Dosen :
Tri Cahyono S.E
Nama Kelompok :
1. Devi Laraswati 175020100111010
2. Vidya Rizky Nurina 175020101111011
3. Adiyatma Firman 175020100111040
Mata Kuliah : Ekonomi Koperasi
Prodi : Ekonomi Pembangunan
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
B. Sumber-Sumber Permodalan
E. Dana Cadangan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
Drs. Hendroojogi, Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktik, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta : 2015
Adam Smith mendefinisikan modal sebagai bagian dari nilai kekayaan yang
dapat mendatangkan penghasilan (Tom Gunadi,1981). Lazimnya modal dalam
koperasi diperoleh dari 2 (dua) cara yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib.
Simpanan pokok adalah simpanan yang disetorkan oleh anggota pada saat awal
bergabung dengan koperasi, sedang-kan simpanan sukarela wajib adalah simpanan
yang wajib disetorkan secara berkala dalam waktu tertentu kepada koperasi.2
2. Sumber-Sumber Permodalan
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 41,menyatakan bahwa
modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
a. Modal Sendiri
Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU No 25/1992
adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.Modal sendiri terdiri
dari :
Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi
anggota.Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota. Mengenai cara penyerahan dan
penyetoran simpanan pokok dari anggota kepada koperasi dapat diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi,apakah dilakukan
sekaligus atau dengan cara diangsur.
Simpanan Wajib
Simpanan Wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama,yang
wajib dibayar oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu.Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
Simpanan khusus dan lain-lain misalnya : Simpanan sukarela : Yaitu jumlah
nilai uang tertentu yang diserahkan anggota (juga bukan anggota) atas kehendak
sendiri sebagai simpanan,yang dapat diambil kapan saja, Simpanan Qurba,dan
Deposito Berjangka.
2
Hariyanto, Perubahan Skema Permodalan Koperasi Dengan Berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian, EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013
Dana Cadangan
Berdasarkan penjelasan pasal 41 UU No.25/1992, Dana Cadangan adalah
sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha,yang
dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan.Dana Cadangan ini tidak boleh dibagikan kepada
anggota,meskipun terjadi pembubaran koperasi. Dana ini pada
masa pembubaran,oleh penyelesai pembubaran dipakai untuk menyelesaikan
hutang-hutang koperasi,kerugian-kerugian koperasi, biaya-biaya penyelesaian
dan sebagainya.
Hibah
Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa
hidupnya.Hibah ini dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut
diucapkan/ditulis oleh seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak
terakhir sebelum meninggal dunia dan baru berlaku setelah dia meninggal
dunia.
b. Modal Pinjaman
Dalam rangka mengembangkan kegiatan usahanya,koperasi dapat menggunakan
modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan
usahanya.Modal pinjaman dapat berasal dari :
Anggota
Yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota termasuk calon
anggota yang memenuhi syarat. Pinjaman yang diperoleh dari anggota
koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota. Kalau
dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan
tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi
meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang
berasal dari anggota
Koperasi lain/anggotanya
Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya didasari dengan perjanjian
kerja sama antar koperasi.
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jika tidak terdapat ketentuan khusus,koperasi sebagai debitur dari bank
atau lembaga keuangan lainnya diperlakukan sama dengan debitur
lain,baik mengenai persyaratan pemberian dan pengembalian kredit
maupun prosedur kredit.
Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Dalam rangka mencari tambahan modal,koperasi dapat mengeluarkan
obligasi (surat pernyataan hutang) yang dapat dijual ke masyarakat.
Sebagai konsekuensinya, maka koperasi diharuskan membayar bunga
atas pinjaman yang diterima (nilai dari obligasiyang dijual) secara
tetap,baik besar maupun waktunya. Penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-udangan yang
berlaku. Dalam sejarah perkoperasian di 1ndonesia,baru satu buah
koperasi yang pernahmengeluarkan obligasi yaitu koperasi Bank
Bukopin yang dilakukan tahun 1989 yang bernilai Rp 30 Milyar,dimana
IKPN (sekarang 1KPRI) termasuk salah satu pembelinya.3
Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum.Contoh : pemberian
saham kepada koperasi oleh perusahaan yang berbadan hukum (PT),
sebagai wujud himbauan Presiden Suharto beberapa waktu yang lalu di
peternakan Tapos Bogor. Pemberian ini pada praktiknya bukan hibah,
karena koperasi menerima saham tersebut tetapi harus membayar nilai
saham yang diterima. Hanya saja pembayaran nilai saham yang diterima
tidak secara tunai,tetapi dibayar dari dividen yang seharusnya diterima
koperasi tersebut. Hal ini terjadi sampai nilai saham yang diterima
koperasi tersebut terpenuhi.
