Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DAKWAH SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ilmu Dakwah

Dosen Pengampu: Nurul Maisyal, M.H.I

Disusun Oleh:
1. Muhammad Tantowi 3619028
2. Istikomah 3619051
3. M. Bagus Khikamul Ulum 3619061
4. Muhammad Slamet Saerozi 3621072

Kelas A

PROGAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) KH. ABDURRAHMAN
WAHID PEKALONGAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam berkembang di berbagai Negara, bahkan sampai pernah
mencapai dua per tiga dunia tak lain karena aktivitas dakwah. Penyebaran yang
dilakukan tanpa henti dan dilakukan oleh setiap umat muslim di dunia. Dakwah
merupakan kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan oleh setiap muslim. Karena
dakwah merupakan kewajiban individual sekaligus juga kewajiban kolektif bagi
umat islam. Dakwah berarti dua orang atau lebih yang salah satu atau sebagai
diantaranya menyampaikan pesan dakwah. Ilmu dakwah harus dibedakan dengan
ilmu berdakwah jika yang kita maksud adalah ilmu dakwah ia merupakan
proposisi atau teori tentang dakwah yang diangkat dari fakta dakwah melalui
proses penelitian empiris sedangkan ilmu berdakwah berkaitan dengan suatu
keahlian dai menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u nya. Dakwah itu
otonomi artinya mandiri tidak ada campur tanggan dari luar dakwah. Dan apa
yang dimaksud dengan kesatuan dai yaitu kesatuan dai harus memiliki banyak
keahlian dan pengetahuan agama yang tinggi, luas, dan mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dakwah?
2. Apa Tujuan Dakwah?
3. Apa Dasar Hukum Dakwah?
4. Apa Rukun Dakwah serta Istilah-Istilah dalam Ilmu Dakwah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Dakwah.
2. Untuk mengetahui Tujuan Dakwah.
3. Untuk mengetahui Dasar Hukum Dakwah.
4. Untuk mengetahui Rukun Dakwah serta Istilah-Istilah dalam Ilmu Dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Dakwah


1. Pengertian Dakwah

Menurut Abdul Aziz dakwah merupakan bahasa Arab, berasal dari kata
da’wah, yang bersumber pada kata: (da’a, yad’u, da’watan) yang bermakna
seruan, panggilan, undangan atau doa. Abdul aziz menjelaskan, bahwa dakwah
bisa berarti: (1) memanggil, (2) menyeru, (3) menegaskan atau membela sesuatu,
(4) perbuatan atau perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu dan (5)
memohon dan meminta.1 Ketika menjelaskan istilah tersebut, pakar bahasa Ibn
Manzur menyebutkan dakwah beberapa arti yang terkandung seperti berikut:2

1) Meminta pertolongan seperti ucapan seseorang ketika bertemu musuhnya


dalam keadaan sendirian fad’u al-muslimin yang menurut Ibn Manzur dapat
disamakan dengan istaghitsu al-muslimin (minta tolonglah pada muslimun).
2) Menghambakan diri (ibadah), baik kepada Allah SWT maupun kepada selain
Allah SWT. Seperti dalam firman-Nya QS. Al-Araf/7:19
3) Memanjatkan permohonan kepada Allah SWT (berdoa), seperti dalam
firman-Nya Q.S. Al-Baqarah/2:186.
4) Persaksian Islam (syahadat Islam).
5) Memanggil atau mengundang (al-nida). Seperti dalam firman-Nya Q.S. Al-
Ahzab/33:46.

Menurut Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk


mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik
dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat Al-Ghazali bahwa

1
Tata Sukayat, Quantum Dakwah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 1.
2
A. Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), h.. 27-28.
amr ma‟ruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam
dinamika Islam.3

2. Pengertian Ilmu Dakwah

Ilmu Dakwah merupakan sebuah prasa yang terdiri dari dua kata yaitu
“ilmu” dan “dakwah”. Kata “ilmu” merupakan kata yang suci, dimana Allah
SWT. menjadikannya sebagai salah satu nama-Nya (al-‘ilmu). Al-‘ilmu berarti
Yang Maha Mengetahui. Dalam bahasa Arab, kata al-‘ilmu berakal dari tiga
huruf, yaitu: ‘Ain, Lam, dan Mim: ‘Alima – Ya’lamu – ‘Ilman, yang berarti
pengetahuan.4

Menurut Moh. Ali Aziz, pengertian ilmu dakwah yang umum adalah:

1) Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari proses penyampaian


ajaran Islam kepada umat.
2) Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari gejala penyampaian
agama dan proses keagamaan dalam segala seginya.

