
wajib dibantah, disadarkan dengan jalan yang sebaik baiknya,diajak ke pemikiran yang benar,
sehingga dia dapat menerima. tetapi jika hati orang kafir tersebut terlebih dulu disakiti karna
kesalahan dalam membantah, mungkin dia tidak mau menerima kebeenaran, karna hatinya telah
terluka.3
Hikmah,Mau’izhah hasanah, adalah tiga pokok cara melaksanakan tugas dakwah ini yang
sangat diperlukan disegala zaman. Karna dakwah dapat membawa ummat manusia kepada jalan
yang benar. Dakwah bukanlah propaganda, akan tetapi terkadang propaganda mejadi bagian dari
alat dakwah. propaganda adalah memaksakan, sedangkan dakwah adalah meyakinkan. dakwah
dengan cara memmaksa tidak akan berhasil dalam menundukkan keyakinan seseorang. dalam
agama tidaklah ada paksaan. Sebagaiman firman Allah Swt:

2
Hamka, “Tafsir Al-Azhar”, Jilit ke-5, Hal.3989
3
Hamka, “Tafsir Al-Azhar “, jilit ke-5, Hal.3989

6
“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama islam”.
Ayat ini adalah pedoman perjuangan, untuk menegakkan iman dan islam ditengah-tengah
masyarakat yang sangat beragam. kedatangan islam untuk menarik dan membawa, bukan
mengusir dan menyingkirkan seseorang.
C. METODE DAN TEKHNIK BERDAKWAH MENURUT HADITS
Sedangkan jika menurut hadits Rasulullah SAW telah bersabda:
)‫بلغواعنى ولواية(رواه البخاري‬
Artinya:”sampaikalah dariku walaupun hanya satu ayat.”(HR.Al-Bukhari)
Perintah Allah SWT untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah untuk
berintraksi melalui informasi dan komunikasi. Al qur’an adalah sumber informasi megenai
keagamaan (islam) dari Allah kepada umat manusia sebagai pemeluk islam. demikiaan pula
sabda Rasulullah saw yang memerintahkan untuk menyampaikan sesuatu yang berasal dari
Rasul, walaupun hanya satu ayat kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw
memerintahkan untuk menyebarkan informasi yang berasal dari beliau.4
Pedoman utama yang tidak dapat berubah adalah Al-qur’an dan sunnah atau hadits, karena hadits
dipandang oleh mayoritas umat islam sebagai sumber ajaran islam kedua setelah Al-qur’an,
sebab hadits merupakan penjelasan terhadap ayat Al-qur’an yang masih global, dan umum atau
tanpa batasan. Dapat disimpulkan bahwa Hadits dari Rasulullah berfungsi sebagai pendukung
dari firman yang terdapat di dalam Al-qur’an. Sehingga dari penjelasan tersebut Hadits dapat
menjadi landasan metode dakwah.
BEBERAPA DAKWAH MENURUT HADITS:
‫َفِإْن َلْم‬.‫َفْلُيَغِّيْر ُه ِبَيِدِه‬،‫َم ْن َر َأى ِم ْنُك ْم ُم ْنَك ًرا‬:‫َسِم ْع ُت َر ُسْو َل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقْو ُل‬: ‫قال‬، ‫َع ْن َأِبْي َسِع ْيٍد اْلُخْد ِر ِّي َرِض َي ٌهَلّلَا َعنه‬
‫َر َو اٌه ٌم ْس ِلٌٌم‬. ‫َو َذ ِلَك َأْض َع ٌف الألْيَم اِن‬.‫َفِبَقْلِبِه‬،‫َيْسَتِط ْع‬

“Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyalaahu ‘anhu,ia berkata,,”Aku mendengar Rasulullah


shaallallaaau ‘alaihi wa salllam bersabda, ‘Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran,
hendaklah ia mengubahnya dengan tanganya. jika tidak sanggup maka dengan lisanya. jika tidak
sanggup maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman.’’’(HR.Muslim).

4
Samsul Munir Amin, IImu…viii
1. Dakwah bil-yadi
Dakwah dengan tamgan (bil-yadi) sebagai bentuk dakwah dengan menggunakan kekuasaan
atau kekuatan, dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyampaikan ajaran
islam. Selain itu, dapat juga diartikan sebagai bentuk dakwah dengan menggunakan kekuasaan,
seperti berdakwah di tengah kalangan pemerintah atau berdakwah dengan kekuasaan yang
dimiliki.
Hal tersebut dapat berupa ikut serta secara aktif dalam kegiatan penyuluhan masyarakat
dalam melawan fenomena penyimpangan dan tindak pidana melalui jalur khusus di dalam setiap
wilayah pemerintahan, atau mendirikan sector khusus dipemerintahan yang bertugas
memberikan pengarahan dan penyuluhan agama kepada masyarakat, serta mengoptimalkan
peran menjadi seorang da’i yang berjuang di jalan Allah.5
2.Dakwah bil-lisan
Dakwah bil-lisan dakwah yang sering dilakukan Rasulullah dalam konteks sejarah adalah
dakwah bil-lisan untuk menyampaikan risalah islam, baik dengan metode ceramah, khutbah,
diskusi, nasihat, dan sebagainya.
3.Bil-qolbi
Didalam redaksi hadis Nabi riwayat Bukhari dan Muslim yang menyatakan bahwa
apabila tidak mampu mencegah kemungkaran dengan tangan atau lidah, maka dengan hati dan
hal tersebut merupakan bentuk lemahnya iman, pemahaman tersebut dapat dianalisa alasan
mengapa berdakwah dengan hati dikatagorikan sebagai bentuk lemahnya iman. sebagian para
pakar mengkategorikan dakwah bil-qolbi dalam bentuk dakwah bil-hal(dengan prilaku), hal ini
didasarkan karna dakwah tidak harus selalu dengan kata kata,Karena dari sekian banyak
permasalahan ternyata solusinya tidak hanya dengan kata-kata tetapi dengan memberikan teladan
yang baik, karena perbuatan seorang da’i adalah salah satu bentuk dakwah.sehingga dapat
dipahami baahwa maksud dari hadis nabi yang menyatakan bahwa mencegah suatu
kemungkaran dengan hati adalah bentuk lemahnya iman dipandang dari sudut negative,
seghingga kriteria mencegah dengan hati masih dapat dimaklumi, karena dari berbagai kriteria
tertentu diam menjadi dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah, dan diam juga dapat
menjadi penyebab gagalnya dakwah, sehinngga hal ini dimaksud oleh Rasulullah sebagai
beentuk lemahnya iman.6