3
Riski, Siti, dkk. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah “Permodalan Koperasi”, Bangka Belitung : 2015
Pasal 66 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian yaitu:
4
a. Hibah;
b. Modal penyertaan;
c. Modal pinjaman;
d. Sumber lain yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan peraturan
perundang- undangan.
Salah satu perbedaan mencolok yang terdapat dalam UU Nomor 17 Tahun 2012
tentang Perkoperasian adalah adanya aturan mengenai Sertifikat Modal Koperasi yang
sedikit banyak mirip dengan saham dalam PT.5
4
Undang Undang Nomor.17 Tahun 2012
5
Hariyanto, Perubahan Skema Permodalan Koperasi Dengan Berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian, EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013
Kredit modal yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer dan diteruskan
kepada anggota anggotanya guna membiayai usaha produktif anggota koperasi.
Tujuan dari kredit ini adalah menyediakan fasilitas permodalan bagi anggota
koperasi primer untuk meningkatkan usahanya serta mengembangkan koperasi
primer.
4. Kredit kepada Koperasi Primer untuk anggotanya – Tebu Rakyat
Kredit modal yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer yang bertujuan
unutk menyediakan fasilitan modal kerja bagi anggota koperasi primer untuk
meningkatkan usahanya dan pendapatan petani tebu serta untuk mengembangkan
koperasiprimer.
5. Kredit Pembiayaan Tenaga Kerja Indonesia dengan pola kredit kepada koperasi
primer untuk anggotanya (KKPA –TKI)
Kredit ini merupakan modal kerja yang diberikan oleh bank melalui Perusahaan
Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk membiayai persiapan pemberangkatan
TKI keluar negeri.
6. Kredit dengn Pola Perusahaan Inti Ralyat Transmigrasi dalam rangka Pembukaan
Pemukiman di kawasan Timur Indonesia (KKP – PIR – Trans)
Kredit yang diberikan oleh bank untuk PIR – Trans melalui perusahaan inti yang
kemudian kredit tersebut akan dialihkan oleh perusahaan inti melalui koperasi
primer untuk anggotanya. Tujuan dari pemberian jenis kredit ini adlah untuk
menyediakan fasilitas permodalan untuk membiaya i usaha perkebunan tanaman
keras, yang terkait dengan Proyek Pemeukiman Transmigrasi batu di kawasan
Timur Indonesia
7. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola Bagi Hasil (KKPA
– Bagi Hasil)
Kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip bagi hasil kepada Koperasi
Primer dan Baitul Malwaat dengan tujuan untuk menyediakan asilitas permodalaan
bagi anggota koperasi primer, koperasi primer syariah lainnya dan Baitul Maalwat
Tanwil untuk meningkatkan usaha dan pendapatannya sekaligus mengembangkan
koperasi.
8. Kredit Pemilikan Rumah Sederhana (KPRS/KPRSS)
Kredit yang diberikan oleh masyarakat kepada masyarakat dengan tujuan untuk
penyediaan fasilitas pe,biayaan untuk pemilikan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah yang belum mampu mempunyai rumah.
9. Kredit Modal Kerja Bank perkreditan Rakyat/ Pembiayaan Modal Kerja BPRS
(KMK-BPR/PMK-BPRS)
Kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Perkreditan Rakyat dlam
rangka membantu membantu pendanaan BPR agar mampu memerikan pembiayaan
kepada usaha kecil.
10. Kredit Pembiayaan kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha Mikro melalui BPR
Kredit yang diberikan oleh BPR untuk pengusaha kecil atau pengusaha mikro agar
mampu mengembangka usahanya.
11. Kredit Penerapan Teknologi Tepat Guna (KPTTG-TASKIN)
Kredit yang disediakan untuk membantu kelompok keluarga keluarga miskin yang
siap ditingkatkan menjadi koperasi atau usaha kecil yang formal guna
mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan Teknologi Tepat Guna.
12. Kredit Modal Kerja Usaha kecil dan Menengah (KMK-UKM)
Kredit yang diberikan kepada usaha kecil dan menengah untuk membiayai usaha,
terutama yang bersifat padat karya, berorientasi ekspor dan usaha produktif lainnya.
13. Kredit Penerapan Teknologi Produk Unggula Daerah
Fasilitas kredit yang disediakan untuk membantu Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah (KUKM) guna mengembangkan usahanya sebagai produk unggulan
dara dengan memanfaatkan teknologi sesuai dengan skla produksinya.
14. Kredit Pengentasan Kemisikan Koperasi pasar
Kredit yang bertujuan untuk meningkatkan usaha ekonomi produktif keluarga yang
tergabung dalam kelompok Taskin melalui kerjasama dengan Koppas atau koperasi
lainnya.
15. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dalam rangka Pembiayaan
Usaha Unggas ( KKPA – Unggas)
Kredit yang digunakan untuk membiayai usaha peternakan ayam pedaging atau
ayam petelur, dengancatatan bahwa usaha tersebut tidak sedang mendapat fasilitas
kredit perbankan
16. Kredit Kepada Koperasi untuk Anggota Nelayan (KKPA – Nelayan)
Kredit permodalan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan perluasan
kesempatan kerja pada sub perikanan.
17. Kredit likuiditas Usaha Angkutan Umum Bus Perkotaan (KUA- UBP)
Kredit yang bertujuan untuk mempertahankan tingkat pelayanan kepada masyrakat
berpendapatan rendah serta membantu pembiayaan pembelian suku cadang
angkutan umum bus perkotaan.
5. Dana Cadangan
Di samping simpanan pokok dan wajib yang termasuk dalam modal sendiri,
dana cadangan dan hibah juga termasuk dalam modal sendiri. Menurut Pasal 41 UU
No. 25/1992 dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian
koperasi bila perlu.
Fungsi dari cadangan adalah untuk menjaga kemungkinan kemungkinan rugi
dan untuk memperkuat keudukan finansial dari koperasi terhadap pihak pihak uar dan
karenanya dapat dikatakan sebagai shockabsorbers dari kegiatan usaha Koperasi.
Tentang berapa bagian dari Sisa Hasil Usaha yang disisihkan untuk cadangan
ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sisa Hasil Usaha terdiri dari:
a. Yang diperoleh daru usaha yang diselenggarakan untuk anggota Koperasi dimana
disisihkan 25% untuk cadangan.
b. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota Koperasi
dimana disishkan 60% untuk cadangan.
Dilihat dari fungsinya ada 2 jenis cadangan yaitu : valuation reserve dan capital
reserve. Yang termasuk dalam valuation resserve adalah cadangan untuk depresiasi,
keusangan dan pinjaman yang macet. Dilihat dari cara pembetukannya ada 2 jenis
cadangan yaitu cadangan kolektif dan cadangan individu. Cadangan kolektif adlah
cadangan yang tidak ditulis atas nama anggota, jadi murni dipotong sekian persen dari
SHU untuk cadangan. Cadangan individual adalah cadangan yang dibagi bagikan
kepada anggota jika koperasi kelak dibubarkan.
6
Ibid
7
Suwandi, Memahami “Modal Koperasi” pada UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, Jakarta :
Maret 2013
e. Tidak memiliki hak suara.
f. ikeluarkan/diterbitkan atas nama, dimana nama dan nomor keanggotaan ditulis
pada lembar SKM
g. Nilai nominal Sertifikat Modal Koperasi dicantumkan dalam mata uang Republik
Indonesia.
h. Penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dapat dilakukan dalam bentuk uang
dan/atau dalam bentuk lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
i. Dapat dipindahtangankan kepada Anggota yang lain, tetapi tidak boleh
menyimpang dari ketentuan tentang kepemilikan Sertifikat Modal Koperasi dalam
jumlah minimum .
j. Pemindahan/pengalihan Sertifikat Modal Koperasi oleh seorang Anggota
dianggap sah jika:
Sertifikat Modal Koperasi telah dimiliki paling singkat selama 1 (satu) tahun;
b) Pemindahan/pengalihan dilakukan kepada Anggota lain dari Koperasi yang
bersangkutan;
c) Setiap pemindahan/pengalihan SMK dilaporkan kepada Pengurus;
dan/atau
d) belum ada Anggota lain atau Anggota baru yang bersedia membeli
Sertifikat Modal Koperasi untuk sementara Koperasi dapat membeli lebih
dahulu dengan menggunakan Surplus Hasil Usaha tahun berjalan sebagai
dana talangan dengan jumlah paling banyak 20% (dua puluh persen) dari
Surplus Hasil Usaha tahun buku tersebut.