Dari kedua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa ilmu dakwah


adalah ilmu yang membahas bentuk-bentuk penyampaian ajaran Islam kepada
seseorang atau sekelompok orang khususnya menyangkut bagaimana
seharusnya menarik perhatian manusia agar dapat menerima dan mengamalkan
ajaran Islam secara kaffah (utuh). Utuh dalam arti tidak hanya menerima dan
menjalankan aspek tertentu saja. Semua aspek agama diterima dan diamalkan.
Aspek aqidah dan syariah (ibadah dan muamalah) diterima dan dilaksanakan
secara bersama-sama. Missal menerima aspek aqidah tetapi meninggalkan
aspek syariah, atau sebaliknya menerima aspek syariah tetapi meninggalkan
aspek aqidah.5

B. Tujuan Dakwah
3
M. Munir. Metode Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009). hlm. 7.
4
Elmansyah. Ilmu Kalam Formula Meluruskan Keyakinan Umat Di Era Digital.
(Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2007). hlm. 8-9.
5
Ropingi el Ishaq. PENGANTAR ILMU DAKWAH Studi Komprehensif Dakwah dari
Teori ke Praktik. (Malang: Madani, 2016). hlm. 16.
Dalam pelaksanaan dakwah ini, dapat dibagi kepada tiga tujuan pokok
yaitu:
a. Tujuan Pokok
Tujuan pokok adalah dengan mengajak atau menyeru ke jalan Allah.
Maksudnya agar menusia itu sadar akan kedudukan dan fungsi dirinya, yaitu
sebagai makhluk dan hamba Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Q.S.
Adz-Zariyat/51:56.
َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬
‫ن‬Kِ ْ‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku.”6

b. Tujuan Umum
Tujuan umum dakwah Islam adalah untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Firman Allah SWT dalam Q.S. Ali
Imran/3:110
‫ ُل‬K‫وْ ٰا َمنَ اَ ْه‬Kَ‫وْ نَ بِاهّٰلل ِ ۗ َول‬Kُ‫ر َوتُْؤ ِمن‬K
ِ ‫وْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك‬Kَ‫ف َوتَ ْنه‬ ِ ْ‫ال َم ْعرُو‬K ْ ِ‫ْأ ُمرُوْ نَ ب‬Kَ‫اس ت‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم خَ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ َخ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬ ِ ‫ْال ِك ٰت‬
Artinya: ”Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”7
c. Tujuan Khusus
Kehidupan manusia banyak mengalami halangan dan rintangan, yang mana
semua ini dilalui dengan perjuangan dan pengorbanan. Islam telah
memberikan bimbingan bagaimana cara mengatasi agar selamat dan mampu
mencapai ridha Allah SWT. Firman Allah Q.S. Ali Imran/3:112.

6
Departemen Agama Republik Indonesia, 2006, Al-qur’an dan terjemahnya. Surabaya:
Karya Agung. Hlm. 739.
7
Ibid, Departemen Agama RI, Hlm. 80.
‫ت‬ْ َ‫ ِرب‬K‫ض‬ ُ ‫ب ِّمنَ هّٰللا ِ َو‬ َ ‫اءُوْ بِغ‬Kۤ َ‫اس َوب‬
ٍ K‫َض‬ ‫هّٰللا‬
ِ َّ‫ ٍل ِّمنَ الن‬Kْ‫ ٍل ِّمنَ ِ َو َحب‬Kْ‫وا اِاَّل بِ َحب‬Kْٓ ُ‫ا ثُقِف‬K‫ت َعلَ ْي ِه ُم ال ِّذلَّةُ اَ ْينَ َم‬ ْ َ‫ُرب‬ِ ‫ض‬
‫انُوْ ا‬KK‫وْ ا َّو َك‬K‫َص‬
َ ‫ا ع‬KK‫ك بِ َم‬ ٍّ ۗ K‫ت هّٰللا ِ َويَ ْقتُلُوْ نَ ااْل َ ْن ۢبِيَ ۤا َء بِ َغي ِْر َح‬
َ Kِ‫ق ٰذل‬ ِ ‫ك بِاَنَّهُ ْم َكانُوْ ا يَ ْكفُرُوْ نَ بِ ٰا ٰي‬
َ ِ‫َعلَ ْي ِه ُم ْال َم ْس َكنَةُ ۗ ٰذل‬
َ‫يَ ْعتَ ُدوْ ن‬
Artinya: “Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada,
kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali
(perjanjian) dengan manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan
kesengsaraan ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka
mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan
yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui
batas”.8
Dengan demikian, setiap subjek dakwah haruslah memahami
tentang tujuan umum, tujuan pokok, dan tujuan khusus berdakwah. Hal ini
penting agar dakwah yang dilakukannya dapat bermanfaat dan membawa
kepada amar ma’ruf nahi munkar.

