Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Penentuan Harga dan Produksi Tanpa Kesepakatan


A. Analisis Perilaku Produsen Oligopoli Dalam Memaksimumkan Profit
Untuk melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, maka
akan diperhatikan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai apabila perusahaan-perusahaan
tidak membuat persepakatan. Perilaku perusahaan juga akan berbeda apabila diantara mereka
melakukan kesepakatan (kolusi) dan saat mereka tidak melakukannya. Dan juga ketika
produk yang dihasilkannya berbeda corak (differenciated product). Dan oleh karena
perbedaan-perbedaan tersebut, maka kita tidak dapat membuat suatu analisis yang bersifat
umum, untuk menerangkan perilaku produsen dalam pasar oligopoli, dalam pemaksimuman
keuntungan.

Di dalam membuat analisis itu disadari bahwa walaupun tidak terdapat persepakatan,
namun setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan implikasi yang
nyata kepada perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila implikasi tersebut merugikan
perusahaan-perusahaan lainnya, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.

Dalam pasar oligopoli paling tidak dapat dibedakan menjadi dua keadaan yang
mempengaruhi analisis terhadap perilaku perusahaan dalam memaksimumkan profit, yaitu:

 Tidak terdapat kerjasama diantara perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam pasar


oligopoly
 Perusahaan-perusahaan di dalam pasar oligopoli secara diam-diam menjalin
kerjasama di dalam menentukan harga dan tingkat output yang harus dijual

B. Keterkaitan Di Antara Perusahaan-Perusahaan Dalam Pasar Oligopoli


Sebagai akibat dari perkaitan dan hubungan saling mempengaruhi dengan sangat erat
antara perusahaan-perusahaan ini, perusahaan oligopoli harus membuat perhitungan yang
cermat mengenai reaksi dari perusahaan lain apabila ia menurunkan atau menaikkan harga
barangnya. Setiap perusahaan oligopoli pun menyadari bahwa apabila ia mengubah harga
penjualannya, langkah ini akan sangat mempengaruhi penjualan dari perusahaan-perusahaan
lain.

Ada pun dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di
dalam pasar oligopoly yaitu sebagai berikut :

1. Pasar Oligopoli dengan Kesepakatan (Collusive Oligopoly)


Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoly biasanya berupa
kesepakatan harga dan produksi (terkadang kesepakatan ini disebut “kolusi” atau
“kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi
masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu. Bentuk kesepakatan ini biasanya
mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-
masing perusahaan berikut dengan harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam
jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi
yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah
perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.

2. Pasar Oligopoli Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)

Jika di dalam pasar oligopoly tidak terdapat kesepakatan diantara produsen yang
terdapat di pasar, maka setiap tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan
memancing reaksi dari perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga,
perusahaan-perusahaan lain akan kehilangan langganan karena sebagian dari
langganan mereka akan membeli barang yang harganya telah menjadi lebih rendah.

Keadaan inilah yang akan mendorong perusahaan lain menurunkan harga juga,
untuk menjaga agar langganan mereka tidak sampai pindah untuk membeli barang
dari perusahaan yang memulai melakukan penurunan harga lebih awal. Dengan
demikian, di dalam pasar oligopoli, penurunan harga dari suatu perusahaan
berkecenderungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain akan ikut
melakukan penurunan harga agar mereka pun tidak kehilangan langganan. Sekiranya
suatu perusahaan menaikkan harga, produksi perusahaan-perusahaan lain menjadi
relatif lebih murah. Sebagai akibatnya perusahaan yang menaikkan harga akan
kehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikkan harga
bertambah banyak langganannya.

Dengan demikian tidak ada alasan untuk perusahaan lain tersebut mengubah
tingkat harganya. Mereka akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak apabila
berbuat demikian (tidak mengubah harga).

3. Kurva Permintaan Perusahaan Non Collusive

Cara menggambar kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli yang tidak


melakukan kolusi dengan perusahaan lain yang berada dalam pasar yang sama
dilakukan berdasarkan reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila harga produk suatu
perusahaan mengalami perubahan (dinaikkan atau pun diturunkan).

Pada Gambar 1 ditunjukan proses penggambaran kurva permintaan (demand


kurve) produsen non collusive oligopoli yang berupa kurva bengkok (kinked demand
curve).

Efek Penurunan Harga

Dimisalkan harga yang berlaku di pasar mula-mula adalah Po dan jumlah


permintaan yang dihadapinya adalah sebanyak Qo. Jika perusahaan tersebut
menurunkan harga produknya, maka jumlah permintaan terhadap produk akan
bertambah. Seandainya penurunan harga tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain
maka penurunan harga dari Po ke P1 akan mengakibatkan permintaan yang dihadapi
menjadi sebanyak Qa.

Pertambahan permintaan yang banyak tersebut diakibatkan karena para pelanggan


lain yang tidak ikut menurunkan harga beralih membeli produk dari perusahaan yang
menurunkan harga serta adanya efek penggantian (substitution effect) dan efek
pendapatan (income effect) dari pelanggannya sendiri.

Namun apabila perusahaan-perusahan lain dalam pasar oligopoli ikut


menurunkan harga, maka kenaikan permintaan pada perusahaan yang pertama kali
menurunkan harga produknya  hanya sebesar Qb. Kenaikan ini hanya disebabkan
oleh substitution effect dan  income effect dari pelanggannya.
Efek Peningkatan Harga

Jika perusahaan oligopoli menaikkan harga produknya dari Po menjadi P2,


sedangkan perusahaan lain masih menjual produknya dengan harga Po maka
perusahan yang menaikkan harga tersebut akan kehilangan banyak pelanggan dan
jumlah barang yang dapat dijual hanya sebesar Qd.

Tetapi jika perusahaan lain yang ada di pasar juga ikut menaikkan harga, maka
perusahaan pertama tersebut tidak akan kehilangan pelanggannya. Oleh karena itu
perusahaan pertama tersebut akan dapat menjual produknya sebanyak Qc.

            Dengan asumsi bahwa suatu perusahaan tidak ingin kehilangan pelanggannya,
dan akan merasa gembira apabila mendapat pelanggan yang baru, maka perusahaan
oligopoli tersebut akan berperilaku sebagai berikut:

Mereka akan ikut menurunkan harga apabila ada perusahaan di dalam pasar
yang menurunkan harga produknya, agar tidak kehilangan banyak pelanggan.
Mereka tidak akan ikut menaikan harga, apabila perusahaan lain menaikan
harga produk yang dijualnya. Karena jika harga penjualan produknya tidak
ikut dinaikan, mereka akan mendapat tambahan pelanggan dari perusahaan
yang telah menaikan harga tersebut.

Maka berdasarkan asumsi tersebut kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli


adalah berupa kurva bengkok (kinked demand curve).

C. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli

Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-


oligopoli. Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara
mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN.
Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin
banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat. Industri transportasi udara telah berhasil
melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan
tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh
manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.

Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu.


Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme
persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.
Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan
masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara
lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan
iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat
menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya
beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi
pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.

Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik,
konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing
secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang
sangat mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi
ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas.
Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga
membuat banyak item biaya yang dikurangi. Pulsa untuk internet yang mahal mulai
mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk  GPRS, yang memberikan tarif
cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi
yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses
yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon
akan lebih murah.

https://www.coursehero.com/file/17541230/MIKRO-PENENTUAN-HARGA-PRODUKSI-
TANPA-KESEPAKATAN/
https://www.coursehero.com/file/p6dep17/1-Tidak-terdapat-kerjasama-diantara-perusahaan-
perusahaan-yang-terdapat-di/
file:///D:/Downloads/Documents/Sri%20M%20MIKRO%20EKONOMI.pdf
https://id.scribd.com/doc/313362241/Makalah-Pasar-Oligopoli
Indrastuti. 2007. Pasar Oligopoly. Jakarta: Sinar Grafika Jakarta.
Endang S, Dkk, 2003. Ekonomi Mikro Pengantar, Penerbit: Bagian Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai