Anda di halaman 1dari 2

Kasus I untuk Diskusi

Bapak Ketut Hendratama, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas PU Bali yang tahun 2017 ini
memasuki masa pensiun. Selama menjadi PNS, Bapak Hendratama hanya bisa menabung dalam
bentuk simpanan di Bank dengan saldo sekitar Rp 75 juta. Ada beberapa aset yang dimiliki saat ini, di
antaranya berupa :

(1) Sebuah rumah tempat tinggal di pinggir jalan yang cukup lebar (+ 6 meter) di sebuah komplek
perumahan dengan luas tanah 200 m2 dengan bangunan berlantai 2, di mana ada masih tersisa
halaman di depan rumah sekitar 50 m2 memanjang (5m x 10m). Komplek perumahan tempat
tinggalnya lumayan padat, dihuni sekitar 700 KK, belum lagi ada perkampungan penduduk asli yang
mengitari komplek perumahan tersebut;

(2) Sebuah mobil avanza type G keluaran 2010 yang dibeli dua tahun lalu seharga Rp 120 Juta

(3) Sepeda motor berjumlah 3 buah untuk anak-anaknya .

Bapak Ketut Hendratama mempunyai anak 4 orang, di mana 1 orang sudah berkeluarga dan
tinggal di daerah lain. Istri Bapak Ketut Hendratama adalah ibu rumah tangga murni, dan selama
Bapak Ketut Hendratama menjadi PNS tidak pernah mencoba mencari pekerjaan, mengingat
anaknya yang 4 orang membutuhkan perhatian saat masih kecil-kecil.

Bapak Ketut Hendratama merasa bersyukur punya istri yang selain setia mengasuh anak-anaknya,
juga memiliki kepiawaian untuk mengatur ekonomi keluarga serta kemahiran membuat masakan.
Karena sang istri pintar memasak, Bapak Ketut Hendratama selama menjadi PNS tidak pernah
makan di luar rumah. meskipun untuk makan siang sekalipun, dia pasti pulang saat jam istirahat,
kecuali jika ada tugas luar. Demikian juga anak-anaknya, selalu berusaha makan di rumah, sebab
sang Ibu selalu membuat makanan yang enak dengan berbagai variasi setiap harinya, bukan saja
masakan khas Bali, juga masakan khas dari daerah lain. Kemahiran lain Ibu Ketut Hendratama
adalah membuat kelengkapan upakara agama Hindu.

Hal ini dikarenakan dia terus tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga murni, maka
aktivitas setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tangga adalah belajar mejejahitan secara
mandiri melalui buku-buku. Hampir seluruh kelengkapan upakara bisa dikerjakannya, kecuali
kelengkapan upakara untuk upacara-upacara besar. Sementara Bapak Ketut Hendratama saat
masih aktif, setiap pulang kantor selalu mempunyai aktivitas, terutama kesenangannya mengutak-
atik alat-alat elektronik, mesin kendaraan dan mesin motor. Karena dianggap cukup mempunyai
keahlian, kadang-kadang tetangga sering minta bantuan untuk sekedar menyetel mesin motor
atau mobil yang mengalami masalah.

Dari 3 orang anak yang masih tinggal serumah, anak nomer 2 (laki) berumur 23 tahun masih
kuliah di Fak. Teknik jurusan mesin sebuah PTS, anak nomor 3 (perempuan) berumur 20 tahun
masih kuliah di sebuah PTS Pariwisata dan anak yang paling bungsu (perempuan) berumur 17
tahun dan masih duduk di bangku SMA. Ketiga anak yang masih kuliah/sekolah tersebut masih
memerlukan biaya yang cukup besar setiap bulannya, yang menurut perhitungan Bapak Ketut
Hendratama, jika hanya mengandalkan pensiunan maka tak akan menutupi. Itu baru dari sisi
biaya sekolah/kuliah dan segala biaya penunjangnya, belum untuk uang bekal, uang bensin,
pangan sehari-hari, kegiatan sosial (mebanjar, odalan, mejenukan dll-nya), serta berbagai
kebutuhan lainnya.

Jika Anda sebagai Bapak Ketut Hendratama, bisnis/usaha apa yang sebaiknya ditekuni
dengan berbagai informasi di atas. Sebutkan langkah-langkah dan segala pertimbangannya,
termasuk kelayakan usaha.

Kasus untuk diskusi 2

Ibu Mendri seorang janda yang ditinggal suaminya 2 tahun lalu dengan anak 3 orang, 2 orang yang
masih memerlukan tanggungan dan keduanya perempuan, satu orang masih kuliah semester 4 di
sebuah PTS di Denpasar dan anak bungsu duduk di kelas 3 SMK Negeri di Kota Denpasar jurusan tata
boga. Anak tertua (laki) umur 24 tahun sedang ikut program magang ke Jepang selama 1 tahun dan
sudah berada di negeri sakura itu selama 8 bulan, yang kadang-kadang mengirim uang untuk
menutupi kekurangan keuangan keluarganya di Denpasar. Almahrum suami Ibu Mendri sebelumnya
adalah seorang pegawai perusahaan swasta yang tidak mempunyai program pensiun. Saat
meninggal, pihak perusahaan hanya memberikan uang duka sekitar Rp 70 juta, dan uang itu kini
masih tersisa sekitar Rp 40 juta.

Hingga akhir tahun 2014 sebenarnya Ibu Mendri bekerja di sebuah perusahaan garmen di bagian
jahit. Namun sejak awal tahun 2012 akibat kena dampak krisis keuangan global, Ibu Mendri bersama
ratusan teman-temannya kena PHK dan hanya memperoleh pesangon sesuai aturan yang berlaku,
yang jumlahnya sekitar Rp 5 juta-an.

Aset keluarga yang dimiliki Ibu Mendri berupa sebuah rumah tinggal dengan luas tanah sekitar 150
m2 dan hampir semuanya terisi bangunan. Di bagian depan, ada tersisa ruang garase dengan ukuran
3 x 6 meter, yang sehari-harinya diisi oleh sebuah mobil kijang keluaran tahun 2002 peninggalan
suaminya, dan sebuah sepeda motor.

Beberapa temannya menyarankan agar Ibu Mendri berwirausaha saja, agar bisa tetap bertahan di
tengah himpitan ekonomi, terutama agar anak-anaknya bisa menyelesaikan studi. Berbagai saran
didengarnya, ada yang menyarankan agar mobil dijual saja untuk modal dan ruang garase dipakai
sebagai tempat usaha. Teman satu SMA-nya mengajak untuk memanfaatkan mobil untuk jualan
barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan mengelilingi komplek-komplek perumahan,
sementara tetangga sebelah mengajak berbisnis pakaian anak-anak dengan memanfaatkan
garase, serta banyak saran-saran lainnya, yang semuanya membuat bingung dirinya. Saran mana
yang seharusnya diterima.

Ibu Mendri minta bantuan kepada Anda, sebaiknya dia berbisnis apa ?

Mohon dilengkapi dengan berbagai analisis, seperti langkah-langkah apa yang harus dikerjakan
dan yang lainnya

Anda mungkin juga menyukai