C. Dasar Hukum Dakwah


Kewajiban berdakwah merupakan kewajiban yang bersifat taklifi dari
Allah kepada umat-Nya, agar apa yang menjadi tujuan Islam dapat tercapai.
Karena sifatnya taklifi dan qat’i, maka jelaslah bahwa dasar hukum dakwah
pastinya berasal dari sumber utama hukum Islam yaitu Al-Qur’an dah Hadis.
Dalam hal ini, seluruh ulama telah bersepakat mengenai wajibnya
berdakwah. Akan tetapi yang masih menjadi perdebatan diantara meraka adalah
apakah kewajiban tersebut bersifat ainiyah (wajib bagi setiap individu
muslim) atau sekedara wajib kifayah (kewajibannya gugur manakala sudah ada
salah seorang yang melakukan).9

8
Ibid, Departemen Agama RI, Hlm. 80.
9
http://syariatkita.blogspot.co.id/2014/12/dasar-hukum-dakwah.html diakses pada
tanggal 17 Februari 2023 pukul 17.05 WIB.
Terlepas dari kontradiksi di atas, mengenai dasar hukum dakwah telah
dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an maupun Rasulullah dalam hadisnya.
Adapun ayat Al-Qur’an yang menjelaskan dasar hukum dakwah yaitu
sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:
Surah An-Nahl ayat 125: 
ۗ
َ Kُ‫نُ اِ َّن َربَّكَ ه‬K‫الَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس‬Kِ‫ ا ِد ْلهُ ْم ب‬K‫نَ ِة َو َج‬K‫ ِة ْال َح َس‬Kَ‫ ِة َو ْال َموْ ِعظ‬K‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم‬
َ ‫و اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬K
‫ َّل ع َْن‬K‫ض‬ ُ ‫اُ ْد‬
‫ْن‬Kَ ‫َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي‬
Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah) dan pengajaran
yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia
(pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”
Surah Ali Imron ayat 104:
ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ِ ْ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْالخَ ي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
‫ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬
Artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Selain ayat di atas, dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh imam
Muslim juga disebutkan mengenai kewajiban dakwah. Adapun matan hadis
tersebut adalah sebagai berikut:

‫ ِه‬Kِ‫تَ ِط ْع فَبِقَ ْلب‬K‫ِإ ْن لَ ْم يَ ْس‬Kَ‫انِ ِه ف‬K‫ت َِط ْع فَبِلِ َس‬K‫ِإ ْن لَ ْم يَ ْس‬Kَ‫ ِد ِه ف‬Kَ‫ رًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِي‬K‫ َم ْن َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك‬ 
)‫وراه صحيح مسلم‬ (.‫ان‬ ِ ‫ف اِإْل ي َم‬ ُ ‫َو َذلِكَ َأضْ َع‬
Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka
cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan
mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah
kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman”

Berdasarkan ayat di atas, para ulama yang menyatakan bahwa hukum


dakwah adalah wajib ainiyah (wajib bagi setia individu), maka mereka mendasari

argumen mereka sebagaimana ayat di atas; yakni pada lafal ( ‫ )ادع‬yang berarti
serulah merupakan fiil amar (kata kerja perintah) yang mana dalam kaidah usul
fikihnya, amar menunjukkan wajib selagi belum ada dalil yang melarang atau
yang menyelisihinya. Jadi ayat Al-Qur’an sebagaimana dalam Surah An-Nahl
ayat 25 tersebut jelas menunjukkan wajibnya berdakwah. Begitu pula pada ayat

