Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN

“Teori Klasik”

Dosen: Drs. Bolean Silalahi, MM.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Neneng Nurhayati 041701503125050


2. Siti Nadiyah 041701503125054
3. Yulistia Dewi 041701503125057
4. Feni Dwiyani 041701503125125
5. Miyati 041701503125135
6. Ria Fatimah 041701503125151

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ekonomi Pembangunan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterimakasih pada Bapak Drs. Bolean Silalahi, MM. selaku Dosen mata kuliah Ekonomi
Pembangunan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita terhadap materi tentang “Teori Klasik”. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apa bila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik
serta saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 11 Desember 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1.1 Perkembangan Penduduk Dan Tingkat Pendidikan Yang Rendah...............5
2.1.2 Perekonomian Yang Bersifat Dualistik............................................................5
2.1.3 Tingkat Pembentukan Modal Yang Rendah...................................................6
2.1.4 Lingkaran Setan Kemiskinan...........................................................................8
2.1.5 Hambatan Sosio Budaya.................................................................................10
2.1.6 Dampak Kekuatan Internasional...................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu
dimasa revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya
perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut
aliran klasik, ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan
teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih
cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan
perekonomian akan mengalami kemacetan. Kemajuan teknologi mula-mula disebabkan
oleh adanya akumulasi kapital atau dengan kata lain kemajuan teknologi tergantung
pada pertumbuhan kapital.
Teori-teori mengenai pembangunan ekonomi telah dikemukakan oleh beberapa
para ahli ekonomi baik yang berasal dari aliran kalsik, neo klasik, maupun
sesudahnya.  Pada umumnya teori-teori pembangunan ekonomi yang dikemukakan pada
tahun sekitar 1950 an atau sebelumnya dikenal dengan teori ekonomi aliran klasik dan
neo klasik, sedang teori ekonomi yang dikemukakan sesudah tahun 1950 an dinamakan
aliran Post Keynesian. Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah teori dasar klasik
tentang pembangunan ekonomi. Teori-teori perkembangan dari beberapa pengamat
aliran klasik, diantaranya adalah Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus,
John Stuart Mill

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi klasik?
2. Bagaimana teori dasar klasik dalam pembangunan ekonomi ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah “Untuk mengetahui faktor apa saja yang
menghambat ekonomi pembangunan”. ini adalah guna memenuhi tugas mata pelajaran kami.
Dan juga untuk menambahkan wawasan pengetahuan hambatan ekonomi pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ekonomi Klasik


Ekonomi klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam
sejarah pemikiran ekonomi. Pemikir dan pengembang utama aliran ini antara lain adalah
Adam Smith, Jean-Baptiste Say, David Ricardo, Thomas Malthus dan John Stuart Mill.

The Wealth of Nations karya Adam Smith pada tahun 1776 dianggap sebagai penanda
dimulainya era ekonomi klasik. Aliran ini mengemuka hingga pertengahan abad ke-19,
dan kemudian digantikan oleh ekonomi neoklasik, yang lahir di Britania Raya pada tahun
1870. Definisi ekonomi klasik diperdebatkan oleh sejumlah pakar, terutama pada periode
1830– 1870-an, dan keberlanjutannya ke ekonomi neoklasik. Istilah "ekonomi klasik"
awalnya dicetuskan oleh Karl Marx untuk merujuk pada ekonomi Ricardian – aliran
ekonomi yang dikembangkan oleh David Ricardo dan James Mill serta pendahulunya.
Namun, penggunaan istilah ini kemudian diperluas untuk merujuk pada semua pengikut
Ricardo.

The Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena telah dengan keras membuat
bidang ekonomi dan perkembangannya ke dalam disiplin yang sistematis dan berdiri
sendiri. Dalam dunia barat, masih dibincangkan kalau ini merupakan buku paling
berpengaruh dalam subyek tersebut yang pernah diterbitkan. Ketika buku tersebut menjadi
manifestasi klasik melawan merkantilisme (teori di mana cadangan besar dari logam
mulia merupakan keharusan bagi suksesi ekonomis), muncul pada tahun 1776, ada
kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di Inggris maupun Amerika. Perasaan baru
ini telah dilahirkan dari kesusahan keadaan ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan
oleh Perang kemerdekaan Amerika. Bagaimanapun, pada saat publikasinya, tidak semua
orang lantas yakin pada kelebihan perdagangan bebas: publik dan parlemen di Inggris
masih memakai sistem merkantilisme untuk beberapa tahun kedepannya.

Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri
jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Adam Smith menyebutnya dengan
metafora "tangan tak terlihat", yang akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan
alami mereka tanpa adanya campur tangan dari luar.
Tidak seperti ekonomi Keynesian, ekonomi klasik menekankan pada
penerapan harga fleksibel, baik dari segi upah ataupun barang. Penekanan lainnya
terdapat pada Hukum Say: penawaran menciptakan permintaan sendiri – artinya,
produksi agregat akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membiayai
semua pengeluaran yang dihasilkan. Berbeda dengan Keynes, yang menyatakan
bahwa harus ada penghematan, pengeluaran uang, atau pemakaian instrumen
pembiayaan lainnya untuk membiayai pengeluaran dan menutupi biaya produksi.
Postulat lainnya yang ditekankan oleh ekonomi klasik adalah keseimbangan antara
tabungan dan investasi, dengan asumsi bahwa suku bunga fleksibel akan selalu
menjaga ekuilibrium.

2.1. Teori Dasar Klasik Tentang Pembangunan Ekonomi


Teori klasik atau bisa juga disebut aliran klasik muncul akhir abad ke 18 dan
permulaan abad ke 19.  Pada umumnya para ahli ekonomi yang mengemukakan
teorinya pada sekitar abad tersebut, dinamakan kaum klasik.  Aliran klasik sendiri
dalam sejarahnya ada dua yaitu: alioran Klasik dan aliran Neo Klasik. Yang
termasuk aliran klasik adalah mereka yang mengemukakan teorinya sebelum tahun
1870 an, yang termasuk dalam golongan ini adalah Adam Smith, Robert Malthus,
David Ricardo dan John Stuart Mill.

1. Teori Pembangunan Adam Smit


Adam smith adalah ahli ekonomi klasik yang dianggap paling terkemuka.
Karyanya yang sangat terkenal, adalah sebuah buku yang berjudul An Inquiry the
nature and cause of the wealth of nations yang diterbitkan 1776, terutama menyangkut
permasalahan pembangunan ekonomi.
Dasar falsafah adalah bahwa tata susunan masyarakat agar didasarkan atas
hukum alam yang secara wajar berlaku dalam dunia nyata. Perlu pembagian bidang
kegiatan dan spesialisasi. Kebebasan individu dan kemandiriannya akan membawa
keserasian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Smith adalah seorang guru besar
dalam ilmu filsafat yang kemudian tertarik dengan paham naturalis. Pengalamannya,
dari sekolah yang dilaluinya, maupun dari perkenalan dengan cendekiawan besar pada
zamannya (terutama dalam perjalanannya ke Eropa), makin mematangkan gagasannya
tentang filsafat ekonomi yang dikembangkannya kemudian. Menurut Smith perilaku
manusia mempunyai motif cinta terhadap diri sendiri, simpati, ingin merdeka, rasa
sopan- santun, senang bekerja dan senang untuk saling tukar-menukar.
Inilah landasan pembahasan teori-teoriAdam   Smith. Sistem ekonomi yang
mengoperasionalkan dasar-dasar itu adalah ekonomi dengan persaingan bebas, yang
diatur oleh tangan yang tersembunyi. Pemerintah bertugas dalam bidang keamanan
yang melindungi rakyatnya, menegakkan keadilan, dan menyiapkan prasarana dan
kelembagaan umum.
Proteksi dalam berbagai kegiatan ekonomi ditiadakan, monopoli dihapuskan,
dan setiap orang tahu apa yang terbaik untuk dirinya dan apa yang sebaiknya
dipertukarkan bagi orang lain, sehingga kekayaan bangsa dapat meningkat. Teori nilai
yang digunakan Smith adalah teori biaya produksi, walaupun semula dia menggunakan
teori nilai-nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Biaya
produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni
harga alamiah dan harga dasar. Dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung
menyamai harga alamiah. Namun demikian, dengan teori nilai tersebut, timbul
persoalan diamond-water paradox.
Adam Smith telah merintis teori produksi dan distribusi fungsional. Sumber
kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja yang keterampilannya berbeda-beda dan
modal. Dengan demikian, timbul persoalan pembagian pendapatan yakni upah untuk
pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan lahan. Namun, dalam
pembahasan Smith belum terlihat masalah konflik, oleh karena dasar persaingan yang
harmoni. Dalam pembahasan telah disinggung kemungkinan tingkat sewa akan
meningkat, sedangkan tingkat upah menurun. Dengan anggapan berlaku dana-upah dan
lahan lama kelamaan menjadi kurang subur, sedang dengan persaingan tingkat laba
menurun akhimya kegiatan ekonomi mencapai tahap stationer.
Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha
meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi.
Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dan hal ini akan
meningkatkan permintaan dan perluasan pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, pembagian kerja juga mempunyai kerugian sosial, oleh karena suasana
kerja yang monoton. Beberapa pemikiran Smith mengalami ketidaktaatan asas, dan
justru hal ini menjadi tugas ahli-ahli dan pemikir berikutnya untuk memperbaiki, dan
mengembangkannya.

