PESAN SEGERA
kel, atau 3 Askep Persentation dan Terima Pesanan
Search
Home » Asuhan Keperawatan » Askep Kebutuhan Oksigenasi Search
[ Vistory ]
2 8 8 4 5 8 0
Popular Posts
B. TUJUAN
Tujuan Umum Askep Kebutuhan
Aktivitas dan Latihan
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa khususnya
mahasiswa S1 keperawatan ekstensi, mampu mengingat kembali (review)
mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek
MENGENAL BAGIAN INFUS DAN
keperawatanyang bisa diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan TRANFUSI SET BESERTA
oksigenasi FUNGSINYA
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih memahami
:
Pengaruh Nilai Sosial
· Pengertian Oksigenasi Budaya Terhadap
· Tujuan pemberian oksigenasi Keshatan
· Anatomi sistem pernafasan
· Fisiologi sistem pernafasan
CARA MENANGANI
· Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen
INFUSAN MACET
· Perubahan Fungsi pernapasan TANPA SPOOLING
3. Transpor
yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh
dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan
karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke
paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan
hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan
sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam
cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
1. Curah jantung (cardiac Output / CO)
2. Jumlah sel darah merah
3. Hematokrit darah
4. Latihan (exercise)
5. Keadaan pembuluh darah
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi,
kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
· Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi
jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk
ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel
kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah
disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan
kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan
ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam
ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke
paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena
pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik
berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.
· Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon
dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah
dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 %
oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280
juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam
hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk
oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi
oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi
transport gas.
2. Hipoventilasi
Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2
dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps
paru).
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2
yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat
seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunnya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan
sianida.
d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti
pneumonia.
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.
f. Kerusakan/gangguan ventilasi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara
fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk
mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya
masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh
klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat
keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami
masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen
dll.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
1. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
2. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
3. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
4. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna,
bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari
tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah
dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d. Thoraks
Inspeksi :
· Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan
kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
· Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi
berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama
dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa
perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2
· Pola napas
a. eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24
x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk
melakukannya,
b. tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih
dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat,
frekuensinya kurang dari 16 x/mnt
c. apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa,
peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran
lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena
bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena
suara pria besar.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan kardiak output
5. Rasa berduka
6. Koping tidak efektif
7. Perubahan rasa nyaman
8. Potensial/resiko infeksi
9. Interaksi sosial terganggu
10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien
Kemungkinan penyebab :
· Penumpukan cairan dalam paru
· Gangguan pasokan oksigen
· Obstruksi saluran pernapasan
· Bronkhospasme
· Edema paru
· Pembedahan paru
Kemungkinan penyebab :
· Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung
· Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi
dan reaksi kegagalan jantung
· Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit
· Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah
C. Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Inter vensi:
a. Auskultasi dada bagian anterior dan posterior
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau tidaknya ventilasi
dan bunyi tambahan.
b. Lakukan pengisapan jalan napas bila diperlukan
Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pembersihan jalan napas
secara mekanik pada pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan
penurunan kesadaran
c. Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
Rasional : memobilisasi keluarnya sputum
d. Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam
untuk memudahkan keluarnya sekresi.
Rasional : memudahkan ekspansi maksimal paru atau jalan napas lebih
kecil dan membantu silia untuk mempermudah jalan napas
e. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodilator, analgesik
Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
f. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik,
ekspektoran, bronkodilator.
Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret
g. Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan
fisioterapi lain mis : spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.
2. Pola napas tidak efektif
a. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi semi fowler
Rasional : Merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru
b. Bantu klien untuk melakukan batuk efektif & napas dalam
Rasional : Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga
mudah untuk dikeluarkan
c. Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan
sirkulasi.
d. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian ekspektoran
Rasional : Membantu mengencerkan secret, sehingga mudah untuk
dikeluarkan
3. Gangguan pertukaran gas
a. Berikan O2 sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan dapat
memperbaiki hipoksemia jaringan
b. Pantau GDA Pasien
Rasional : Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran gas
semakin membaik
c. Pantau pernapasan
Rasional : Untuk evaluasi distress pernapasan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh
serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian
oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler
dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah
pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat
frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu
ventilasi, perfusi paru dan difusi.
B. Saran
Disadari oleh kelompok bahwa makalah yang telah disusun oleh kelompok yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi” masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kelompok mengharapkan saran terhadap makalah yang
bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat
2 comments:
Replies
Reply
Copyright © 2019 DUNIA KEPERAWATAN | Template By : Widget Craft | Created By - Hardeep Asrani