selanjutnya yakni dalam Surah Ali Imran ayat 104 karena lafal ( ‫ )والتكن‬jelas
menunjukkan wajib karena terjapat lam amar (lam yang berarti perintah).10
Sedangkan sebagian ulama yang berpendapat bahwa hukum dakwah
adalah wajib kifayah; yakni kewajiban tersebut gugur manakala sudah ada salah
seorang yang melakukannya. Sebagai satu contoh, dalam suatu desa banyak
pemuda yang gemar mabuk-mabukan, akan tetapi diketahui sudah ada pihak
pengurus masjid setempat yang telah menasehati dan memperingatkan mereka
bahwa perbuatan tersebut merupakan hal yang haram dan dilarang oleh agama,
maka dengan demikian masyarakat muslim yang lain sudah tidak lagi
berkewajiban mengingatkannya. Inilah yang dikehendaki dengan wajib kifayah.
Para ulama yang manghukumi wajib kifayahnya dakwah yaitu mengambil

pengertian dari menurut sebagian ulama ini berada. Hal ini didasarkan pada kata “

‫ ”منكم‬yang berfaidah “lit tab’id” atau bermakna sebagian. Yakni yang dimaksud
adalah “sebagian masyarakat muslim“ tidak seluruhnya. Argumentasi ini
sebagaimana dijelaskan oleh Zamaksyari.
Dalam hal ini, DR. Awaludin Pimay (Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Walisongo Semarang) berpendapat, bahwa kewajiban dakwah
yang dimaksud hanyalah sebatas wajib kifayah. Beliau dalam hal ini lebih
condong dengan dengan pendapat jumhur ulama yang menyatakan wajib
kifayahnya dakwah. Alasan beliau menyatakan demikian yaitu bahwa dalam
berdakwah mutlak diperlukan adanya kompetensi sang dai yang berupa ilmu dan
ma’rifah agar Tujuan Dakwah Islamiyah dapat terlealisir sehingga esensi dakwah
dapat sampai kepada obyek dakwah (mad’u) secara sempurna.

10
http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-pandangan-
hukum.html diakses pada tanggal 17 Februari 2023 pukul 19.10 WIB.
D. Rukun Dakwah serta Istilah-Istilah dalam Dakwah
1. Rukun Dakwah
Menurut Tata Sukayat, unsur-unsur atau rukun dakwah terbagi menjadi lima
bagian yaitu sebagai berikut:11
1) Dai (Orang yang melakukan dakwah)
2) Mad’u (Objek dakwah)
3) Mawdhu’ Al-Da’wah (Pesan dakwah)
4) Uslub Al-Da’wah (Metode dakwah)
5) Wasilah Al-Da’wah (Media dakwah)

Adapun penjelasan dari rukun-rukun dakwah adalah sebagai berikut:


1) Dai (Orang yang melakukan dakwah)
Dai merupakan Bahasa Arab sebagai isim fail dari akar kata da’a,
yad’u yang berarti seorang laki-laki sebagai subjek atau pelaku dalam
menegakkan dakwah. Dai merupakan orang yang melakukan kegiatan
dakwah, yang dimana sebagai penyeru kepada sekalian umat manusia ke
jalan Allah dan melaksanakan ajaran Nabi Muhammad SAW.
2) Mad’u (Objek dakwah)
Mad’u adalah objek dakwah yang diajak kepada Allah atau menuju
Islam. Objek dakwah adalah manusia secara keseluruhan yang tidak
dibatasi oleh agama, jenis kelamin, usia, suku, ras, geografis, warna kulit,
bahasa, profesi, dan lain sebagainya.12 Objek berdakwah bermacam-
macam, diantaranya yaitu:
a. Diri sendiri kemudian keluarga sendiri
b. Karib kerabat yang dekat
c. Umat manusia
3) Materi/Pesan Dakwah

