Anda di halaman 1dari 13

“Kesempatan Pasar dan Lokasi Bisnis Retail”

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Retail

Dosen Pengampu:

Mukhamad Zulianto, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

1. Kholisatul Mar’ah NIM 180210301019


2. Reka Wahyu Agustin NIM 180210301045
3. Serly Puspita Sari NIM 180210301082
4. Sulviatul Husna NIM 180210301087
5. Aldzar Ralvin NIM 180210301120

Kelompok 5

Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Kesempaan
Pasar dan Lokasi Bisnis Retail”. Atas dukungan yang diberikan untuk penyusunan makalah
ini kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Bisnis retail.

Tak lupa pula kami ucapkan banyak terimakasih kepada setiap pihak yang membantu
kelancaran penyelesaian makalah ini. Demikian yang bisa kami sampaikan. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih. Tugas yang kami buat memang jauh dari kata sempurna karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga makalah yang kami buat bisa berguna bagi
kami khususnya dan semua orang yang membacanya.

Jember, 1 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Kesempatan Pasar Bisnis Retail.................................................................................6
2.2 Kesempatan Pasar pada Bisnis Retail...........................................................................................6
2.3 Strategi Pemilihan Lokasi Bisnis Retail.........................................................................................7
2.4 Tantangan pada Bisnis Retail.......................................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini, bisnis retail mengalami perkembangan cukup pesat. Hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya bisnis retail tradisional yang mulai berbenah menjadi
bisnis retail modern serta munculnya bisnis retail modern baru. Perubahan ini mengubah
paradigma dalam pengelolaan retail dari tradisional ke modern. Perkembangan retail modern
ini menjadi semakin pesat dengan dikeluarkannya Keppres No. 96/2000 tentang bidang usaha
tertutup dan terbuka bagi penanaman modal asing. Kompetisi di pasar retail Indonesia tidak
hanya melibatkan pemain local, tetapi juga pemain asing. Hal ini sekaligus mendorong
perubahan dimensi persaingan bisnis retail. Ada empat kelompok pelaku bisnis retail: (1)
kelompok grosir dan hypermarket, (2) kelompok supermarket, (3) kelompok minimarket
modern, dan (4) retail kecil tradisional. Saat ini, perkembangan pasar retail modern di
Indonesia, terutama pedagang pengecer telah merambah wilayah pedesaan. Salah satu
pedagang eceran modern yang telah menjadi ladang usaha yang cukup menjanjikan, adalah
Alfamart dan Indomart. Meski demikian masih banyak wilayah pedesaan di Indonesia belum
tersentuh oleh retail modern. Hal ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan setiap
orang secara optimal dalam beberapa tahun ke depan.

Perkembangan bisnis retail dirasakan sangat menguntungkan konsumen, tetapi


merugikan retail kecil tradisional. Tekanan persaingan retail modern terhadap retail
tradisional merupakan fenomena global. Hal ini dipicu oleh liberalisasi penanaman modal
asing, perdagangan, dan tuntutan gaya hidup masyarakat menengah ke atas di negaranegara
berkembang. Keberadaan hypermarket semakin menonjol dan menunjukkan dominasi-nya
dalam aktivitas perdagangan saat ini. Pada tahun 2005, menurut Business Intelligence Report,
jenis retail ini diperkirakan menguasai pasar sebesar 38,5 persen dari total pasar retail yang
sebesar Rp 87,5 triliun. Oleh karenanya diperlukan suatu pendekatan dan strategi retail untuk
mengembangkan keunggutan berkelanjutan dalam jangka panjang agar suatu retail dapat
survive di masa depan.

4
Dengan melihat perkembangan bisnis retail yang begitu pesat membuktikan bahwa bisnis
retail dapat cepat diterima oleh masyarakat. Namun, dengan seiring berkembangnya zaman
banyak berbagai bisnis lainnya bermunculan yang dapat menajadi pesaing bagi bisnis retail,
selain itu terjadinya perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu faktor penghambat
berkembangnya bisnis retail. Maka dari itu, Para pelaku industri berlomba menawarkan
layanan terbaik kepada konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kesempatan pasar bisnis retail?


