Anda di halaman 1dari 15

MERANGKUL MILENIAL DALAM KOPERASI

“ZAMAN NOW”

OLEH:

KELOMPOK 2

NAMA KELOMPOK:

1. VINCENT M.TARUS JR 1810020


2. STELA CLAUDIA SINA 1810020136
3. JUNITA AGRANY AMTIRAN 1810020161
4. YOVITA PUTRI 1810020
5. STEPHANI ANGELINA KEDA 1810020188
6. YOHANES G. DJADUT 1810020
7. CRISTIN NATASIA KELANG 1810020
8. NASLY B.M LONI 1810020155
9. AGUSTINA BACILIA LETO 1810020156
10. YESENIA AYU LOUIS SERAN 1810020
11. PAULINA IRNIA LOY 1810020158
12. JEANNE M.TERESA ANU 1810020165
13. DESI MARIA TEKLASIA NAWA 1810020147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Merangkul milenial dalam koperasi “zaman
now”.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kupang ,17 Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... 1

Kata Pengantar........................................................................................................ 2

BAB 1 PENDAHULUAN

I. Latar Belakang............................................................................................... 4

II. Rumusan Masalah....................................................................................... 4

III. Tujuan Masalah.......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Koperasi................................................................................. 6

1.2 Peluang Dalam Berkoperasi...................................................................... 7

1.3 Kelebihan Berkoperasi Zaman Now................................................................ 7

1.4 Kondisi Generasi Milenial....................................................................... 9

1.5 Pengaruh Milenial Bagi Koperasi Zaman Now............................................... 10

1.6 Cara Mengajak Milenial Untuk Berkoperasi................................................. 10

BAB III PENUTUP

i. Kesimpulan.................................................................................................... 14

ii. Saran ............................................................................................................. 14

3
Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional terus ditantang untuk bergerak
dinamis seiring perkembangan zaman. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh
gerakan koperasi saat ini adalah bagaimana merangkul generasi milenial? Generasi
milenial atau biasa juga disebut generasi Y adalah mereka yang lahir setelah era baby
boomer, dari tahun 1980-an sampai awal 2000-an. Ciri khas generasi ini adalah
berpikiran terbuka, cenderung individualis dan melek teknologi, sehingga sekalipun
individualis, mereka terhubung satu sama lain melalui media sosial. Para milenial
senang berbagi apa saja melalui media sosial: berita, gaya hidup, mood, kuliner,
tempat wisata baru dan aneka pengalaman yang menurut mereka layak dibagikan
kepada dunia. Selain itu, minat para milenial untuk berkarir sebagai pekerja kantoran
lebih rendah dibanding generasi sebelumnya. Mereka lebih senang bekerja sebagai
freelancer atau memiliki usaha sendiri.Jadi langkah awal yang harus ditempuh oleh
gerakan koperasi untuk merangkul generasi milenial ini adalah menghapus stigma
tentang koperasi. Selama ini banyak masyarakat khususnya para milenial yang
menganggap koperasi sebagai lembaga simpan pinjam yang dikelola secara
konvensional, rentan terhadap penyalahgunaan, tidak canggih dan jadul.Padahal jika
dikelola dengan benar, koperasi pun dapat menjadi institusi yang modern dan
bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman. Sejak gerakan koperasi mulai
diinisiasi pada tahun 1800-an di Eropa dan dasar-dasar tata kelola koperasi modern
dicetuskan oleh F.W. Raiffeisen (1808-1888), Walikota Flammersfield-Jerman,
koperasi berkembang ke seluruh dunia, termasuk ke tanah air. Dalam perjalanan
waktu, koperasi bermunculan. Sejumlah koperasi berguguran, namun banyak juga
yang terus bertahan dan berkembang. Jadi terbukti, koperasi pun dapat menjadi
institusi yang tangguh dengan tata kelola yang benar. Menurut F.W Raiffeisen, jika
setiap anggota koperasi sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai
cooperative-menolong diri sendiri dan menolong sesama-dalam koperasi, maka tidak
sulit untuk memajukan koperasi tersebut baik secara usaha maupun secara organisasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu koperasi ?
2. Bagaiamana peluang dalam berkoperasi ?
3. Apa saja kelebihan dalam berkoperasi ?
4. Bagaimana kondisi generasi milenial ?
5. Apa saja pengaruh milenial bagi koperasi zaman now ?
6. Bagaimana cara mengajak anak milenial untuk kenal dan ikut berkopersi ?

