Proses seleksi dimulai setelah kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat
didapatkan melalui penarikan. Proses ini melibatkan serangkaian tahap yang menambah
kompleksitas dan waktu sebelum keputusan pengadaan personalia diambil. Jadi, proses
seleleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah
pelamar diterima atau tidak. Langkah-langkah ini mencakup pemaduan kebutuhan-kebutuhan
kerja pelamar dan organisasi. Dalam banyak departemen personalia, penarikan dan seleksi
digabungkan dan disebut employment function.
Proses seleksi adalah pusat manajemen personalia. Analisa jabatan, perencanaan
sumber daya manusia, dan penarikan dilakukan terutama untuk membantu seleksi personalia.
Bila seleksi dilaksanakan dengan tidak tepat, upaya-upaya sebelumnya tersebut akan sia-sia.
Oleh karena itu, tidaklah berkelebihan untuk mengatakan bahwa (seleksi adalah kunci sukses
manajemen personalia, dan bahkan sukses organisasi.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES SELEKSI
Proses seleksi tampak sederhana dalam teori. Seperti telah disebutkan sebelumnya,
manajemen menetapkan serangkaian tahap yang harus dilalui para pelamar. Proses ini
disusun dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan jabatan yang telah ditetapkan.
Kemudian manajer memeriksa prestasi para pelamar di waktu yang lalu dan memilih orangorang yang memilili kemampuan, pengalaman, dan kepribadian yang paling memenuhi
persyaratan suatu jabatan. Dalam praktek, seleksi sebenarnya tidak sesederhana itu; seleksi
lebih rumit daripada apa yang kita bayangkan.
Departemen personalia dapat menggunakan berbagai prosedur seleksi untuk
membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan Seperti ditunjukkan gambar 5-2 langkahlangkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan paling tidak terdiri dari tujuh langkah.
Bagi pelamar yang berasal dari suplai internal, kadang-kadang tidak perlu melalui beberapa
langkah, seperti penerimaan pendahuluan, pemeriksaan referensi atau evaluasi media
(kesehatan). Tetapi untuk para pelamar eksternal, langkah-langkah dalam gambar 5-2 adalah
umum. Berikut ini akan dibahas proses seleksi melalui pembicaraan setiap langkah dalam
gambar tersebut.
Penerimaan Pendahuluan
Wawancara
Evaluasi
Pelamar
Seleksi
Medis
(Tes Kesehatan)
Tes-tes
Pemeriksaan
Penerimaan
Referensi-referensi
7
Keputusan
Penerimaan
kerja tidak mempunyai hubungan, tes adalah tidak valid dan seharusnya tidak digunakan
untuk seleksi.
Di samping harus valid, tes juga harus reliabel. Reliabilitas berarti bahwa tes
seharusnya menghasilkan skor-skor secara konsisten setiap waktu seorang pelamar
melakukannya. Bila hasil-hasil tes sangat bervariasi karena skor yang baik tergantung pada
nasib, maka tes tidak reliabel. Suatu tes disebut reliabel bila memiliki tingkat konsistensi
yang tinggi.
Berbagai Peralatan Tes
Ada bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang
terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe tes dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Tes-tes Psikologis (Psychological Test)
Yaitu berbagai peralatan tes yang mengukur atau menguji kepribadian atau
temperamen, bakat, minat, kecerdasan, dan keinginan berprestasi. Bentuk-bentuk
tes ini mencakup:
-
Yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para
pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk
melaksanakan pekerjaan.
3. Performance Tests
Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk melaksanakan
beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai contoh, tes mengetik
untuk calon pengetik.
Departemen personalia perlu menyadari bahwa pelaksanaan tes tidak selalu
feasible. Bahkan, meskipun teh-tes dapat dikembangkan atau dibeli, biaya-biayanya
mungkin tidak dapat dibenarkan untuk jabatan-jabatan yang mempunyai ratio seleksi
rendah atau jarang terpenuhi, seperti jabatan-jabatan manajerial, teknis dan profesional.
Selain harus feasible penggunaan tes juga harus fleksibel. Hasil tes tidak selalu
merupakan langkah pertama atau terakhir dalam proses seleksi.
Akhimya, tes penerimaan hanya merupakan suatu teknis di antara berbagai teknik
yang digunakan dalarn proses seleksi, karena tes hanya dapat dilakukan terhadap
faktor-faktor yang bisa diuji secara mudah. Hal-hal lain yang tidak dapat diukur melalui
pengujian mungkin sama pentingnya.
LANGKAH 3 : WAWANCARA SELEKSI
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk
mengevaluasikan hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability) seorang pelamar.
Pewawancara (interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum. Dapatkah pelamar
melaksanakan pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamarpelamar lain?
Wawancara merupakan teknik seleksi yang paling luas digunakan. Suatu studi
melaporkan bahwa 90 persen perusahaan yang disurvei lebih mempercayai hasil wawancara
daripada sumber-sumber informasi seleksi lainnya. Di samping itu, wawancara mempunyai
tingkat fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap para calon karyawan
manajerial atau operasional, berketrampilan tinggi atau rendah, maupun staf. Teknik ini juga
memungkinkan pertukaran informasi dua arah: pewawancara mempelajari pelamar, dan
sebaliknya pelamar mempelajari perusahaan.