Disusun oleh:
Devali Jaya Revuan (11970113616)
Eva Rahmawati (11970124904)
Yessi Sundari (11970125092)
JURUSAN MANAJEMEN S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bis menyelesaikan makalah mata kuliah
“PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA”
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perencanaan sumber Daya Manusia di
program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial pada Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Iby Qomariah Lahamid,S.E, M.Si selaku dosen pembimbing mata
kuliah Perencanaan sumber Daya Manusia.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah in.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Masalah..........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................7
A. Desain Sistem Kerja ...................................................................................
B. Redesain dari Sistem Kerja..........................................................................
C. Redesain dari system kerja................................................................
D.Strategi Redesain Dalam Implemetasi.................................................
E. Merger Dan Akusisi...........................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hal ini, kami mengaitkan masalah ini pada masalah penerapan Desain Kerja
terhadap aktivitas merger dan akuisisi di US yang tumbuh sangat cepat.
Pertumbuhan organisasi domestic yang diakuisisi atau demerger oleh
perusahaan domestic maupun nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desain pekerjaan?
2. Bagaimana cara redesain dari system kerja?
3. Bagaimana strategi desain dalam implementasi ?
1
BAB 11
PEMBAHASAN
1) Individu
Individu merupakan sumber daya yang unik karena memiliki pemikiran
yang berbeda-beda meskipun berada di suatu organisasi yang sama.
5) VariabeL Internal
a) Manajemen
2
diambil dan dapat menyelaraskan kepentingan perusahaan dengan
kepentingan pihak lain yang berhubungan.
b) Karyawan
c) Stakeholder
d) Serikat Pekeraan
WORK SYSTEMS
3
Tiga hal utama yang menjadi pertimbangan yang harus dipertimbangkan oleh para
pengambil keputusan untuk mendesain pekerjaan adalah : apa yang harus pekerja
lakukan, apa yang pekerja butuhkan, dan bagaimana keterkaitan perjaan dengan
pekerjaan lain dalam organisasi
1. What worker do
4
bekerja. Faktanya United Parcel Service menggunakan teknik job
specialization secara ekstensif. Job specialization sebuah strategi untuk desain
system kerja pada organisasi yang membutuhkan tingkat efisiensi tinggi dan
biaya minimal untuk bersaing secara efektif. Strategi ini juga cocok untuk
organisasi yang memperkerjakan pekerja yang tidak ingin tumbuh dan
tantangan dalam karir mereka.
Upaya awal untuk menghilangkan kebosanan dan desain pekerjaan yang lebih
menstimulasi karyawan yaitu focus pada memberikan tugas diluar bidang
yang sebelumnya mereka biasa kerjakan. Job enlargement memberikan sejumlah
variasi dengan menambah jumlah tugas, aktivitas, atau pekerjaan untuk
membantu meringankan kebosanan kerja. Variasi selain dari perluasan kerja
atau job enlargement adalah job rotation, dimana pekerja dirotasi pada posisi
yang berbeda didalam organisasi. Kedua teknik tersebut dalam membuat
desain pekerjaan terletak pada memberikan karyawan tugas yang bervariasi.
Bagaimanapun, meskipun pendekatan ini menambah berbagai tugas tapi tidak
memberikan karyawan tanggung jawab yang lebih. Hal ini tidak berarti
bahwa upaya untuk memberikan atau memperbolehkan pekerja untuk
melakukan tambahan tugas merupakan hal yang tidak berguna. Karyawan
beranggapan bahwa tanggung jawab untuk tugas tambahan dapat
memahamkan mereka pada rantai produksi organisasi dan mereka mendapat
apresiasi yang lebih besar bagaimana job spesialisasi mereka berkontribusi
terhadap keseluruhan organisasi. Beberapa studi membuktikan
kesuksesan job enlargement dan job rotation berdasarkan peningkatan
signifikan pada kualitas produk dan pengurangan waktu bermalas-malasan.