2. Bagaimana kesempatan pasar pada bisnis retail?
3. Bagaimana strategi pemilihan lokasi bisnis retail?
4. Apa saja tantangan pada bisnis retail?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kesempatan pasar bisnis retail


2. Untuk mengetahui kesempatan pasar pada bisnis retail
3. Untuk mengetahui strategi pemilihan lokasi bisnis retail
4. Untuk mengetahui apa saja tantangan pada bisnis retail

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesempatan Pasar Bisnis Retail

Kesempatan pasar (Market opportunity ) atau peluang pasar adalah kombinasi keadaan
dan waktu yang memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan dalam mencapai sasaran
perusahaan. Peluang Usaha adalah paket investasi bisnis yang memberi jalan bagi pelaku
usaha untuk memulai bisnis mereka. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah
suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
Sedangkan menurut Pearch dan Robinson (2005), peluang merupakan situasi utama yang
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan, salah satunya adalah trend usaha.

Bisnis retail adalah bisnis yang melibatkan penjualan barang atau jasa kepada
konsumen dalam jumlah satuan atau eceran. Konsumen yang membeli produk atau jasa
secara eceran ini bertujuan untuk mengonsumsinya atau menggunakannya secara pribadi dan
tidak menjualnya kembali. Menurut pendapat Berman dan Evans, Definisi Retail yaitu suatu
usaha bisnis yang berusaha untuk memasarkan barang atau juga jasa kepada konsumen akhir
yang menggunakannya itu untuk keperluan pribadi serta rumah tangga. Menurut pendapat
Gilbert, Definisi Retail adalah semua usaha bisnis yang dengan secara langsung mengarahkan
kemampuan pemasarannya untuk dapat memuaskan konsumen akhir itu dengan berdasarkan
organisasi penjualan barang serta jasa ialah sebagai inti dari distribusi.

Dari penjelasan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian kesempatan pasar
bisnis retail adalah peluang atau kemungkinan waktu yang tepat untuk melakukan sebuah
tindakan untuk merentangkan sayap berbisnis retail.

6
2.2 Kesempatan Pasar pada Bisnis Retail

Terdapat beberapa faktor yang membuka peluang perkembangan bisnis retail di Indonesia,
yaitu:

1. Faktor ekonomi yang turut menunjang pertumbuhan retail adalah pendapatan per kapita
penduduk.

2. Faktor demografi, yaitu peningkatan jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk


merupakan pasar potensial bagi bisnis retail.

3. Faktor social budaya, seperti terjadinya perubahan gaya hidup dan kebiasaan berbelanja.

2.3 Strategi Pemilihan Lokasi Bisnis Retail

Menurut Berman dan Evans (2007), suatu retail dalam mengembangkan strategi retail
secara mendalam dan menyeluruh perlu mempertimbangkan dua variabel yaitu variabel yang
dapat dikendalikan (controllable variables) dan variabel yang tidak dapat dikendalikan
(uncontrollable variable). Bagian dari strategi retail yang dapat dikendalikan terdiri atas
lokasi toko, pengelolaan suatu bisnis, manajemen barang dagangan dan penetapan harga, dan
komunikasi dengan pelanggan. Sementara bagian strategi retail yang tidak dapat dikendalikan
meliputi pelanggan, persaingan, teknologi, kondisi ekonomi, menurut musim (seasonatity),
dan batasan legal (legal restriction). Faktor-faktor tersebut harus dikoordinasikan, sehingga
membentuk strategi yang terintegrasi.

