WAKAF
Disusun Oleh:
1
Direktorat Jenderal departemen agama. Fiqih Waqaf, (Jakarta: Direktorat pemberdayaan
Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2007), hlm. 1-3.
2
Dr. Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesiai, (Yogyakarta: Pilar
Media, 2008), hlm. 14.
Dari surah Ali Imran tersebut Abu Thalhah mewakafkan sebagian
harta yang beliau miliki serta harta yang dicintai yakni sebuah kebun
dimana terkenal kesuburannya.3
C. Syarat dan Rukun Wakaf
Adapun rukun dan syarat wakaf dalam fikih dibagi menjadi 4 diantaranya:
1. Wakif yakni orang yang mewakafkan tanah
Syarat wakif yaitu:
a) Merdeka
b) Berakal
c) Dewasa
d) Tidak berada dibawah pengampuan (boros/lalai)
2. Mauquf bih yakni barang atau harta yang diwakafkan
Syarat sahnya harta wakaf yakni:
a. Harta yang diwakafkan harus mutaqawwam
Madzhab Hanafi berpendapat bahwa harta yang mutaqawwam
merupakan segala hal yang bisa disimpan serta halal untuk
digunakan dalam suatu keadaan yang normal. Dengan demikian
madzhab hanafi menilai tidak sah mewakafkan apabila:
1. Sesuatu yang bukan harta, misalnya mewakafkan manafaat dari
rumah sewaan untuk ditempati
2. Harta yang tidak masuk mutaqwwam, misalnya alat-alat musik
yang tidak halal digunakan, buku-buku anti islam dan lain
sebagainya.
b. Diketahui dengan yakin ketika diwakafkan
Artinya bahwa persyaratan ini harus dilaksankan supaya tidak
terjadi timbulnya persengketaan sehingga tidak menghambat
proses dalam pemenuhan hak.
c. Milik wakif
3
Ibid, hlm. 19-20.
Artinya bahwa harta yang diwakafkan hendaknya milik penuh serta
mengikat bagi wakif ketika mewakafnya. Jadi untuk itu tidak sah
jika mewakafkan sesuatu yang bukan milik wakif.
d. Terpisah bukan milik bersama
3. Mauquf ‘Alaih yakni pihak yang diberi wakaf atau peruntukan wakaf
Mauuquf Ala’ih diartikan juga sebagai tujuan wakaf. Wakaf harus
dapat dimanfaatkan dalam batas-batas yang sesuai serta diperbolehkan
didalam syariat islam.
Ada beberapa perbedaan pendapatan antara para faqih mengenai
pandangan ibadah menurut pandangan islam maupun menurut
keyakinan wakaf atau justru keduanya yakni menurut pandangan islam
serta keyakinan wakif antara lain:
a) Mazhab Hanafi
Yaitu mensyartkan supaya mauquf alai’ih ditujukan unuk ibadah
menurut pandangan islam serta menurut keyakinan wakif. Apabila
tidak terwujud diantara salah satu tersebut maka akan tidak sah.
Oleh sebab itu sahnya wakaf orang islam yang sesuai syariat islam
yaitu seperti orang-orang miskin, tempat penampungan sekolah
sedangkan yang tidak sah yaitu seperti klub judi. Sedangkan sah
wakaf non muslim untuk kepentingan umum yaitu seperti
pembangunan masjid, biaya masjid, bantuan untuk ibadah haji dan
lain sebagainya sedangkan wakaf yang tidak sah yaitu apabila
tanah wakafnya digunakan untuk pembuatan gereja.
b) Mazhab Maliki
Yaitu mensyaratkan supaya mauquf ‘alaih untuk ibadah menurut
pandangan wakif. Sahnya wakaf muslim untuk semua syiar islam
dan badan-badan sosial umum serta tidak sah apabila wakaf non
muslim kepada syiar-syiar islam.
c) Mazhab Syafi’i
Mensyaratkan supaya mauquf ala’ih yakni ibadah menurut
pandangan islam saja. Tanpa memandang keyakinan wakif. Oleh
karena itu sah wakaf muslim dan non muslim kepada sosial sperti
penanmpungan, tempat peristirahatan, masjid dan tidak sah apabila
wakafnya tidak sejalan dengan syariat islam seperti halnya gereja.
4. Shighat yakni pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak
untuk mewakafkan harta bendanya.4
Syarat-syarat shighat yaitu wakaf harus disighatkan atau diikrarkan
baik itu secara lisan, tulisan maupu dengan melakukan isyarat. Wakaf
akan sah apabila sudah terdapat pernyataan ijab dan kabul.5
D. Harta yang diwakafkan
Benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan antara lain:
1. Hak atas tanah yang telah diatur dalam perundang-undangan
2. Bangunan yang berdiri diatas tanah
3. Tanaman dan benda lain yang berhubungan dengan tanah
Benda bergerak yang dapat diwakafkan
1. Uang rupiah
2. Logam mulia
3. Surat berharga
4. Kendaraan
5. Hak atas kekayaan intelektual
6. Hak sewa yang sesuai dengan ketentuan syariah serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.6
7. Hewan
8. Buku7
E. Macam-macam wakaf
1. Wakaf berdasarkan tujuannya
a. Wakaf khairi
4
Dr. Qodariah Berkah, Fikih Zakat, Sedekah, Infak, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2020), hlm.
208-212
5
M. Fudhail Rahman, Wakaf dalam Islam, (Jakarta: Fakultas Syariah dan hukum Islam, 2009),
Vol.1. No. 1. Januari 2009, hlm. 86.
6
Ibid, hlm. 215.
7
Op.cit, hlm. 42.
Wakaf yang ditujukan untuk kepentingan umum, tidak
dikhususkan untuk orang-orang tertentu. Hal ini yaitu sesuai dengan
hadis umar bin khattab dimana hadis tersebut menerangkan bahwa
wakaf itu selain untuk fakir miskin juga untuk anak kerabatnya dan
kepentingan umum. Seperti halnya untuk pembangunan masjid,
sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan, anaka yatim dan lain
sebagainya. Wakaf ini merupakan jenis wakaf yang dapat diambil
banyak manfaatnya.
b. Wakaf ahli
Wakaf ahli merupkan dapat dikatakan sebagai wakaf keluarga
dimana wakaf ini lebih ditujukan kepada orang-orang tertentu, sorang
atau lebih serta keluarga si wakif atau bukan. Jadi jika ada seseorang
yang mewakafkan sebidang tanah kepada anaknya lalu kecucunya
maka wakafnya sah dan yang berhak untuk mengambil manfaatnya
yaitu mereka yang ditunjuk dalam penataan wakafnya. Wakaf ahli ini
juga sering disebut sebagai wakaf dzurri yakni wakaf yang
dipergunakan untuk kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan
keluarga serta lingkungan kerabat sendiri.
2. Berdasarkan batasan waktu
a. Wakaf mu’abbad yaitu wakaf selamanya, apabila berbentuk barang
yang bersifat abadi seperti halnya tanah serta bangunan dengan
tanahnya.
b. Wakaf mu’aqqat yakni wakaf sementara atau dalam waktu tertentu,
wakaf ini biasanya keinginan seorang wakif yang memberikan
batasan waktu ketika mewakafkan barangnya.
3. Wakaf berdasarkan penggunaan harta
a. Wakaf langsung, yakni wakaf yang barangnya digunakan untuk
mencapai tujuannya seperti rumah sakit, masji, sekolah dan lain
sebaginya
b. Wakaf produktif yakni wakaf yang digunakan untuk produksi
dimana hasilnya digunkan untuk tujuan wakaf.
4. Wakaf berdasarkan Manajemennya
Yaitu ada wakaf yang dikelola oleh wakif sendiri atau dari keturunya,
wakaf yang dikelola oleh orang lain yang ditunjuk untuk mewakili
dilembaga tertentu, wakaf yang dokumennyea telah hilang sehingga
meminta bantuan kepada pihak hakim dan wakaf yang dikelola oleh
pemerintah.8
8
Nur Azizah dkk, ZISWAF; Jurnal Zakat dan Wakaf Analisis wakaf di kuwait, (Gontor:
Universitas Darussalm Gontor, 2019), Vol,6,No,1, hlm. 9-10
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa memindahkan
hak kepemilikan suatu benda abadi tertentu dari seseorang kepada orang
lain (individu) atau organisasi islam, untuk diambil manfaatnya dalam
rangka ibadah untuk mencari ridha Allah SWT. Adapun dasar hukum
wakaf dijelaskan dalam QS Al-Haj ayat 77 dan QS Ali Imran ayat 92.
Benda yang dapat diwakafkan diantarnya :
Benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan antara lain:
1. Hak atas tanah yang telah diatur dalam perundang-undangan
2. Bangunan yang berdiri diatas tanah
3. Tanaman dan benda lain yang berhubungan dengan tanah
Benda bergerak yang dapat diwakafkan
1. Uang rupiah
2. Logam mulia
3. Surat berharga
4. Kendaraan
5. Hak atas kekayaan intelektual
6. Hak sewa yang sesuai dengan ketentuan syariah serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Hewan
8. Buku
Sedangkan macam-macam wakaf yaitu
a. Wakaf ditinjau dari tujuanya : wakaf ahli dan wkaf khairi
b. Wakaf berdasarkan waktu : wakaf mu’abad dan mu’qqat
c. Wakaf berdasarkan penggunaan harta : wakaf langsung dan produktif
d. Wakaf berdasarkan manajemenya: wakaf sendiri, wakaf diwakilkan orang
lain, wakaf meminta bantuan hakim, wakaf pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nur dkk. 2019. ZISWAF; Jurnal Zakat dan Wakaf Analisis wakaf di
kuwait. Gontor: Universitas Darussalm Gontor, 2019. Vol,6,No,1.
Berkah, Qodariah. 2020. Fikih Zakat, Sedekah, Infak. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Direktorat Jenderal departemen agama. 2007. Fiqih Waqaf. Jakarta: Direktorat
pemberdayaan Masyarakat Islam Departemen Agama RI.
Ghofur Anshori, Abdul. 2008. Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesiai.
Yogyakarta: Pilar Media.
Rahman, Fudhail. 2009. Wakaf dalam Islam. Jakarta: Fakultas Syariah dan hukum
Islam. Vol.1. No. 1. Januari 2009.