11
Tata Sukayat, Quantum Dakwah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hlm. 25-50.
12
Ibid, Quantum Dakwah, Hlm. 30.
Materi/pesan dakwah adalah jelas merupakan ajaran Islam, baik berupa
akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak yang diajarkan Allah dalam
Alquran melalui Rasul-Nya.13 Materi/pesan dakwah di bagi menjadi tiga
hal, yaitu:
a. Pesan Akidah. Akidah adalah kepercayaan atau keyakinan yang
berada dalam hati yang hanya dapat dirasakan. Sedangkan akidah
islam adalah tauhid. Tauhid sesuai esensinya dibagi menjadi dua
bagian, yaitu tauhid uluhiyah dan tauhid Rububiyah.
b. Pesan Syariah. Syariah hal sifatnya (pokok dasar), maka Islam juga
mengatur manusia melalui praktek. Jika akidah sebagai posisi pokok
utama, maka di atasnya dibina suatu perundang-undangan syariah
sebagai cabangnya. Dalam pesan syariah yang dianalisis adalah
dengan ibadah dan muamalah
4) Metode dakwah.
Metode dakwah adalah berasal dari bahasa Yunani asal kata methodos
berarti jalan. Secara istilah metode dakwah adalah segala cara menegakkan
syariat Islam untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan, yaitu
terciptanya kehidupan baik di dunia maupun di akhirat dengan menjalani
syariat Islam secara murno dan konsekuen. Menurut (Toto Asmara
(1997:43)) metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai kepada madu untuk mencapai suatu tujuan di atas dasar
hikmah dan kasih sayang.14
5) Media dakwah
Media dakwah adalah alat-alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran
Islam. Media dalam berdakwah merupakan unsur penting dalam dakwah
karena sangat menunjang kegiatan dakwah. Media dakwah merupakan
sarana atau alat yang menghubungkan anatara juru dakwah dan penerima
dakwah dalam upaya menyampaikan materi dakwah.
2. Istilah-Istilah dalam Dakwah
13
Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah, cet. 1, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.
21.
14
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 243.
Istilah-istilah yang terkait dengan Dakwah di klasifikasikan sebagai
berikut:
a. Menurut bentuknya
1. Amar Ma’ruf Nahi Mukar
Secara bahasa, ma’ruf berasal dari kata arafa yang berarti
mengetahui dan mengenal. Maka, ma’ruf adalah sesuatu yang dikenal,
dimengerti, dipahami, diterima,dan pantas. Sebaliknya munkar adalah
sesuatu yang dibenci,ditolak dan tidak pantas. Dengan demikian ma’ruf
dan munkar lebih mengarah kepada norma dan tradisi masyarakat. Amar
ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban bagi setiap muslim sekaligus
sebagai identitas orang mukmin. Pelaksanaannya diutamakan kepada
orang-orang yang terdekat sesuai dengan kemampuannya, orang yang
meninggalkan perintah ini dipandang dosa bahkan diancam dengan
laknat dan siksa di dunia dan di akhirat.15

2. An-Nashihah
An-Nashihah artinya memberi petunjuk yang baik, yaitu
tutur kata yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah.
Nasihat yang dimaksud adalah usaha memperbaiki tingkah laku
sesorang atau sekelompok orang (masyarakat).
3. Mau’izhah
Maui’zhah artinya memberi nasihat, atau membari
pelajaran yang baik kepada orang lain. Kata maui’zhah biasanya
dikaitkan dengan maui’zhah hasanah (nasihat yang baik).
4. Al-Irsyad
Al-Irsyad adalah suatu upaya untuk mendorong manusia
agar mau mengikuti petunjuk dengan menyampaikan kebenaran
islam, Sekaligus larangan-larangan sehingga menimbulkan
perbuatan manusia untuk mengikuti Islam.
5. Ad-Di’ayah

