Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

WAKAF

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Fikih Ziswaf
Dosen Pengampu: Agus Fakhrina, M.S.I.

Disusun Oleh:

1. Aulia Ananda Safitri 3619039


2. Muhammad Saputro 3619063

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Islam, wakaf merupakan ibadah yang bercorak sosial
ekonomi yang cukup penting. Menurut sejarah Islam, wakaf merupakan
peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan kaum
muslimin, baik di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan
sosial dan kepentingan umum, kegiatan keagamaan, pengembangan ilmu
pengetahuan serta peradaban Islam secara umum.
Di Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat
Islam sejak agama Islam masuk di Indonesia. Selain di Indonesia
perkembangan wakaf di negara-negara timur tengah juga sangat baik,
bahkan di sana wakaf di atur sedemikian rupa sehingga sangat dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat di negara-negara tersebut. Sebagai salah satu
lembaga keagamaan yang erat hubungannya dengan sosial ekonomi, wakaf
telah banyak membantu pembangunan secara menyeluruh di Indonesia dan
berbagai negara lainnya, baik dalam pembangunan sumber daya manusia
maupun dalam pembangunan sumber daya sosial. Karena pada
kenyataannya, sebagian besar rumah ibadah, tempat pemakaman dan
lembaga-lembaga keagamaan Islam lainnya dibangun di atas tanah wakaf.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Wakaf ?
2. Apa dasar hukum Wakaf ?
3. Bagaimana Rukun dan syarat Wakaf ?
4. Apa saja harta yang dapat diwakafkan ?
5. Apa saja macam-macam wakaf ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Wakaf
2. Untuk mengetahui dasar hukum Wakaf
3. Untuk mengetahui harta yang dapat diwakafkan
4. Untuk mengetahui macam-macam wakaf
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf
Menurut bahasa arab wakaf yaitu berasal dari kata Waqafa yakni
memiliki arti menahan, berhenti, diam ditempat serta tetap berdiri.
Menurut istilah Syara’ wakaf merupakan menahan suatu benda yang kekal
zatnya, dimana manfaatnya diambil untuk kebaikan serta untuk kemajuan
islam. Sedangkan menurut istilah ada berbagai pendapat mengenai
pengertian wakaf diantaranya:
1. Abu Hanifah
Wakaf merupakan menahan benda yang menurut hukum yakni tetap
milik seorang wakif dimana manfaatnya digunakan untuk suatu
kebajikan. Artinya bahwa pemilikan harta wakaf tidak lepas dari
seorang wakif, bahkan dianjurkan untuk menarik kembali serta
diperbolehkan untuk menjual.
2. Mazhab Maliki
Wakaf menurut Mazhab Maliki yakni, bahwa wakaf itu tidak
melepaskan harta yang diwakafkan dari adanya kepemilikan wakif,
akan tetapi wakaf tersebut mencegah wakif untuk melakukan tindakan
yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut kepada
yang lain serta wakif berkewajiban untuk menyedekahkan manfaatnya
dan tidak boleh menarik kembali wakafnya.
3. Mazhab Syafi’i dan Ahmad bin Hambali
Berpendapat bahwa wakaf merupakan melepaskan harta yang
diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah memenuhi sempurnya
posedur perwakafan.
4. Madzhab lain
Berpendapat sama dengan madzhab ketiga, melainkan berbeda dari
segi kepemilikan atas benda yang diwakafkan yakni menjadi milil
mauquf ala’ih (uang diberi wakaf). Meskipun mauquf al’ih tidak
mempunyai hak untuk menjual ataupun menghibahkannya.1
Jadi wakaf secara umum dapat didefinisikan memindahkan hak
kepemilikan suatu benda abadi tertentu dari seseorang kepada orang
lain (individu) atau organisasi islam, untuk diambil manfaatnya dalam
rangka ibadah untuk mencari ridha Allah SWT.2
B. Dasar Hukum Wakaf
a. QS. Al-Hajj ayat 77
‫تُ ْفلِحُوْ نَ لَ َعلَّ ُك ْم ْال َخ ْي َر َوا ْف َعلُوا َربَّ ُك ْم َوا ْعبُ ُدوْ َوا ْس ُج ُدوْ اارْ َكعُوْ ا ٰا َمنُوا الَّ ِذ ْينَ ٰيٓاَيُّهَا‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman ruku’lah kamu, sembahlah
tuhanmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat
kemenangan”
Ayat ini menjelaskan bahwa dalam melakukan kebajikan setelah
ruku‟dan sujud (shalat). Maka, seseorang melakukan shalat dilengkapi
dengan berbuat kebajikan dan diantara pelaku kebajikan yaitu dengan
wakaf.
b. QS. Ali Imran (3) ayat 92
‫تُ ِحبُّوْ نَ ِم َّماتُ ِحبُّوْ ِم َّما تُ ْنفِقُوْ ا َح ٰتّى ْلبِ َّرتَنَالُوا لَ ْن‬ ‫تُ ْنفِقُوْ ا َو َما‬ ‫َعلِ ْي ٌم بِ ٖه هّٰللا َ فَا ِ َّن َش ْي ٍء ِم ْن‬
Artinya : “kamu sekali-sekali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamunmenafkahkan sebagian harta yang kamu
cintai, dan apasaja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa seseorang tidak akan sampai atau
tidak akan memperoleh kebajikan yang sempurna, sebelum seseorang
menafkahkan sebagian harta yang ia cintai, seperti halnya wakaf.
Setelah turun QS Ali Imran (3) ayat 92 kemudian Abu Thalhah berkata
“Wahai Rasuluallah, sesungguhnya allah berfirman:
‫اتُ ِحبُّوْ ِم َّما تُ ْنفِقُوْ ا َح ٰتّى ْلبِ َّرتَنَالُوا لَ ْن‬

