Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR ILMU DAKWAH


TENTANG
DASAR – DASAR KEILMUAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

Muhammad Sucipto 2312010036


Trias Muhammad Rafi 2312010041
Zikra Judli 2312010010

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Zainal, M.Ag

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1445 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR
Pertama kita ucapkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT. Yang
telah melimpahkan Rahmat serta karunianya kepada kita semua, tanpa Rahmat
dan karunianya tidak mungkin kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.
Dan tidak lupa kami ucapkan kepada Bapak Dr. Zainal, M.Ag selaku
dosen pengampu mata kuliah pengantar ilmu dakwah yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang “Dasar Dasar Keilmuan”
Mungkin dalam makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu, kami mohon kepada dosen dan juga kawan-kawan sekalian agar
memberikan kritik dan juga saran terhadap makalah kami, demi tercapainya
makalah yang sempurna nanti nya.

Padang,7 september 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Ayat Al-Qur’an tentang dakwah...........................................................................2

B. Hadist Tentang Berdakwah......................................................................................3

C. Sosial realita tentang dakwa (tokoh dan perkembangan dakwah)...............7


BAB III PENUTUP...................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................8
B. Kritik Dan Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah adalah suatu proses mengajak menyeru dan membimbing umat
manusia untuk berbuat baik dan mengikuti petunjuk Allah dan rasulNya. Dakwah
yang dimulai sejak zaman kenabian hingga kini telah mengalami perkembangan
yang signifikan. Mulai dari jumlah pengikut dakwah, metode pergerakan-pergerakan
atau jemaah yang mengusung dakwah itu sendiri.

Dakwah tentunya memiliki pesan dimana pesan dakwah itu sendiri adalah Islam yang
bersumber kepada Alquran dan Al-hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah,
syariah dan akhlak dengan sebagai macam cabang ilmu yang diperolehnya. Pesan dakwah
atau materi dakwah adalah isi dakwah yang disampaikan dai kepada mad’u yang bersumber
dari agama Islam, dan dalam proses penyampaian pesan terjadilah sebuah komunikasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan Tentang Ayat Ayat Al Qur’an Dan Hadist Yang Berhubungan Dengan
dakwah Dan Realitas Sosial Dakwah
C. TUJUAN MASALAH
Untuk Dapat Memahami tentang ayat dan hadist dakwah serta realita sosial dakwah
dengan tokoh tokoh nya dari masa ke masa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat Al – Qur’an Tentang Berdakwah

Mengutip buku Ilmu Dakwah oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag., kewajiban
dakwah seperti yang dikatakan oleh A. Hasyimi sesungguhnya bukanlah tugas
kelompok khusus di mana orang lain terbebas dari tanggung jawab. Sebagaimana
muslim diberikan tanggung jawab seperti salat, zakat, jujur, maka setiap muslim juga
wajib memindahkan keimanan di dalam hati yang kosong dan menuntun orang ke
jalan Allah yang lurus.

Adapun dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa hukum berdakwah bagi
muslim bisa menjadi fardhu 'ain dan fardhu kifayah (bersama). Pendapat tersebut
dipelopori oleh Muhammad Abu Zahrah. Menurutnya, fardhu ain adalah dakwah
yang dilakukan secara individual. Sedangkan fardhu kifayah adalah dakwah yang
dilakukan secara kolektif

(QS.Ali 'Imran 3: Ayat 104)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ِ ْ‫ ْل َم ْعرُو‬W‫ۗ َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِا‬
‫ف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َكر‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬ َ ‫ولِٓئ‬
ٰ ُ‫َوا‬

Artinya:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS.Ali 'Imran 3: Ayat 104)

Isi kandungan dari Surah Ali Imran ayat 104 ini adalah perintah agar ada
kelompok yang memiliki pemikiran dan sikap yang patut untuk dicontoh. Kelompok
tersebut tidak henti mengajak manusia untuk melakukan kebaikan sesuai dengan
perintah Allah swt Surah Ali Imran ayat 104 pun menjadi seruan bagi kaum muslim
untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam secara benar dengan disertai kesadaran,
baik dakwah kepada orang-orang terdekat maupun masyarakat umum. Dakwah
dalam islam adalah dakwah ajarannya berlandaskan kepada Al Quran dan hadits
Rasulullah SAW serta dakwah yang tidak memaksa melainkan memerhatikan bahasa
yang ditujukan terhadap sasaran.

