DAFTAR ISI................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................... 1
BAB II
2.1 Sejarah Wakaf.................................................................................. 2
2.2 Pengertian Wakaf............................................................................. 2
2.3 Jenis-jenis Wakaf.............................................................................. 3
2.4 Sasaran dan Tujuan Wakaf............................................................... 4
2.5 Rukun Wakaf.................................................................................... 5
2.6 Syarat-syarat Wakaf.......................................................................... 6
BAB III
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................ 7
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Guru serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempuraan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada guru serta teman-teman sekalian,
yang kadang kala hanya menturuti egois pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah –
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
5. Apa Rukun dan syarat wakaf
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai penyelesain tugas Prodi
Pendidikan Agama Islam serta untuk mempelajari dan memahami materi
tentang Wakaf
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Kata wakaf berasal dari bahasa arab “waqafa” berarti menahan atau
berhenti atau diam di tempat atau tetap berdiri. Secara syariah, wakaf berarti
menahan harta dan memberikan manfaatnya di jalan Allah. Perbedaan
pandangan tentang terminology wakaf adalah sebagai berikut :
1. Mazhab Hanafi
Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap
milik si wakif/pewakaf dan mempergunakan manfaatnya untuk kebijakan.
2. Mazhab Maliki
Wakaf adalah menahan benda milik pewakaf(dari penggunaan
secara kepemilikan termasuk upah), tetapi membolehkan pemanfaatan
hasilnya untuk tujuan kebaikan yaitu pemberian manfaat benda secara
wajar.
3. Mazhab Syafi’i dan Ahmad bin Hambal
Wakaf adalah menahan harta pewakaf untuk bisa dimanfaatkan di
segala bidang kemaslahatan dengan tetap melanggengkan harta tersebut
sebagai taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.
vi
Dalam Undang-Undang No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf, dilihat dari
jenis harta yang diwakafkan, wakaf terdiri atas:
a. Benda tidak bergerak, yang kemudian dapat dibagi lagi menjadi:
Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan,
Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah,
Tanaman dan benda bagian lain yang berkaitan dengan tanah
Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip
syariah danperaturan perundang-undangan
b. Benda bergerak selain uang, terdiri atas :
Benda digolongkan sebagai benda bergerak karena sifatnya
yang dapat berpindah atau dipindahkan atau karena ketetapan
undang-undang.
Benda bergerak terbagi dalam benda bergerak yang dapat
dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian.
Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaian tidak
dapat diwakafkan, kecuali air dan bahan bakar minyak yang
persediaannya berkelanjutan.
Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan (kapal,
pesawat terbang, kendaraan bermotor, mesin, logam dan batu
mulia).
Benda bergerak selain uang karena peraturan perundang-
undangan yang dapat diwakafkan sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah (surat berharga, hak atas kekayaan
intelektual, hak atas benda bergerak lainnya).
c. Benda bergerak berupa uang (wakaf tunai, cash waqf) yang merupakan
inovasi dalam keuangan publik Islam (Islamic society finance), karena
jarang ditemukan pada fikih klasik. Berdasarkan beberapa dalil dan
pendapat para ulama maka MUI melalui komisi fatwa mengeluarkan
tentang wakaf uang yang intinya berisi sebagai berikut:
Wakaf uang (cash wakaf/waqf al-Nuqud) adalah wakaf yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok orang, lembaga atau
badan hukum dalam bentuk uang tunai;
Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat
berharga; Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh);
Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-
hal yang dibolehkan secara syar’i;
vii
Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak
boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan.
3. Berdasarkan Waktu
a. Muabbad, yaitu wakaf yang diberikan untuk selamanya.
b. Mu’aqqot, yaitu wakaf yang diberikan dalam jangka waktu tertentu.
4. Berdasarkan Penggunaan Harta yang Diwakafkan
a. Mubayir/dzati yaitu harta wakaf yang menghasilkan pelayanan
masyarakat dan bisa digunakan secara langsung seperti madrasah dan
rumah sakit.
b. Istitsmary, yaitu harta wakaf yang ditunjukan untuk penanaman modal
dalam produksi barang-barang dan pelayanan yang dibolehkan syara’
dalam bentuk apapun kemudian hasilnya diwakafkan sesuai keinginan
pewakaf.
viii
4. Dorongan kondisional
Terjadi jika ada seseorang yang ditinggalkan keluarganya,
sehingga tidak ada yang akan menanggungnya. Atau, seorang perantau
yang jauh meninggalkan kluarganya.Dengan wakaf, pewakaf bisa
menyalurkan hartanya untuk menyantuni orang-orang tersebut.
5. Dorongan naluri
Naluri manusia memang tidak ingin lepas dari
kepemilikannya.Setiap orang cenderung ingin menjaga peninggalan harta
orang tua atau kakeknya dari kehancuran atau kemusnahan. Dengan
wakaf, maka dia akan terdorong untuk membatasi pembelanjaan. Dengan
berniat wakaf kepada seseorang atau lembaga tertentu, dia bisa
menyalurkan hartanya dengan baik, tidak kuatir terjadi, pemborosan atau
kepunahan kekayaan.
ix
Sayyid Sabiq, menambahkan bahwa pernyataan wakaf dinyatakan sah melalui
dua cara:
1. Perbuatan yang menunjukkan wakaf seperti seorang membangun masjid
dan dikumandangkan adzan di dalamnya. Hal ini telah menunjukkan
wakaf tanpa harus ada penetapan dari hakim.
2. Ucapan, baik shahih (jelas), maupun kinayah (tersembunyi). Contoh yang
shahih seorang wakif (orang yang mewakafkan) berkata, “aku wakafkan”,
“aku hentikan pemanfaatannya”, “aku jadikan untuk sabilillah”. Adapun
ucapan kinayah seperti, “aku sedekahkan” akan tetapi niatnya adalah
wakafkannya.
x
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wakaf adalah menahan benda yang tidak mudah rusak (musnah)
untuk diambil manfaatnya bagi kepentingan yang dibenarkan oleh syara
dengan tujuan memperoleh pahala dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
Menurut jumhur ulama boleh menghibahkan apa saja kecuali yang tidak
halal seperti anjing tidak boleh dimiliki.
Rukun dan syarat wakaf meliputi:
1. Ada orang yang berwakaf (wakif)
2. Ada benda yang diwakafkan (maukuf)
3. Tujuan wakaf (Maukuf alaihi)
4. Pernyataan wakaf (Shigat wakaf)
Wakaf terbagi menjadi dua:
1. Wakaf Dzurri (keluarga) disebut juga wakaf khusus dan wakaf ahli
ialah wakaf yang ditujukan untuk orangorang tertentu baik keluarga
wakif atau orang lain.
2. Wakaf khairi yaitu wakaf yang ditujukan untuk kepentingan umum dan
tidak dikhususkan kepada orang-orang tetentu. Wakaf khairi inilah
wakaf yang hakiki yang dinyatakan pahalanya akan terus mengalir
hingga wakif itu meninggal dengan catatan benda itu masih dapat
diambil manfaatnya.
3.2 Saran
Pemberitahuan mengenai hukum wakaf sangat diperlukan karena
pada umumnya masyarakat belum memahami hukum wakaf dengan baik
dan benar, baik dari segi rukun dan syarat wakaf, maupun maksud
disyariatkan wakaf.Seperti pengetahuan mengenai benda yang diwakafkan
xi
adalah benda tidak bergerak (tanah), padahal benda yang diwakafkan dapat
berupa benda bergerak dan benda tidak bergerak. Lalu mempertimbangkan
kemampuan nadzir atau dapat dikatakan telah memenuhi standar kualifikasi
untuk mengelola harta wakaf sehingga tujuan wakaf untuk meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan umat akan optimal.
xii