15
Moh. Ali aziz, ilmu dakwah,(Jakarta: kencana, 2004).hlm.37-39
Ad-Di’ayah adalah propaganda , yaitu upaya untuk
mempropagandakan agama Islam sehingga mereka mengikuti
ajaran Islam. Ad-Di’ayah, juga dapat diartikan sebagai suatu usaha
untuk menarik perhatian dan simpati seseorang baik secara
individu maupun secara kelompok (masyarakat) terhadap suatu
sikap, tidakan atau pemikiran dengan menggunakan bujukun,
pujian, dan sejenisnya.16
6. Tabsyir dan Tandzir
Kedua kata ini saling terkait dan keduanya mempunyai
makna yang hampir sama dengan dakwah. Tabsyir adalah
memberikan uraian keagamaan kepada orang lain yang isinya
berupa berita-berita yang menggembirakan orang-orang yang
menerimanya, seperti berita tentang janji Allah Swt. Istilah ini juga
sepadan dengan targhib yaitu menerangkan ajaran agama yang
menyenangkan hati dan dapat memberikan gairah orang lain untuk
melakukannya.
Kebalikan dari kata tabsyir adalah tandzir adalah
menyampaikan uraian keagamaan kepada orang lain yang isinya
peringatan dan ancaman bagi orang-orang yang melanggar syari’at
Allah Swt. Tandzir diberikan dengan harapan oarang yang
menerimanya tidak melakukan dan menghentikan perbuatan dosa.
Orang yang memberikan tandzir adalah mundzir atau nadzir.
Terdapat sejumlah ayat alqur’an yang menyebut tabsyir dan
tandzir. Diantaranya adalah surat Al-Isra’ ayat 105 dan Al-Baqarah
ayat 119. Dalam al-qur’an tabsyir dan tandzir selalu beriringan
dalam bentuk kata sifat, yakni basyir dan nadzir. Hal ini sesuai
dengan hakikat islam sebagai agama yang mudah diamalkan serta
penugh hikmah dan mafaat. Tidak ajaran islam yang menimbulkan
dampak bahaya baik terhadap individu maupun kelompok
16
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an,(Bandung:Pustaka
Setia,2002)hlm.64
masyarakat, semakin mendalami ajaran islam semakin banyak
keagamaan yang diperoleh.17
7. Tadzkirah atau Indzar
Tadzkirah artinya peringatan. Indzar adalah memberi
peringatan (ancaman) atau mengingatkan manusia agar selalu
menjauhkan perbuatan yang menyesatkan dan agar selalu
mengingat Allah agar mengikuti petunjuk-Nya.
8. Tarbiyah dan Ta’lim
Kedua istilah ini memiliki arti yang tidak jauh berbeda
dengan dakwah. Keduanya umumnya diartikan dengan
pendididikan dan pengajaran. Pendidikan merupakan transformasi
nilai-nilai, ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang
membentuk wawasan, sikap, dan tingkah laku individu dan
masyarakat. Proses pendidikan adalah proses perubahan sosial
yang berangkat dari ide gagasan,pendapat, dan pemikiran. Dakwah
juga demikian, kata tarbiyah dalam kamus dapat berarti mengasuh,
mendidik, memelihara, tumbuh, tambah besar, dan membuat.
Ta’lim dalam kamus juga berarti pengajaran, pendidikan
dan pemberi tanda. Pada umumnya, ta’lim diartikan dengan
pengajaran tentang suatu ilmu. Ini tidak salah karena ta’lim berasal
dari kata ‘alima artinya mengetahui atau ‘ilmun (ilmu
pengetahuan). Disisi lain ada yang menjelaskan ta’lim sebagai
proses pengajaran yang hanyapada tingkat pemahaman, sedangkan
tarbiyah adalah upaya untuk mendorong melaksanakannya.18
b. Menurut Metodenya
1. Tabligh
Dalam berbagai pembentukan katanya, kata ini
dikemukakan al-qur’an sebanyak 77 kali. Arti asal tabligh adalah
menyampaikan. Dalam aktivitas dakwah tabligh berarti
17
Moh. Ali aziz, ilmu dakwah,(Jakarta: kencana, 2004).hlm.26-27
18
Moh. Ali aziz, ilmu dakwah,(Jakarta: kencana, 2004).hlm. 35
menyampaikan ajaran islam kepada orang lain. Tabligh lebih
bersifat pengenalan dasar tentang islam. Pelakunya disebut
muballigh, yaitu orang yang melakukan tabligh. Seorang muballigh
akan menghadapi orang-orang yang beraneka ragam
pemahamannya khususnya orang yang awam tentang islam.
Tabligh sebenarnya dapat disampaikan melalui lisan maupun
tulisan. Akan tetapi, istilah muballigh sekarang cenderung
diartikan secara sempit oleh masyarakat umum sebagai orang yang
menyampaikan ajaran islam melaui lisan, seperti penceramah
agama, pembaca khotbah dan sebagainya. Dalam surat Al-
Imron:20, Yasin:17, Al-Maidah:92 dan 99, ar-Ra’d:40, an-Nahl:54,
al-‘ankabut:18, dan surat as-syu’ara :48 dinyatakan bahwa tabligh
itu berorientasi tugas bukan hasil.19
2. Khotbah
Kata khotbah dapat berarti pidato atau meminang. Arti asal
khotbah adalah bercakap-cakap tentang masalah yang penting.
Berdasar pengertian ini maka khotbah adalah pidato yang
disampaikan untuk menunjukkan kepada pendengar mengenai
pentingnya suatu pembahasan. Pidato diistilahkan dengan khitabah.
Makna khotbah sudah tergeser dari pidato secara umum menjadi
pidato atau ceramah agama dalam ritual keagamaan. Dengan
demikian khotbah yang sudah bergeser dari pidato atau ceramah
menjadi pidato yang khusus acara ritual keagamaan, maka yang
membedakan khotbah dengan pidato pada umumnya terletak pada
adanya aturan yang ketat tentang waktu, isi dan penyampaian pada
khotbah.20
3. Washiyah atau Taushiyah
Washiyah berarti pesan atau perintah tentang sesuatu.
Kegiatan menyampaikan washiyah disebut taushiyah. Kata ini