4
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang koperasi
2. Untuk mengetahui peluang berkoperasi
3. Untuk mengetahui kelebihan dalam berkoperasi
4. Untuk mengetahui kondisi generasi milenial zaman now
5. Untuk mengetahui pengaruh generasi milenial terhadap koperasi
6. Untuk mengetahui cara mengajak anak milenial untuk mengenal dan ikut
berpartisipasi dalam koperasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Koperasi

Secara etimologi istilah 'koperasi' berasal dari kata "Co-operation"yang artinya kerjasama.
Jadi setiap anggota memiliki tugas dan tanggung jawab operasional koperasi serta memiliki
hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan.

Koperasi adalah badan usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh anggotanya untuk
memenuhi kebutuhan bersama di bidang ekonomi dan sosial budaya.sedangkan pengertian
koperasi yang lebih formal adalah sesuai Undang Undang No 17 pasal 12 ayat 1 yaitu
:koperasi badan hukum yang didirikan orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya sesuai prinsip
dan nilai koperasi.koperasi dijalankan dengan asas kekeluargaan. Artinya,koperasi tidak
bertujuan untuk menguntungkan satu orang saja, tetapi mencapai keuntungan bersama.

PENGERTIAN KOPERASI MENURUT PARA AHLI

1. Hatta
Bapak koperasi Indonesia mengatakan bahwa pengertian koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdsarkan tolong-
menolong.
2. Munkner

Menurut munker pengertian koperasi adalah organisasi tolong-menolong yang


menjalankan 'urusniaga' secara kumpulan yang berazaskan konsep tolong
menolong. Aktivitas urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti
yang dikandung gotong-royong.
3. P.J.V. Dooren

Menurut P.J.V. Dooren serikat koperasi adalah sebuah asosiasi anggota, baik
pribadi atau perusahaan, yang telah sukarela datang bersama-sama dalam
mengejartujuan ekonomi umum.
4. UU No 25/1992

Menurut UU No 25/1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-


orang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan

6
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas
kekeluargaan.

1.2 Peluang Dalam Berkoperasi

 Globalisasi ekonomi terutama imlementasi MEA dapat menciptakan peluang pasar bagi produk
UKM
 Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong indonesia sebagai production base.
 Perdagangan intra-ASEAN yang cendrung meningkat sesuai era “jaman now”
 Keunggulan produk UKM memiliki keunikan dikarenakan kaum milenial mulai terjun
langsung dalam koperasi “jaman now”
 Dukungan pemerintah terkait koperasi-koperasi “jaman now” ini
 Semakin terbukanya peluang pasar internasional

1.3 Kelebihan Berkoperasi Zaman Now

1. Meningkatkan penghasilan anggota koperasi Dengan mengikuti koperasi diharapkan


koperasi bisa meningkatkan penghasilan anggotanya. Anggota bisa meningkatkan
penghasilan melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh koperasi.
Contohnya: Misalnya saja koperasi produksi, di dalam koperasi tersebut akan
diajarkan bagaimana caranya anggota bisa memiliki usaha, dapat memasok hasil
produksi dari usahanya ke koperasi Hasil bisa berupa kerajinan, pakaian jadi dan juga
berbagai produksi makanan seperti camilan, kue basah dan kue kering. Dengan
melakukan usaha seperti itu setiap anggota bisa meningkatkan penghasilannya. Untuk
sisa hasil usaha yang didapatkan oleh koperasi akan dikembalikan kepada anggotanya
sesuai dengan jasa dan juga aktivitasnya di dalam koperasi.
2. Menawarkan Barang Dan Jasa Dengan Harga Yang Lebih Murah

Manfaat tersebut sangat dirasakan oleh anggota koperasi. Sebab anggota bisa
membeli barang dan jasa lebih murah dibandingkan dengan barang dan jasa yang
ditawarkan di toko-toko lain selain koperasi. Koperasi pun memiliki tujuan, barang
dan jasa yang ditawarkannya bisa dibeli oleh anggota yang kurang mampu oleh sebab
itu harga yang ditawarkan lebih murah dan terjangkau.
3. Menumbuhkan Motif Berusaha Yang Berperikemanusiaan

Kegiatan yang diadakan oleh koperasi bukan semata-mata usaha yang dijalankan
untuk meraih keuntungan, selain mendidik dan menumbuhkan semangat berwirausaha
di hati para anggotanya koperasi juga memiliki tujuan untuk melayani secara baik
keperluan para anggotanya sehingga keperluan anggotanya dapat tercukupi.

7
4. Menumbuhkan Sikap Jujur Dan Terbuka

Koperasi mengajarkan kepada anggotanya untuk selalu bersikap jujur dalam


melakukan usaha, tidak hanya itu koperasi juga mengedepankan sifat terbuka dalam
pengelolaan koperasi. Setiap anggota memiliki kewajiban dalam mengelola koperasi
dengan baik, saat mengelola anggota harus secara terbuka menyampaikan laporan
terutama laporan keuangan ketika mengelola koperasi. Setiap anggota juga memiliki
hak dalam mengurus koperasi dan juga berhak untuk mengetahui laporan keuangan di
dalam koperasi.

5. Melatih Bersikap MandiriDengan adanya koperasi akan membuat anggotanya lebih


mandiri. Anggota bisa mencari uang sendiri dengan berusaha tanpa harus
menggantungkan pendapatan dari orang lain.

6. Melatih Menggunakan Pendapatan Secara Efektif

Koperasi di bidang produksi akan melatih anggotanya untuk dapat menggunakan


pendapatan yang dimilikinya untuk menggunakannya secara efektif. Anggota dituntut
untuk bisa hidup hemat. Contohnya saja anggota yang memproduksi bahan makanan
harus bisa menggunakan uang yang didapatnya secara efektif, dia harus tahu berapa
banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan makanan atau modal
usaha dan berapa banyak untuk dijadikan biaya hidup kemudian sisanya harus
ditabung. Jika anggota bisa mengatur uang yang didapatkannya dengan baik,
kehidupan anggota tersebut akan lebih baik sebab terhindar dari pemborosan

7. Memperoleh Pinjaman Dengan Mudah

Bagi anggota yang memiliki kesulitan dalam hal keuangan, koperasi bisa
menyediakan pinjaman modal dengan mudah tanpa disertai syarat yang berbelit-belit.

8. Menanamkan Disiplin Dan Tanggung Jawab

Dengan adanya kewajiban dan hak yang diberikan kepada masing-masing anggota,
akan membuat setiap anggota berlaku disiplin dan tanggung jawab terhadap apa yang
menjadi tugas dan kewajibannya.

9. Koperasi Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Damai Dan Tentram

Koperasi akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai dan jauh dari
keributan hal ini dikarenakan asas koperasi itu sendiri yang berlandaskan
kekeluargaan. Dengan bergabung di dalam koperasi, anggota akan merasakan
kekeluargaan dengan anggota lainnya sehingga terhindar dari keributan.

10. Mendidik Anggota Untuk Memiliki Semangat Kerja Sama

Di dalam koperasi akan dibagi menjadi kelompok-kelompok. Misalnya saja kelompok


A dengan anggota empat orang. Kelompok A bertugas dalam membuat makanan

8
dengan jenis A. Dalam kelompok tersebut, kerjasama akan terjalin demi menciptakan
makanan A yang lezat den menggugah selera.

11. kepemilikan dalam koperasi selalu setara antar anggota, tidak peduli berapa banyak
anggota menyetorkan modalnya. Ini menggambarkan bahwa penanaman investasi
tidak meninggikan derajad kepemilikan seorang anggota. Aspek humanitas masih
dipertahankan oleh Koperasi.Menghitung manusia sebagai manusia, bukan seberapa
besar modal yang dimiliki.

12. koperasi secara unik menempatkan anggotanya sebagai pemiliknya, dan sebagai
pelanggan abadinya. Seorang anggota Koperasi yang loyal diharapkan dapat
memanfaatkan Koperasi miliknya sendiri sebagai tempatnya berbelanja. Potongan
harga dan bonus pun harus diberikan oleh Koperasi bagi anggotanya yang berbelanja
di koperasinya sendiri. Belanja anggota ini pun akan menjadi perhitungan bagi
pembagian sisa hasil usaha yang akan diterima.

13. Keempat, sebagai sarana pembagi kesejahteraan lainnya, Koperasi akan membagikan
Sisa Hasil Usahanya selama setahun kepada anggotanya. Ini membuktikan kembali
identitas Koperasi yang melakukan kegiatan bisnis dari anggotanya, dan
keuntungannya dibagikan kembali ke anggota.

1.4 Kondisi Generasi Milenial


Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional terus ditantang untuk bergerak dinamis
seiring perkembangan zaman. Sekarang ini kita berhadapan dengan era globalisasi yang
semakin canggih. Generasi sekarang disebut generasi milenial biasa juga disebut generasi Y
adalah mereka yang lahir setelah era baby boomer, dari tahun 1980-an sampai awal 2000-an.
Ciri khas generasi ini adalah berpikiran terbuka, cenderung individualis dan melek teknologi,
sehingga sekalipun individualis, mereka terhubung satu sama lain melalui media sosial. Para
milenial senang berbagi apa saja melalui media sosial: berita, gaya hidup, mood, kuliner,
tempat wisata baru dan aneka pengalaman yang menurut mereka layak dibagikan kepada
dunia. Selain itu, minat para milenial untuk berkarir sebagai pekerja kantoran lebih rendah
dibanding generasi sebelumnya. Mereka lebih senang bekerja sebagai freelancer atau
memiliki usaha sendiri. Namun sangat disayangkan, masa banyak dari kalangan generasi
milenial yang masih tidak paham dan tidak mengerti betul tentang peranan koperasi yang
sesungguhnya. Anggapan mereka, koperasi hanyalah sebatas toko atau warung yang hanya
mencari penghasilan semata. Melihat fenomena tersebut kita tidak salah menilik eksistensi
koperasi saat ini. Zaman sudah berubah, sekarang bukan zaman orde baru lagi di mana
koperasi ialah poros kegiatan perekonomian masyarakat, tidak hanya di perkantoran
pemerintah namun di setiap desa, bahkan di lembaga pendidikan seperti sekolah dan
perguruan tinggi. Berbanding terbalik dengan kondisi saat ini yang telah didominasi kaum
milenial.

Berikut ini adalah penyebab-penyebab kurangnya perkembangan koperasi

9
1. Pemikiran yang salah bahwa koperasi seperti barang antik, lembaga jadul yang hanya
dikoordinir oleh orang tua saja
2. Kurangnya sosialisasi dalam masyarakat akan pentingnya berkoperasi dan masih
menggunakan metode pendekatan secara tradisional
3. Kurangnya promosi yang sangat penting karena itu menyangkut bagaimana kita
menarik perhatian anak muda tentang berkoperasi dan bagaimana mengubah mind set
mereka tentang koperasi. Karena anak muda sekarang cenderung menyukai hal yang
baru ketimbang barang lama yang monoton
4. Masih banyak koperasi yang belum memanfaatkan system informasi sehingga
pencatatan keuangan sampai pelaporannya masih dilakukan secara manual
5. Peran pengurus, pengawas, manajemen yang masih tumpang tindih sehingga rentan
akan konflik kepentingan dan penyalahgunaan. Akibatnya, yang sudah terjadi bahwa
koperasi akhirnya terseret ke ranah hukum.
6. Kelembagaan koperasi yang belum mampu mendorong perkembangan usaha
diakibatkan kurangnya kekuatan, struktur dan pendekatan pengembangan
kelembagaan yang kurang memadai selain itu bisa dibilang bahwa koperasi Indonesia
belum terlalu fleksibel dalam hal peluasan dan perkembangan usaha.
7. Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik,
dalam hal ini struktur organisasi umumnya kurang terampil dalam menghadapi
masalah yang muncul pada koperasi dan dalam hal kreatifitas perkembangan usaha
koperasi tersebut
8. Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan
lunak untuk mengembangkan usaha, terutama yang menyangkut kegiatan usaha yang
sesuai dengan kebutuhan anggota, di luar kegiatan program pemerintah. Selain itu
koperasi masih belum mampu melaksanakan pemupukan modal sendiri yang
mengakibatkan sangat tergantung pada kredit dari bank walaupun biayanya lebih
mahal.

