REVITALISASI BIROKRASI MELALUI TRANSFORMASI BIROKRASI MENUJU E-GOVERNANCE PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
A.H Rahadian Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI rahadian.ah@gmail.com
Abstrak. Upaya revitalisasi birokrasi termasuk dalam penataan kelembagaan, good
governance telah dijadikan referensi utama, terutama dalam rangka membangun kolaborasi yang efektif antara 3 (tiga) pilar utama, yaitu government, private sector, dan civil society dengan mengusung nilai-nilai seperti competence, transparency, accountability, participation, rule of law, dan sosial justice. Transformasi birokrasi pemerintah penting untuk tetap diarahkan kedalam perubahan dari desain lama yang kurang kondusif menuju desain baru yang lebih kondusif dalam mengembangkan inovasi, manajemen inovasi dan mengelola risiko serta integrasi organisasi untuk membangun kolaborasi dan sinergitas. Transformasi birokrasi pemerintah tersebut bukan hanya sekedar downsizing dan prosedural semata, tetapi lebih mengarah pada pola kerja, budaya organisasi dan nilai-nilai strategis yang dikembangkan. Transformasi birokrasi pemerintah memiliki peran strategis dalam peningkatan daya saing bangsa, dalam hal pendekatan institusional (kelembagaan), ‘lalu-lintas’ administrasi negara dari eksekutif ‘turun’ ke Kebijakan Administrasi, dimana transformasi organisasi berkaitan dengan budaya kerja dan tata kelolanya menjadi faktor determinan yang menentukan keberhasilannya. Konsep e-governance adalah menciptakan interaksi yang ramah, nyaman, transparan dan murah antara pemerintah dan masyarakat (G2C-government to citizens), pemerintah dan perusahaan bisnis (G2B-government to business enterprises) dan hubungan antar pemerintah (G2G-inter-agency relationship) Revitalisasi birokrasi melalui e-governance menawarkan alternatif strategi mengubah pola kerja dan perilaku birokrasi. Good will pemerintah untuk menerapkan e-governance pada era revolusi industri 4.0, menjadi faktor penentu dalam implementasinya. Kemudian kebijakan Pemerintah melalui roadmap Making Indonesia 4.0, ternyata masih menghadapi kendala, terutama belum cukup tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memadai pada aspek manajerial pengelolaan situs. Kata kunci : Revitalisasi birokrasi, transformasi birokrasi, e-governance, revolusi industri 4.0. Abstract. Efforts to revitalize the bureaucracy, including in institutional arrangements, good governance has become the main reference, especially in the context of building effective collaboration between 3 (three) main pillars, namely government, private sector, and civil society by carrying out values such as competence, transparency , accountability, participation, rule of law, and social justice. The transformation of government bureaucracy needs to continue to be directed into changes from old designs that are less conducive to new designs that are more conducive to continually developing innovation, managing innovation and managing risk and organizational integration in building collaboration and synergy. The transformation of government bureaucracy is not merely downsizing and procedural, but more fundamental to work patterns, organizational culture and strategic values developed. The transformation of government bureaucracy plays a strategic role in increasing national competitiveness, in institutional (institutional) approaches, 'traffic' of state administration from the executive 'down' to Administrative Policy, where organizational transformation with work culture and governance is the decisive determinant its success.