1
Direktorat Jenderal departemen agama. Fiqih Waqaf, (Jakarta: Direktorat pemberdayaan
Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2007), hlm. 1-3.
2
Dr. Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesiai, (Yogyakarta: Pilar
Media, 2008), hlm. 14.
Dari surah Ali Imran tersebut Abu Thalhah mewakafkan sebagian
harta yang beliau miliki serta harta yang dicintai yakni sebuah kebun
dimana terkenal kesuburannya.3
C. Syarat dan Rukun Wakaf
Adapun rukun dan syarat wakaf dalam fikih dibagi menjadi 4 diantaranya:
1. Wakif yakni orang yang mewakafkan tanah
Syarat wakif yaitu:
a) Merdeka
b) Berakal
c) Dewasa
d) Tidak berada dibawah pengampuan (boros/lalai)
2. Mauquf bih yakni barang atau harta yang diwakafkan
Syarat sahnya harta wakaf yakni:
a. Harta yang diwakafkan harus mutaqawwam
Madzhab Hanafi berpendapat bahwa harta yang mutaqawwam
merupakan segala hal yang bisa disimpan serta halal untuk
digunakan dalam suatu keadaan yang normal. Dengan demikian
madzhab hanafi menilai tidak sah mewakafkan apabila:
1. Sesuatu yang bukan harta, misalnya mewakafkan manafaat dari
rumah sewaan untuk ditempati
2. Harta yang tidak masuk mutaqwwam, misalnya alat-alat musik
yang tidak halal digunakan, buku-buku anti islam dan lain
sebagainya.
b. Diketahui dengan yakin ketika diwakafkan
Artinya bahwa persyaratan ini harus dilaksankan supaya tidak
terjadi timbulnya persengketaan sehingga tidak menghambat
proses dalam pemenuhan hak.
c. Milik wakif

3
Ibid, hlm. 19-20.
Artinya bahwa harta yang diwakafkan hendaknya milik penuh serta
mengikat bagi wakif ketika mewakafnya. Jadi untuk itu tidak sah
jika mewakafkan sesuatu yang bukan milik wakif.
d. Terpisah bukan milik bersama
3. Mauquf ‘Alaih yakni pihak yang diberi wakaf atau peruntukan wakaf
Mauuquf Ala’ih diartikan juga sebagai tujuan wakaf. Wakaf harus
dapat dimanfaatkan dalam batas-batas yang sesuai serta diperbolehkan
didalam syariat islam.
Ada beberapa perbedaan pendapatan antara para faqih mengenai
pandangan ibadah menurut pandangan islam maupun menurut
keyakinan wakaf atau justru keduanya yakni menurut pandangan islam
serta keyakinan wakif antara lain:
a) Mazhab Hanafi
Yaitu mensyartkan supaya mauquf alai’ih ditujukan unuk ibadah
menurut pandangan islam serta menurut keyakinan wakif. Apabila
tidak terwujud diantara salah satu tersebut maka akan tidak sah.
Oleh sebab itu sahnya wakaf orang islam yang sesuai syariat islam
yaitu seperti orang-orang miskin, tempat penampungan sekolah
sedangkan yang tidak sah yaitu seperti klub judi. Sedangkan sah
wakaf non muslim untuk kepentingan umum yaitu seperti
pembangunan masjid, biaya masjid, bantuan untuk ibadah haji dan
lain sebagainya sedangkan wakaf yang tidak sah yaitu apabila
tanah wakafnya digunakan untuk pembuatan gereja.
b) Mazhab Maliki
Yaitu mensyaratkan supaya mauquf ‘alaih untuk ibadah menurut
pandangan wakif. Sahnya wakaf muslim untuk semua syiar islam
dan badan-badan sosial umum serta tidak sah apabila wakaf non
muslim kepada syiar-syiar islam.
c) Mazhab Syafi’i
Mensyaratkan supaya mauquf ala’ih yakni ibadah menurut
pandangan islam saja. Tanpa memandang keyakinan wakif. Oleh
karena itu sah wakaf muslim dan non muslim kepada sosial sperti
penanmpungan, tempat peristirahatan, masjid dan tidak sah apabila
wakafnya tidak sejalan dengan syariat islam seperti halnya gereja.
4. Shighat yakni pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak
untuk mewakafkan harta bendanya.4
Syarat-syarat shighat yaitu wakaf harus disighatkan atau diikrarkan
baik itu secara lisan, tulisan maupu dengan melakukan isyarat. Wakaf
akan sah apabila sudah terdapat pernyataan ijab dan kabul.5
D. Harta yang diwakafkan
Benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan antara lain:
1. Hak atas tanah yang telah diatur dalam perundang-undangan
2. Bangunan yang berdiri diatas tanah
3. Tanaman dan benda lain yang berhubungan dengan tanah
Benda bergerak yang dapat diwakafkan
1. Uang rupiah
2. Logam mulia
3. Surat berharga
4. Kendaraan
5. Hak atas kekayaan intelektual
6. Hak sewa yang sesuai dengan ketentuan syariah serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.6
7. Hewan
8. Buku7
E. Macam-macam wakaf
1. Wakaf berdasarkan tujuannya
a. Wakaf khairi