5
Abdullah Ahmad al-‘Allaf. 1001 cara berdakwah, pent. Ardiansyah Ashri Hussein, dari judul asli, Kulluna Du’at Aktsar min Alaf Fikrah wa
wasilah wa uslub FI’al Dakwah Ilallah, (Surakarta:Ziyad Visi Media, 2008), hal. 130.
6
Abdullah Gymnastiar. Inilah indahnya islam dengan Manajemen Qalbu, Cetakan III, (Bandung:Khas MQ, 2005), hal.5.
D. TEKHNIK MENYAMPAIKAN DAKWAH
Tekhnik penyampaian adalah cara seorang pendakwah untuk menerapkan sebuah metode
dengan menggunakan bermacam-macam daya Tarik untuk menentukan keberhasilan seorang
pendakwah ketika berdakwah. Dari beberapa pendakwah mereka mempersembahkan berbagai
daya tarik dan taktik supaya tujuan dakwahnya tercapai, hal tersebut dapat dipandang sebagai ciri
khas tersendiri, yang menjadi kekuatan dalam dakwahnya. Dalam proses komunikasi dakwah,
seorang pendakwah diwajibkan untuk mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada
mad’u ketika ingin berceramah. Semua orang Dapat menyampaikan dakwah dengan baik bila
mereka mengetaahui apa yang harus diperhatikan oleh para pendakwah ketika berdakwah tau
berpidato, diantarannya cara penyajian suara, tekanan ekspresi dan gerakan bericara dan
bagaimana pandangan mata ke mad’u yang akan diuraikan sebagai berikut:7
1.Penyajian Suara
Suara seorang pendakwah harus lantang, jelas, padat dan teratur.
2.Tekanan Ekspresi
Yang dimaksud dengan ekspresi disini adalah cara mekemukakan sesuatu dengan peragaan,
gerakan tangan dan anggota badan lainya sesuai dengan nasihat yang disampaikan.
3.Geraka Berbicara
Para pendengar yang hadir dalam suatu persensi lisan, tidak hadir untuk mendengakan suara
dari radio atau rekaman kaset. tetapi merka datang ingin mendengarkan ucapan seseorang secara
langsug.
4.Pandangan Mata
Pidato merupakan komunitasi tatap muka yang bersifat dua arah. Walaupun pembicara
banyak mendominasi pembicara, tetapi ia harus mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan
pendakwah baik berupa kata-kata ataupun lainaya.8

7
Herbert V prachnow, Penuntut Menuju Sukses Berpidato (Bandung:Pioner, 1987), hal.8
8
Jalaludin Rahmat, Retorika Modern, hal. 78
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembahasan panjang mengenai metode dakwah dalam hadits pada intinya menyangkut
metode dakwah yang tercantum dalam surah an-nahl ayat 125, yang pelaksanaannya dalam
bentuk hadits Rasulullah yaitu dengan tangan, lidah, dan hati. Pada dasarnya permasalahan yang
beraneka ragam berasal dari permasalahan akidah atau keyakinan. Kondisi hati dapat dapat
menjadikan seseorang menolak hal yang sebenarnya diterimanya. Sebagai kewajiban seorang
muslim adalah mencegah keburukan dan saling mengingatkan dalam kebaikan, menjadikan
keharusan bagi setiap pribadi muslim setidaknya menolak dangan hati suatu kemungkaran, dapat
juga diterjemahkan bahwa hati adalah titik penentu iman seseorang, karena perbuatan barasal
dari kemauan hati, dalam kondisi tertentu. Hati dapat menjadi sebuah bumerang yang mengenai
diri sendiri apabila tidak bisa memberikan kendali, tetapi juga dapat menjadi senjata yang paling
ampuh apabila dilakukan dengan benar. Dari hati kemudian ke otak adalah proses pemilihan
metode yang tepat untuk menyampaikan dakwah, sehingga semua unsur yang berhubungan
dengan keberhasilan dakwah dapat menjadi sangat penting karena saling mendukung.

10
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah Ahmad, (ED), dakwah islam dan perubahan sosial, prima duta, Yogyakarta, 1983
Abdullah, ilmu dakwah kajian ontology,Epistemologi, Aksiologi dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2018)
Ali Aziz, Moh, 2004, Ilmu Dakwah, Jakarta:Prenada media group.
Al-Qur’an dan terjemehan.
Hadits Nabi dan terjemahan.

11

Anda mungkin juga menyukai