Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Islam adalah sebuah ajaran yang bersifat komprehensif. Tidak ada satu ruangpun dalam kehidupan yang luput dari perhatian dan ketentuan Islam. Aturan Islam akan didapati masuk dalam bidang hukum, politik, ekonomi, budaya, dan dimensi kehidupan lainnya. Dengan demikian, maka pantaslah jika Islam dijadikan way of life, peta kehidupan yang akan menunjukkan jalan kepada manusia untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat (Djuwaini, 2006). Dalam subsistem ekonomi Islam dikenal institusi wakaf sebagai sebuah lembaga yang diinisiasi Islam untuk membantu kesejahteraan sosial. Wakaf merupakan suatu mekanisme transfer kekayaan dari kepemilikan pribadi kepada kepemilikan kolektif dan kepentingan bersama.1 Dalam Arti Wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal zatnya, yang dapat diambil manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan. Namun dalam makalah ini pembahasan diarahkan pada pembagian wakaf yang diawali dari pembagian wakaf Khairi dan Ahli, dan Mauquf alaih.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi rumusan masalah menjadi: 1. 2. Ada berapa macam wakaf? Apa sajakah macam-macam wakaf?

1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui ada berapa macam wakaf. 2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam wakaf itu.

Nurul Imam. Ashab Istihqaq Al-Waqf Peruntukan Harta Wakaf Dalam Fiqih Islam. http://nuruliman1972.blogspot.com/2009/08/distribusi-harta-wakaf.html. 27 Agustus 2009. Pukul: 18.57.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Macam-Macam Wakaf Wakaf yang jelas sahnya yaitu kepada orang yang telah ada dan terus-

menerus tidak putus-putusnya. Adapun beberapa macam wakaf yang dijelaskan di bawah ini adalah wakaf yang menjadi perselisihan antara beberapa ulama tentang sah atau tidaknya: 1. Putus Awalnya, seperti kata seorang, Saya wakafkan ini kepada anak-anak saya, kemudian kepada fakir miskin, sedangkan dia tidak mempunyai anak. Ini tidak sah karena tidak dapat diberikan sekarang. 2. Putus di tengah, umpamanya seseorang berkata, Saya wakafkan ini kepada anak anak saya, kepada seseorang dengan tidak ditentukan, kemudian kepada orangorang miskin. Menurut pendapat yang kuat, wakaf ini sah. Diberikannya wakaf sesudah tingkatan pertama kepada tingkatan ketiga. 3. Putus akhirnya, umpamanya dia berkata, Saya wakafkan ini kepada beberapa anak A, dengan tidak diterangkan kepada siapa. Wakaf semacam ini sah juga menurut pendapat yang mutamad, sesudah habis anak A. Sebagian ulama berpendapat bahwa hasil wakaf diberikan kepada orang yang paling dekat hubungannya kekerabatannya dengan orang yang berwakaf, karena sedekah kepada famili lebih utama. Tetapi sebagian ulama yang lain berpendapat diberikan kepada fakir miskin.2 2.2. Macam-Macam Wakaf Menurut Para Ulama Menurut para ulama secara umum wakaf dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Wakaf Ahli (Khusus) Wakaf ahli disebut juga wakaf keluarga atau wakaf khusus. Maksud wakaf ahli ialah wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau terbilang, baik keluarga wakif maupun orang lain. Misalnya, seseorang mewakafkan bukubuku yang ada di perpustakaan pribadinya untuk turunya yang mampu menggunakan. Wakaf semacam ini dipandang sah dan yang berhak menikmati harta wakaf itu adalah orang-orang yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf.