1.5 Apa Pengaruh Generasi Milenial Bagi Koperasi Zaman Now

 Cara penyebarluasan praktek tata kelola koperasi yang baik melalui teknologi informatika
 para pemuda dan mahasiswa menjadi creator dalam mencitakan karya kreatif mereka dan
disebarluaskan melalui teknologi informatika
 pemuda membuat konten animasi keberhasilan koperasi dan diviralkan melalui akun
youtube mereka
 menciptakan iklan yang menarik bagi koperasi yang perlu ditingkatkan brandnya
 dengan kreatifitas pemuda dapat membuat tagline yang inovatif dan informatif tentang
koperasi
 menciptakan aplikasi-aplikasi yang bermanfaat untuk kemajuan bisnis koperasi
 menjadi motivator bagi pemuda lainnya.

1.6 Mengajak Milenial Untuk Berkoperasi

10
Para milenial senang berbagi apa saja melalui media sosial: berita, gaya hidup, mood,
kuliner, tempat wisata baru dan aneka pengalaman yang menurut mereka layak dibagikan
kepada dunia.

Selain itu, minat para milenial untuk berkarir sebagai pekerja kantoran lebih rendah
dibanding generasi sebelumnya. Mereka lebih senang bekerja sebagai freelancer atau
memiliki usaha sendiri.

Jadi langkah awal yang harus ditempuh oleh gerakan koperasi untuk merangkul generasi
milenial ini adalah menghapus stigma tentang koperasi.

Selama ini banyak masyarakat khususnya para milenial yang menganggap koperasi
sebagai lembaga simpan pinjam yang dikelola secara konvensional, rentan terhadap
penyalahgunaan, tidak canggih dan jadul.

Padahal jika dikelola dengan benar, koperasi pun dapat menjadi institusi yang modern
dan bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Dalam perjalanan waktu, koperasi bermunculan. Sejumlah koperasi berguguran, namun


banyak juga yang terus bertahan dan berkembang. Jadi terbukti, koperasi pun dapat
menjadi institusi yang tangguh dengan tata kelola yang benar.

Menurut F.W Raiffeisen, jika setiap anggota koperasi sungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan nilai cooperative-menolong diri sendiri dan menolong sesama-dalam
koperasi, maka tidak sulit untuk memajukan koperasi tersebut baik secara usaha maupun
secara organisasi.

Menjadi Koperasi Zaman Now

Untuk lebih mengkoperasikan masyarakat dan memasyarakatkan koperasi khususnya


kepada para milenial, koperasi mesti berbenah diri. Koperasi harus mulai
melakukan rebranding dari lembaga keuangan yang terkesan jadul dan konvensional
menjadi lembaga keuangan zaman now.

11
Berikut empat kiat yang dapat dilakukan oleh para pemimpin dan pengelola serta siapa
saja yang terlibat dalam gerakan untuk mengubah image koperasi menjadi lebih
kekinian, namun tetap mempertahankan nilai-nilai cooperativeyang diusungnya.

Pemanfaatan Teknologi Informasi. Saat ini, aplikasi teknologi informasi dapat kita
temukan pada semua bidang kehidupan. Kesehatan, transportasi, hankam, sosial, budaya,
keuangan dan lain-lain. Agar tidak semakin tertinggal, koperasi mau tidak mau juga
harus bergerak dan mencemplungkan diri dalam pengembangan teknologi informasi ini.

Bukan saja sebatas sistem transaksi dan pelaporan, tapi sampai pada integrasi IT dengan
produk dan layanan agar dapat diakses oleh anggota secara real
timesebagaimana fintech pada umumnya. Misalnya tanpa harus datang ke kantor,
anggota dapat menarik tabungan untuk membayar angsuran pinjaman lewat transaksi
pada gawai atau anggota dapat menarik tabungan untuk pembayaran tagihan listrik dan
membeli pulsa.

Memang biaya investasi infrastruktur IT ini tergolong mahal, tapi semua perubahan ke
arah yang lebih baik memang memiliki harga, bukan? Lagipula jika dimanfaatkan
dengan baik, biaya ini sepadan dengan benefit untuk pengembangan koperasi, baik
secara langsung seperti kemudahan transaksi anggota dan tambahan pendapatan (jika
bekerja sama dengan biller) maupun secara tidak langsung, seperti meningkatnya
loyalitas anggota dan penguatan branding koperasi.

Event Menarik

Para milenial pada umumnya tertarik dengan kegiatan yang menghadirkan pengalaman
baru karena mereka jadi memiliki topik yang akan dibagikan lagi kepada dunia. Untuk
itu pengelola koperasi dapat mengadakan berbagai event menarik untuk menarik minat
para milenial, baik secara daring maupun luring.

Untuk kegiatan daring misalnya, kompetisi sosial media atau mengadakan konsultasi dan
edukasi via sosial media. Sedangkan untuk kegiatan luring misalnya, jalan santai,
eksebisi produk anggota, wisata bersama, yang dananya tidak mesti berasal dari anggaran
koperasi.

12
Jika anggaran koperasi terbatas, sumber dana kegiatan seperti ini bisa saja berasal dari
swadaya anggota atau partisipan (kontribusi tunai atau lewat pinjaman di koperasi).
Kegiatan seperti ini selain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi di antara anggota,
juga dapat menjadi ajang promosi koperasi bagi masyarakat luas.

Pendidikan Terus-menerus

Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan bukan saja ditujukan kepada pengurus,
pengawas dan pengelola namun juga kepada anggota. Jika pendidikan dan pelatihan
kepada pengurus, pengawas dan pengelola berguna untuk mengasah kepemimpinan dan
meningkatkan kompetensi pengelolaan koperasi, pendidikan dan pelatihan kepada
anggota bertujuan untuk memberdayakan anggota, meningkatkan wawasan dan
keterampilan mengelola keuangan serta memupuk loyalitas anggota.

Lebih baik lagi jika koperasi dapat menyiapkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai
untuk setiap segmen anggotanya. Pendidikan dan pelatihan yang menyasar milenial
misalnya pelatihan financial literacy, pelatihan wirausaha praktis, pelatihan pemasaran
lewat sosial media dan lain-lain.

Penguatan Organisasi

The last but not the least, pengurus koperasi harus memiliki kebijakan terpadu yang
memungkinkan koperasi untuk terus berbenah diri menghadapi tantangan dari masa ke
masa, baik sebagai usaha maupun organisasi.

Kaderisasi dan peningkatan kompetensi pengurus, pengawas dan pengelola harus


dilakukan secara berkelanjutan melalui diklat, workshop dan kegiatan lain yang relevan.
Selain meningkatkan wawasan dan keterampilan, kegiatan-kegiatan seperti ini juga
berguna untuk penanaman nilai-nilai koperasi, sehingga para penggerak koperasi
semakin menghayati tugas dan tanggungjawabnya dalam memberdayakan masyarakat.

Monitoring dan evaluasi juga harus dilakukan secara rutin untuk memastikan program
kerja berjalan sebagaimana mestinya dan meminimalkan risiko-risiko usaha maupun
organisasi.

13
Selain secara internal, penguatan organisasi juga dapat dilakukan secara eksternal dengan
membangun jejaring dengan lembaga-lembaga mitra seperti koperasi sekunder, institusi
pemerintahan, asuransi, perbankan, lembaga hukum dan lembaga lain yang relevan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Dengan pembenahan tata kelola dan mengikuti perkembangan zaman dalam


mengembangkan koperasi, para milenial akan semakin tertarik untuk mengenal lebih
jauh dan bergabung menjadi anggota koperasi.

Saat ini proporsi para milenial mencapai sepertiga dari jumlah seluruh penduduk
Indonesia. Ini adalah potensi demografi besar yang sayang jika dilewatkan begitu saja
oleh gerakan koperasi.

Saran :

koperasi harus lebih berkembang dalam segi teknologi, agar dapat menyesuaikan diri dan
lebih dekat dengan gaya hidup generasi milenial saat ini yang katakan sangat melek dengan
teknologi. Bukan hanya itu saja koperasi juga harus melakukan terobosan-terobosan baru di
zaman yang semakin modern ini agar menarik minat dari para penerus generasi
milenial.karena pada dasarnya generasi milenial yang akan lebih mendominasi atau bekerja
aktif dalam bidang ekonomi.

Untuk para generasi milenial juga harusnya memahami sistem kerja dari koperasi yang
semakin hari semakin berkembang.agar dapat membantu ekonominya secara pribadi dan juga
segala aspek ekonomi dalam berbagai kehidupan di Indonesia.

14
15

Anda mungkin juga menyukai