k. Dalam hal keanggotaan diakhiri Anggota yang bersangkutan wajib menjual
Sertifikat Modal Koperasi yang dimilikinya kepada Anggota lain dari Koperasi
yang bersangkutan berdasarkan harga Sertifikat Modal Koperasi yang ditentukan
Rapat Anggota.
l. Perubahan nilai Sertifikat Modal Koperasi mengikuti standar akuntansi keuangan
yang berlaku dan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
m. Sertifikat Modal Koperasi dari seorang Anggota yang meninggal dapat
dipindahkan kepada ahli waris yang memenuhi syarat dan/atau bersedia menjadi
Anggota.
n. Dalam hal ahli waris tidak memenuhi syarat dan/atau tidak bersedia menjadi
Anggota, Sertifikat Modal Koperasi dapat dipindahkan kepada Anggota lain oleh
Pengurus dan hasilnya diserahkan kepada ahli waris yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai SMK dan Setoran Pokok ini sedikit banyak mengikis asas
kekeluargaan koperasi. Ada kekhawatiran akan tergerusnya nilai-nilai luhur koperasi
dan asas kekeluargaannya terkait adanya ketentuan tersebut. Koperasi berpotensi
kehilangan arah dan hanya akan menjadi kancah persaingan antar anggotanya. 8
Menurut Kuswartono, bila dikaitkan dengan pengambilan keputusan dalam
koperasi, sejatinya SMK tidaklah berarti apa-apa karena sebanyak apapun seorang
anggota memiliki SMK, ia hanya memiliki satu suara. Meskipun SMK tidak disamakan
dengan hak suara pada badan usaha berbentuk PT dan dapat dipindah tangankan ke
anggota lain setelah 1 (satu) tahun hal ini dapat membuat asas kekeluargaan dalam
koperasi dilupakan. Dapat terjadi dalam praktik di lapangan anggota yang secara
ekonomi mampu akan menjadi pemodal terbesar dalam koperasi yang menjadikan
permodalan koperasi disokong oleh hanya segelintir anggota dan bukan oleh seluruh
anggota. Tidak menutup kemungkinan pula bila anggota “pemodal besar” tersebut
memiliki kepentingan tertentu kepemilikan SMK akan dituntut sama dengan hak suara.
Sejatinya koperasi juga merupakan “kapitalis” karena terdiri dari sekumpulan
orang yang menyerahkan modalnya kepada koperasi dalam wujud simpanan pokok,
simpanan wajib dan simpanan sukarela. Tidaklah tepat menuduh koperasi sebagai
kapitalis karena nyatanya memang koperasi adalah sekumpulan modal (Hariyanto :
2013).9
8
Ibid
9
Ibid
Bank Koperasi dan Lembaga-lembaga pemerintah.Wujud dari Modal Ekuiti
dapat berupa :
Sertifikat Keanggotaan. Sama seperti simpanan pokok di Indonesia. Anggota
akan diberikan Sertifikat Keanggotaan setelah membayar iuran dan tidak ada
bunga.
Saham Biasa. Pengurus yang menetapkan dividen. Ada 2 jenis, voting
common stock dan non voting common stock. Koperasi lebih senang jika
saham berada di tangan anggota aktif. Pada voting common stock, ketika
pemilik saham akan menjual sahamnya hendaknya prioritas pertama
diberikan kepada koperasi untuk membelinya kembali.
Saham Preferen. Terdapat dividen dengan tingkat bunga tetap tapi tidak ada
hak suara. Pemilik saham preferen menerima dividen terlebih dahulu daripada
pemilik saham biasa.Contoh perbedaan pembayaran dividen kepada prefered
stock dan common stock :
1. Sertifikat Ekuiti merupakan bukti adanya partisipasi anggota
dalam usaha atau kegiatan koperasi. Sama dengan simpanan
wajib di Indonesia
2. Capital Book Credits
Catatan atau pemberitahuan secara tertulis kepada anggota
bahwa sejumlah modal telah dikreditkan atas namanya dalam
pembukuan dari koperasi.
3. Cadangan
Merupakan sebaguan keuntungan yang tidak dibagikan kepada
anggota. Tujuannya untuk memberikan kedudukan financial
yang kuat Dikarenakan rencana perluasan usaha atau menjaga
kemungkinan rugi.
BAB III
KESIMPULAN