4
Dr. Qodariah Berkah, Fikih Zakat, Sedekah, Infak, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2020), hlm.
208-212
5
M. Fudhail Rahman, Wakaf dalam Islam, (Jakarta: Fakultas Syariah dan hukum Islam, 2009),
Vol.1. No. 1. Januari 2009, hlm. 86.
6
Ibid, hlm. 215.
7
Op.cit, hlm. 42.
Wakaf yang ditujukan untuk kepentingan umum, tidak
dikhususkan untuk orang-orang tertentu. Hal ini yaitu sesuai dengan
hadis umar bin khattab dimana hadis tersebut menerangkan bahwa
wakaf itu selain untuk fakir miskin juga untuk anak kerabatnya dan
kepentingan umum. Seperti halnya untuk pembangunan masjid,
sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan, anaka yatim dan lain
sebagainya. Wakaf ini merupakan jenis wakaf yang dapat diambil
banyak manfaatnya.
b. Wakaf ahli
Wakaf ahli merupkan dapat dikatakan sebagai wakaf keluarga
dimana wakaf ini lebih ditujukan kepada orang-orang tertentu, sorang
atau lebih serta keluarga si wakif atau bukan. Jadi jika ada seseorang
yang mewakafkan sebidang tanah kepada anaknya lalu kecucunya
maka wakafnya sah dan yang berhak untuk mengambil manfaatnya
yaitu mereka yang ditunjuk dalam penataan wakafnya. Wakaf ahli ini
juga sering disebut sebagai wakaf dzurri yakni wakaf yang
dipergunakan untuk kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan
keluarga serta lingkungan kerabat sendiri.
2. Berdasarkan batasan waktu
a. Wakaf mu’abbad yaitu wakaf selamanya, apabila berbentuk barang
yang bersifat abadi seperti halnya tanah serta bangunan dengan
tanahnya.
b. Wakaf mu’aqqat yakni wakaf sementara atau dalam waktu tertentu,
wakaf ini biasanya keinginan seorang wakif yang memberikan
batasan waktu ketika mewakafkan barangnya.
3. Wakaf berdasarkan penggunaan harta
a. Wakaf langsung, yakni wakaf yang barangnya digunakan untuk
mencapai tujuannya seperti rumah sakit, masji, sekolah dan lain
sebaginya
b. Wakaf produktif yakni wakaf yang digunakan untuk produksi
dimana hasilnya digunkan untuk tujuan wakaf.
4. Wakaf berdasarkan Manajemennya
Yaitu ada wakaf yang dikelola oleh wakif sendiri atau dari keturunya,
wakaf yang dikelola oleh orang lain yang ditunjuk untuk mewakili
dilembaga tertentu, wakaf yang dokumennyea telah hilang sehingga
meminta bantuan kepada pihak hakim dan wakaf yang dikelola oleh
pemerintah.8

8
Nur Azizah dkk, ZISWAF; Jurnal Zakat dan Wakaf Analisis wakaf di kuwait, (Gontor:
Universitas Darussalm Gontor, 2019), Vol,6,No,1, hlm. 9-10
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa memindahkan
hak kepemilikan suatu benda abadi tertentu dari seseorang kepada orang
lain (individu) atau organisasi islam, untuk diambil manfaatnya dalam
rangka ibadah untuk mencari ridha Allah SWT. Adapun dasar hukum
wakaf dijelaskan dalam QS Al-Haj ayat 77 dan QS Ali Imran ayat 92.
Benda yang dapat diwakafkan diantarnya :
Benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan antara lain:
1. Hak atas tanah yang telah diatur dalam perundang-undangan
2. Bangunan yang berdiri diatas tanah
3. Tanaman dan benda lain yang berhubungan dengan tanah
Benda bergerak yang dapat diwakafkan
1. Uang rupiah
2. Logam mulia
3. Surat berharga
4. Kendaraan
5. Hak atas kekayaan intelektual
6. Hak sewa yang sesuai dengan ketentuan syariah serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Hewan
8. Buku
Sedangkan macam-macam wakaf yaitu
a. Wakaf ditinjau dari tujuanya : wakaf ahli dan wkaf khairi
b. Wakaf berdasarkan waktu : wakaf mu’abad dan mu’qqat
c. Wakaf berdasarkan penggunaan harta : wakaf langsung dan produktif
d. Wakaf berdasarkan manajemenya: wakaf sendiri, wakaf diwakilkan orang
lain, wakaf meminta bantuan hakim, wakaf pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nur dkk. 2019. ZISWAF; Jurnal Zakat dan Wakaf Analisis wakaf di
kuwait. Gontor: Universitas Darussalm Gontor, 2019. Vol,6,No,1.
Berkah, Qodariah. 2020. Fikih Zakat, Sedekah, Infak. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Direktorat Jenderal departemen agama. 2007. Fiqih Waqaf. Jakarta: Direktorat
pemberdayaan Masyarakat Islam Departemen Agama RI.
Ghofur Anshori, Abdul. 2008. Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesiai.
Yogyakarta: Pilar Media.
Rahman, Fudhail. 2009. Wakaf dalam Islam. Jakarta: Fakultas Syariah dan hukum
Islam. Vol.1. No. 1. Januari 2009.

Anda mungkin juga menyukai