85 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 The concept of e-governance is to create friendly, comfortable, transparent and inexpensive interactions between G2C-government to citizens, government and business enterprises (G2B-government to business enterprises) and intergovernmental relations (G2G-inter-agency relationship ) Revitalization of bureaucracy through e-governance offers an alternative strategy to change work patterns and bureaucratic behavior. The government's good will to implement e-governance in the era of industrial revolution 4.0, became a determining factor in its implementation. Then the Government policy through the Making Indonesia 4.0 roadmap, it turns out, is still facing obstacles, especially not enough human resources (HR) are sufficient in the managerial aspects of site management. Keywords: Revitalization of bureaucracy, transformation bureaucracy e-governance, industrial revolution 4.0. pada sektor publik, padahal konsep PENDAHULUAN governance sesungguhnya terdiri dari Dalam merumuskan upaya banyak sektor, yang saling berhubungan revitalisasi birokrasi termasuk dalam dalam berbagai level/tingkat governance. penataan kelembagaan, good governance Belakangan konsep e-government terus telah dijadikan referensi utama, terutama berkembang, dengan menambahkan dalam rangka membangun kolaborasi yang makna meningkatkan proses demokrasi, efektif antara 3 (tiga) pilar utama, yaitu sehingga pendefinisian e-government government, private sector, dan civil menjadi tumpang tindih pula dengan society dengan mengusung nilai-nilai konsep e-demokrasi. Pada dasarnya seperti competence, transparency, problema ini karena ketidak jelasan atas accountability, participation, rule of law, pemahaman konsep ‘governance’ sebagai dan sosial justice. konsep utama pada e-governance. e-governance terdiri dari dua elemen Peta jalan (roadmap) “Making penting yaitu ‘governance’ sebagai konsep Indonesia 4.0” telah diluncurkan pada utama dan ‘electronic’ atau ICTs acara Indonesia Industrial Summit 2018 (Information and Communication Rabu (4/4) lalu yang merupakan strategi Technologies) sebagai alat untuk industri nasional di era revolusi industri meningkatkan proses governance. Konsep 4.0. Dibidang pendidikan tinggi, governance berkembang sejak tahun 1980- sosialisasi revolusi industri 4.0 juga gencar an (Bevier,2007:364), sedangkan konsep dilakukan oleh Kemenristekdikti. Berbagai e-government pertamakali berkembang di upaya tersebut tanpa mengubah tata kelola Amerika pada tahun 1993 dalam diri pemerintah hal tersebut tidak (Gronlund,2007:364), sementara konsep akan membawa rangkaian perubahan yang penggunaan internet dalam government holistik, sebab revolusi industri 4.0 akan mulai diidentifikasi sejak 1970-an mendisrupsi di semua bidang. (Gronlund,2007:364). Sejalan dengan Tata kelola pemerintahan pada masa berkembangannya konsep governance dan revolusi industri 1.0 menekankan pada perkembangan ICTs berkembang pula market governance, sebab sumber daya konsep e-governance, seiring dengan itu kunci adalah tenaga kerja. Pada revolusi pula konsep e-government dan e- industri 2.0 ketika mesin mulai membantu governance menjadi tumpang tindih. e- manusia, proses manajerial dikedepankan governance seringkali didefinisikan sangat sehingga yang muncul adalah tata kelola sederhana mirip dengan e-government yang hierarkis. Lalu revolusi industri 3.0 yaitu bagaimana pemerintah menggunakan di era informasi yang berlimpah ICTs untuk meningkatkan efisien terutama menghasilkan tata kelola kolaborasi dan pada pelayanan publik. Kebanyakan jaringan. Kini, bagaimana dengan tata penelitian e-governance terkonsentrasi kelola di era revolusi industri 4.0?
