Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASPEK-ASPEK PERMODALAN KOPERASI

Dosen :
Tri Cahyono S.E

Nama Kelompok :
1. Devi Laraswati 175020100111010
2. Vidya Rizky Nurina 175020101111011
3. Adiyatma Firman 175020100111040
Mata Kuliah : Ekonomi Koperasi
Prodi : Ekonomi Pembangunan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

A. Arti Modal Bagi Koperasi

B. Sumber-Sumber Permodalan

C. Skim Kredit Program

D. Perbedaan Saham pada Koperasi dan Saham pada


Perseroan Terbatas

E. Dana Cadangan

F. Sumber Lain untuk Permodalan Koperasi

G. Permasalahan Koperasi di Indonesia

H. Permodalan Koperasi di Amerika Serikat

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi merupakan suatu bentuk badan usaha yang tujuannya adalah
mensejahterakan anggota-anggotanya,dalam proses pelaksanaannya koperasi
memiliki berbagai prinsip dan asas-asas yang dianut.Untuk menjadi koperasi yang
baik tentunya segala prinsip dan asas tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dan sama seperti jenis badan usaha
lain,dalam mendirikan sebuah koperasi juga diperlukan modal dan dalam proses
perkembangannya. Modal sangat dibutuhkan agar koperasi dapat berjalan efektif.
Masyarakat pada umumya hanya mengenal modal dalam koperasi yaitu
simpanan wajib, dan simpanan pokok, padahal masih banyak permodalan koperasi
yang lain, baik berasal dari dalam koperasi itu sendiri maupun yang berasal dari
luar koperasi. Ada yang berpandangan bahwa istilah simpanan merupakan ciri khas
koperasi Indonesia. Tetapi kekhasan tersebut tidak akan ada gunanya jika tidak
memiliki keunggulan dibanding yang lain. Malah sebaliknya kekhasan bisa
menempatkan koperasi menjadi eksklusif yang sulit bergaul atau bahkan tersisih dalam
pergaulan dunia usaha.
Di era globalisasi ini, koperasi dituntut harus mampu memperjuangkan
kepentingan anggotanya. Sumber permodalan dan dana Cadangan koperasi diatur
dalam UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Pengelolaan modal koperasi
yang baik,tentunya berdampak terhadap anggota-anggota koperasi tersebut,maka
dalam mengelola modal tersebut dibutuhkan pihak yang benar-benar memahami dan
tentunya berintegritas,agar tidak terjadi penyelewangandana dalam koperasi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Arti Modal Bagi Koperasi


Prof. R. S. Soeriaatmadja telah memberikan penekanannya pada “ koperasi
adalah kumpulan dari orang-orang....” Maksud dari hal tersebut adalah sebagai
pemberian penekanan bahwa koperasi itu bukanlah kumpulan dari modal (pemodal)
seperti halnya PT, yang dimana besar kecilnya modal yang ditanam oleh peserta atau
pemilik modal tersebut menentukan besar kecilnya hak suara anggota dalam
kebijaksaan dan pengelolaan usaha.
Meskipun Prof. R. S Soeriaatmadja memberikan definisi yang penekanannya
pada “kumpulan orang-orang”, ini tidaklah berarti bahwa modal itu tidak penting bagi
koperasi atau hanya merupakan suatu subordinate part saja. Seperti halnya PT, modal
bagi koperasi merupakan darah bagi tubuh manusia, dimana kalau tubuh tidak ada
darah, maka semua fungsi organ tidak bisa berjalan.1
Modal dalam koperasi,dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Untuk membiayai proses pendirian sebuah koperasi atau disebut biaya pra-
organisasi untuk keperluan : pembuatan akta pendirian atau anggaran dasar,
membayar biaya administrasi pengurusan izin yang diperlukan, sewa tempat
bekerja, ongkos transportasi, dan lain-lain.
b. Untuk membeli barang-barang modal. Barang-barang modal ini dalam
perhitungan perusahaan digolongkan menjadi harta tetap atau barang modal
jangka panjang.
c. Untuk modal kerja. Modal kerja biasanya digunakan untuk membiayai operasional
koperasi dalam menjalankan usahanya.