Lokasi ritel seringkali menjadi keputusan sangat penting yang dibuat oleh ritel, karena
beberapa pertimbangan, yaitu: 1) Lokasi merupakan pertimbangan utama bagi konsumen
untuk memilih ritel . 2) Keputusan memilih lokasi ritel merupakan strategi penting. Karena
ritel dapat menggunakannya sebagai keuntungan untuk bersaing. Faktor-faktor yang
mempengaruhi menarik tidaknya suatu lokasi: 1) Aksesibilitas Akses pada suatu lokasi ritel
dikatakan menyenangkan dikala konsumen dengan mudah untuk menuju dan keluar dari area
ritel Jika dianalisa secara makro (Macro Analysis), ritel akan mempertimbangkan hal-hal
utama yang berkaitan dengan suatu area perdagangan dan hal tersebut akan dievaluasi secara
simultan, seperti ruas jalan, kondisi jalan dan penghalang/barriers (misal sungai, gunung)
Secara mikro, ritel akan berkonsentrasi pada hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal sekitar
ritel, seperti visibilitas/jarak pandang, arus lalu lintas, lahan parkir dan jalan masuk/keluar. 2)
Keuntungan Lokasi Karena lokasi yang baik membutuhkan biaya yang lebih mahal, maka

7
ritel harus mempertimbangkan beberapa hal penting ini. Sehingga lokasi yang dipilih betul-
betul memberikan keuntungan bagi ritel. Prinsipnya lokasi ritel dipilih karena ingin
mendekati segmen sasarannya Suatu lokasi bisa jadi cocok untuk suatu produk, namun belum
tentu cocok bagi produk lainnya. Adakalanya dengan memilih lokasi yang disejajarkan
dengan ritel lain yang sejenis akan memunculkan keamanan, kesepakatan penutupan toko
secara bersama dan sejenisnya.

Sugiarta (2011) memberikan penjelasan tentang poin-poin yang harus diperhatikan dalam
menentukan sebuah lokasi di semua tipe lokasi yang kita pilih, diantaranya:

1. Target Market
Siapakah target market konsumen yang ingin kita layani dan kebutuhan apa saja yang
diinginkan harus ditentukan terlebih dahulu sehingga kita tidak mengalami kesulitan
dalam memilih lokasi usaha.
2. Kemudahan Akses
Keadaan di mana konsumen potensial mudah datang dari tempat tinggal mereka ke
lokasi usaha kita dan sebaliknya serta termasuk adanya kemudahan lahan parkir.
3. Density (Kepadatan Penduduk)
Seberapa besar populasi yang ada di area coverage yang dapat kita layani dan kita
penuhi kebutuhannya serta apakah jumlah populasi tersebut mencukupi untuk jenis
bisnis ritel yang akan kita kembangkan, misalnya berapa jumlah KK/ kepala keluarga
dalam radius 1 km/ 2 km/ 5 km dari lokasi yang akan kita pilih, yang diharapkan bisa
menjadi konsumen potensial dari usaha ritel kita.
4. Keamanan Lingkungan Usaha
Melihat ada tidaknya gangguan keamanan, adanya satuan tugas keamanan karena demi
kelangsungan dan keamanan usaha dari pencurian, pemerasan, dll.
5. Usaha Penunjang (Supporting Business)
Memperhatikan adanya bisnis-bisnis lain yang bisa mendukung secara positif usaha
ritel yang akan kita bangun semisal di area tersebut disediakan ATM, bank, cafe/
restoran, klinik, area bermain karena secara psikologis konsumen bisa memenuhi lebih
dari satu kebutuhan dengan mendatangi lokasi tempat usaha.
6. Tingkat Persaingan (Competitor)
Melihat dalam area yang akan kita pilih terdapat pelaku usaha sejenis yang sudah
melakukan usaha atau tidak, dan perlu dicermati terhadap kemudahan pesaing baru
masuk ke lokasi setelah kita membuka usaha.

8
7. Kemudahan Perijinan (License)
Pengurusan perijinan di Indonesia untuk usaha ritel cukup banyak tahapan berhadapan
dengan instasi, mulai dari tingkat regulasi paling bawah di RT/ RW, Kelurahan,
Kecamatan, Kotamadya/Kabupaten, hingga tingkat nasional setingkat menteri.
Beberapa ijin yang harus dikantongi oleh pelaku usaha ritel antara lain Ijin Lingkungan/
Ijin Tetangga, Ijin Domisili, IMB Usaha, SIUP, TDP, Ijin Gangguan/HO, IUTM (Ijin
Usaha Toko Modern) serta ijin-ijin lain yang hanya berlaku di daerah-daerah tertentu
seperti ijin rekomendasi Bupati/Walikota yang terkadang sudah mengacu ke zonasi dan
jarak antara pasar tradisional dan toko modern.

2.4 Tantangan pada Bisnis Retail

Tantangan industri retail yang terjadi secara terus menerus membuat pegiatnya harus
bekerja ekstra keras demi mempertahankan eksistensi. Bukan berarti industri retail punah.
Namun, perkembangan dunia digital dan segala kemudahan yang diberikan secara perlahan-
lahan menekan keberadaan toko-toko mereka. Berikut tantangan yang dihadapi pelaku bisnis
retail.
1. Perubahan Tren Belanja
Bisnis retail yang lebih mengandalkan toko-toko fisik kini semakin tertekan karena
adanya perubahan tren belanja yang beralih ke dunia online Transaksi digital yang terus
berkembang semakin memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang yang
diinginkan tanpa repot keluar rumah. Bermodalkan ponsel serta kuota internet,
konsumen sudah bisa mencari berbagai kebutuhan baik sandang, pangan, maupun
papan. Tanpa perlu mengunjungi toko-toko dengan jarak cukup jauh yang akan menyita
waktu, tenaga, dan biaya transportasi.
2. Penurunan Konsumsi
Tantangan lain yang dihadapi industri retail adalah penurunan konsumsi dan
menurunnya daya beli masyarakat yang cukup drastis. Penurunan ini bisa terjadi karena
banyak sebab. Perpindahan ke dunia online yang telah dijelaskan tadi menjadi salah
satunya. Selain itu pelemahan kurs rupiah terhadap dolar yang berdampak pada harga
jual barang juga membuat banyak konsumen menahan untuk berbelanja. Faktor lainnya
adalah bunga kredit yang semakin mahal serta harga komoditas perkebunan yang
jatuh. 
3. Mempertahankan Loyalitas Konsumen

9
Menumbuhkan dan menjaga loyalitas konsumen di era digital dianggap pengusaha
ritel lebih sulit dibandingkan di era konvensional dahulu. Sekali lagi karena barang
kebutuhan sudah tersebar di berbagai online shop atau e-commerce dengan banyak
varian dan harga yang lebih murah. Konsumen saat ini mempunyai banyak sekali
pilihan. Jadi ketika satu toko sudah tidak memberikan barang dan harga seperti yang
diinginkan, maka masih banyak alternatif pilihan lain. Selain itu metode pemasaran
industri retail yang cenderung sama dari tahun ke tahun juga menjadi salah satu
penyebabnya.
4. Pemenuhan Keinginan Konsumen
Yang dibutuhkan pengusaha saat ini adalah menyiapkan produk yang
bersifat contextual commerce.  Ini adalah istilah bagi proses produksi yang dilakukan
dengan memperhatikan, mengawasi dan mengumpulkan keinginan konsumen serta
bagaimana perilaku digital mereka. Hal ini diaplikasikan agar pengusaha retail mampu
menciptakan solusi cepat agar produk bisa langsung ditawarkan dalam skala yang lebih
personal. Sejumlah brand global sudah mengadopsi ini dengan proses komunikasi
secara personal dan memahami costumer journey dengan sangat rinci.
5. Kompetisi Harga
Kompetisi harga yang menjadi penambah pikiran pengusaha retail. Namun
kompetisi harga yang sekarang terjadi sudah di luar batas wajar. Bahkan banyak
pedagang yang menjual produk dengan harga yang sangat rendah demi mendapatkan
keuntungan. Dan ini bukan hanya terjadi di ranah online, tetapi sudah merambah pada
ranah offline juga. Dan apabila hal ini terus berlanjut maka bukan tidak mungkin
hukum rimba akan berlaku. Siapa yang mempunyai modal yang cukup besar saja, yang
akan jadi pemenang. Jika sampai ke level ekstrim, maka tidak akan ada lagi keuntungan
yang diperoleh. Pendapatan dari konsumen hanya cukup untuk menutupi biaya
operasional saja.
6. Regulasi
Ada dua faktor yang menjadi napas industri retail, yakni retail is detai dan retail is
expansion. Retail is detail  mencakup perhatian terhadap interior
toko, merchandising dan harga diskon. Sementara retail is expansion berarti
pertumbuhan retail ditentukan oleh ekspansinya baik dari segi produk maupun toko.
Akan tetapi dua hal ini dibatasi oleh pemerintah dengan Perpres No.11/2007 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. 
7. Komunikasi Internal