86 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 Teknologi menghasilkan inovasi miliaran orang telah terhubung dengan disruptif, yang mengganggu kemapanan. perangkat mobile , penemuan kecepatan Disrupsi, yang disebut Rhenald Kasali pemrosesan byte demi byte data internet, bukan sekedar fenomena hari ini (today), yang telah menyebabkan peningkatan melainkan fenomena "hari esok" (the kapasitas pengetahuan manusia melebihi future) yang dibawa oleh para pembaharu sistem konvensional. ke saat ini, hari ini (the present) tidak Hal tersebut menyebabkan terjadinya memberi helaan nafas yang panjang bagi keterbukaan akses dalam ilmu suatu pemerintahan untuk punya cukup pengetahuan, dan menghilangkan batasan waktu memikirkan kebijakan yang yang sebelumnya tidak terjadi. Semua ini antisipatif. dapat terjadi, disebabkan adanya terobosan Dampak revolusi Industri 4.0 yang teknologi baru di bidang robotika, Internet merupakan bagian dari perkembangan of Things, kendaraan otonom, percetakan peradaban modern telah kita rasakan berbasis 3-D, nanoteknologi, bioteknologi, dalam berbagai sendi kehidupan, mulai ilmu material, penyimpanan energi, dan dari penetrasi teknologi yang serba komputasi kuantum. disruptih, hingga menjadikan perubahan Seperti yang telah diketahui semakin cepat, sebagai akibat dari bersama, dampak dari revolusi industri fenomena Internet of Things (IoT), big 4.0 salah satunya adalah adanya data, otomasi, robotika, komputasi awan, otomatisasi dan adanya pengurangan hingga inteligensi artifisial (Artificial jumlah tenaga kerja manusia dalam proses Intelligence). produksi. Hal ini tercatat oleh Klaus Perkembangan peradabab Revolusi Schwab, Industri IT di Lembah Silicon Industri 4.0 menyebabkan terjadinya tahun 2014 dimana menghasilkan fenomena disrupsi, dengan didukung pendapatan sebesar AS$1,09 triliun hanya kemajuan teknologi juga telah dengan mempekerjakan 137,000 orang. menyebabkankan terjadinya kondisi Sementara pada tahun 1990an, Detroit transisi revolusi teknologi yang secara yang menjadi pusat 3 perusahaan otomotif fundamental dalam kehidupan kita sehigga besar dunia mempekerjakan pegawai akan terjadi perubahan cara hidup, bekerja, sepuluh kali lebih banyak untuk dan relasi organisasi dalam berhubungan menghasilkan pendapatan yang sama satu sama lain. (Scwab 2017). Lanskap ekonomi poltik dan relasi Beberapa fenomena kemajuan organisasi yang berubah sebagai akibat teknologi serta dampak yang diuraikan di Revolusi Industri 4.0 menjadikan atas, maka revitalisasi birokrasi melalui transformasi birokrasi pemerintah sebagai transformasi birokrasi pemerintah penting sesuatu yang tidak dapat dihindarkan untuk dilakukan. Hal ini guna menjawab dalam berbagai skala ruang lingkup, dan tuntutan akuntabilitas publik dan kompleksitasnya. Transformasi organisasi transparansi yang semakin tinggi sebagai pemerintah menjadi sebuah konsep yang akibat perkembangan era Revolusi Industri harus terus diupayakan oleh pemerintah 4.0. sebagai alat bagi aparat pemerintah agar Konsekuensi dari perkembangan era lebih responsif terhadap perubahan. Revolusi Industri 4.0 adalah meningkatnya Revitalisasi birokrasi, melalui tuntutan akuntabilitas dan transparansi dari transformasi birokrasi pemerintah ini organisasi pemerintah serta responsif yang semakin berguna secara langsung untuk tinggi dan cepat, sehingga membawa pada dipacu percepatannya jika kita merujuk perubahan paradigma desain organisasi. pendapat Klaus Schwab, Executive Efektifitas organisasi terkait Chairman World Economic Forum, yang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi menyampaikan hipotesa bahwa saat ini organisais tidak lagi ditentukan oleh
87 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 ukuran besarnya organisasi , strutur dan Oleh karena itu, Revitalisasi rentang kendali yang besar, tetapi yang Birokrasi Melalui e-governance Pada Era lebih berperan adalah seberapa berhasil Revolusi Industri 4.0, kebijakannya adalah transformasi birokrasi yang dilakukan Peta jalan (Roadmap) “Making Indonesia adaptif terhadap perubahan yang 4.0”, dilakukan melalui transformasi sedemikian cepat dalam menjawab birokrasi pemerintah. fenomena tomorrow is today.