Makna Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Mengutip buku 36 Solusi Cerdas Sedekah Tanpa Uang (Praktis, Mudah, dan
Pahalanya pun Besar) oleh Ust. Haryadi Abdullah, makna dari amar ma'ruf nahi
munkar secara istilah adalah menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada
kejahatan Dijelaskan dalam buku Islam dan Pluralisme Akhlak Quran Menyikapi
Perbedaan, bahwa amar ma'ruf nahi munkar merupakan dasar dari
Nabi diutus ke dunia.Tujuannya adalah agar manusia tidak hidup dalam kesesatan,
kebodohan, kelalaian, dan kebingungan.

2
(QS. An-Nahl 16: Ayat 125)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ُ‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َربِّكَ بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِا لَّتِ ْي ِه َي اَحْ َسن‬ ُ ‫ۗ اُ ْد‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِا ْل ُم ْهتَ ِد ْين‬
َ ‫اِ َّن َربَّكَ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
Artinya
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 125)

Surat An Nahl ayat 125 merupakan ayat yang menunjukkan kewajiban


berdakwah dan menjelaskan metode dakwah. Meskipun khitab ini ditujukan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia juga berlaku bagi kaum muslimin. Bahwa
setiap kaum muslimin wajib berdakwah bukan hanya para nabi dan rasul saja.

Tiga metode dakwah pada ayat ini juga menunjukkan prioritas implementasinya.
Tiga metode dakwah itu adalah hikmah, mauidhah hasanah dan jidal.

Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, hikmah adalah kebijaksanaan.


Yaitu cara yang bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang
bersih guna menarik hati orang kepada agama Allah. Hikmah itu bukan sekedar kata-
kata melainkan juga sikap hidup dan perbuatan. Bahkan sikap hidup dan perbuatan
bisa lebih berhikmah daripada kata-kata.

Mauidhatul hasanah adalah pengajaran yang baik, pesan-pesan yang baik


sebagai nasehat. Sedangkan jidal adalah debat. Metode ini hanya ditempuh jika
diperlukan. Ketika dakwah dibantah, disanggah atau ditantang untuk beradu
argumentasi maka hendaklah perdebatan dilakukan dengan cara yang lebih baik.

“Yakni lemah lembut, tutur kata yang baik serta cara yang bijak,” terang Ibnu Katsir.

B. Hadist Tentang Berdakwah

Melalui dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan para aktivis untuk
memperjuangkan agama ini, maka dengan izin Allah, umat akan berhasil menggapai
kejayaan, keagungan, dan kepemimpinan. Hal itu hanya bisa dicapai dengan
keikhlasan, teguhan, kekuatan, keteladanan dan kecerdasan mereka.

Adapun hadist tentang ajakan berdakwah sebagai berikut:

‫بَلِّ ُغوا َعنِّى َولَوْ آيَة‬


"Sampaikanlah dariku meski hanya satu ayat."

Hadits ini diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash bin Wa’il bin
Hasyim bin Su’aid bin Sa’ad bin Sahm As Sahmiy.

3
Hadits lengkapnya:

‫م قَا َل‬Wَ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل‬ َّ ِ‫ َأ َّن النَّب‬:‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َع ْم ٍرو‬:
َ ‫ي‬

‫ي ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوْأ َم ْق َع َدهُ ِم ْن‬


َّ َ‫ب َعل‬ َ ‫ َو َح ِّدثُوا ع َْن بَنِي ِإس َْراِئ‬،ً‫بَلِّ ُغوا َعنِّي َولَوْ آيَة‬
َ ‫ َو َم ْن َك َذ‬،‫يل َوالَ َح َر َج‬
ِ‫النَّار‬.

"Dari Abdullah ibn Amr: Bahwa Nabi saw bersabda: Sampaikan dariku sekalipun
satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak apa
(dosa). Dan barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiap-
siaplah menempati tempat duduknya di neraka."

termasuk hadis sahih yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari, Shahih Ibn Hibban,
Sunan al-Turmudzi, Sunan Abi Dawud, Musnad Ahmad, Sunan al-Darimiy.

Makna hadits ini adalah perintah Rasulullah Saw kepada sahabat yang hadir saat
Nabi Saw menyampaikan wahyu yang diterimanya dari malaikat, kepada sahabat
lain yang saat itu tidak bisa hadir.

Jadi, hanya sebatas menginformasikan, supaya yang lain menjadi tahu tentang
adanya ayat yang diturunkan lagi di saat mereka sedang tidak bersama Nabi,
sehingga semua sahabat menjadi tahu.

Al Ma’afi An Nahrawani mengatakan, “Hal ini agar setiap orang yang


mendengar suatu perkara dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersegera untuk
menyampaikannya, meskipun hanya sedikit. Tujuannya agar nukilan dari Nabi Saw
dapat segera tersambung dan tersampaikan seluruhnya.”

Hadits sampaikan dariku meski satu ayat ini semakna pula dengan hadits lainnya:

َ ‫َأاَل لِيُبَلِّ ْغ ال َّشا ِه ُد ْالغَاِئ‬


‫ب ِم ْن ُك ْم‬
“Hendaklah yang hadir menyampaikan pada yang tidak hadir” (HR Bukhari dan
Muslim).

Jadi menurut pemakalah disini kita diajarkan untuk berdakwah menyampaikan hal
sekecil apapun walaupun satu ayat, karena kita tidak pernah tau dari satu ayat
tersebut akan merubah seseorang menjadi jauh lebih baik

Sampaikan apa yang Anda tahu, dan cari tahu apa yang belum Anda tahu. Jika
Anda ditanya tentang satu perkara yang belum Anda ketahui, maka katakanlah
“Allahu A’lam.”

Ibnu Sirin berkata: “Orang meninggal dunia dalam keadaan bodoh, itu lebih baik
daripada ia menyampaikan apa yang ia tidak tahu.” (Al-Adab As-Syar’iyyah karya
Ibnu Muflih)

4
C. . Sosial realita tentang dakwah (tokoh dan perkembangan dakwah)

DAKWAH PADA MASA NABI MUHAMMAD

Nabi adalah seorang pembawa Islam. Tidak hanya itu, beliau juga seoran juru
dakwah yang membawakan risalah agama baru bagi manusia. Kehidupa beliau
merupakan uswah hasanah bagi umatnya. Hal itu pun berlaku dala aktivitas dakwah.
Dari sana kita dapat mengetahui semangat yang mendoron umat untuk meniru
nabinya, di samping mengetahui cara-cara mereka ber dakwah. Karena semangat
dakwah sangat menentukan sejarah Islam, mak dakwah itu sendiri terus
berkelanjutan sejak awal turunnya risalah.

Meskipun Rasulullah berperan sebagai panglima perang atau negarawan titik pusat
perhatian tetap tertuju pada aspek kehidupan beliau sebagai jun dakwah. Perjuangan
Nabi adalah perjuangan dalam berdakwah.

Setelah mengalami pertentangan jiwa yang cukup lama, akhirnya Nah sampai
kepada puncak keyakinan tentang misi kerasulannya. Dakwah beliau yang pertama
ditujukan kepada anggota keluarga. Di antara inti ajaran sederhan yang beliau
sampaikan kepada mereka adalah penghapusan kepercayaan terhadap berhala,
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan kewajiba beribadah hanya kepada
Tuhan Maha PenciptaMenurut sejarawan Islam, Muhammad bin Sa'ad (w. 230 H)
dalam kitabnya yang berjudul Al-Thabaqat Al-Kubra, bahwa Nabi mengirimkan
tidak kurang dari 105 surat." Surat-surat tersebut, jika dilihat dari segi isinya, dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Surat yang berisi seruan untuk masuk Islam. Surat jenis ini ditujukan kepada
orang-orang Yahudi, Nasrani, Majusi, dan orang-orang musyrikin lainnya; baik raja
maupun kepala daerah.

2 ‫و‬WW‫أل ُمونَ َوتَرْ ُج‬WW‫ت‬. Surat yang berisi aturan-aturan dalam Islam, misalnya zakat dan
sedekah. Surat jenis ini ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih memerlu
kan penjelasan.

3. Surat yang berisi kewajiban orang-orang nonmuslim terhadap pemerintah Islam,


seperti jizyah. Surat jenis ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi, Nastani, dan
Majusi yang telah membuat perjanjian damai dengan Nabi

Dengan demikian, Nabi menunjukkan kepada kita bahwa beliau juga menggunakan
media yang modern pada saat itu untuk berdakwah. Di samping itu, untuk
menunjukkan bahwa ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi tidak diperuntukkan
bagi masyarakat Arab saja, tetapi bagi seluruh umat manusia.

5
Dakwah merupakan aktifitas kegiatan dakwah yang telah dilakukan sebelum
Nabi Muhammad SAW sebelum Islam disebarkan dipermukaan bumi. Dakwah telah
dimulai dari para nabi terdahulu. Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai
rasul, dakwah mulai berjalan yang dimulai dari periode mekah sampai periode
Madinah. Pada periode mekah, dakwah dilakukan masih sebatas pada kalangan
sahabat, keluarga dari Nabi Muhammad SAW, namun pada masa peride madinah,
mulailah islam disebarkan kepada seluruh umat. Pada masa ini tekanan dari orang
kafir terjadi silih berganti kepada nabi, sahabat dan umat Islam, namun Islam
berkembang dan jaya pada akhir kehidupan rasulullah.Setalah rasulullah wafat,
kegiatan dakwah terus berjalan yang dilanjutkan oleh kalangan sahabat nabi yakni
Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Afan dan Ali bin Abu Thalib. Pada
periode ini kegiatan dakwah terus menerus dilakukan kepada umat Islam. Ketika
berakhirnya periode sahabat, kegiatan dakwah dilanjutkan oleh Daulah Umaiyah
serta Daulah Abasyiyah. Pada masa ini, agama Islam berkembang pesat di seluruh
dunia.

Ilmu pengetahuan telah berkembang secara signifikan sejak zaman dahulu


kala, dan sejumlah besar ilmuwan yang telah memberikan kontribusi penting
dalam perkembangannya.

Beberapa di antaranya adalah ilmuwan muslim yang telah meninggalkan jejak dalam
sejarah dengan penemuan-penemuan mereka yang signifikan dan berpengaruh di
dunia.

1.Ibnu Sina

Ilmuwan bernama lengkap Abu ‘Ali al-Husayn bin ‘Abdullah bin Sina. Di Barat ia
dikenal dengan nama Avicena.

Ibnu Sina lahir pada 980 M di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah
Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037 M di Hamadan, Persia (Iran).

Ia merupakan tokoh penting dalam bidang ilmu kedokteran dan filsafat di dunia, dan
dikenal karena karyanya yang berjudul Kitab al-Qanun fi al-Tibb (Buku Kanun
dalam Kedokteran), yang menjadi buku rujukan penting dalam bidang kedokteran
selama berabad-abad.

2.Al-Khawarizmi

Al-Khawarizmi bernama lengkap Muḥammad bin Musa al-Khwarizmi, Lahir sekitar


tahun 780 M di Khwarezmia (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun
850 M di Baghdad.

Ia merupakan seorang ahli matematika dan astronomi, dan dianggap sebagai penemu
algoritma, yang dikenal sebagai algoritma Al-Khawarizmi. Algoritma ini menjadi
dasar dalam pengembangan komputer modern.

6
Salah satu penemuan penting dari Al-Khawarizmi adalah penemuan angka nol (0).
Penemuan ini memudahkan menghitung puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya.

Selain itu, penemuan angka nol ini merubah logika berpikir tentang semesta karena
angka nol mewakili ketakterhinggaan.

3.Jabir ibn Hayyan

Jabir ibn Hayyan memiliki nama lengkap Abu Musa Jabir bin Hayyan. Di Barat, ia
dikenal dengan nama Geber.

Ia lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 M dan wafat pada tahun 803 M, dikenal
sebagai bapak kimia modern dan telah memberikan banyak kontribusi penting dalam
perkembangan ilmu kimia.

Sosok Jabir ibn Hayyan sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu


pengetahuan di Barat. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada
abad ke-12 Masehi dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak ilmuwan Eropa.

4.Ibn al-Haytham

Ilmuwan ini bernama lengkap Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam. Di
Barat, ia dikenal dengan nama Alhazen.

Ibn al-Haytham lahir di Basrah, Irak, pada tahun 965 M. Ia dikenal sebagai Bapak
Optik.

Ia dikenal sebagai ahli matematika, astronomi, dan fisika, dan dikenal karena
karyanya dalam bidang optik, termasuk Kitab al-Manazir, sebuah karya tentang
penglihatan dan optik.

Karya dan penelitian Ibn al-Haytham telah memberikan banyak inspirasi pada ahli
sains barat, seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta
teleskop.

5.Al-Jazari

Al-Jazari memiliki nama Badiʿ Az-Zaman Abu al-Iz Ibn Isma’il ibn al-Razaz al-
Jazari. Ia lahir di Mesopotamia, Irak, pada tahun 1136 M dan wafat di Cizre, Turki,
pada tahun 1206 M.

Ilmuwan ini dikenal sebagai Bapak Robot. Ia merupakan pembuat robot pertama
dalam sejarah.

Mengutip dari republika.id, robot ciptaan al-Jazari beroperasi berkat bantuan tenaga
air (hidrolik). Kelincahan robot besutan al-Jazari mampu mengibur tamu Kesultanan
Turki dari Dinasti Artuqid dalam sebuah jamuan.

Kecermelangan Al-Jazari sering dibandingkan dengan ilmuwan Leonardo da Vinci


yang menggemparkan Eropa.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang kami susun dapat disimpulkan bahwa :


Saat kita berdakwah kita harus punya landasan yang jelas agar kita bisa
menyampaikan kepada orang ramai
Maka dari itu sebelum kita menyampaikan kita harus belajar agar yang kita
sampaikan itu mempunyai akar yang kuat dan bukan karangan semata

B. Kritik Dan Saran

Kami sebagai pemakalah mohon keritikan serta saran dari bapak dosen kami
yaitu bapak Dr Zainal, M.Ag serta teman-teman karena keterbatasan ilmu dan
pengetahuan yang kami miliki, oleh sebab itu kami sebagai pemakalah sangat
mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan makalah kami yang akan
datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Abu Al - Fath Al – Bayanuni, Pengantar Studi Ilmu Dakwah


Muhammad Dede Rudiyana, Ma , Perkembangan Pemikiran Ulum Al-Hadist Dari Klasik
Sampai Modern
Ira. M.Lapidus , Sejarah Sosial Ummat Islam
Drs. Wahidin Saputra, M.A. , Pengantar Ilmu Dakwah

Anda mungkin juga menyukai