Job rotation menjadi popular dalam beberapa tahun terakhir sebagai alat kunci
dimana karyawan dikembangkan lewat perbedaan aturan dan fungsi dalam
organiasi. Hal ini terutama berlaku untuk HR professional. Agar HR menjadi
strategic partner yang sebenarnya. Eksekutif HR harus memahami secara
utuh, tidak hanya aspek fungsional dari HRM tetapi juga sifat dari bisnis
organisasi. Salah satu cara terbaik untuk memperoleh pemahaman ini adalah
bekerja dalam organisai diluar divisi untuk fungsi-fungsi HR. ironisnya dalam
beberpa tahun HR mengembangkan program merotasi karyawan lintas fungsi
seperti keuangan, pemasaran, operasi dan accounting, hal ini memberi
pemahaman lebih terhadap keseluruhan organisasi dan apresiasi
bagaimana individual function berkontribusi terhadap keseluruhan strategi.
Eksekutif HR biasanya bukan bagian dari program ini karena peraturan
administratif “tradisional” yang dianut. Dalam berpartisipasi terhadap kesuksesan
organisasi pada tingkat yang tinggi. Eksekutif HR harus membantu diri
5
mereka sendiri untuk mempelajari bisnis dengan secara nyata berpartisipasi
dan belajar tentang keseluruhan organisasi dan berbagai unit yang ada.
Sebelum mereka melakukan hal itu mereka tidak bisa .berkontribusi kepada
organisasi sebagai strategic partner. Job enrichment inisiatif untuk melampaui
tugas dengan menambah tugas untuk pekerjaan karyawan. Job enrichment
termasuk menembah jumlah tanggung jawab karyawan. Pekerjaan di desain
supaya karyawan mempunyai tanggung jawab yang signifikan untuk
pekerjaan mereka.
Keragaman keahlian
Identitas tugas Mengalami makna
Signifikansi tugas pekerjaan
Pengetahuan akan
Umpan balik
hasil
Kekuatan kebutuhan
pertumbuhan
karyawan
6
Dalam Simamora, (2004:129) model karakteristik pekerjaan (Job characteristics
models) merupakan suatu pendekatan terhadap pemerkayaan pekerjan (job enrichment).
Program pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) berusaha merancang pekerjaan dengan
cara membantu para pemangku jabatan memuaskan kebutuhan mereka akan pertumbuhan,
pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan menambahkan sumber kepuasan
kepada pekerjaan. Metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali.
Penambahan elemen tersebut kepada pekerjaan kadangkala disebut pemuatan kerja secara
vertikal (vertical job loading). Pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) itu sendiri
merupakan salah satu dari teknik desain pekerjaan,dalam Samuel, (2003:75) dikatakan
bahwa pendekatan klasik tentang desain pekerjaan yang diajukan Hackman dan Oldham
(1980) dikenal dengan istilah teori karakteristik pekerjaan (job characteristics theory).
Menurut teori karakteristik pekerjaan ini, sebuah pekerjaan dapat melahirkan tiga keadaan
psikologis dalam diri seorang karyawan yakni mengalami makna kerja, memikul tanggung
jawab akan hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja. Akhirnya, ketiga kondisi
psikologis ini akan mempengaruhi motivasi kerja secara internal, kualitas kinerja, kepuasan
kerja, ketidakhadiran dan perputaran karyawan. Keadaan psikologis kritis ini dipengaruhi
oleh dimensi inti dari sebuah pekerjaan yang terdiri dari keragaman keahlian, identitas
tugas, signifikansi tugas, otonomi tugas dan umpan balik.
Menurut Munandar (2001:357) ada lima ciri-ciri intrinsik pekerjaan yang
memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan.
Kelima ciri intrinsik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keragaman ketrampilan (skill variety)
Banyaknya ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak
ragam ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan.