H. Sulaiman Rasjid. Fiqih Islam Cetakan ke 42. 2009. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Hal, 342-343.

Masalah yang mungkin akan timbul dalam wakaf ini apabila turunan atau orangorang yang ditunjuk tidak ada lagi yang mampu mempergunakan benda-benda wakaf, mungkin juga yang disebut atau ditunjuk untuk memanfaatkan benda-benda wakaf telah punah. Bagaimana nasib harta wakaf itu? Bila terjadi hal-hal tersebut, dikembalikan pada syarat umum, yaitu wakaf tidak boleh dibatasi dengan waktu. Dengan demikian, meskipun orang-orang yang dinyatakan berhak memanfaatkan benda-benda wakaf telah punah, buku-buku tersebut tetap berkedukan sebagai benda wakaf yang digunakan oleh keluarga yang lebih jauh atau bila tidak ada lagi digunakan oleh umum. Berdasarkan pengalaman, wakaf ahli setelah melampaui ratusan tahun mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya sesuai dengan tujuan wakaf yang sesungguhnya, terlebih bila turunannya dimaksud telah berkembang dengan sedemikian rupa. Berdasarkan hal ini di Mesir wakaf ahli dihapuskan dengan Undang-Undang No. 180 tahun 1952. 2. Wakaf Khairi (Umum) Wakaf Khairi ialah wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingankepentingan umum dan tidak ditujukan kepada orang-orang tertentu. wakaf Khairi inilah yang benar-benar sejalan dengan amalan wakaf yang amat digembirakan dalam ajaran islam, yang dinyatakan pahalanya akan terus mengalir hingga wakif meninggal dunia, selama harta masih dapat diambil manfaatnya.3 2.3. Macam-Macam Wakaf dalam Islam4 Pembentukan wakaf dalam pertumbuhannya yang berkembang sangat pesat dalam Islam serta pemeliharaanya yang baik, telah menjadikan aset wakaf berlimpah. Wakaf yang jumlahnya melimpah ini berasal dari berbagai jenis wakaf, berbagai macam bentuk, tujuan dan targetnya, substansi ekonominya, serta bentuk wakaf berdasarkan jenis wakifnya atau bentuk manajemennya. Berikut macam-macam wakaf tersebut: a. Macam-macam wakaf berdasarkan bentuk manajemennya Berdasarkan bentuk manajemennya, wakaf bisa dibagi menjadi empat macam:

Prof. Dr. H. Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah Cetakan ke 6. 2010. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal, 244-245. 4 DR. Mundzir Qahaf. Manajemen Wakaf Produktif Edisi Indonesia. 2005. Jakarta: Khalifa. Hlm, 20-30.

1. Wakaf dikelola oleh wakif sendiri atau salah satu dari keturunnya, yang kategori orangnya ditentukan oleh wakif. 2. Wakaf dikelola oleh orang lain yang ditunjuk wakif mewakili suatu jabatan atau lembaga tertentu, seperti Imam masjid dimana hasil wakafnya untuk kepentingan masjid tersebut. 3. Wakaf yang dokumennya telah hilang, sehingga hakim menunjuk seseorang untuk memanaj wakaf tersebut. Ini biasanya terjadi pada benda wakaf yang sudah berusia puluhan atau ratusan tahun. 4. Wakaf yang dikelola oleh Pemerintah. Hal ini muncul belakangan, terutama setelah terbentuknya Kementerian Wakaf pada masa Turki Utsmani atau pada pertengahan abad kesembilan belas. b. Macam-macam wakaf berdasarkan keadaan wakif Berdasarkan keadaan wakif, wakaf bisa dibagi menjadi tiga macam: 1. Wakaf orang-orang kaya. Wakaf ini banyak dilakukan oleh para sahabat yang kaya atau paling tidak mereka yang memiliki tanah dan perkebunan. Wakaf ini terus berlanjut hingga memecahkan rekor trbanyak dari berbagai macam wakaf lainnya. 2. Wakaf tanah pemerintah berdasarkan keputusan penguasa atau hakim. Pada masa pemerintahan Abbasiah, penguasa banyak membangun sekolah, perpustakaan umum dan universitas, serta mewakafkan tanah dan perkebunan milik Pemerintah yang hasilnya untuk pembangunan lembaga pendidikan tersebut. Awalnya tanah dan perkebunan ini adalah harta milik umum (milik negara) yang tidak terdaftar dalam kepemilikan harta pribadi penguasa yang mengeluarkan keputusan wakaf. Karena itu wakaf seperti ini adalah termasuk jenis baru dan ulama menyebutnya Al-Arshad atau harta milik negara yang diwakafkan oleh penguasa. Wakaf ini semakin mengalami perluasan di masa Pemerintahan Al-Ayyubiyah, Al-Mamlukiyah dan Utsmaniyah. 3. Wakaf yang dilakukan oleh wakif atas dasar wasiat. Pelaksanaan wakaf ini dilakukan berdasarkan wasiat setelah kematiannya. Wakaf ini muncul karena umat Islam diperintahkan untuk memanfaatkan hartanya di jalan kebaikan dan kepentingan umum tidak lebih dari sepertiga harta yang akan diwariskannya. Biasanya wakaf seperti ini diwasiatkan agar hartanya dimanfaatkan untuk kebaikan umum, namaun harta pokoknya tetap utuh dan hasil dari pengembangan harta itulah dibagikan. 4

c. Macam-macam wakaf berdasarkan substansi ekonominya Berdasarkan substansi ekonominya, wakaf bisa dibagi menjadi dua macam: 1. Wakaf langsung, yaitu wakaf untuk memberi pelayanan langsung kepada orangorang yang berhak, seperti wakaf masjid yang disediakan sebagai tempat shalat, wakaf sekolah yang disediakan untuk tempat belajar siswa dan wakaf rumah sakit untuk mengobati orang sakit secara Cuma-Cuma. Pelayanan langsung ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung dan menjadi modal tetap yang selalu bertambah dari generasi ke generasi. Wakaf seperti ini merupakan aset produktif yang sangat bermanfaat bagi generasi yang akan datang dan dirintis oleh generasi terdahulu untuk mengisi pembangunan yang akan datang serta bertujuan memberi manfaat langsung kepada semua orang yang berhak atas wakaf tersebut. 2. Wakaf produktif, yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Disini, wakaf produktif diolah untuk dapat menghasilkan barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya dipergunakan sesuai dengan tujuan wakaf. Jadi perbedaan antara wakaf langsung dan wakaf produktif terletak pada pola manajemen dan cara pelestarian wakaf. d. Macam-macam wakaf berdasarkan bentuk hukumnya Adapaun macam-macam wakaf berdasarkan bentuk hukumnya ada dua kategori. Pertama, macam-macam wakaf berdasarkan cakupan tujuannya, yaitu: 1. Wakaf umum, yaitu wakaf yang tujuannya mencakup semua orang yang berada dalam tujuan wakaf, baik cakupan ini untuk seluruh manusia, atau kaum muslimin, atau orang-orang yang berada di daerah mereka. Jika wakaf, tujuannya umum untuk fakir miskin, maka perlu diperjelas mencakup orangorang miskin dari kalangan muslm dan non-muslim atau orang-orang miskin dari kalangan muslim saja, atau umat Kristen saja, atau orang-orang miskin dan kalangan kaum muslim yang berada di suatu daerah tanpa daerah yang lain. 2. Wakaf khusus atau wakaf keluarga, yaitu wakaf yang manfaat dan hasilnya hanya diberikan oleh wakif kepada seseorang atau sekelompok orang berdasarkan hubungan dan pertalian yang dimaksud oleh wakif. 5

3. Wakaf gabungan, yaitu wakaf yang sebagian manfaat dan hasilnya diberikan khusus untuk anak dan keturunan wakif, serta selebihnya disalurkan untuk kepentingan umum. Kedua, macam-macam wakaf berdasarkan kelanjutannya sepanjang zaman, yaitu: 1. Wakaf abadi, yaitu wakaf yang diikrarkan selamanya dan tetap berlanjut sepanjang zaman. Pahala wakaf ini mengalir untuk wakif selama wakafnya terus berlangsung. Wakaf ini disebut shadaqah jariyah yang paling sempurna bentuknya. 2. Wakaf sementara, yaitu wakaf yang sifatnya tidak abadi, baik dikarenakan oleh bentuk barangnya maupun keinginan wakif sendiri. e. Macam-macam wakaf berdasarkan tujuannya Ada beberapa macam wakaf berdasarkan tujuannya, diantaranya adalah: 1. Wakaf air minum. Wakaf ini termasuk diantara tujuan wakaf yang pertama dalam Islam dan tercermin dan wakaf Utsman bin Affan ra yang berupa sumur Raumah. 2. Wakaf sumur dan sumber mata air di jalan-jalan yang biasa menjadi lalu lintas jamaah haji yang datang dari Iraq, Syam, Mesir dan Yaman, serta kafilah yang bepergian menuju India dan Afrika. 3. Wakaf jalan dan jembatan untuk memberi pelayanan umum kepada masyarakat. Wakaf pelayanan jalan biasanya dibarengi dengan wakaf penerangan di jalanjalan kota yang menyala sepanjang malam dan penyediaan tempat bermalam bagi orang-orang asing yang datang. 4. Wakaf khusus bantuan fakir miskin dan orang-orang yang sedang bepergian. 5. Wakaf pembinaan sosial bagi mereka yang membutuhkan. Diantaranya: wakaf untuk pembinaan anak-anak, wakaf pembinaan perempuan terutama

perempuan-perempuan yang berasal dari kalangan yatim piatu atau perempuan yang disakiti oleh suaminya dan kabur dari rumahnya agar ditampung di asrma, dan wakaf untuk membantu orang-orang yang sedang mengalami tekanan batin dan stress. 6. Wakaf sekolah dan universitas serta kegiatan ilmiah lainnya. 7. Wakaf asrama pelajar dan mahasiswa. 8. Wakaf pelayanan kesehatan. 9. Wakaf pelestarian lingkungan hidup.

f. Macam-macam wakaf berdasarkan jenis barangnya Diantara benda wakaf tersebut adalah wakaf pokok tetap berupa tanah pertanian dan bukan pertanian. Ada juga yang berupa wakaf gedung baik untuk dipergunakan secara langsung untuk tujuan wakaf seperti masjid, sekolah, rumah sakit dan perpustakaan, maupun wakaf bangunan untuk pemukiman dan ruko sebagai wakaf produktif. Umumnya wakif memberi syarat yang meliputi pelestarian bangunan demi keberlangsungan wakaf pokok dan produktivitasnya. Syarat ini bahkan ditambahkan oleh para ahli fikih sekalipun wakif tidak menyebutkannya, dengan pertimbangan untuk merealisasikan tujuan yang diinginkan oleh wakif. Wakaf yang berupa uang yang berupa dirham dan dinar saat itu juga diwakafkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk dipinjamkan kepada orang-orang yang membutuhkannya, kemudian setelah terpenuhi kebutuhannya uang tersebut dikembalikan lagi untuk dipinjamkan kepada orang lain tanpa mengambil keuntungan berupa apapun dari pinjaman ini. Kedua, wakaf uang untuk keperluan produksi.

BAB III PENUTUP

3.1.

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada Bab II maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, menurut para ulama secara umum pembagian wakaf dibedakan menjadi 2 yaitu wakaf ahli dan khairi. Wakaf ahli disebut juga wakaf keluarga atau wakaf khusus. Maksud wakaf ahli ialah wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau terbilang, baik keluarga wakif maupun orang lain. Wakaf Khairi ialah wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingankepentingan umum dan tidak ditujukan kepada orang-orang tertentu. Selain dari itu ada beberapa macam wakaf yang menjadi perselisihan antara beberapa ulama tentang sah atau tidaknya, yang dibedakan menjadi: 1. Putus Awalnya, seperti kata seorang, Saya wakafkan ini kepada anak-anak saya, kemudian kepada fakir miskin, sedangkan dia tidak mempunyai anak. Ini tidak sah karena tidak dapat diberikan sekarang. 2. Putus di tengah, umpamanya seseorang berkata, Saya wakafkan ini kepada anakanak saya, kepada seseorang dengan tidak ditentukan, kemudian kepada orangorang miskin. Menurut pendapat yang kuat, wakaf ini sah. Diberikannya wakaf sesudah tingkatan pertama kepada tingkatan ketiga. 3. Putus akhirnya, umpamanya dia berkata, Saya wakafkan ini kepada beberapa anak A, dengan tidak diterangkan kepada siapa. Wakaf semacam ini sah juga menurut pendapat yang mutamad, sesudah habis anak A. Sebagian ulama berpendapat bahwa hasil wakaf diberikan kepada orang yang paling dekat hubungannya kekerabatannya dengan orang yang berwakaf, karena sedekah kepada famili lebih utama. Tetapi sebagian ulama yang lain berpendapat diberikan kepada fakir miskin

DAFTAR PUSTAKA

Imam, Nurul. Ashab Istihqaq Al-Waqf Peruntukan Harta Wakaf Dalam Fiqih Islam. http://nuruliman1972.blogspot.com/2009/08/distribusi-harta-wakaf.html. 27 Agustus 2009. Pukul: 18.57.

H. Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam Cetakan ke 42. 2009. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Prof. Dr. H. Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah Cetakan ke 6. 2010. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai