Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Koperasi dan UMKM

Dosen Pembimbing : Hanung Eka Atmaja, S.E., M.M

Penyusun :

Penyusun: kelompok 1

1. Laisa Sofiana (1810103005)


2. Nidya Astuti (1810103015)
3. Via Washlussanati Hijri (1810103024)
4. Safira Ayulianti (1810103094)
5. Tsalis Baiti Nur A (1810103063)
6. Diky Aziz (1810103070)
7. Mahi Datun Soliha (1810103071)
8. Naufal Haydar Ridho (1810103083)
9. Izzudin Munif (1810103075)

Kelas : K2 Manajemen

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Puji syukur
kami panjatkan kepada-Nya karena atas limpahan rahmat serta karunia-Nya kami dapat
mengerjakan tugas ini dengan baik. Pada makalah ini kami membahas mengenai
“SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang pengawasan


mikroprudensial otoritas jasa keuangan yang berkualitas sekaligus untuk memenuhi tugas
sebagai seorang mahasiswa melakukan presentasi pada mata kuliah Manajemen Koperasi
dan UMKM. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hanung Eka Atmaja, S.E.,
M.M yang telah memberikan tugas ini kepada kami agar kami lebih memahami materi
yang akan disampaikan.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan.
Meski kami sadar jika masih banyak hal yang perlu dikoreksi dari makalah ini. Mohon
maaf apabila terdapat hal yang tidak berkenan atau makalah ini kurang sempurna. Karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Demikian makalah ini kami buat semoga
bermanfaat.

Magelang, 3 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB 2PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
2.1 Sejarah Koperasi di Indonesia ........................................................................... 6
2.2 Perkembangan Koperasi di Indonesia ............................................................... 7
2.3 Arti Lambang Koperasi ................................................................................... 13
2.4 Bentuk dan Jenis Koperasi .............................................................................. 14
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................................ 16
3.3 Penutup ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi adalah badan usaha yang memiliki dan dijalankan oleh anggotanya untuk
memenuhi kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Sedangkan, pengertian
koperasi yang lebih formal adalah sesuai dengan Undang – Undang No.17 Tahun 2012 pasal
1, yaitu koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip ekonomi.

Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan


usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat untuk membangun koperasi yang
efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International
Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah :

a. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela


b. Pengelolaan yang demokratis
c. Partisipasi anggota dalam ekonomi
d. Kebebasan dan otonomi
e. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi

Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip
koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah :

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerjasama antar koperasi

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah koperasi di Indonesia ?
2. Bagaimana perkembangan koperasi di Indonesia ?
3. Apa arti lambang koperasi?
4. Apa saja bentuk dan jenis koperasi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah koperasi di Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui lambang koperasi
4. Untuk mengetahui bentuk dan jenis koperasi

5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Koperasi di Indonesia

Sejarah koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20 . Pada umumnya sejarah
koperasi dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil.
Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari
penderitaan .Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya.

Di Indonesia ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada
tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang
tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.

Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo. Dr. Sutomo sangat memiliki
peranan bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahterakan kehidupan rakyat.

Pada tahun 1915 dibuat peraturan-peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging


dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.

Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929
berdiri Partai Nasional Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk
penyebaran koperasi di Indonesia.

Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan koperasi
yang diberi nama koperasi kumiyai.

Setelah bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya.Hari itu kemudian
ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Kongres Koperasi pertama menghasilkan beberapa keputusan :

1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia [SOKRI]


2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi

Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di
Bandung. Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :

6
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin ]sebagai pengganti SOKRI

2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah

3 Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia

4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru

Pelaksanaan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :

1. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutam koperasi


2. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian
yang bermodal kecil

2.2 Perkembangan Koperasi di Indonesia

Dalam awal perkembangannya koperasi sering kali dipandang dengan sebelah mata,
bahkan tidak jarang menjadi alternatif nomor sekian dari bentuk badan usaha ekonomi.
Namun dengan berjalannya waktu koperasi mampu menjadi alternatif nomor satu di dalam
membantu mengembangkan perekonomian nasional.

Pertumbuhan koperasi di manca negara juga berkembang sangat pesat. Bahkan


banyak negara-negara yang sudah maju berlomba-lomba dalam mengembangkan koperasi
dinegaranya. Dalam penguraiannya sejarah koperasi tidak terlepas dari jenis koperasi yang
berkembang, terutama koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi simpan pinjam.

Itulah sebabnya banyak pakar mengatakan “ bahwa Inggris merupakan tanah air dari
koperasi konsumsi, Perancis merupakan tanah air dari koperasi produksi, dan Jerman adalah
tanah air dari koperasi simpan pinjam”.

Sejarah koperasi di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 periode yakni :

1. Koperasi Zaman Kolonial Belanda

Di zaman ini pembentukan koperasi diawali dari hasrat Raden Aria Wiriaatmaja, Patih
Purwokerto (1896) untuk mendirikan Hulp Spaarbank yang berarti bank simpanan. Pendirian
ini tidak terlepas dari peran dari salah satu pejabat tinggi Belanda yang bernama E. Sieburgh.
Namun pada awal pendiriannya, bank itu hanya ditujukan untuk kaum Priyayi atau Pegawai
Pemerintahan yang digunakan untuk membentengi mereka dari Lintah Darat (renternir) yang
banyak menyulitkan dan meresahkan. Setelah sitem ini dibentuk dan membuahkan hasil pada

7
akhirnya tujuan pendirian bank simpanan ini semakin diperlebar agar bisa menyentuh
kehidupan rakyat pribumi yang memang tidak memiliki banyak pembela dalam bidang
ekonomi. Sejarah juga mengatakan bahwa pengembangan bank yang berwatak dasar koperasi
ini tidak lepas dari peran pejabat tinggi Belanda De Wolff Van Westerrode yang pada saat itu
menggantikan jabatan dari E. Sieburgh.

Perkembangan koperasi berikutnya yang perlu dicatat adalah tatkala usaha Budi Utomo
(Organisasi kebangsaan yang sangat disegani di masanya) dengan mendirikan Koperasi
Rumah Tangga pada tahun 1908. Namun karena kurangnya kesadaran dari pihak yang terkait
atau masyarakat maka koperasi ini tidak bertahan lama. Usaha serupa juga dilakukan oleh
Organisasi Serikat Islam meski konsep Toko Koperasinya juga harus bernasib sama dengan
milik Organisai Budi Utomo.

Menyikapi atas keadaan banyaknya pembentukan koperasi yang tidah bertahan lama.
Maka pada tahun 1920 dibentuklah Cooperative Commissie (Komisi Koperasi) yang diketuai
oleh Prof. Dr. J. H. Boeke, yang bertujuan untuk mempermasyarakatkan program koperasi.
Lima tahun sejak peluncuran komisi ini jumlah koperasi mengalami peningkatan dan
berkembang secara pesat.

2. Koperasi Zaman Penjajahan Jepang

Berbeda dengan masa kolonial Belanda perkembangan koperasi di zaman Jepang


memang jauh dari kata maksimal. Legalitas pendirian koperasi di masa itu harus datang dari
pemerintahan yang diwakili oleh seorang pejabat dengan pangkat serendah-rendahnya
seorang Suchokan atau Residen. Hal ini membuat koperasi sedikit banyak tidak bisa
berkembang karena Jepang menghapus seluruh peraturan yang selama ini sudah diberlakukan
oleh pemerintah Belanda untuk kehidupan koperasi.

Sebagai alternatif maka Jepang mendirikan Kumiai atau koperasi ala Jepang.
Rangsangan ini tersambut baik hingga ke desa sebab tugas Kumiai adalah sebagai alat
penyalur kebutuhan rakyat, namun kenyataannya malah sebaliknya malah menjadikan
Kumiai sebagai penyedot potensi rakyat. Ini membuat atensi koperasi dikalangan rakyat
menurun dan membuat masa-masa berikutnya sebagai masa sulit bagi koperasi.

Di zaman Jepang juga muncul istilah-istilah lain, yaitu:

a. Shomin Kumiai Chuo Jimusho (Kantor Pusat Jawatan Koperasi)


b. Shomin Kumiai Syodansyo (Kantor Daerah Jawatan Koperasi)

8
c. Jumin Keizikyoku (Kantor Perekonomian Rakyat)

Semua itu adalah alat untuk Jepang dalam membentengi koperasi. Bukan sebagai wahana
untuk menghidupkan koperasi.

3. Perkembangan Koperasi Setelah Kemerdekaan

Perjuangan Kemerdekaan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia berujung pada saat di
proklamasikannya Kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan secara
politis ini membawa dampak positif di segala bidang kehidupan bangsa Indonesia, termasuk
kehidupan perkoperasiaan. Bahkan sejak diberlakukannya Undang-Undang Dasar Negara
yang dikenal dengan nama UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, maka peranan
perkoperasian di Indonesia sangatlah diutamakan.

Keinginan dan semangat untuk berkoperasi yang semula hancur akibat politik Devide et
Impera (Pecah Belah) pada masa kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh sistem “Kumiai”
pada zaman penjajahan Jepang, lambat laun kembali hangat. Hal ini sejalan dengan
semangatnya rakyat dan pemerintah untuk saling bahu-membahu mengatasi permasalahan-
permasalahan disemua sektor kehidupan, trmasuk peranan koperasi di sektor ekonomi.

Dan mengenai peranan koperasi ini di tuangkan secara jelas didalam pasal 33 UUD 1945
yang pada dasarnya menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Oleh
karena itu, pada bulan Desember 1946 Pemerintah Republik Indonesia melakukan
reorganisasi terhadap Jawatan Koperasi dan Perdagangan. Jawatan yang disebut pertama
bertugas mengurus dan menangani pembinaan gerakan koperasi dan jawatan yang terakhir
bertugas menangani persoalan perdagangan.

Kongres Koperasi pertama, terlaksana pada tanggal 11-14 Juli 1947 di Tasikmalaya,
Jawa Barat. Dan menghasilkan beberapa keputusan antara lain:

a. Terwujudnya kesepakatan untuk mendirikan SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi


Rakyat Indonesia)
b. Ditetapkannya asas koperasi, yaitu: berdasarkan atas kekeluargaan dan gotong royong
c. Ditetapkannya tanggal 12 Juli sebagai “Hari Koperasi Indonesia”
d. Diperluasnya pengertian dan pendidikan tentang perkoperasian

9
Dan setelah berlangsungnya kongres koperasi pertama, perkembngan koperasi di
Indonesia berkembang dengan sangat pesat sampai sekarang. Bahkan koperasi dijadikan
sebagai alat untuk membantu dalam perkembangan Perekonomian di Indonesia.

A. Perkembangan Koperasi dalam Sistem Ekonomi Terpimpin

Peraturan konsep pengembangan koperasi secara misal dan seragam dan dikeluarkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Menyesuaikan fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol RI
tanggal 17 Agustus 1959, dimana koperasi diberi peranan sedemikian rupa sehingga
kegiatan dan penyelenggaraannya benar-benar dapat merupakan alat untuk melaksanakan
ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan ekonomi
bangsa Indonesia dan dasar untuk mengatur perekonomian rakyat guna mencapai taraf
hidup yang layak dalam susunan masyarakat adil dan makmur yang demokratis.
2. Bahwa pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina Gerakan Koperasi
berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu menumbuhkan, mendorong,
membimbing, melindungi dan mengawasi perkembangan Gerakan Koperasi.
3. Bahwa dengan menyerahkan penyelenggaraan koperasi kepada inisiatif Gerakan
Koperasi sendiri dalam taraf sekarang bukan saja tidakk mencapai tujuan untuk
membendung arus kapitalisme dan liberalism, tetapi juga tidak menjamin bentuk
organisasi dan cara bekerja yang sehat sesuai dengan azas-azas koperasi yang
sebenarnya.

B. Perkembangan Koperasi pada masa Orde Baru

Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah itu pada
tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni
dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Konsideran UU No.
12/1967 tersebut adalah sebagai berikut ;

1. Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian mengandung pikiran-


pikiran yang nyata-nyata hendak :
a. Menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi langsung daripada politik.
Sehingga mengabaikan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat.

10
b. Menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas dan sendi-sendi dasar koperasi dari
kemurniannya.
2. Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai dengan
semangat dan jiwa Orde Baru sebagaimana dituangkan dalam Ketepatan-ketepatan
MPRS Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi koperasi
mendapatkan kedudukan hokum dan tempat yang semestinya sebagai wadah organisasi
perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat pendemokrasian
ekonomi nasional.
Bahwa koperasi bersama-sama dengan sector ekonomi Negara dan swasta bergerak di
segala sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala kegiatan dan kehidupan
ekonomi bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha untuk
mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Panvcasila yang adil dan
makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
3. Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu dicabut
dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelas menyatakan,
bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang sesuai dengan susunan
perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada ketentuan itu dan untuk mencapai
cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai kewajiban membimbing dan membina
perkoperasian Indonesia dengan sikap “ ing ngarsa sung tulada, ing madya mbangun
karsa, tut wuri handayani “. Di bidang idiil, koperasi Indonesia merupakan satu-satunya
wadah untuk menyusun perekonomian rakyat berazaskan kekeluargaan dan kegotong-
royongan yang merupakan cirri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak
memandang golongan, aliran maupun kepercayaan yang dianut seseorang. Kiperasi
sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional dilaksanakan dalan rangka dalam rangka
politik maupun perjuangan bangsa Indonesia. Menurut pasal. 3 UU No. 12/1967,
koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social,
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata azas
kekeluargaan. Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa “ koperasi Indonesia adalah
kumpulan orang-orang yang sebagai manusia secara bersamaan, bekerja untuk
memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat”.

11
C. Perkembangan Koperasi pada Masa Reformasi

Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasiyang
otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang
tinggi seperti jasakeuangan, pelayananinfrastruktur serta pembelian bersama. Dengan
otonomiselain peluang untuk memanfaatkan potensisetempat juga terdapat potensi benturan
yang harus diselesaikan di tingkat daerah.