19
Moh. Ali aziz, ilmu dakwah,(Jakarta: kencana, 2004).hlm. 20
20
Moh. Ali aziz, ilmu dakwah,(Jakarta: kencana, 2004).hlm. 28
kemudian dalam bahasa indonesia ditulis dengan wasiat.
Pengertian ini dipahami dari kata washiyah dan kata
pengembangannya dalam al-qur’an dan hadits. Dalam konteks
dakwah, wasiat adalah berupa pesan moral yang harus dijalankan
oleh penerima wasiat. Pesan ini tidak disampaikan dengan cara lain
kecuali dengan wasiat. Ia bukan hanya sebagai perintah, namun
juga tuntutan yang harus dilaksanakan.
4. Al-Jihad
Al-Jihad artinya berpegang atau berjuang. Maksudnya
berjuang membela agama Allah. Jihad bukan saja denagn
berperang melawan musuh, namun segala perbuatan yang bersifat
mengadakan pembelaan., dam melestarikan ajaran allah dapat
dikategorikan berjuang atau berjihad.21

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dakwah menjadikan prilaku muslim  dalam menjalankan agama Islam
sebagai agama rahmatal lil ‘alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh
manusia, yang dalam prosesnya melibatakan unsur Dai (Orang yang melakukan
dakwah); Mad’u (Objek dakwah); Mawdhu’ Al-Da’wah (Pesan dakwah); Uslub
Al-Da’wah (Metode dakwah) dan Wasilah Al-Da’wah (Media dakwah) dalam
mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan islam yaitu
kebahagiaan didunia dan diakhirat. Dakwah juga dapat difahami dalam proses
internalisasi, transformasi, transmisi, dan difusi ajaran islam dalam kehidupan

21
Samsul Munir, Ilmu Dakwah,(Jakarta:Amzah,2009),hlm 10
masyarakat. Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah SWT. Dan Rasulullah
SAW. Untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran Islamdan mewujudkan
ajaran yang dipercayainya dalam segi kehidupannya.
Istilah-istilah yang terkait dengan Dakwah di klasifikasikan menurut bentuknya
yaitu Amar Ma’ruf Nahi Mukar, An-Nashihah, Mau’izhah, Al-Irsyad, Ad-
Di’ayah, Tabsyir dan Tandzir, Tadzkirah atau Indzar dan Tarbiyah dan Ta’lim.
Sedangkan menurut metodenya yaitu Tabligh, Khotbah, Washiyah atau Taushiyah
dan Al-Jihad.

DAFTAR PUSTAKA

Tata Sukayat. 2009. Quantum Dakwah. Jakarta: Rineka Cipta.

A. Ilyas Ismail dan Prio Hotman. 2011. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun
Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana.

M. Munir. 2009. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.

Elmansyah. 2007. Ilmu Kalam Formula Meluruskan Keyakinan Umat Di Era


Digital. Pontianak: IAIN Pontianak Press.

Ropingi el Ishaq. 2016. PENGANTAR ILMU DAKWAH Studi Komprehensif


Dakwah dari Teori ke Praktik. Malang: Madani.

Kustadi Suhandang 2013. Ilmu Dakwah. cet. 1. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Departemen Agama Republik Indonesia, 2006, Al-qur’an dan terjemahnya.
Surabaya: Karya Agung.

Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: kencana.

Muhiddin, Asep. 2002. Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an. Bandung: Pustaka


Setia.

Munir,Samsul. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

Yani, Ahmad. 2008. Bekal menjadi khatib dan muballigh. Jakarta: Gema insani.

http://syariatkita.blogspot.co.id/2014/12/dasar-hukum-dakwah.html diakses pada


tanggal 17 Februari 2023 pukul 17.05 WIB.

http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-
pandangan-hukum.html diakses pada tanggal 17 Februari 2023 pukul 19.10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai