Anda di halaman 1dari 27

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

Kata bisnis diambil dari Bahasa Inggris Business yang berarti kegiatan usaha.
Secara luas, kata bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang
dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus-menerus, yaitu berupa
kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk
diperjualbelikan, dipertukarkan, atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.
Secara garis besar, kegiatan bisnis dapat dikelompokkan atas 5 bidang usaha, yaitu
sebagai berikut:
a. Bidang Industri
b. Bidang Perdagangan
c. Bidang Jasa
d. Bidang Agraris
e. Bidang Ekstraktif
Dalam kegiatan bisnis, ada pula yang membedakannya dalam 3 bidang usaha, yaitu
sebagai berikut:
a. Bisnis dalam arti kegiatan perdagangan (Commerce), yaitu keseluruhan
kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri ataupun antara negara untuk tujuan
memperoleh keuntungan.
b. Bisnis dalam arti kegiatan industri (Industry), yaitu kegiatan memproduksi
atau menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya.
c. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (Service), yaitu kegiatan yang
menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan.

Badan Hukum
Unsur perkumpulan, yaitu:
- adanya unsur kepentingan bersama,
- adanya unsur kehendak bersama,
- adanya unsur tujuan, dan
- adanya unsur kerjasama yang jelas.

1
Keempat unsur ini selalu ada pada tiap-tiap perkumpulan baik yang berbadan
hukum maupun yang bukan badan hukum. Perkumpulan yang berbentuk badan hukum
diantaranya Perseroan Terbatas (PT), Koperasi dan Yayasan.
Definisi dari Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas yang mulai berlaku pada tanggal 7 Maret 1996:
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham,
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan
pelaksanaannya.
Sedangkan menurut Prof. Soekardono, Perseroan Terbatas adalah suatu perserikatan
yang bercorak khusus untuk tujuan memperoleh keuntungan ekonomis.

A. Pendirian PT
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 telah diatur dengan jelas bahwa
suatu perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan suatu akta notaris yang
dibuat dalam bahasa Indonesia. Orang di sini dimaksudkan adalah orang
perseorangan atau badan hukum.
Dalam akta pendirian PT sekurang-kurangnya harus memuat antara lain:
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri;
b. Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,
dan kewarganegaraan anggota direksi dan komisaris yang pertama kali
diangkat; dan
c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian
jumlah saham, nilai nominal atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang
telah ditempatkan dan disetor pada saat pendirian.
Selain itu, ada 2 hal yang tidak boleh dimuat dalam akta pendirian PT, yaitu:
a. Ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham; dan
b. Ketentuan tentang pemberian keuntungan pribadi kepada pendiri atau pihak
lain.

B. Direksi dan Komisaris

2
Menurut Pasal 84 UU Perseroan Terbatas, ada 2 hal di mana anggota direksi
tidak berwenang mewakili perseroan, yaitu dalam hal:
a) terjadi perkara di depan pengadilan antara perseroan dengan anggota direksi
yang bersangkutan; dan
b) anggota direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang
bertentangan dengan kepentingan perseroan.
Selain itu, ada 4 kewajiban direksi yang telah ditentukan undang-undang, yaitu:
a. Wajib membuat dan memelihara daftar pemegang saham, Risalah RUPS,
dan risalah rapat direksi.
b. Wajib menyelenggarakan pembukuan perseroan.
c. Wajib melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan
atau keluarganya.
d. Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan atau menjadikan
jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan.
Secara tegas, Pasal 97 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 menyebutkan bahwa
komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan
serta memberikan nasihat kepada direksi.
Dilihat dari hukumnya, status/ kedudukan komisaris itu ada 3 macam, yaitu:
1. Komisaris yang diangkat tanpa upah dan bukan merupakan pemegang
saham. maka status hukumnya adalah sebagai pemegang kuasa perusahaan
atau RUPS.
2. Komisaris yang diangkat dengan upah, dan bukan merupkan pemegang
saham. maka status hukumnya adalah buruh pemegang saham.
3. Komisaris yang diangkat dengan diberi upah, maka status hukumnya adalah
buruh pemegang kuasa dan anggota RUPS.

Bukan Badan Hukum


Dalam literatur hukum, ada 3 macam perkumpulan yang tidak termasuk kategori
sebagai badan hukum, (bukan badan hukum), yaitu persekutuan perdata, persekutuan/
perusahaan firma (Fa), dan persekutuan/ perusahaan komanditer (CV).
Perbedaan yang sangat mencolok antara bentuk usaha yang berbentuk badan hukum
dan yang bukan badan hukum, tampak sekali dari prosedur pendirian badan usaha

3
tersebut. Bila seseorang akan mendirikan perkumpulan/ perusahaan yang bukan badan
hukum, maka syarat adanya pengesahan akta pendirian oleh pemerintah tidak
diperlukan.

Firma dan CV
Dalam Pasal 16 KUHD disebutkan bahwa yang dinamakan persekutuan firma
ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan
dengan nama bersama.
Sesuai bentuk usahanya, ada 2 kesulitan peran dan tanggung jawab anggota
firma, yaitu:
1. Setiap anggota firma selalu mempertaruhkan seluruh kekayaan
pribadinya.
2. Kelangsungan hidup firma tidak terjamin, misalnya ada salah seorang
peserta keluar atau meninggal.
Menurut Pasal 19 KUHD disebutkan bahwa perusahaan komanditer (CV)
adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara
satu orang atau beberapa orang persero yang secara tanggung menanggung
bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung jawab soliter) pada satu pihak, dan
satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak yang lain.

Macam- macam CV
Dalam kepustakaan, dikenal ada 3 macam CV, yaitu:
1. CV dengan diam-diam;
2. CV dengan terang-terangan; dan
3. CV dengan saham-saham.
CV dengan diam-diam adalah CV yang belum menyatakan dirinya dengan
terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai CV. Bila CV bertindak keluar, masih
menyatakan diri sebagai firma, tetapi ke dalam sudah menjadi CV.
Sedangkan CV dengan terang-terangan yaitu CV yang dengan terang-terangan
menyatakan dirinya sebagai CV kepada pihak ketiga. Untuk CV dengan saham,
sebenarnya merupakan CV terang-terangan yang modalnya terdiri dari saham-

4
saham. CV dengan saham ini sebenarnya hampir sama dengan perseroan terbatas,
dan tidak diatur dalam KUHD.

Persamaan CV dan PT:


1. Modalnya sama-sama terdiri dari saham-saham, meskipun bagi persekutuan
komanditer dengan saham berbentuk saham atas nama; sedangkan pada
perseroan terbatas dapat berbentuk atas nama atau atas pembawa;
2. Pengawasan, di mana pada CV dengan saham dapat ditetapkan salah
seorang dari sekutu komanditer sebagai komisaris, yang bertugas untuk
mengawasi pekerjaan sekutu kerja atau sekutu komplementer. Meskipun
sebagai pengawas (komisaris), tetapi sebagai sekutu komanditer tetap tidak
diperbolehkan mencampuri urusan pengurusan, meskipun dalam perjanjian
pendirian persekutuan ditetapkan bahwa mengenai perbuatan-perbuatan
tertentu, sekutu kerja harus minta persetujuan lebih dahulu kepada sekutu
komanditer/ pengawas tersebut.
Perbedaan CV dan PT:
1. Pada PT tidak ada sekutu kerja, yang bertanggung jawab penuh secara
pribadi untuk keseluruhan. Pertanggungjawaban semacam itu dalam PT ada
pada direksi (pengurus) yang telah melakukan perbuatan hukum sebelum
pendaftaran dan pengumuman PT yang bersangkutan seperti dimaksud
dalam Pasal 39 KUHD;
2. Direksi pada PT tidak boleh diangkat untuk waktu selama-lamanya,
sedangkan sekutu kerja pada CV dengan saham dapat diangkat untuk
selamanya.

2. Koperasi
Yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu kerja sama antara orang-orang yang
tidak bermodal untuk mencapai suatu tujuan kemakmuran bersama, bukan untuk
mencari keuntungan.

5
Pengertian di atas sesuai dengan yang dijelaskan dalam Undang-undang
Perkoperasian, yaitu badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Perbedaan koperasi dan bentuk usaha lainnya, dapat dilihat dari unsur-unsur yang
ada pada koperasi dan bentuk usaha lainnya (Firma, CV, dan PT), yaitu:
- Unsur para pihak
- Unsur tujuan
- Unsur modal
- Pembagian sisa hasil usaha

Fungsi, Prinsip dan Bentuk Koperasi


Menurut UU Koperasi, fungsi dan peran koperasi adalah:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperoleh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Prinsip koperasi berdasarkan Pasal 5 UU Perkoperasian adalah:
1. Keanggotaan bersifat sukarela
2. Pengelolaannya dilakukan secara demokratis
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian dan kerja sama antarkoperasi.

6
Sesuai dengan ketentuan Pasal 9 s. d. Pasal 14, setelah akta pendirian koperasi
disahkan oleh pemerintah, maka koperasi akan memperoleh status sebagai badan
hukum.

Keanggotaan dan Perangkat Organisasi


Tiap anggota dalam koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang disebutkan
dalam Pasal 20, yaitu sebagai berikut:
Hak-hak anggota koperasi, yaitu:
a) menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat
anggota;
b) memilih dan/ atau dipilih menjadi anggota pengurus dan pengawas;
c) meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar;
d) mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota
baik diminta maupun tidak diminta;
e) memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara
sesama anggota; dan
f) mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam anggaran dasar.
Kewajiban anggota koperasi adalah:
a) mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang
telah disepakati dalam rapat anggota;
b) berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi;
dan
c) mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas
kekeluargaan.

Menurut Pasal 21, ada 3 perangkat koperasi, yang terdiri dari:


1) Rapat Anggota
2) Pengurus
3) Pengawas

Hal-hal yang biasanya ditetapkan dalam rapat anggota adalah:

7
Anggota dasar.
Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.
Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.
Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan.
Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.
Pembagian sisa hasil usaha, dan
Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
Mengenai tugas dan wewenang pengurus koperasi, telah dijelaskan dalam Pasal
30, yang berbunyi sebagai berikut:
Tugas pengurus:
a. Mengelola koperasi dan usahanya.
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi.
c. Menyelenggarakan rapat anggota.
d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, dan
f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
Wewenang pengurus:
a. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaraan dasar.
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi
sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota, dan
d. Mengangkat pengelola koperasi yang diberi wewenang dan kuasa untuk
mengelola usaha koperasi.

Tugas pengawas:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

8
Wewenang pengawas:
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
c. Merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga.

Modal, SHU dan Pembubaran Koperasi


Menurut Pasal 41, modal koperasi terdiri atas 2 macam, yaitu modal sendiri dan
modal pinjaman. Yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung
resiko atau disebut modal ekuiti. Modal sendiri berasal dari: Simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan, dan hibah.
Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari: Anggota, koperasi lainnya dan/
atau anggota, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat
utang lainnya, serta sumber lain yang sah.
Koperasi dapat dibubarkan berdasarkan keputusan rapat anggota atau
berdasarkan keputusan pemerintah. Pembubaran koperasi berdasarkan keputusan
pemerintah akan dapat dilakukan bila terdapat 3 alasan, yaitu:
a) terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang-undang;
b) kegiatan koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan/ atau kesusilaan;
dan
c) kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi diharapkan.

Yayasan
Dengan disahkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan,
berarti landasan hukum pembentukan suatu yayasan telah jelas. Dimana isi Pasal 1
menjelaskan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
Pasal 28 Ayat (1) menegaskan bahwa Pembina adalah organ yayasan yang
mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh
undang-undang tentang yayasan atau anggaran dasar yayasan. Pengawas tersebut adalah
perseorangan sebagai pendiri yayasan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat

9
anggota pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan
tujuan yayasan.
Pembina mempunyai kewenangan meliputi:
a. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar.
b. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota pengawas.
c. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan.
d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan, dan
e. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan.
Hal kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
bentuk uang atau barang. Selain itu, kekayaan yayasan dapat juga diperoleh dari:
g) sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan atau bantuan
sukarela yang diterima yayasan baik dari negara, masyarakat maupun dari pihak
lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
h) wakaf;
i) hibah;
j) hibah wasiat; dan
k) perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya suatu yayasan dapat bubar dengan beberapa alasan seperti diatur
dalam Pasal 62, yaitu karena:
a) jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir;
b) tujuan yayasan yang ditetapkan dalam anggaran dasar tercapai atau tidak
tercapai;
c) putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap berdasarkan
alasan:
1) yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan;
2) tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit; atau
3) harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah
pernyataan pailit tersebut.

10
KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA

Kontrak sangatlah penting dewasa ini terutama dalam dunia usaha, maka
daripada itu pengetahuan akan kontrak yang benar dan penyelesaiannya jika
muncul masalah haruslah dikuasai oleh para pelaku usaha.
Adapun syarat sahnya suatu kontrak adalah:
1. Adanya kata sepakat di antara para pihak
2. Adanya kecakapan tertentu
3. Adanya hal tertentu
4. Adanya suatu sebab yang halal
Namun dalam pasal 1330 KUH Perdata disebutkan orang-orang yang tidak
cakap untuk membuat suatu kontrak, yaitu:
1. Orang-orang yang belum dewasa
2. Orang-orang yang ditaruh di bawah pengampunan
3. Orang-orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan dengan undang-
undang, dan semua orang kepada siapa UU telah melarang membuat
perjanjian-perjanjian tertentu.
Perlu diketahui adanya 3(tiga) asas perjanjian dan kekecualiannya. Ketiga
asas perjanjian tersebut adalah asas kebebasan berkontrak, asas kekuatan
mengikat, dan asas bahwa perjanjian hanya melahirkan ikatan antara pihak yang
membuatnya. Asas kebebasan berkontrak bisa dalam hal bentuk dan isinya, yaitu
dalam bentuk konsensus atau persetujuan dan pembuatan suatu akta khusus yang
merupakan suatu bukti, dalam isi disini berarti bahwa isi kontrak sesuai dengan
keinginan si pembuat kontrak.

Anatomi suatu kontrak


Setiap akta/ kontrak, baik yang dibuat di bawah tangan maupun akta
otentik biasanya akan terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

11
1. Judul
2. Kepala
3. Komparisi
4. Sebab/ dasar
5. Syarat-syarat
6. Penutup
7. Tanda tangan
Mengenai syarat-syarat dalam suatu akta perjanjian dapat dibagi atas
3(tiga) syarat, yaitu:
1. Syarat Esensialia
Adalah syarat yang harus ada dalam perjanjian. Jika syarat ini tidak
ada, maka perjanjian tersebut cacat(tidak sempurna). Artinya tidak mengikat
para pihak. Misalnya dalam perjanjian sewa menyewa tidak ada syarat tentang
barang dan harga sewa, dan seterusnya.
2. Syarat Naturalia
Syarat naturalia adalah syarat yang biasa dicantumkan dalam
perjanjian. Apabila syarat ini tidak ada, perjanjian tidak akan cacat tapi tetap
sah. Syarat naturalia mengenai suatu perjanjian terdapat dalam peraturan
perundang-undangan dan kebiasaan. Oleh sebab itu jika para pihak tidak
mengatur syarat naturalia dalam perjanjian, maka yang berlaku adalah yang
diatur dalam perundang-undangan atau kebiasaan. Misalnya dalam perjanjian
sewa-menyewa, bila tidak diatur syarat bahwa kalau menyewa memasang
pompa listrik ia boleh mengambil pompa air jika ia meninggalkan rumah
setelah masa sewa berakhir.
3. Syarat Aksidentalia
Syarat aksidentalia adalah merupakan syarat-syarat yang bersifat
khusus. Syarat aksidentalia ini biasanya tidak mutlak dan tidak biasa, tetapi
apabila para pihak menganggap bagian tersebut perlu dimuat dalam akta bisa
dicantumkan dalam akta.
Kata-kata penutup yang berisi pernyataan bahwa merekalah yang
membuat pernyataan dalam akta tersebut beserta tanda tangannya. Dengan tanda

12
tangan berarti para pihak telah menyetujui atau mengikatkan dirinya dalam
kontrak dan akan melaksanakan kontrak yang telah dibuat.

Penyelesaian sengketa kontrak


Keadaan yang tercantum dalam kontrak tidak selamanya selaras dengan
kenyataan dilapangan, dan seringkali terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan
kontrak yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini ada dua cara dalam
menanggapi persengketaan kontrak, yaitu:
1. Jalur pengadilan
Dalam hubungan bisnis, hubungan yang terjadi diantara para pihak
termasuk dalam ikatan perdata. Oleh karena itu apabila terjadi sengketa
kontrak, diselesaikan secara perdata pula. Yang dimulai dengan pelayangan
surat gugatan ke pengadilan di wilayah hukum tergugat berada.
Proses peradilan ini pada umumnya akan diselesaikan melalui usaha
perdamaian oleh hakim pengadilan perdata. Perdamaian bisa dilakukan juga
diluar pengadilan. Maka jika hal ini sudah tercapai, akan berakibat pada
dicabutnya gugatan oleh penggugat dengan atau tanpa persetujuan tergugat.
Jika jalur perdamaian mengalami jalan buntu, maka jalur peradilan
akan dilalui. Namun dalam jalur peradilan ini akan memakan waktu yang
lama. Karena dalam prosesnya sampai ke akhir, dimulai dari surat gugatan ke
Pengadilan Negeri, proses banding ke Pengadilan Tinggi dan terakhir proses
kasasi ke Mahkamah Agung.
2. Jalur Arbitrase
Jalur arbitrase merupakan jalur alternatif lain melalui suatu lembaga
yang dinamakan arbitrase (perwasitan). Arbitrase berarti kekuasaan untuk
menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan. Yaitu kebijaksanaan yang
berdasarkan norma-norma hukum. Jalur arbitrase merupakan suatu jalur

13
musyawarah yang melibatkan pihak ketiga sebagai wasit, yang bukan hakim
namun dalam pelaksanaan keputusannya harus dengan bantuan hakim.

Dengan kata lain arbitrase adalah proses penyelesaian atau pemutusan


sengketa oleh seorang hakim atau para hakim yang berdasarkan persetujuan
bahwa mereka akan tunduk kepada atau mentaati keputusan yang diberikan oleh
para hakim yang mereka pilih atau tunjuk.
Dengan menggunakan lembaga arbitrase dalam penyelesaian suatu
sengketa, setidaknya ada 3(tiga) keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu:
1. Waktu yang cepat dalam penyelesaian sengketa
2. Adanya orang-orang yang ahli sebagai wasit/ hakim
3. Rahasia para pihak yang bersengketa terjaga

BANI dan Konvensi Internasional


BANI didirikan atas prakarsa dari para pengusaha (KADIN), yang
bertujuan untuk memberikan penyelesaian yang adil dan cepat dalam sengketa
perdata mengenai soal perdagangan, industri dan keuangan, baik yang bersifat
nasional maupun internasional. Selain berwenang untuk menyelesaikan sengketa-
sengketa perdata, BANI juga berwenang untuk memberikan suatu pendapat yang
mengikat (binding opinion) tanpa adanya suatu sengketa, kalau diminta oleh para
pihak dalam perjanjian. Putusan BANI merupakan suatu keputusan yang mengikat
yang wajib ditaati oleh para pihak.
Mengenai hal klausula arbitrase, umumnya BANI menyarankan kepada
para pihak yang ingin menggunakan arbitrase BANI agar mencantumkan dalam
perjanjian mereka klausula standar sebagai berikut: semua sengketa yang timbul
dari perjanjian ini akan diselesaikan dalam tingkat pertama dan terakhir menurut
peraturan prosedur BANI oleh arbiter yang ditunjuk menurut peraturan tersebut.
Jika dalam klausa perjanjian yang telah dibuat ditentukan oleh atau
diselesaikan oleh arbitrase menurut peraturan BANI, maka aturannya adalah
sebagai berikut:
1. Pendaftaran ke BANI

14
Dengan membuat surat permohonan yang berisi nama lengkap, tempat
tinggal kedua pihak, uraian singkat tentang duduknya perkara, apa yang
dituntut.
2. Pemeriksaan sengketa menurut ketentuan BANI
Ketua BANI menyampaikan salinan surat permohonan kepada si
termohon, disertai perintah untuk menanggapi permohonan tersebut dan
memberikan jawaban secara tertulis dalam waktu 30 hari.
3. Penyerahan jawaban termohon kepada pemohon dan memerintahkan
kedua belah pihak menghadap di sidang arbitrase.
4. Bila kedua belah pihak datang, majelis mengusahakan perdamaian.
Putusan arbitrase asing
Yang dimaksud dengan putusan arbitrase adalah putusan yang dijatuhkan
oleh suatu badan arbitrase ataupun arbiter perorangan di luar wilayah Republik
hukum Indonesia, ataupun arbiter perorangan yang menurut ketentuan hukum
Republik Indonesia dianggap sebagai suatu putusan arbitrase asing, yang
berkekuatan hukum tetap sesuai dengan Keppres No. 34 thn 1981 lembaran
Negara Tahun 1981 No. 40 tanggal 5 Agustus 1981 (pasal 2 Perma 1 tahun 1990).
Lebih ditegaskan lagi bahwa putusan arbitrase asing dapat dilaksanakan di
Indonesia, bila memenuhi syarat seperti disebutkan dalam pasal 3 Perma 1 tahun
1990, yaitu sebagai berikut :
1. Putusan dijatuhkan oleh suatu badan arbitrase ataupun arbiter perorangan
di suatu negara yang dengan negara Indonesia ataupun bersama-sama
dengan negara Indonesia terikat dalam suatu konvensi internasional
perihal pengakuan serta pelaksanaan putusan arbitrase asing.
2. Putusan tersebut terbatas pada ketentuan hukum Indonesia yang termasuk
dalam ruang lingkup hukum dagang.
3. Putusan tersebut tidak bertentangan dengan ketertiban umum
4. Putusan tersebut dapat dilaksanakan setelah memperoleh exequatur dari
Mahkamah Agung.

15
HUBUNGAN-HUBUNGAN BISNIS

Dalam melaksanakan kegiatan bisnis dapat dilakukan dengan berbagai


cara. Keragaman cara tersebut melahirkan hubungan-hubungan dalam kegiatan
bisnis, misalnya franchise, keagenan/ distributor, dll. Hubungan bisnis demikian
tentunya dilakukan karena mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri-sendiri.
Secara pasti, tujuan mereka melakukan hubungan bisnis tidak lain dimaksudkan
untuk saling mencari keuntungan satu sama lain.

1. Keagenan/ Distributor
Muncul karena adanya pihak luar negeri yang tidak diperbolehkan untuk
menjual barangnya secara langsung, baik ekspor/ impor ke Indonesia. Pihak asing
yang disebut dengan prinsipal harus menunjukkan agen-agennya atau
perwakilannya di Indonesia untuk memasarkan produknya.
Dalam kegiatan usahanya sebenarnya keagenan dan distributor sangatlah
berbeda, meskipun kadang orang awam mengidentikkan bahwa agen dan
distributor adalah sama. Padahal agen bertindak untuk prinsipal, agen bisa
berbentuk badan atau perorangan, sedangkan distributor bertindak untuk dan atas
nama dirinya sendiri.
Keagenan bisa diartikan sebagai suatu hubungan hukum dimana
seseorang/pihak agen diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama orang/ pihak
prinsipal untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain. Sedangkan

16
distributor tidak bertindak dan atas nama pihak yang menunjuknya sebagai
distributor (biasanya disebut supplier, atau manufacture). Seorang distributor
bertindak untuk dan atas nama sendiri.
Pasal 1338 KUHPerdata mengatur tentang perjanjian bisnis antara agen/
distributor dengan prinsipalnya, yang dimuat dalam suatu kontrak yang isinya
sesuai dengan kehendak para pembuat kontrak tersebut.
Dalam perjalanannya, keagenan/ distributor dapat menemui suatu jalan
sengketa, karena hal itu sangatlah lazim sekali apalagi menyangkut masalah
bisnis. Sengketa atau perselisihan ini biasa disebut events of defaults, yang
kemudian menjadi dasar bagi masing-masing pihak untuk memutus perjanjian
keagenan/ distributor diantara mereka. Biasanya yang dikategorikan sebagai
events of defaults antara lain adalah :
1. Apabila agen/ distributor lalai melaksanakan kewajibannya.
2. Apabila agen/ distributor melaksanakan apa yang sebenarnya tidak boleh
dilakukan.
3. Apabila para pihak jatuh pailit.
4. Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan para pihak tidak dapat
melaksanakan apa yang menjadi kewajiban-kewajibannya.

2. Franchising (Hak Monopoli)


Kata Franchise sebenarnya berasal dari bahasa Perancis yang berarti
bebas, atau lebih Lengkapnya lagi bebas dari perhambaan (free from servitude).
Franchise ini merupakan sebuah metode untuk melakukan bisnis, yaitu suatu
metode untuk memasarkan produk atau jasa ke masyarakat. Secara spesifik
franchising adalah konsep pemasaran., dan franchise diartikan sebagai suatu
sistem pemasaran atau sistem usaha untuk memasarkan produk atau jasa tertentu.
Secara lebih lengkap franchise adalah hubungan berdasarkan kontrak
lisensi yang menimbulkan cara memasarkan barang atau jasa dengan memberi
unsur kontrol tertentu kepada pemasok (franchisor), sebagai imbalan bagi yang
diperoleh oleh pihak yang mendapat hak (franchisee) untuk menggunakan merek
dan nama franchisor. Konsep 4P merupakan 4 hal yang menonjol dalam hal

17
pemasaran konsep franchise yaitu product, price, place/ distribution dan
promotion.
Karakteristik dasar Franchise:
1. Harus ada suatu perjanjian (kontrak) tertulis.
2. Franchisor harus memberikan pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan
dimasukinya.
3. Franchisee diperbolehkan (dalam kendali franchisor) beroperasi dengan
menggunakan nama/ merek dagang, format dan atau prosedur yang dimiliki
franchisor.
4. Franchisee harus mengadakan investasi yang berasal dari sumber dananya
sendiri atau dengan dukungan sumber dana lain.
5. Franchisee berhak secara penuh mengelola bisnisnya sendiri.
6. Franchisee membayar fee dan atau royalti kepada franchisor atas
pendapatannya.
7. Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu dimana ia adalah
satu-satunya pihak yang berhak memasarkan barang atau jasa yang
dihasilkannya.
8. Transaksi yang terjadi antara franchisor dengan franchisee bukan merupakan
transaksi yang terjadi antara cabang dari perusahaan induk yang sama, atau
antara individu dengan perusahaan yang dikontrolnya.
Keuntungan franchise
1. Diberikannya latihan dan pengarahan yang diberikan oleh franchisor.
2. Diberikannya bantuan finansial dari franchisor
3. Diberikannya penggunaan nama perdagangan, produk atau merek yang telah
dikenal.
Kerugian franchise:
1. Adanya program latihan yang dijanjikan oleh franchisor kadangkala jauh dari
apa yang diinginkan oleh franchisee.
2. Perincian setiap hari tentang penyelenggaraan perusahaan sering diabaikan.
3. Hanya sedikit sekali kebebasan yang diberikan kepada franchisee untuk
menjalankan akal budi mereka sendiri.

18
4. Pada bisnis franchisee jarang mempunyai hak untuk menjual perusahaan
kepada pihak ketiga tanpa terlebih dahulu menawarkan kepada franchisor
dengan harga yang sama.

3. Penggabungan Perseroan Terbatas (Joint Venture)


Merupakan usaha bersama yang mencakup semua jenis kerja sama. Istilah
joint venture juga sering dinyatakan dengan istilah lain seperti foreign
collaboration, International Enterprise, dsb. Dan ada dua jenis Joint Venture yaitu:
1. Joint venture yang tidak melaksanakan penggabungan modal, sehingga kerja
sama tersebut hanya terbatas pada know-how yang dibawa kedalam joint
venture.
2. Jenis kedua adalah joint venture yang ditandai oleh partisipasi modal.
Alasan-alasan mengapa diperlukan penggabungan suatu perseroan:
1. Untuk mengambil alih suatu perusahaan yang sedang berjalan untuk
memperluas suatu pasaran.
2. Untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pajak.
3. Untuk mendapatkan sumber-sumber baru bagi barang-barang.
4. Untuk memperoleh cadangan uang tunai.
Karakteristik joint venture:
1. Adanya perusahaan baru yang didirikan bersama-sama oleh beberapa
perusahaan lain.
2. Adanya modal perusahaan joint venture yang terdiri dari know-how dan
modal saham yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan pendiri.
3. Bahwa perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi
dan kemerdekaan masing-masing.
4. Khusus untuk Indonesia seperti kita kenal sampai sekarang joint venture
merupakan kerja sama antara perusahaan domestik dan perusahaan asing,
tidak menjadi soal apakah modal pemerintah maupun modal swasta.
Secara teoretis joint venture terbagi menjadi konsolidasi, merger dan
akuisisi. Konsolidasi adalah bergabungnya dua atau lebih suatu badan usaha
menjadi suatu badan usaha baru. Merger berarti penggabungan beberapa badan
usaha, dimana sampai saat ini peraturan mengenai merger hanya ada untuk usaha

19
di bidang perbankan saja. Dan akuisisi adalah pengambilalihan suatu badan usaha
oleh badan usaha lain dengan tetap menggunakan nama badan usaha lama. Dari
keempat model penggabungan usaha tersebut tentu saja akan mempunyai akibat
aspek hukum yang berbeda yang dapat dilihat dalam pasal 102-109 UU No. 1
tahun 1995 tentang perseroan terbatas.

4. Bangun Guna Serah ( Build, operate and transfer)/ BOT


Menurut Keputusan Menteri keuangan Nomor : 248/KMK.04/1995
tanggal 2 juni 1995, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bangun guna serah
adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama yang dilakukan antara pemegang hak
atas tanah dengan investor, yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah
memberikan hak kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa
perjanjian bangun guna serah (BOT), dan mengalihkan kepemilikan bangunan
tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa bangun guna serah
berakhir.
Hubungan bangun guna serah ini akan memberikan keuntungan pada
kedua belah pihak. Di satu pihak si pemilik tanah tidak mempunyai modal untuk
membangun di atas tanah tersebut. Sedangkan si pemilik modal mempunyai dana,
namun tidak memiliki tanah untuk membangun. Dengan demikian lembaga ini
membawa kepentingan yang sama-sama baik bagi kedua belah pihak, yang tentu
saja harus jelas tercantum dalam klausula-klausula perjanjian bangun guna serah
yang mereka buat.

20
HAK MILIK INTELEKTUAL

Salah satu aspek hukum bisnis yang perlu mendapat perhatian adalah apa
yang dinamakan dengan hak milik intelektual (intellectual property right). Karena
hak milik intelektual (HMI) ini berkaitan dengan aspek hukum lainnya seperti
aspek teknologi atau aspek ekonomi, maupun seni. HMI lahir karena adanya
intelektualitas seseorang sebagai inti atau objek pengaturannya. Maka timbul
kepentingan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sistem perlindungan
hukum atas kekayaan (hak intelektualitas). Sebagai karya yang dihasilkan dari
intelektualitas manusia, HMI hanya dapat diberikan kepada penciptanya atau
penemuannya untuk menikmati atau memetik manfaat sendiri selam jangka waktu
tertentu, atau memberi izin kepada orang lain guna melakukannya.
Secara umum HMI dapat dikelompokkan atas 2(dua) jenis, yaitu:
1. Hak cipta (copyrights)
2. Hak milik Industri (Industrial Property)
Paten (patent)
Merek (Merk)
Desain produk Industri (industrial design)

21
1. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada
seseorang yang telah menciptakan sesuatu berdasarkan pemikiran/ keahliannya
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Dengan pedoman pada UU no 19 tahun 2002, disebutkan bahwa yang
menjadi objek hak cipta adalah karya-karya cipta dibidang ilmu pengetahuan, seni
dan sastra (scientific, literary and artistic works).
Lebih jelasnya disebutkan bahwa yang termasuk sebagai karya cipta
seseorang adalah:
1) Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;
2) Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya;
3) Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan, dan karya
siaran antara lain untuk radio, televisi, dan film, serta karya rekaman video.
4) Ciptaan tari (koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, dan
karya rekaman suara atau bunyi.
5) Segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, seni patung dan seni
kaligrafi.
6) Seni batik,
7) Arsitektur
8) Peta, sinematografi; fotografi; program komputer; terjemahan, tafsiran,
saduran, dan penyusunan bunga rampai.
Namun ada pula ciptaan-ciptaan yang tidak dilindungi, yaitu:
1) Hasil rapat terbuka Lembaga Tertinggi Negara dan Lembaga Tinggi Negara
serta Lembaga Konstitusional lainnya
2) Peraturan perundang-undangan
3) Putusan pengadilan dan penetapan hakim
4) Pidato kenegaraan and pidato pejabat pemerintah
5) Keputusan badan arbitrase, keputusan mahkamah pelayaran, keputusan panitia
penyelesaiannya perburuhan, keputusan badan urusan piutang negara, dan
lain-lain.
Hak cipta ini adalah suatu hak eksklusif/ khusus bagi si pencipta. Hak ini
tidak dimintakan kepada pemerintah, tetapi begitu seseorang mencipta harus

22
diumumkan dan namanya dicantumkan pada ciptaan itu (tidak atas permintaan
tetapi dengan sendirinya), agar orang tersebut mempunyai hak eksklusif dan
dilindungi oleh hukum. Dan suatu ciptaan itu bisa didaftarkan atau tidak,
tergantung si pencipta.
Menurut Teorinya, hak cipta dibagi atas:
1. Hak moral (moral right), yaitu hak dari seorang pencipta yang tidak
dapat diambil sedemikian rupa tanpa izin dari pemegang hak cipta.
Artinya hak untuk pemakaian, untuk mengubah isi/nama/judul dan
ciptaannya, untuk mengumumkan ciptaannya, melekat pada
ciptaannya. Moral right ini tidak dapat dilepas atau dirampas dari
penciptanya.
2. Hak Ekonomi (economic right), yaitu hak yang berkaitan dengan
masalah yang bersangkut-paut dengan keuangan dan penjualan hasil
ciptaannya. Disini pencipta dapat melisensikan kepada pihak lain
dengan menerima royalti.
Lisensi adalah suatu pemberian hak kepada orang lain oleh si pemegang
hak untuk melaksanakan haknya tadi. Sedangkan assignment adalah penyerahan
untuk keseluruhannya (mencetak, menjual, dsb).
Menurut Undang-undang, ada 3 (tiga) sifat hukum hak cipta, yaitu:
1) Hak cipta dianggap sebagai benda yang bergerak dan immaterial yang dapat
dialihkan kepada pihak lain
2) Hak cipta harus dialihkan dengan suatu akta tertulis, baik akta notaris maupun
akta di bawah tangan.
3) Hak cipta tidak dapat disita

Pendaftaran Ciptaan dan sanksi hukum


Untuk memudahkan pembuktian dalam suatu sengketa mengenai hak
cipta, undang-undang telah mengatur mengenai pendaftarannya. Pendaftaran
ciptaan ini tidaklah mutlak namun penciptanya tetap dilindungi undang-undang.
Pendaftaran suatu ciptaan diselenggarakan oleh Departemen Kehakiman
cq. Direktorat Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek, dan diumumkan dalam suatu
daftar umum ciptaan yang dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dipungut biaya.

23
Ancaman hukuman secara pidana menurut undang-undang dapat
dikelompokkan atas 4(empat) kelompok, yaitu:
1) Terhadap mereka yang melakukan perbuatan mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, akan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
2) Apabila dengan sengaja melakukan tindakan berupa menyiarkan,
memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum, ancamannya
pidana penjara 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
3) Setelah mendengar pertimbangan Dewan Hak Cipta, melanggar
kebijaksanaan pemerintah di bidang pertahanan dan keamanan negara.
Kesusilaan, serta ketertiban umum, ancamannya pidana penjara paling lam
3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 25.000.000,- (dua puluh
lima juta rupiah)

2. Hak Paten
Adalah hak khusus yang diberikan negara pada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain
untuk melaksanakannya. Hak paten adalah hak khusus (eksklusif). Objeknya
adalah penemuan di bidang teknologi. Perlu diperhatikan bahwa pemberian paten
sejak semula memang dimaksudkan sebagai sarana bagi pengalihan teknologi dan
pendirian industri baru. Di Indonesia UU no 6 tahun 1989 menjadi pokok aturan
hukum mengenai hak paten.
Hak paten yang khusus tersebut terletak pada sifatnya yang mengecualikan
orang lain selain penemu selaku pemilik hak dari kemungkinan untuk
menggunakan atau melaksanakan penemu tersebut. Karena itulah hak paten
disebut hak eksklusif.
Berdasarkan PP No 34 tahun 1991 tanggal 11 Juni 1991, sebagai
penjabaran undang-undang paten, ada 4 (empat) pengertian yang perlu diketahui,
yaitu:

24
1. Deskripsi, atau uraian penemuan adalah penjelasan tertulis mengenai cara
melaksanakan suatu penemuan sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang
ahli di bidang penemuan tersebut.
2. Abstraksi, adalah uraian singkat mengenai suatu penemuan yang merupakan
ringkasan dari pokok-pokok penjelasan deskripsi, klaim ataupun gambar.
3. Klaim, adalah uraian tertulis mengenai inti penemuan atau bagian-bagian
tertentu dari suatu penemuan yang dimintakan perlindungan hukum dalam
bentuk paten.
4. Gambar, adalah gambar teknik suatu penemuan yang memuat tanda-tanda,
simbol-simbol, angka, bagan, atau diagram yang menjelaskan bagian-bagian
dari penemuan.

Subjek dan Lingkup Paten


Yang berhak menerima paten adalah inventor atau yang menerima lebih
lanjut hak inventor tersebut. Yang dianggap penemu adalah orang yang pertama
mendaftarkan paten, kecuali terbukti sebaliknya. Jika penemuan dalam lingkup
perjanjian kerja, maka yang berhak memperoleh paten atas suatu penemuan yang
dihasilkan adalah orang yang memberi pekerjaan itu, kecuali bila diperjanjian
lain.
Penemuan atas suatu paten dapat dibagi atas 2 (dua) lingkup pengaturan.
Penemuan yang dapat diberikan paten menurut undang-undang paten menganut
prinsip bahwa semua penemuan di bidang teknologi dapat diberi paten apabila
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, dan bidang-bidang yang tidak dapat
diberi paten sedikit.
Pasal 7 menerangkan tentang paten tidak diberikan untuk penemuan
tentang:
a. Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau
pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan.
b. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau pembedahan yang
diterapkan pada manusia dan atau hewan.

25
c. Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematik; atau
d. 1) Semua mahluk hidup, kecuali jasad renik
2) Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau
hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikrobiologi

Pengalihan dan lisensi Paten


Seperti dijelaskan dalam Pasal 66 bahwa pengalihan paten dapat terjadi karena:
1. Pewarisan
2. Hibah
3. Wasiat
4. Perjanjian Tertulis
5. Sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

3. Hak Merek
Merek sebagai salah satu bagian dari hak atas kekayaan intelektual
manusia yang sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang
sehat diatur dengan UU No 15 Thn. 2001 tentang Merek.
Ada beberapa hal yang membuat merek tidak dapat didaftarkan, yaitu:
1. Bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, moralitas, agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum.
2. Tidak memiliki daya pembeda
3. Telah menjadi milik umum
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
Selain itu terdapat juga beberapa hal yang menyebabkan suatu
permohonan merek akan ditolak, yaitu:
1. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan atau jasa
yang sejenis.
2. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis

26
3. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-
geografis yang sudah dikenal;
4. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto atau nama badan
hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang
berhak.
5. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun
internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
6. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang
digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.

Pengalihan Hak atas Merek


Hak atas merek dapat beralih atau dialihkan karena beberapa hal yaitu:
1. Pewarisan
2. Wasiat
3. Hibah
4. Perjanjian, atau
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

27

Anda mungkin juga menyukai