MODEL E-GOVERNANCE DI INDONESIA
G2C G2E G2G G2B
• Government to • Government to • Government to • Government to
Citizen Employee Government Business
Adapun konsep dari e-governance membutuhkan banyak sekali data dan
adalah menciptakan interaksi yang ramah, informasi yang dimiliki oleh pemerintah. nyaman, transparan dan murah antara Terbentuknya relasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat (G2C- pemerintah dengan kalangan bisnis tidak government to citizens), pemerintah dan saja bertujuan untuk memperlancar para perusahaan bisnis (G2B-government to praktisi bisnis dalam menjalankan roda business enterprises) dan hubungan antar perusahaannya, namun lebih jauh lagi pemerintah (G2G-inter-agency banyak hal yang dapat menguntungkan relationship), Berikut penjelasannya : pemerintah jika terjadi relasi interaksi (Indrajit, 2006). yang baik dan efektif dengan pihak swasta. Contohnya para perusahaan wajib pajak Government to Citizens (G2C) dapat dengan mudah menjalankan aplikasi Merupakan aplikasi pengembangan berbasis web untuk menghitung besarnya e-government yang paling umum, yaitu pajak yang harus dibayarkan ke dimana pemerintah membangun dan pemerintah dan melakukan pembayaran menerapkan berbagai portofolio teknologi melalui internet, proses lelang proyek- informasi dengan tujuan utama untuk proyek pemerintahan yang melibatkan memperbaiki hubungan interaksi dengan sejumlah pihak swasta dapat dlakukan masyarakat. Tujuan utamanya untuk melalui situs web mulai dari proses mendekatkan pemerintah dengan pengumuman sampai dengan mekanisme rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang pelaksanaan tender itu sendiri yang beragam agar masyarakat dapat dengan berakhir dengan pengumuman pemenang mudah menjangkau pemerintahnya untuk tender. pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Government to Government (G2G) Meningkatnya kebutuhan bagi Government to Business (G2B) Negara-negera untuk saling berkomunikasi Salah satu tugas utama dari sebuah secara lebih intens dari hari kehari tidak pemerintahan adalah membentuk sebuah hanya berkisar ada hal-hal yang berbau lingkungan bisnis yang kondusif agar roda diplomasi semata, namun lebih jauh lagi perekonomian sebuah negara dapat untuk memperlancar kerjasama antar berjalan sebagaimana mestinya. Dalam entiti-entiti negara seperti pemerintah melakukan aktivitas sehari-harinya, entity daerah dengan instansi-instansi terkait bisnis semacam perusahaan swasta dalam melakukan kegiatan pembangunan.
88 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 Berbagai penerapan yang telah masyarakat dan swasta berbasis berlangsung seperti hubungan administrasi teknologi informasi antara kantor-kantor pemerintah dengan 2. E-governance muncul sebagai wujud mempergunakan situs web baik ditingkat dari adanya e-goverment Kementrian sampai pada Pemerintah 3. E-governance merupakan bentuk daerah. tatakelola terhadap implementasi e- goverment Government to Employees (G2E) 4. E-governance terdapat 3 buah hal yang Diperuntukkan bagi peningkatan ditekankan untuk hukum, peraturan, kinerja dan kesejahteraan para pegawai dan regulasi untuk mendukung jalannya negeri atau karyawan pemerintah yang e-goverment dan pengetahuan bekerja disejumlah institusi pelayanan masyarakat akan manfaat e- masyarakat seperti sistem pengembangan government. karir pegawai pemerintah yang selain Dengan demikian kondisi e- bertujuan meyakinkan adanya perbaikan governance sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, diperlukan kondisi e-government. Gambaran dari e- juga sebagai penunjang proses mutasi, government di Indonesia tahun 2018, rotasi dan promosi seluruh karyawan sesuai survei yang dilakukan oleh E- pemerintah, sistem asuransi kesehatan dan Government Development Index (EGDI), pendidikan bagi para pegawai pemerintah menunjukkan pada tahun ini Indonesia yang telah terintegrasi dengan lembaga- mendapat peringkat ke-107 EGDI, naik 9 lembaga kesehatan (rumah sakit, peringkat dibandingkan tahun 2016 yang poliklinik, apotik) dan institusi-institusi menduduki peringkat ke 116. Indonesia pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, menempati peringkat ke-7 di ASEAN kejuruan) untuk menjamin tingkat setelah Vietnam, masih sama seperti tahun kesejahteraan karyawan beserta 2016. Peringkat Indonesia ini masih keluarganya. Penerapannya antara lain : berada jauh di bawah negara-negara di 1. Menyediakan e-learning ASEAN lainnya seperti Singapura 2. Mensosialisasikan Knowledge Sharing (peringkat ke-7 EDGI), Malaysia 3. Menyediakan akses informasi dan (peringkat ke-48 EDGI), Brunei pengetahuan seluas-luasnya Darussalam (peringkat ke-59 EDGI), 4. Memberikan kesempatan setiap Thailand (peringkat ke-73 EDGI), pegawai dari berbagai jenjang level Philippines (peringkat ke-75 EDGI), dan untuk mendapatkan pelatihan maupun Vietnam (peringkat ke-88 EDGI). pendidikan yang lebih tinggi. Posisi pertama hingga kelima, 5. Memberikan penghargaan berupa berturut-turut diraih oleh Denmark, materi maupun non materi untuk Australia, Republik Korea, United pegawai berprestasi Kingdom, dan Swedia. Nilai rata-rata EGDI Indonesia juga masih berada di bawah rata-rata di KONDISI E-GOVERNANCE DI regional Asia Tenggara. Indonesia berada INDONESIA pada angka 0,5258 sedangkan rata-rata Hubungan E-Governance dan E- EGDI di kawasan Asia Tenggara adalah Government 0,5555. Hasil peringkat EGDI ini harus 1. E-governance merupakan bentuk semakin mendorong untuk dapat lebih dukungan terhadap jalannya e- meningkatkan implementasi E- goverment dengan menekankan Government di seluruh penjuru negeri. Hal hubungan antara pemerintah, ini tentunya menjadikan suatu tantangan untuk dapat lebih meningkatkan
89 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 kompetensi di bidang Teknologi Informasi Inovasi tingkat organisasi dan Komunikasi (TIK) serta infrastruktur menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan TIK. berkembangnya kreativitas yang tidak implementasi E-Government di dibatasi oleh hirarki yang ketat, hal ini Indonesia masih separoh jalan dan masih memerlukan adanya perubahan struktur jauh di bawah standar yang ideal dan yang organisasi, proses komunikasi dan diinginkan. Kekurangan idealnya bukan koordinasi dan menghilangkan hambatan- saja dalam konteks lokal namun juga hambatan struktural. dalam konteks global. Capaian secara Birokrasi dalam struktur organisasi kuantitatif menunjukkan progress yang pemerintah yang selama ini mekanistis, cukup berarti namun dari sisi kualitas hierarkis birokratis, departementalisasi belum memadai karena kekurangan di yang kaku, formalisasi tinggi dan dan dalam SDM, infrastruktur serta sentralistis perlu terus ditransformasikan regulasinya. Oleh karena itu maka harus ke arah organisasi yang organik, ditandai dilakukan penyempurnaan konsep dan dengan informasi yang mengalir bebas, strategi pelaksanaan e-government dari formalisasi rendah dan tim lintas fungsi, berbagai sisi. Adanya regulasi dan untuk menjawab ketidakpastian yang standard pembangunan e-government perlu tinggi dan lingkungan strategis organisasi dibuat agar tidak terjadi pendefinisian dan pemerintah yang semakin dinamis dan pemaknaan e-government secara sendiri- kompleksitas yang tinggi. sendiri oleh pihak penyelenggara, di Pengembangan kepemimpinan tingkat Pemerintah Pusat dan Daerah. tranformasi dengan visioner yang terukur pada berbagai level kepemimpinan dalam REVITALISASI BIROKRASI organisasi pemerintah menjadi tanda MELALUI TRANSFORMASI tranformasi birokrai. Kememimpinan BIROKRASI MENUJU E- diperlukan untuk memastikan setiap GOVERNANCE inovasi yang dikembangkan dapat Dinamika perkembangan hubungan memberikan nilai tambah kualitas organisasi bisnis agar tetap bertahan di pelayanan, menyelaraskan visi dan tengah derasnya arus globalisasi dan lingkungan internal yang diikuti dengan Revolusi Industri 4.0, perlu dijadikan kemampuan untuk merespons perubahan pelajaran bagi organisasi pemerintah untuk lingkungan eksternal yang bergerak cepat terus melakukan perubahan kedalam dalam era Revolusi Industri 4.0 ini. bentuk ideal agar dapat menghadapi Transformasi birokrasi pemerintah ancaman dan memanfaatkan peluang yang tersebut bukan hanya sekedar downsizing ada, meskipun ada perbedaan misi, tetapi dan prosedural semata,tetapi lebih tranformasi organisasi pemerintah mendasar terkait dengan pola kerja, merupakan salah satu alternatif yang dapat budaya organisasi dan nilai-nilai strategis diambil dalam rangka mewujudkan yang dikembangkan. Transformasi organisasi yang berorientasi layanan organisasi pemerintah memiliki peran publik. strategis dalam peningkatan daya saing Transformasi birokrasi pemerintah bangsa, di dalam pendekatan institusional perlu diarahkan agar terjadi perubahan dari (kelembagaan), ‘lalu-lintas’ administrasi desain lama yang kurang kondusif menjadi negara dari eksekutif ‘turun’ ke Kebijakan desain baru yang lebih kondusif untuk Administrasi, dimana transformasi terus mengembangkan inovasi, manajemen organisasi dengan budaya kerja dan tata inovasi dan mengelola risiko serta kelolanya menjadi faktor determinan yang integrasi organisasi dalam membangun menentukan keberhasilannya. kolaborasi dan sinergitas. Birokrasi yang dikembangkan melalui transformasi yang terencana dan
90 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 terukur sangat dbutuhkan untuk menjawab power, kreativitas dan inovasi, ketika problem statemet yang selama ini mesin dibuat menjadi lebih pandai dari dianggap sebagai kelemahan organisasi manusia, maka pintar saja tidak cukup. pemerintah, maka perlu meningkatkan Teamwork yang mengedepankan responsivitas, transparansi, membangun kolaborasi dan sinergi bukan kompetesi sistem dan mekanisme yang accessible perlu dibangun , selain itu juga sehingga memungkinkan adanya “checks dibutuhkan adanya kesepahaman pola and balances”. pikir dan cara bertindak dalam Transformasi birokrasi dalam menghadapi era digitalisasi teknologi di pemerintah dipengaruhi oleh beberapa semua lini. faktor yaitu gaya kepemimpinan, budaya E-governance bukan hanya sekedar kerja, proses kerja kekuatan kerja, dan website pada internet, tetapi mencakup struktur organisasi yang dikembangkan fungsi yang sangat luas, yang seringkali sehingga adaptif terhadap perubahan dan dikaitkan dengan e-democracy dan e- dapat meningkatkan kecepatan birokrasi government (Backus, Michiel,2001). E- dalam perizinan, melayani investasi- democracy itu sendiri merupakan suatu investasi serta meningkatkan daya saing proses dan struktur yang memfasilitasi bangsa. segala bentuk interaksi secara elektronik Perubahan pola pikir harus ada antara pemerintah (sebagai pihak yang dalam transformasi birokrasi pemerintha, dipilih) dengan masyarakat terutama yang terkait dengan pengelolaaan (citizen=sebagai pihak yang memilih). keuangan negara, di lingkungan K/L Sedangkan konsep e-government adalah organisasi pemerintah, dengan fokus pada merupakan suatu bentuk e-bisnis disektor pengukuran kinerja berbasis value for pemerintah yang mengacu pada suatu money, serta semakin meningkatkan azas proses dan struktur yang ditujukan pada Performance Based Bugeting yang fokus penyediaan pelayanan publik secara pada sasaran, outcome dan output, dengan elektronik baik kepada masyarakat umum memanfaatkan teknologi dalam (citizens) dan pengusaha (businesses). Dari membangun dashboard kepemimpinan di kedua konsep tersebut, maka e-government berbagai level kepemimpinan, sehingga dapat disimpulkan sebagai aplikasi dari dapat terjadi kontrol mulai dari tahapan alat-alat elektronik dalam (1) interaksi perencanaan pelaksanaan pengawasan antara pemerintah dengan masyarakat hingga pelaporan. (citizens) dan pemerintah dengan kalangan Peluang besar yang diberikan oleh pengusaha (businesses); (2) kegiatan Revolusi Industri 4.0 adalah operasional internal pemerintahan . mengefektifkan fungsi dan peran Interaksi melaui media elektronik tersebut organisasi pemerintah dalam semata-mata adalah dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. memudahkan dan mendorong terciptanya Selain itu perkembangan IT yang cepat demokratisasi dan penyelenggaraan dapat