1
a. Hukum alam
Adam Smith meyakini berlakunya doktrin “hukum alam” dalam persoalan
ekonomi. Ia menganggap setiap orang sebagai hakim yang paling tahu akan
kepentingannya sendiri yang sebaiknya dibiarkan dengan bebas mengejar
kepentingannya itu demi keuntungannya sendiri. Dalam mengembangkan
kepentingan pribadinya itu, orang akan memerlukan barang-barang keperluan
hidupnya sehari-hari. Dalam melakukan ini, setiap individu dibimbing oleh
suatu”kekuatan yang tidak terlihat “yaitu pasar persaingan sempurna yang
merupakan mekanisme menuju keseimbangan secara otomatis, cenderung untuk
memaksimumkan kesejahteraan nasional.

b. Pembagian kerja
Pembagian kerja adalah titik permulaan dari teori pertumbuhan ekonomi Adam
Smith, yang meningkatkan daya produktivitas tenaga kerja. Ia menghubungkan
kenaikan itu dengan:
1. Meningkatkan keterampilan kerja.
2. penghematan waktu dalam memproduksi barang.
3. penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga.
Penyebab yang terakhir dari kenaikan produktivitas ini bukan berasal dari tenaga
kerja tetapi dari modal. Apa yang mengarahkan pada pembagian kerja adalah
kecendrungan tertentu pada sifat manusia, yaitu kecendrungan untuk tukar-menukar,
barter dan mempertukarkan suatu barang dengan barang lainnya. Akan tetapi,
pembagian kerja tergantung pada besarnya pasar. Salah satu pemeo terkenal
“pembagian kerja dibatasi oleh luasnya pasar.

c. Proses pemupukan modal


Smith menekankan, pemupukan modal harus dilakukan lebih dahulu daripada
pembagian kerja. Ia menulis: ”karena pemupukan stok dalam bentuk barang harus
lebih dulu dilakukan sebelum pembagian kerja, maka pekerjaan hanya dapat dibagi
lebih lanjut secara seimbang, jika stok lebih dulu diperbesar.” Seperti ahli ekonomi

2
modern, Smith menganggap pemupukan modal sebagai satu syarat mutlak bagi
pembangunan ekonomi; dengan demikian permasalahan pembangunan ekonomi
secara luas adalah kemampuan manusia untuk lebih banyak menabung dan
menanam modal. Oleh karena itu cara yang paling cepat adalah menanamkan
modal sedemikian rupa sehingga dapat memberikan penghasilan yang paling besar
kepada seluruh penduduk agar mereka sanggup menabung sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian tingkat investasi akan ditentukan oleh tingkat tabungan dan
tabungan yang sepenuhnya diinvestasikan. Sebagaimana dikatakan Smith; “bagian
yang ditabung tiap tahun oleh seseorang dengan segera dipergunakan sebagai
modal.”

Mengapa para pemilik modal menanamkan modal? Menurut Smith, investasi


dilakukan karena para pemilik modal mengharapkan untung, dan harapan masa
depan keuntungan bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada
keuntungan nyata.

d. Agen pertumbuhan
Menurut Smith, para petani, produsen dan pengusaha merupakan agen
kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Adalah perdagangan bebas yang mendorong
mereka memperluas pasar, yang pada gilirannya memungkinkan pembangunan
ekonomi. Fungsi ketiga agen ini saling berkaitan erat. Bagi Smith pembangunan
pertanian mendorong peningkatan pekerjaan konstruksi, dan perniagaan.
Pemupukan modal dan pembangunan ekonomi terjadi karena tampilnya para
petani, produsen dan pengusaha.
Proses pertumbuhan. Schumpeter menjelaskan pendekatan pertumbuhan
ekonomi Adam Smith sebagai berikut: “dengan menganggap benar faktor-faktor
kelembagaan, politik dan alam, Smith berangkat dari asumsi bahwa suatu
kelompok sosial (atau suatu bangsa) akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi
tertentu yang tercipta karena naiknya jumlah mereka dan melalui tabungan. Ini
mendorong “meluasnya pasar” yang pada gilirannya meningkatkan pembagian
kerja dan dengan demikian meningkatkan produktivitas.
Menurut Smith, proses pertumbuhan ini bersifat menggumpal (kumulatif).
Apabila timbul kemakmuran sebagai akibat kemajuan dibidang pertanian, industri

3
manufaktur, dan perniagaan, kemakmuran itu akan menarik pada pemupukan 
modal, kemajuan tekhnik, meningkatnya penduduk, perluasan pasar, pembagian
kerja dan kenaikan keuntungan secara terus-menerus.

PENILAIAN

Teori Smith memberikan sumbangan yang besar dalam menunjukkan bagaimana


pertumbuhan ekonomi terjadi dan faktor-faktor serta kebijaksanaan apa yang
menghambatnya. Khusus dalam kaitannya dengan petani, pedagang dan produsen,
ia menunjukkan betapa arti penting menabung dan memupuk modal serta
pentingnya proses pertumbuhan yang berimbang.

1. Pembagian masyarakat secara luas.


2. Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung.
3. Asumsi yang tidak realistis tentang persaingan sempurna.
4. Pengabaian wiraswasta (pengusaha).
5. Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner.

2. Teori pertumbuhan Ricardian


Seperti halnya Smith, David Ricardo juga mengungkapkan pandangannya
mengenai pembagunan ekonomi dengan cara yang tidak sistematis dalam
bukunya the principles of political economy and taxation diterbitkan 1917. Buku
dari David Ricardo adalah “The Principles of Political Economy and Taxation”
(1917)

Asumsi teori Ricardo. Teori-teori Ricardian diasumsikan pada asumsi bahwa


a. Seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam
pertanian membantu menentukan distribusi industri;
b. “law of diminishing return”berlaku bagi tanah;
c. Persediaan tanah adalah tetap;
d. Permintaan akan tanah benar-benar inelastis;
e. Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variabel;
f. Keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu (given);
g. Seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara minimal;
4
h. Harga penawaran buruh adalah tertentu dan tetap.
i. Permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal; dan bahwa baik
harga permintaan maupun penawaran buruh tidak tergantung pada produktivitas
marginal tenaga kerja.
j. Terdapat persaingan yang sempurna
k. Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.

Berdasarkan asumsi tersebut, Ricardo membangun teorinya tentang saling hubungan


antara tiga kelompok dalam perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis dan buruh.
Kepada mereka inilah keseluruhan hasil tanah dibagi-bagikan.
1. Pembagian sewa keuntungan dan upah
Dengan hasil gandum tertentu, andil masing-masing kelompok dapat ditentukan.
Sewa per unit buruh adalah perbedaan antara produk rata-rata dan produk
marginal. Atau keseluruhan sewa sama dengan perbedaan antara produk rata-rata
dengan produk marginal dikalikan dengan banyaknya tenaga kerja dan modal
yang digunakan dalam pengolahan tanah.

2. Proses pemupukan modal


Menurut Ricardo, pemupukan modal merupakan keuntungan, sebab keuntungan
merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal. Pemupukan
modal tergantung pada 2 faktor: pertama,  kemampuan untuk
menabung.  Kedua, kemauan untuk menabung

3. Tingkat keuntungan
Tingkat keuntungan = keuntungan/upah (keuntungan dibagi upah). Tingkat
keuntungan sama dengan rasio keuntungan terhadap modal yang digunakan.
Tetapi karena modal hanya terdiri dari modal kerja, maka keuntungan sama
dengan rekening upah. Sepanjang tingkat keuntungan positif, pemupukan modal
akan berlanjut.

4. Kenaikan upah
Ricardo mencoba menunjukkan bahwa hanya dalam kondisi lain pemupukan
modal akan mengurangi keuntungan. Didalam sistem Ricardo, upah memainkan

5
peranan aktif dalam menentukan pendapatan antara modal dengan buruh.
Tingkat upah meningkat bila harga barang yang dibutuhkan buruh meningkat.

5. Berkurangnya keuntungan pada industri lain


Menurut Ricardo “keuntungan petani menentukan keuntungan seluruh usaha
yang lain. Karena itu tingkat keuntungan uang yang diperoleh dari modal harus
sama dengan keseimbangan, baik dalam pertanian ataupun dalam industri.

6. Sumber lain pemupukan modal


Menurut Ricardo, pembangunan ekonomi tergantung pada perbedaan antara
produksi dan konsumsi. Karena itu ia menekankan pentingnya peningkatan
produksi dan pengurangan konsumsi. Dalam istilah Ricardo”modal dapat
dinaikkan dengan cara menaikkan produksi atau dengan mengurangi konsumsi
yang tidak produktif.
1. Pajak, adalah sumber pemupukan modal yang ada ditangan pemerintah.
Menurut Ricardo, pajak dikenakan hanya untuk mengurangi konsumsi yang
berlebihan.
2. Tabungan, dibanding pajak, Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal
melalui tabungan. Tabungan dapat dibentuk dengan cara menghemat
pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan dengan meningkatkan tingkat
keuntungan serta mengurangi harga barang.
3. Perdagangan bebas. Ricardo membela adanya perdagangan bebas.
Perdagangan bebas merupakan faktor penting bagi pembangunan ekonomi
suatu Negara. Keuntungan dapat terus-menerus tinggi.

PENILAIAN

Ricardo adalah pelopor ahli ekonomi modern dan pendapatnya mengenai


pertumbuhan ekonomi telah dianut oleh banyak kalangan. Pendapat-pendapatnya
adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan pertanian
2. Tingkat keuntungan.
3. Pentingnya tabungan.
4. Perdagangan luar negeri

6
5. Teori dinamis.

3. Teori Malthus mengenai pembangunan ekonomi


Konsep pembangunan. Malthus tidak menganggap proses pembangunan
ekonomi terjadi dengan sendirinya. Malahan proses pembangunan ekonomi
memerlukan berbagai usaha yang konsisten dipihak rakyat. Jadi menurut Malthus
proses pembangunan adalah suatu proses naik turunnya aktivitas ekonomi lebih
daripada sekedar lancar-tidaknya aktivitas ekonomi.
Malthus menitikkan perhatian pada “perkembangan kesejahteraan”suatu
Negara yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan
kesejahteraan suatu Negara.
1. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pada bukunya principles of political economy, Malthus lebih realitas dalam
menganalisa pertumbuhan penduduk dalam kaitannya dengan pembangunan
ekonomi dibandingkan pada bukunya essay of population. Menurut Malthus
pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan
ekonomi. Malahan, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses
pembangunan

2. Peranan produksi dan distribusi


Malthus menganggap produksi dan distribusi sebagai “dua unsur utama
kesejahteraan”.jika keduanya dikombinasikan pada proporsi yang benar, ia akan
dapat meningkatkan kesejahteraan suatu Negara dalam waktu singkat.

3. Faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi


Malthus mendefinisikan problem pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang
menjelaskan perbedaan antara gross national product potensial (kemampuan
menghasilkan kekayaan) dan gross national product actual (kekayaan actual).

PENILAIAN
Teori Malthus mempunyai kelemahan tertentu:

7
1. Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal.
2. Pandangan negatif terhadap akumulasi modal.
3. Komoditi tidak dipertukarkan dengan komoditi secara langsung.
4. Konsumen tidak produktif memperlambat kemajuan.
5. Dasar tabungan bersisi satu.

4. Teori Mill mengenai pembangunan ekonomi


Pada intinya teori pembangunan ekonomi dari John Stuart Mill ini
sependapat dengan Adam Smith, bahwa spesialisasi atau pembagian kerja akan
mempertinggi keahlian pekerja, memperbaiki organisasi produksi dan mendorong
dilakukannya inovasi sehingga akan mempertinggi tingkat produktivitas dan
mempelancar pembangunan ekonomi. Suatu spesialisasi luas ini dibatasi oleh luas
pasar.
Mengenai pandangan penduduk sama dengan Ricardo yaitu penduduk akan
semakin meningkat terus, luas tanah tetap sehingga berlaku hukum hasil lebih yang
semakin berkurang yang selanjutnya mengakibatkan keadaan statinary state.
Sumbangan yang penting dari Mill dalam pembangunan ekonomi ini adalah
mengenai faktor-faktor non ekonomi yang tidak sedikit peranannya dalam
pembangunan ekonomi. Faktor-faktor non ekonomi tersebut antara lain :
1. Kepercayaan masyarakat.
2. Kebiasan-kebiasaan berpikir masyarakat.
3. Adat istiadat.
4. Corak institusi-institusi dalam masyarakat.
Mill berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang
penting yang menyebabkan ketiadaan pembangunan ekonomi di Asia. Di samping
itu tingkat pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi pembangunan ekonomi,
sebab tingkat pengetahuan ini akan menentukan tingkat kemajuan industri yang
dapat dicapai.
Mill menganggap pembangunan ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga
kerja dan modal. Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin bila tanah dan modal
mampu meningkatkan produksi lebih cepat dibandingkan angkatan kerja.
Pengendalian pertambahan penduduk Mill percaya pada teori yang
dikemukakan oleh Malthus, bahwa pembatasan penduduk merupakan hal yang
8
penting untuk memperbaiki kondisi kelas pekerja sehingga mereka dapat
menikmati hasil kemajuan teknologi dan akumulasi modal.
Menurut Mill, laju akumulasi modal tergantung pada 2 hal, yaitu : Jumlah
dana yang dapat menghasilkan tabungan dan Kuatnya kecenderungan untuk
menabung.
Modal adalah hasil dari tabungan dan tabungan berasal dari penghematan
konsumsi saat ini demi kepentingan konsumsi di masa yang akan dating.
Menurut Mill pembangunan ekonomi tergantung pada dua hal, yaitu :
1. Perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat, dan
2. Perbaikan untuk menghapus penghambat-penghambat dalam pembangunan
ekonomi  yang diciptakan oleh manusia.

Oleh karena itu Mill menekankan pada pentingnya pendidikan ini sebab dengan
pendidikan dapat mempertinggi pengetahuan tehnis masyarakat dan mempertinggi
pengetahuan umum masyarakat, pendidikan dapat juga menciptakan pandangan-
pandangan dan kebiasaan yang lebih modern.

Penilaian

1. Keadaan stasioner bukan suatu realitas.


2. Pikiran yang salah mengenai cadangan upah.
3. Teori Malthus salah.
4. Hukum mengenai hasil yang semakin berkurang tidak berlaku.
5. Laissez-faire bukan suatu kebijaksanaan praktis.

Mill setuju dengan kebijaksanaan liberal dalam urusan ekonomi. Walaupun begitu,
kebijaksanaan tersebut tidak praktis. Kenyataannya, tidak ada perekonomian yang
dapat berfungsi jika didalamnya terdapat persaingan sempurna.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Smith memberikan sumbangan yang besar dalam
menunjukkan, bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi dan faktor-faktor serta
kebijaksanaan apa yang menghambatnya, Khusus dalam kaitannya dengan
petani, pedagang, dan produsen, ia menunjukkan betapa arti penting menabung dan
memupuk modal serta pentingnya proses pertumbuhan yang berimbang. Sama halnya
dengan teori klasik lainya, Robert Malthus, David Ricardo dan John Stuart Mill.
Asas pengaturan kehidupan perekomonian didasarkan pada mekanisme pasar.
Teori harga merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa
proses produksi dan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan
dengan melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu
keseimbangan (ekuilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang didasarkan
atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perongan. Ruang lingkup
pemikiran ekonomi klasik meliputi pendekatan alamiah, mengkritik pemikiran ekonomi
sebelumnya dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan
bangsa.

3.2 Saran
            Adapun saran dari makalah ini adalah makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk memperbaiki makalah saya selanjutnya selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Green, Marshall dan Eddy Soetrisno. 2010. Teori Ekonomi. Tangerang: PT.
Nusantaralestari Ceriapratama.
Chalmers, A.F. 1983. Apa Itu Yang Dinamakan Ilmu ?: Suatu penilaian tentang watak
dan status ilmu serta metodenya. Hasta Mitra. Jakarta.
Susilowati Dwi. 2011. Bahan ekonomi Pembangunan. Surakarta. Universitas Sebelas
Maret.
www.google.com/Pemikir Ekonomi Klasik. 2 Maret 2010
http://sahatsijabat22.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

11

Anda mungkin juga menyukai