10
Selain faktor eksternal, tantangan industri retail  ini juga datang dari internal
perusahaan. Industri retail terhitung masih mempunyai pekerjaan rumah memperbaiki
komunikasi dengan internal masing-masing. Dengan banyaknya divisi yang menangani,
komunikasi yang tidak efisien memang menjadi batu sandungan. Selain itu, retail juga
menjadi industri dengan tingkat pergantian karyawan yang cukup tinggi. Sementara itu
ketika mengganti staf bukan hanya biaya dan tenaga saja yang terkuras. Usaha yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja juga harus lebih keras. diperlukan seorang
pemimpin yang mampu meningkatkan keterlibatan karyawan dalam perusahaan melalui
pelatihan dan kesejahteraan. Sehingga karyawan yang datang pun akan tetap bertahan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesempatan pasar bisnis retail adalah peluang atau kemungkinan waktu yang tepat untuk
melakukan sebuah tindakan untuk merentangkan sayap berbisnis retail.

Terdapat beberapa faktor yang membuka peluang perkembangan bisnis retail di


Indonesia, yaitu: Pendapatan per kapita penduduk, Faktor demografi serta Faktor social
budaya.

Dalam membangun bisnis ritel harus memperhatikan strategi yang perlu diperhatikan
dalam memilih lokasi bisnis. Sugiarta (2011) memberikan penjelasan tentang poin-poin yang
harus diperhatikan dalam menentukan sebuah lokasi di semua tipe lokasi yang kita pilih,
diantaranya: Target Market, Kemudahan Akses, Density (Kepadatan Penduduk). Keamanan
Lingkungan Usaha, Usaha Penunjang (Supporting Business), Tingkat Persaingan
(Competitor), serta Kemudahan Perijinan (Licene).

Adapun tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis retail yaitu sebagai berikut:
Perubahan Tren Belanja, Penurunan Konsumsi, Mempertahankan Loyalitas Konsumen,
Pemenuhan Keinginan Konsumen, Kompetisi Harga, Regulasi, serta Komunikasi Internal

3.2 Saran

Sebagai pelaku bisnis ritel sebaiknya perlu memperhatikan dan memahami bagaimana
perkembangan, strategi serta tantantangan dalam membangun bisnis ritel. Hal tersebut agar
dapat menimalisir kerugian serta dapat mencapai tujuan bisnis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budiherwanto Iwan. 2020. SUSTAINABILITY RETAIL DI ERA PERSAINGAN


GLOBAL. Jurnal Ekonomi dan Pariwisata. Vol. 02/01, 33-42.

Fatchun Hasjim, Inayah, Budi Utaminingtyas Rara Riri, dkk. KAJIAN PETA PERSAINGAN
PASAR MODERN RETAIL BERBASIS WILAYAH DI LINGKUNGAN PINGGIRAN
KOTA/PEDESAAN KOTA SEMARANG. Jurnal Admisi dan Bisnis. Vol.18/02, 103-112.

Jurnal Entrepreneur. 2019. https://www.jurnal.id/id/blog/tantangan-besar-yang-dihadapi-


industri-retail-saat-ini/ . Tantangan Besar yang Dihadapi Industri Retail Saat Ini. Diunduh
pada tanggal 06 Maret, pkl 18.02

Anda mungkin juga menyukai