2. Jati diri Tugas (task identity)
Tingkat sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat
hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. Tugas yang dirasakan
sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan puas.yang dirasakan tidak
merupakan satu kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa tidak
3. Tugas yang penting (task significance)
Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan
orang lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan
yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting
dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.
4. Otonomi
Tingkat kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian
ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan
pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan
7
peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
5. Umpan balik
Tingkat kinerja kegiatan kerja dalam memperoleh informasi tentang keefektifan
kegiatannya. Pemberian balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan tingkat
kepuasan.
2. That Worker Need
8
hidup mereka. Biaya yang terlalu banyak dapat dihindari melalui
pengembangan system kerja yang secara strategic didesain dengan
membolehkan karyawan untuk memiliki keseimbangan yang tepat dalam
aktivitas hidup mereka dan dapat menjadi kunci performa yang baik
Sequintal mengacu pada pekerjaan yang aliran dari satu individu kepada
yang lain, dimana satu individu tergantung pada penyelesaian tepat waktu
kualitas kerja dari teman kerja. Pekerja perakitan menggunakan metode ini.
Ouput dari pekerja yang satu menjadi input untuk pekerja yang lain.
9
Reciprocal terjadi ketika aliran kerja tidak linear (seperti dalam sequintal)
tetapi random. Karyawan dapat memproses pekerjaan sehingga alirannya tidak
selalu dapat diprediksi dan sering spontan sesuai situasi langsung. Anggota tim
basket menggunakan Reciprocal, seperti departemen yang berada dalam rumah
sakit. Karyawan harus fleksible dan sebagai sebuah tim, dengan saling berbagi
tanggung jawab.
10
individualis membutuhkan pelatihan untuk menjadi anggota team yang
efektive. dalam beberapa kasus, fungsi team lebih efektif dari pada individual.
Meskipun team menjadi lebih lazim, organisasi tetap harus berjuang supaya
lebih efektif.
11
contoh, sebuah perusahaan tekstil yang berbasis di Amerika Serikat dari
Inggris dapat memilih untuk mempertahankan markas perusahaan di negara
asal ketika membangun fasilitas di negara yang menawarkan insentif pajak
dan janji angkatan kerja lebih murah. Setelah fasilitas baru dibentuk dan
memproduksi barang untuk dijual, tanaman dalam negeri secara perlahan
bertahap dan dijual.
12
ILO mnunjukan dua pertiga dari merger gagal untuk mencapai tujuan mereka,
terutama karena ketidakmampuan untuk merger budaya dan faktor manusia lainnya
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem desain kerja adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi dan saling berkaitan untuk meningkatkan kepuasan kerja
yang berhubungan dengan produktifitas kerja dan membentuk pekerjaan
yang lengkap, agar mencapai efektifitas dan efesiensi kerja. Keberhasilan
mendesain pekerjaan dalam suatu organisasi, banyak sedikitnya
dipengaruhi oleh factor yang berasal dari dalam organisasi ,maupun
faktor dari luar organisasi itu sendiri.
Menurut penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa sistem
desain kerja sangat amat diperlukan untuk meningkatkan kualitas kerja
dalam membentuk pekerjaan yang sempurna agar dapat tercapainya
keefektifitasan dan efesiensi kerja. Dalam mendesain pekerjaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi
maupun faktor dari luar organisasi.
B. Saran
System desain kerja merupakan suatu cara untuk membentuk
pekerjaan yang ideal dengan cara meningkatkan kulitas kerja dan selalu
melakukan evaluasi terhadap kinerja. Oleh karena itu kita harus dapat
membuat desai kerja yang sesuai dengan yang apa kita perlukan agar
pekerjaan dapat meningkatan kepuasan dan kualitas kerja.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://sdmberkualitas.blogspot.com/2016/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-desain.html?m=1
https://www.psikologimultitalent.com/2020/04/
pengertian.desain.pekerjaan.manfaat.dan.pertimbangan.html
15