Menurut UU No.17 Tahun 2012, Koperasi adalah badan hukum yang


didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan
kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai
dengan nilai dan prinsip Koperasi.

1
Drs. Hendroojogi, Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktik, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta : 2015
Adam Smith mendefinisikan modal sebagai bagian dari nilai kekayaan yang
dapat mendatangkan penghasilan (Tom Gunadi,1981). Lazimnya modal dalam
koperasi diperoleh dari 2 (dua) cara yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib.
Simpanan pokok adalah simpanan yang disetorkan oleh anggota pada saat awal
bergabung dengan koperasi, sedang-kan simpanan sukarela wajib adalah simpanan
yang wajib disetorkan secara berkala dalam waktu tertentu kepada koperasi.2

2. Sumber-Sumber Permodalan
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 41,menyatakan bahwa
modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
a. Modal Sendiri
Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU No 25/1992
adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.Modal sendiri terdiri
dari :
 Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi
anggota.Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota. Mengenai cara penyerahan dan
penyetoran simpanan pokok dari anggota kepada koperasi dapat diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi,apakah dilakukan
sekaligus atau dengan cara diangsur.
 Simpanan Wajib
Simpanan Wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama,yang
wajib dibayar oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu.Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
 Simpanan khusus dan lain-lain misalnya : Simpanan sukarela : Yaitu jumlah
nilai uang tertentu yang diserahkan anggota (juga bukan anggota) atas kehendak
sendiri sebagai simpanan,yang dapat diambil kapan saja, Simpanan Qurba,dan
Deposito Berjangka.

2
Hariyanto, Perubahan Skema Permodalan Koperasi Dengan Berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian, EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013
 Dana Cadangan
Berdasarkan penjelasan pasal 41 UU No.25/1992, Dana Cadangan adalah
sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha,yang
dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan.Dana Cadangan ini tidak boleh dibagikan kepada
anggota,meskipun terjadi pembubaran koperasi. Dana ini pada
masa pembubaran,oleh penyelesai pembubaran dipakai untuk menyelesaikan
hutang-hutang koperasi,kerugian-kerugian koperasi, biaya-biaya penyelesaian
dan sebagainya.
 Hibah
Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa
hidupnya.Hibah ini dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut
diucapkan/ditulis oleh seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak
terakhir sebelum meninggal dunia dan baru berlaku setelah dia meninggal
dunia.
b. Modal Pinjaman
Dalam rangka mengembangkan kegiatan usahanya,koperasi dapat menggunakan
modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan
usahanya.Modal pinjaman dapat berasal dari :
 Anggota
Yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota termasuk calon
anggota yang memenuhi syarat. Pinjaman yang diperoleh dari anggota
koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota. Kalau
dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan
tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi
meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang
berasal dari anggota
 Koperasi lain/anggotanya
Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya didasari dengan perjanjian
kerja sama antar koperasi.
 Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jika tidak terdapat ketentuan khusus,koperasi sebagai debitur dari bank
atau lembaga keuangan lainnya diperlakukan sama dengan debitur
lain,baik mengenai persyaratan pemberian dan pengembalian kredit
maupun prosedur kredit.
 Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Dalam rangka mencari tambahan modal,koperasi dapat mengeluarkan
obligasi (surat pernyataan hutang) yang dapat dijual ke masyarakat.
Sebagai konsekuensinya, maka koperasi diharuskan membayar bunga
atas pinjaman yang diterima (nilai dari obligasiyang dijual) secara
tetap,baik besar maupun waktunya. Penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-udangan yang
berlaku. Dalam sejarah perkoperasian di 1ndonesia,baru satu buah
koperasi yang pernahmengeluarkan obligasi yaitu koperasi Bank
Bukopin yang dilakukan tahun 1989 yang bernilai Rp 30 Milyar,dimana
IKPN (sekarang 1KPRI) termasuk salah satu pembelinya.3
 Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum.Contoh : pemberian
saham kepada koperasi oleh perusahaan yang berbadan hukum (PT),
sebagai wujud himbauan Presiden Suharto beberapa waktu yang lalu di
peternakan Tapos Bogor. Pemberian ini pada praktiknya bukan hibah,
karena koperasi menerima saham tersebut tetapi harus membayar nilai
saham yang diterima. Hanya saja pembayaran nilai saham yang diterima
tidak secara tunai,tetapi dibayar dari dividen yang seharusnya diterima
koperasi tersebut. Hal ini terjadi sampai nilai saham yang diterima
koperasi tersebut terpenuhi.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian mengubah


paradigma mengenai permodalan koperasi. Pasal 66 ayat (1) undang-undang tersebut
mengatur bahwa modal koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal
Koperasi. Koperasi diper-bolehkan mencari sumber modal lain seperti ternyata dalam

3
Riski, Siti, dkk. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah “Permodalan Koperasi”, Bangka Belitung : 2015
Pasal 66 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian yaitu:
4

a. Hibah;
b. Modal penyertaan;
c. Modal pinjaman;
d. Sumber lain yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan peraturan
perundang- undangan.

Salah satu perbedaan mencolok yang terdapat dalam UU Nomor 17 Tahun 2012
tentang Perkoperasian adalah adanya aturan mengenai Sertifikat Modal Koperasi yang
sedikit banyak mirip dengan saham dalam PT.5

3. Skim Kredit Program


Untuk memperkuat struktur permodalan koperasi pada tahun 1998 Pemerinta
meluncurkan 17 Skim Kredit Program dengan persyaratan lunak dengan maksud untuk
bisa membantu Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah dalam memenuhi kebutuhan dana
yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya. Tingkat bunga untuk semua kredit
dalam 17 Sim Kredit Program jauh lebih rendah (10,5%-6% setahun), dibandingkan
dengan tingkat bunga kredit pasar yang berlaku pada periode yang sama.

Berikut adalah Ke-17 buah Skim Kredit tersebut:


1. Kredit Usaha Tani (KUT)
Kredit ini merupakan kredit modal yang diberikan melalui bank pemberi pemberi
kredit kepada koperasi primer sebagai pelaksana pemberi kredit kepada petani guna
membiayai usahanya dalam rangka intensifikasi padi, palawijaya dan hortilkultura.
2. Kredit Kepada Koperasi (KKOP)
Kredit modal kerja yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer dengan tujuan
untuk mendukung pengembangan koperasi di bidang agribisnis terutama untuk
pengadaan dan distribusi pangan serta pembiayaan pasca panen.
3. Kredit Kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya

4
Undang Undang Nomor.17 Tahun 2012
5
Hariyanto, Perubahan Skema Permodalan Koperasi Dengan Berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian, EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013
Kredit modal yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer dan diteruskan
kepada anggota anggotanya guna membiayai usaha produktif anggota koperasi.
Tujuan dari kredit ini adalah menyediakan fasilitas permodalan bagi anggota
koperasi primer untuk meningkatkan usahanya serta mengembangkan koperasi
primer.
4. Kredit kepada Koperasi Primer untuk anggotanya – Tebu Rakyat
Kredit modal yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer yang bertujuan
unutk menyediakan fasilitan modal kerja bagi anggota koperasi primer untuk
meningkatkan usahanya dan pendapatan petani tebu serta untuk mengembangkan
koperasiprimer.
5. Kredit Pembiayaan Tenaga Kerja Indonesia dengan pola kredit kepada koperasi
primer untuk anggotanya (KKPA –TKI)
Kredit ini merupakan modal kerja yang diberikan oleh bank melalui Perusahaan
Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk membiayai persiapan pemberangkatan
TKI keluar negeri.
6. Kredit dengn Pola Perusahaan Inti Ralyat Transmigrasi dalam rangka Pembukaan
Pemukiman di kawasan Timur Indonesia (KKP – PIR – Trans)
Kredit yang diberikan oleh bank untuk PIR – Trans melalui perusahaan inti yang
kemudian kredit tersebut akan dialihkan oleh perusahaan inti melalui koperasi
primer untuk anggotanya. Tujuan dari pemberian jenis kredit ini adlah untuk
menyediakan fasilitas permodalan untuk membiaya i usaha perkebunan tanaman
keras, yang terkait dengan Proyek Pemeukiman Transmigrasi batu di kawasan
Timur Indonesia
7. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola Bagi Hasil (KKPA
– Bagi Hasil)
Kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip bagi hasil kepada Koperasi
Primer dan Baitul Malwaat dengan tujuan untuk menyediakan asilitas permodalaan
bagi anggota koperasi primer, koperasi primer syariah lainnya dan Baitul Maalwat
Tanwil untuk meningkatkan usaha dan pendapatannya sekaligus mengembangkan
koperasi.
8. Kredit Pemilikan Rumah Sederhana (KPRS/KPRSS)
Kredit yang diberikan oleh masyarakat kepada masyarakat dengan tujuan untuk
penyediaan fasilitas pe,biayaan untuk pemilikan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah yang belum mampu mempunyai rumah.
9. Kredit Modal Kerja Bank perkreditan Rakyat/ Pembiayaan Modal Kerja BPRS
(KMK-BPR/PMK-BPRS)
Kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Perkreditan Rakyat dlam
rangka membantu membantu pendanaan BPR agar mampu memerikan pembiayaan
kepada usaha kecil.
10. Kredit Pembiayaan kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha Mikro melalui BPR
Kredit yang diberikan oleh BPR untuk pengusaha kecil atau pengusaha mikro agar
mampu mengembangka usahanya.
11. Kredit Penerapan Teknologi Tepat Guna (KPTTG-TASKIN)
Kredit yang disediakan untuk membantu kelompok keluarga keluarga miskin yang
siap ditingkatkan menjadi koperasi atau usaha kecil yang formal guna
mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan Teknologi Tepat Guna.
12. Kredit Modal Kerja Usaha kecil dan Menengah (KMK-UKM)
Kredit yang diberikan kepada usaha kecil dan menengah untuk membiayai usaha,
terutama yang bersifat padat karya, berorientasi ekspor dan usaha produktif lainnya.
13. Kredit Penerapan Teknologi Produk Unggula Daerah
Fasilitas kredit yang disediakan untuk membantu Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah (KUKM) guna mengembangkan usahanya sebagai produk unggulan
dara dengan memanfaatkan teknologi sesuai dengan skla produksinya.
14. Kredit Pengentasan Kemisikan Koperasi pasar
Kredit yang bertujuan untuk meningkatkan usaha ekonomi produktif keluarga yang
tergabung dalam kelompok Taskin melalui kerjasama dengan Koppas atau koperasi
lainnya.
15. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dalam rangka Pembiayaan
Usaha Unggas ( KKPA – Unggas)
Kredit yang digunakan untuk membiayai usaha peternakan ayam pedaging atau
ayam petelur, dengancatatan bahwa usaha tersebut tidak sedang mendapat fasilitas
kredit perbankan
16. Kredit Kepada Koperasi untuk Anggota Nelayan (KKPA – Nelayan)
Kredit permodalan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan perluasan
kesempatan kerja pada sub perikanan.
17. Kredit likuiditas Usaha Angkutan Umum Bus Perkotaan (KUA- UBP)
Kredit yang bertujuan untuk mempertahankan tingkat pelayanan kepada masyrakat
berpendapatan rendah serta membantu pembiayaan pembelian suku cadang
angkutan umum bus perkotaan.

4. Perbedaan Saham pada Koperasi dan Saham pada Perseroan Terbatas


Di negara seperti Amerika Serikat terdapat saham atau share sebagai bukti dari
modal equity yang mereka tanam dalam koperasi, seperti halnya saham pada Perseroan
Terbatas jika di Indonesia. Jika pada Perseroan Terbatas saham digunakan sebagai
motivasi untuk mencari keuntungan, di koperasi saham disebut sebagai contribution
share. Saham atau yang ekuivalen dengan simpanan pokok, berguna untuk pembayaran
uang di muka yang digunakan untuk pembiayaan usaha-usaha koperasi. Imbalan yang
diberikan adalah bunga tetap dan terbatas. Selain itu pada saham koperasi tidak ada
premi. Jika ingin dikembalikan ke anggotanya, maka akan dikembalikan sesuai jumlah
awal dan jika rugi maka akan dipotong dengan kerugian itu.
Jumlah modal akan naik jika ada anggota baru. Dan akan turun jika ada anggota
yang meninggal, mengundurkan diri atau dikeluarkan. Saham pada koperasi juga tidak
boleh diperjualbelikan. Sehingga untuk mendapatkan modal yang sesuai, maka pada
tahun 50-an dilakukan 2 cara yaitu mengutamakan kebutuhan jangka pendek dan harus
mau menerima jasa buruh.

5. Dana Cadangan
Di samping simpanan pokok dan wajib yang termasuk dalam modal sendiri,
dana cadangan dan hibah juga termasuk dalam modal sendiri. Menurut Pasal 41 UU
No. 25/1992 dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian
koperasi bila perlu.
Fungsi dari cadangan adalah untuk menjaga kemungkinan kemungkinan rugi
dan untuk memperkuat keudukan finansial dari koperasi terhadap pihak pihak uar dan
karenanya dapat dikatakan sebagai shockabsorbers dari kegiatan usaha Koperasi.
Tentang berapa bagian dari Sisa Hasil Usaha yang disisihkan untuk cadangan
ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sisa Hasil Usaha terdiri dari:
a. Yang diperoleh daru usaha yang diselenggarakan untuk anggota Koperasi dimana
disisihkan 25% untuk cadangan.
b. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota Koperasi
dimana disishkan 60% untuk cadangan.

Dilihat dari fungsinya ada 2 jenis cadangan yaitu : valuation reserve dan capital
reserve. Yang termasuk dalam valuation resserve adalah cadangan untuk depresiasi,
keusangan dan pinjaman yang macet. Dilihat dari cara pembetukannya ada 2 jenis
cadangan yaitu cadangan kolektif dan cadangan individu. Cadangan kolektif adlah
cadangan yang tidak ditulis atas nama anggota, jadi murni dipotong sekian persen dari
SHU untuk cadangan. Cadangan individual adalah cadangan yang dibagi bagikan
kepada anggota jika koperasi kelak dibubarkan.

6. Sumber Lain untuk Permodalan Koperasi


Selain modal sendiri, dan modal pinjaman,koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan. Pemupukan modal dari modal
penyertaan,baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat
dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi terutama yang
berbentuk investasi. Pemilik modal penyertaan ikut menanggung resiko. Pemilik modal
penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota dan dalam menentukan
kebijaksanaan koperasi secara keseluruhan. Namun,pemilik modal penyertaan dapat
diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi yang didukung oleh
modal penyertaanya sesuai dengan perjanjian.
Dalam hubungan ini,modal ventura merupakan cara yang terbaik bagi
pemupukan modal koperasi. Modal ventura adalah salah satu bentuk dari penyertaan
modal dimana setelah selang waktu yang telah ditentukan, modal harus ditarik kembali
oleh pemilik modal penyertaan. Pembatasan waktu yang diberikan kepada modal
ventura untuk Indonesia adalah 10 tahun. Penyertaan modal dalam suatu perusahaan
atau koperasi pada dasarnya merupakansuatu investasi untuk mana kepada pemiliknya
harus diberikan bukti keikutsertaanya dalam bentuk saham. Dengan memperhatikan
pasal 42 beserta penjelasannya kiranya bentuk nonvoting preferred stock (saham
preferen yang tidak diberikan hak suara) bagi modal ventura adalah yang paling tepat.
Meskipun UU No. 25 Tahun 1992 telah memberikan keleluasaan pengembangan modal
kepada koperasi, namun dalam pelaksanaannya perlu diwaspadai agar pengelolaan dan
pengawasannya tetap berada di tangan para anggota koperasi sesuai dengan demokrasi
koperasi.
Pemberian keleluasaan tanpa batas kepada modal penyertaan bisa
membahayakan eksistensi koperasi itu sendiri. Tetapi di lain pihak,memberi batasan-
batasan terlalu ketat bagi masuknya modal penyertaan akan tidak menarik bagi pemilik
modal. Oleh karena itu perlu dicarikan pola kerja sama antara koperasi dengan pemilik
modal penyertaan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dengan
memperhatikan pasal 42 beserta penjelasannya dan keinginan para pemilik modal
penyertaan,yang menginginkan keamanan dari modal yang ditanamkannya di satu
pihak dan asas demokrasi koperasi di lain pihak.
Sumber permodalan koperasi yang lain adalah dana penyissihan 1-5% dari laba
BUMN/BUMD, per 1 November 1989 Menteri Keuangan telah mengeluarakan SK
Nomor 1232/KMK/613/989 tentang “pedoman pembinaan pengusaha ekonomi lemah
dan koperasi melalui BUMN”, di mana diantaranya diputuskan bahwa pembiayaan
yang diperlukan untuk melaksanakan pembinaan tersebut disediakan dan bagian laba
BUMN yang besarnya 1-5 % dapat berupa peningkatan kemampuan modal kerja,antara
lain pengadaan bahan baku dan modal usaha.

7. Permasalahan Koperasi di Indonesia


Dalam koperasi di 1ndonesia, kebanyakan anggotanya merupakan golongan
ekonomi lemah, seperti petani, nelayan, pengrajin, buruh, karyawan, pegawai
negeri,dll. Dan sulit untuk menghimpun modal dan menanggung resiko. Untuk
mengatasi permasalahan ini, guna mendapatkan modal yang sesuai dengan kebutuhan,
dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu :
a. Mengusahakan agar ruang lingkup koperasi berdasarkan actual need.
b. Koperasi mau menerima jasa buruh sebagai pengganti pembayaran tunai untuk
modal
c. Memperbolehkan anggota membayar simpanan pokok dengan dicicil

Lahirnya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian (yang


selanjutnya disebut UU Koperasi), sedikit banyak mengubah pengelolaan koperasi. UU
Koperasi ini sedikit banyak menimbulkan keterkejutan di kalangan pelaku koperasi.
Selain karena materi muatan yang terkandung dalam UU Koperasi yang dinilai tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, lahirnya UU Koperasi dinilai tidak memberikan
arah yang jelas perihal perkembangan koperasi ke depannya atau dengan kata lain
koperasi kehilangan arah untuk berkembang. 6
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian adalah undang-
undang keempat yang dikeluarkan pemerintah. Berturut-turut pemerintah telah
mengeluarkan undang-undang koperasi pada tahun 1965, 1967 dan 1992. Dalam
undang-undang terdahulu dan UU Koperasi terbaru asas dan prinsip koperasi selalu
sama yaitu berasaskan kekeluargaan dan memiliki prinsip salah satunya keanggotaan
bersifat sukarela.
UU Koperasi mengusung prinsip dan asas yang sama namun dengan muatan
berbeda. Bila dalam undang-undang koperasi terdahulu modal koperasi diperoleh dari
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela, maka menurut UU Koperasi
modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi (SMK). Dalam
ketentuan Pasal 68 UU Koperasi disebutkan bahwa setiap anggota koperasi wajib
membeli SMK yang jumlah minimumnya ditetapkan dengan Anggaran Dasar.
Sertifikat Modal Koperasi (SMK), memiliki ciri khas sebagai berikut : 7
a. Diterbitkan oleh Koperasi pada saat :
- Pendirian Koperasi baru, untuk menghimpun modal awal, disebut SMK seri
Perdana,
- konversi modal, bagi Koperasi yang telah berdiri/ada saat ini, disebut SMK
seri Konversi
- Penerbitan ulang SKM, yaitu untuk memperoleh tambahan modal sendiri
yang diperukan untuk pengembangan usaha Koperasi, disebut SMK seri
Penerbitan Ulang.
b. Pada saat pendirian SMK Harus dimliki oleh anggota dengan cara membeli dalam
jumlah minimum
c. Memiliki nilai nominal, dengan maksimum nilai nominal sama dengan nilai
Setoran Pokok.
d. Pemilikan SMK dalam jumlah minimum tersebut merupakan tanda bukti
penyertaan modal Anggota di usaha/perusahaan Koperasi. Diberikan bukti
penyetoran atas pembelian Sertifikat Modal Koperasi yang telah disetor lunas .

6
Ibid
7
Suwandi, Memahami “Modal Koperasi” pada UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, Jakarta :
Maret 2013
e. Tidak memiliki hak suara.
f. ikeluarkan/diterbitkan atas nama, dimana nama dan nomor keanggotaan ditulis
pada lembar SKM
g. Nilai nominal Sertifikat Modal Koperasi dicantumkan dalam mata uang Republik
Indonesia.
h. Penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dapat dilakukan dalam bentuk uang
dan/atau dalam bentuk lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
i. Dapat dipindahtangankan kepada Anggota yang lain, tetapi tidak boleh
menyimpang dari ketentuan tentang kepemilikan Sertifikat Modal Koperasi dalam
jumlah minimum .
j. Pemindahan/pengalihan Sertifikat Modal Koperasi oleh seorang Anggota
dianggap sah jika:
 Sertifikat Modal Koperasi telah dimiliki paling singkat selama 1 (satu) tahun;
 b) Pemindahan/pengalihan dilakukan kepada Anggota lain dari Koperasi yang
bersangkutan;
 c) Setiap pemindahan/pengalihan SMK dilaporkan kepada Pengurus;
dan/atau
 d) belum ada Anggota lain atau Anggota baru yang bersedia membeli
Sertifikat Modal Koperasi untuk sementara Koperasi dapat membeli lebih
dahulu dengan menggunakan Surplus Hasil Usaha tahun berjalan sebagai
dana talangan dengan jumlah paling banyak 20% (dua puluh persen) dari
Surplus Hasil Usaha tahun buku tersebut.
k. Dalam hal keanggotaan diakhiri Anggota yang bersangkutan wajib menjual
Sertifikat Modal Koperasi yang dimilikinya kepada Anggota lain dari Koperasi
yang bersangkutan berdasarkan harga Sertifikat Modal Koperasi yang ditentukan
Rapat Anggota.
l. Perubahan nilai Sertifikat Modal Koperasi mengikuti standar akuntansi keuangan
yang berlaku dan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
m. Sertifikat Modal Koperasi dari seorang Anggota yang meninggal dapat
dipindahkan kepada ahli waris yang memenuhi syarat dan/atau bersedia menjadi
Anggota.
n. Dalam hal ahli waris tidak memenuhi syarat dan/atau tidak bersedia menjadi
Anggota, Sertifikat Modal Koperasi dapat dipindahkan kepada Anggota lain oleh
Pengurus dan hasilnya diserahkan kepada ahli waris yang bersangkutan.

Ketentuan mengenai SMK dan Setoran Pokok ini sedikit banyak mengikis asas
kekeluargaan koperasi. Ada kekhawatiran akan tergerusnya nilai-nilai luhur koperasi
dan asas kekeluargaannya terkait adanya ketentuan tersebut. Koperasi berpotensi
kehilangan arah dan hanya akan menjadi kancah persaingan antar anggotanya. 8
Menurut Kuswartono, bila dikaitkan dengan pengambilan keputusan dalam
koperasi, sejatinya SMK tidaklah berarti apa-apa karena sebanyak apapun seorang
anggota memiliki SMK, ia hanya memiliki satu suara. Meskipun SMK tidak disamakan
dengan hak suara pada badan usaha berbentuk PT dan dapat dipindah tangankan ke
anggota lain setelah 1 (satu) tahun hal ini dapat membuat asas kekeluargaan dalam
koperasi dilupakan. Dapat terjadi dalam praktik di lapangan anggota yang secara
ekonomi mampu akan menjadi pemodal terbesar dalam koperasi yang menjadikan
permodalan koperasi disokong oleh hanya segelintir anggota dan bukan oleh seluruh
anggota. Tidak menutup kemungkinan pula bila anggota “pemodal besar” tersebut
memiliki kepentingan tertentu kepemilikan SMK akan dituntut sama dengan hak suara.
Sejatinya koperasi juga merupakan “kapitalis” karena terdiri dari sekumpulan
orang yang menyerahkan modalnya kepada koperasi dalam wujud simpanan pokok,
simpanan wajib dan simpanan sukarela. Tidaklah tepat menuduh koperasi sebagai
kapitalis karena nyatanya memang koperasi adalah sekumpulan modal (Hariyanto :
2013).9

8. Permodalan Koperasi di Amerika Serikat


Di Amerika Serikat ada 2 jenis koperasi. Yaitu stock cooperatives (78%) dan non
stock cooperative (22%). Stock cooperatives ini tidak ditemukan di Indonesia.
a. Modal
Sama seperti Indonesia, terdapat modal ekuiti dan modal pinjaman. Modal
ekuiti diperoleh dari anggota, investor bukan anggota dan hasil dari koperasi
usaha koperasi sendiri. Modal pinjaman diperoleh dari Bank-bank Komersial,

8
Ibid
9
Ibid
Bank Koperasi dan Lembaga-lembaga pemerintah.Wujud dari Modal Ekuiti
dapat berupa :
 Sertifikat Keanggotaan. Sama seperti simpanan pokok di Indonesia. Anggota
akan diberikan Sertifikat Keanggotaan setelah membayar iuran dan tidak ada
bunga.
 Saham Biasa. Pengurus yang menetapkan dividen. Ada 2 jenis, voting
common stock dan non voting common stock. Koperasi lebih senang jika
saham berada di tangan anggota aktif. Pada voting common stock, ketika
pemilik saham akan menjual sahamnya hendaknya prioritas pertama
diberikan kepada koperasi untuk membelinya kembali.
 Saham Preferen. Terdapat dividen dengan tingkat bunga tetap tapi tidak ada
hak suara. Pemilik saham preferen menerima dividen terlebih dahulu daripada
pemilik saham biasa.Contoh perbedaan pembayaran dividen kepada prefered
stock dan common stock :
1. Sertifikat Ekuiti merupakan bukti adanya partisipasi anggota
dalam usaha atau kegiatan koperasi. Sama dengan simpanan
wajib di Indonesia
2. Capital Book Credits
Catatan atau pemberitahuan secara tertulis kepada anggota
bahwa sejumlah modal telah dikreditkan atas namanya dalam
pembukuan dari koperasi.
3. Cadangan
Merupakan sebaguan keuntungan yang tidak dibagikan kepada
anggota. Tujuannya untuk memberikan kedudukan financial
yang kuat Dikarenakan rencana perluasan usaha atau menjaga
kemungkinan rugi.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,maka


dapat disimpulkan bahwa modal adalah suatu kekayaan perusahaan yang digunakan
dalam pendirian sebuah usaha serta dalam kegiatan perusahaan,dan diukur melalui
satuan nilai uang,modal diharapkan memiliki manfaat di masa yang akan datang. Tentu
modal sangat diperlukan dalam sebuah koperasi,salah satunya adalah untuk
pembiayaan pendirian koperasi serta membeli barang- barang modal.
Sumber-sumber permodalan koperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 terbagi
dua baik berasal dari dalam (modal sendir) seperti simpanan wajib,simpanan pokok,
simpanan khusus dan lain-lain misalnya :simpanan sukarela, simpanan Burba, dan
deposito berjangka, dana cadangan,dan hibah.Sedangkan modal yang berasal dari luar
(modal pinjaman) misalnya, pinjaman dari anggota, pinjaman dari koperasi lain,
pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan surat berharga atau
obligasi, serta sumber lain yang sah.
Di 1ndonesia,permasalahan permodalan dalam koperasi yang terutama adalah
tidak adanya sistem cicil dalam membayar simpanan pokok, yang cukup memberatkan
masyarakat golongan menengah ke bawah,yang pada umumnya menjadi anggota
koperasi. Dan kurangnya sosialisasi tentang peraturan baru mengenai koperasi,
kurangnya pemahaman pada masyarat ini akan menimbulkan miscomunication antara
pengurus koperasi dengan masyarakat awam.
Selain sumber-sumber permodalan yang telah disebutkan diatas,terdapat pula
sumber modal lain bagi koperasi yaitu modal penyertaan contohnya modal ventura,dan
dana penyisihan 1-5% dari laba.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyanto, Perubahan Skema Permodalan Koperasi Dengan Berlakunya


Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, EKBISI, Vol. VII,
No. 2, Juni 2013
Riski, Siti, dkk. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah “Permodalan Koperasi”,
Bangka Belitung : 2015
Suwandi, Memahami “Modal Koperasi” pada UU Nomor 17 Tahun 2012
Tentang Perkoperasian, Jakarta : Maret 2013
Drs. Hendroojogi, Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktik, PT Raja Grafindo
Persada : Jakarta : 2015

Anda mungkin juga menyukai