Dalam hal ini konsolidasi potensikeuangan, pengembangan jaringaninformasiserta


pengembangan pusat inovasi dan teknologimerupakan kebutuhan pendukung untuk kuat-nya
kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan lembaga
penjamin kredit di daerah. Pemusatan koperasi di bidang jasa keuangan sangat tepat untuk
dilakukan pada tingkat kabupaten/kota atau “kabupaten dan kota” agar menjaga arus dana
menjadi lebih seimbang dan memperhatikan kepentingan daerah (masyarakat setempat).

Fungsi pusat koperasi jasa keuangan ini selain menjaga likuiditas juga dapat memainkan
peran pengawasan dan perbaikan manajemen hingga pengembangan sistem asuransi
tabungan yang dapat diintegrasikan dalam sistem asuransi secara nasional. Pendekatan
pengembangan koperasi sebagai instrumen pembangunan terbukti menimbulkan kelemahan
dalam menjadikan dirinya sebagai koperasi yang memegang prinsip-prinsip koperasi dan
sebagai badan usaha yang kompetitif. Reformasi kelembagaan koperasi menuju koperasi
dengan jatidirinya akan menjadi agenda panjang yang harus dilalui oleh koperasi di
Indonesia.

Dalam kerangka otonomi daerah perlu penataan lembaga keuangan koperasi (koperasi
simpan pinjam) untuk memperkokoh pembiayaan kegiatan ekonomi di lapisan terbawah dan
menahan arus ke luar potensi sumberdaya lokal yang masih diperlukan. Pembenahan ini akan
merupakan elemen penting dalam membangun sistem pembiayaan mikro di tanah air yang
merupakan tulang punggung gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat.

12
2.3 Arti Lambang Koperasi

Arti Gambar dan Penjelasan Lambang Koperasi Baru

Arti lambang Koperasi Indonesia:

1. Rantai : menggambarkan persahabatan yang kokoh

2. Gigi Roda : menggambarkan, Usaha Karya yang terus menerus dari golongan Koperasi.

3. Kapas dan Padi : menggambarkan kemakmuran rakyat yang diusahakan dan yang akan
dicapai oleh koperasi.

4. Timbangan : menggambarkan keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi.

5. Bintang dan perisai : menggambarkan Pancasila dan merupakan landasan idiil koperasi.

6. Pohon Beringin : menggambarkan sifat kemasyarakatan dan berkepribadian Indonesia dan


koperasi yang kokoh dan berakar.

7. Koperasi Indonesia : menandakan bahwa lambang ini adalah lambang kepribadian koperasi
rakyat Indonesia.

8. Warna merah dan warna putih : menggambarkan sifat nasional,golonganm dan warna
putih karya koperasi.

13
2.4 Bentuk dan Jenis Koperasi

A. Jenis Koperasi menurut fungsinya

Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan


fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota
sebagai konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau
konsumen bagi koperasinya.

Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi


barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana
anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan
sebagai pemilik dan pekerja koperasi.

Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan
oleh anggota, misalnya : simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.

Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single
purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi
disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).

B. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja

Koperasi Primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.

Koperasi Sekunder Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi
serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer.
Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :

1. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
2. Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat
3. Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan
koperasi

14
C. Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya

Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan
memiliki rumah tangga usaha.

Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai
barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.

Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau
keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan
erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Koperasi adalah badan usaha yang memiliki dan dijalankan oleh
anggotanyauntukmemenuhikebutuhanbersamadibidangekonomi, sosial, dan
budaya. Prinsip-
prinsipkoperasimerupakanlandasanpokokkoperasidalammenjalankanusahanya
sebagai badan usaha. Jenis-
jeniskoperasifungsinyayaitukoperasipembelian/pengadaan/konsumsi,
koperasipenjualan/pemasaran, koperasiproduksi, koperasijasa. Adapunjenis-
jeniskoperasiberdasarkantingkat dan luasdaerahkerjayaitukoperasi primer dan
koperasisekunder. Yang terakhirjenis-jeniskoperasimenurut status
keanggotaanyayaitukoperasiprodusen dan koperasikonsumen.Koperasi di
Indonesia berasaskekeluargaan dan kehidupanberdemokrasi.

3.2 SARAN

3.3 PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikanmengenaimateri yang
menjadipokokbahasandalammakalahini. Tentunya kami
sadardalammakalahinimasihbanyakkekurangan,
karenakesempurnaanhanyamilik Allah SWT. Dan kami
berharapkepadapembacadapatmemberikankritik dan sarannyagunamembangun
dan memperbaikiisidarimakalahini. Semogamakalahinibermanfaatbagipenulis
dan pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, Edilius.2005. Koperasi dalam teori dan praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, Adi.1995. Sukses Berkoperasi.Solo:Aneka Solo.

Greatty Claudia.2017. Sejarah dan perkembangan koperasi di indonesia.Makalah.

17

Anda mungkin juga menyukai