menjadi peluang dalam percepatan pemerintahan yang lebih baik (good penerapan e-governance, sebagai governance). Adapun pengertian lain dari digitalisasi data dan informasi seperti e- e-governance adalah suatu sistem budgeting, e-project planning, system manajemen informasi dan layanan delivery, penatausahaan, e-controlling, e- masyarakat berbasis internet untuk reporting hingga e-monev serta apllikasi merekam dan melacak informasi publik, custom lainnya. dan memberi akses layanan publik oleh Pilihan strategis dengan instansi pemerintah (Abidin, Zaenal,2001 memanfaatkan IT pada birokrasi dalam Azari,Idham,2002). Holmes (2001) pemerintah sangat diperlukan untuk sebagaimana dikutip oleh Muluk (2001) membangun mental self-driving, self- menjelaskan bahwa e-government
91 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 merupakan penggunaan teknologi masing-masing saling bersinggungan atau informasi, khususnya internet, untuk bersinergi sebagai kekuatan bagi memberikan layanan publik yang lebih terciptanya good governance melalui e- baik, dekat dengan pelanggan, efektif governance sebagai bentuk tata kelola biaya, dan dengan cara yang berbeda tetapi Pemerintahan memasuki revolusi industri lebih baik. Penjelasan-penjelasan tentang 4.0 . e-government tersebut mengacu pada Disisi lain tingkat perkembangan e- karakteristik good governance yang governance sangat dipengaruhi oleh mensyaratkan adanya transparansi dan perkembangan e-governance, sebagaimana efisiensi dalam penyelenggaraan dikemukakan hasil penelitian Safitri Jaya pemerintahan. (2013), yaitu : Information communication Implementasi e-governance technologies (ICTs) berbeda dengan Indonesia saat ini, dilihat dari sisi aplikasi Information technology (IT) yang selama layanan baik itu G2C, G2B, maupun G2G, ini telah banyak dikenal. Jika IT telah lama Indonesia saat ini masih tertinggal jauh. digunakan di lingkungan pemerintahan di Layanan back office (G2B) masih belum Negara-negara sedang berkembang bahkan memberikan dukungan sepenuhnya hampir lebih dari 30 tahun, namun belum terhadap layanan front office (G2C dan dapat digunakan untuk memfasilitasi dan G2B), hal itu juga disebabkan oleh mendorong kehidupan berdemokrasi dan kurangnya komitmen dari para pemerintahan yang bersih. Hal ini stakeholder. Penerapan ICT yang belum dikarenakan sifat IT yang hanya digunakan merata, tingkat kemampuan sumber daya sebagai otomatisasi pengolahan data (data manusia yang masih kurang handal juga processing) yang dimanfaatkan oleh tercermin pada budaya kerja, budaya pemerintah secara internal saja, sedangkan organisasi dan kepemimpinan. Kebijakan penggunaan ICTs adalah dalam rangka yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah mendukung proses transformasi eksternal baik itu tentang tujuan penerapan, manfaat pemerintah melalui pemrosesan dan bahkan strategi pengembangan e- pengkomunikasian data yang biasa dikenal government belum sepenuhnya dengan istilah digital connections. Digital dilaksanakan. connections ini meliputi: (1) hubungan antara dan dalam pemerintahan itu sendiri PENUTUP dalam rangka ― joint-up thinking; (2) Upaya revitalisasi birokrasi melalui hubungan antara pemerintah dengan transformasi birokrasi menuju e- masyarakat atau LSM dalam rangka governance termasuk dalam penataan meningkatkan akuntabilitas pemerintah; kelembagaan, good governance telah (3) hubungan antara pemerintah dengan dijadikan referensi utama, terutama dalam masyarakat bisnis (privat) dalam rangka rangka membangun kolaborasi yang peningkatan pelayanan; (4) antar efektif antara 3 (tiga) pilar utama, yaitu masyarakat dalam rangka pembangunan government, private sector, dan civil sosial dan ekonomi. Dengan kata lain society dengan mengusung nilai-nilai penerapan e-governance berarti telah seperti competence, transparency, terjadi pergeseran dari e-administration accountability, participation, rule of law, (peningkatan penyelenggaraan tertib dan sosial justice. pemerintahan) menuju e-citizens Revolusi Industri 4.0 sejatinya (peningkatan hubungan pemerintah dengan memberikan peluang besar dalam warga negaranya), e-services (peningkatan mengefektifkan fungsi dan peran pelayanan publik) dan e-society (interaksi organisasi pemerintah dalam menjalankan dan sinergi antara berbagai komponen tugas-tugasnya sehari-hari, perkembangan masyarakat). Ketiga domain tersebut IT yang cepat dapat menjadi peluang
92 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 dalam percepatan penerapan e- sehingga dapat memastikan inovasi yang governance, sebagai digitalisasi data dan dikembangkan memberikan nilai tambah informasi seperti e-budgeting, e-project kualitas pelayanan, menyelaraskan visi dan planning, system delivery, lingkungan internal yang diimbangin penatausahaan, e-controlling, e- dengan kemampuan untuk memberikan reporting hingga e-monev serta respon terhadap perubahan lingkungan apllikasi custom lainnya. eksternal yang bergerak cepat dalam era Untuk bisa mengelola Revolusi revolusi industri 4.0. Industri 4.0 diperlukan gaya pemerintahan yang kreatif, adaptif, cepat, dan mumpuni DAFTAR PUSTAKA dalam mengelola perubahan eksponensial Azhari, Idham (ed), (2002) Good yang dihasilkan oleh Revolusi Industri 4.0. Governance dan Otonomi Daerah: Inilah yang disebut “agile government”. menyongsong AFTA tahun 2003 Revitalisasi birokrasi melalui e- (Yogjakarta: Prosumen dan governance ditemputh melalui Information Forkoma-MAP, UGM, 2002). communication technologies (ICTs), yaitu proses transformasi eksternal pemerintah Bevier, Mark (2007),Governance, pada: melalui pemrosesan dan Bevier, Mark (ed.), Encyclopedia of pengkomunikasian data yang biasa dikenal Governance, Vol. I, Los Angeles: dengan istilah digital connections. Digital Sage Publication. connections ini meliputi: (1) hubungan Backus, Michiel. 2001. E-governance and antara dan dalam pemerintahan itu sendiri Developing Countries: Introduction dalam rangka ― joint-up thinking; (2) and Examples hubungan antara pemerintah dengan masyarakat atau LSM dalam rangka Gronlund, Ake (2007), Electronic meningkatkan akuntabilitas pemerintah; Government, pada: Anttiroiko, Ari- (3) hubungan antara pemerintah dengan Veiko and Matti Malkia (eds.), masyarakat bisnis (privat) dalam rangka Encyclopedia of Digital peningkatan pelayanan; (4) antar Government, Volume I, Hershey: masyarakat dalam rangka pembangunan Idea Group Reference. sosial dan ekonomi. Dengan kata lain Hoessein, Bhenyamin,(2001), penerapan e-governance berarti telah Implementasi Kebijakan terjadi pergeseran dari e-administration Desentralisasi dan Idealisasi (peningkatan penyelenggaraan tertib Kebijakan Desentralisasi, Bisnis dan pemerintahan) menuju e-citizens Birokrasi: Jurnal Ilmu Administrasi (peningkatan hubungan pemerintah dengan dan Organisasi, Vol.IX/2/Mei/2001. warga negaranya), e-services (peningkatan Muluk, M.R. Khairul, (2001) Lokalisasi pelayanan publik) dan e-society (interaksi dan Globalisasi: tantangan dan dan sinergi antara berbagai komponen peluang Digitalisasi Pemerintah masyarakat). Daerah, Bisnis dan Birokrasi: Jurnal Revitalisasi birokrasi melalui Ilmu Administrasi dan Organisasi, transformasi birokrasi menuju e- Vol.IX/2/Mei/2001. governance pada era revolusi industri 4.0, dilakukan dengan merubah desain Indrajit, R.E.I (2006), Electronic birokrasi pemerintah yang lebih kondusif Government Strategi Pembangunan guna mengembangkan inovasi dan dan Pengembangan Sistem Pelayan membangun kolaborasi serta sinergitas Publik Berbasis Teknologi Digital, didahului dengan pengembangan Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006. kepemimpinan transformasi yang visioner Jaya , Safitri (2013), Implementasi Dan terukur pada berbagai level kepemimpinan Perkembangan E-Government di
93 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 6, No. 1, Februari 2019 Indonesia, Jurnal Informatika Multimedia (JIM), Volume 2 Nomor 1, Kediri. Thoha. Miftah,(2003), Birokrasi dan Politik di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press.
94 | A.H Rahadian, Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi...