Anda di halaman 1dari 26

Model Dokumentasi SDKI, SLKI dan SIKI Pada Pasien Dengan Gangguan Oksigenasi

Oleh :

Kelompok 4 kelas 3A

Anggota Kelompok :

1. Nanang Setyawan 1150019021

2. Maya Nur Alifah 1150019023

3. Ulfani Dwi Oktavia 11500190117

4. Awaliyatul Nur Ababil 1150019019

5. Weny Mayrani 1150019029

6. Faisol 1150019027

7. Anggi Pratiwi 1150019025

Fasilitator :

Nurul Kamariyah,S.Kep.Ns.M.Kes.

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020-2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MODEL DOKUMENTASI
SDKI, SLKI dan SIKI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada bidang study D-III Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang MODEL DOKUMENTASI SDKI, SLKI dan SIKI PADA
PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu NurulKamariyah,S.Kep.Ns.M.Kes.selaku
dosen mata kuliah Dokumentasi Keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Sidoarjo, 26 Oktober 2020

Kelompok 4
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………….....................……………
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………......................
……….
1.3 Tujuan
Masalah……………………………………………………….......................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Konsep
Dasar...............................................................................................
2.2 Konsep Dan Asuhan
Keperawatan..............................................................................
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus
1.....................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..................................................................................................................
3.2
Saran............................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia


dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah
kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
(Wartonah Tarwanto, 2006)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia,dalam


tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan
bisa menyebabkan hal yang berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan
tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi
tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan
secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan.  Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.

1.2 Rumusan Masalah


1. sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?
2.Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?
3.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4.Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran paru?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
4. Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru
5. Untuk mengetahui pewrawat dalam menjalankan tugas memenuhi kebutuhan oksigen
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Definisi Oksigen
Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel dalam tubuh melalui
system pernapasan dan system kardiovaskuler. Dalam keadaan normal, proses oksigenasi
terjadi tanpa disertai pemikiran serius mengenai apa yang terjadi. Namun, ketika tubuh
kekurangan oksigen, seorang apat segera merasakan efeknya. (Bennita, 2013).
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang
ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian laut, konsentrasi oksigen dalam
udara ruangan adalah 21%.Penggunaan oksigen berkesinambungan ( > 15 jam sehari)
dapat meningkatkan harapan hidup bagi pasien-pasien yang mengalami kegagalan
respirasi kronis, dan memperbaiki tekanan arteri pulmonary, polisitemia (hematokrit > 55
%), mekanik paru, dan status mental.( Ikawati, 2016 )
2. Anatomi Sistem Pernafasan

Anatomi saluran pernafasan terbagi menjadi dua bagian yaitu saluran bagian atas dan saluran
pernafasan bagian bawah.
a. Sistem pernafasan atas
1) Hidung
Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernafasan (respirasi )
dan indra penciuman (pembau). Dinding organ hidung dilapisi oleh mukosa yang berfungsi
untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara yang masuk melalui hidung.
Vestibulum merupakan bagian dari rongga hidung yang berambut dan berfungsi menyaring
partikel-partikel asing berukuran besar agar tidak masuk kesaluran pernafasan bagian bawah.
2) Faring
Faring (tekak) adalah saluran otot selaput kedudukan nya tegak lurus antara basis krani dan
vertebrae servikalis VI. Faring merupakan saluran yang sama-sama dilalui oleh udara dan
makanan. Faring terbagi menjadi nasofaring dan orofaring yang kaya akan pasokan jaringan
limfe yang menangkap dan menghancurkan pathogen yang masuk bersamaan dengan udara.
3) Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi dengan
otot, membrane, jaringan ikat, dan ligamentum. Laring sangat penting untuk
mempertahankan kepatenan jalan nafas bawah dari makanan dan minuman yang
ditelan.Selama menelan pintu masuk kelaring (epiglottis) menutup, mengarahkan makanan
masuk ke esophagus. Epiglottis terbuka selama bernafas, yang memungkinkan udara
bergerak bebas ke jalan nafas bawah.
b. Sistem pernafasan bawah
1) Trakea (batang tenggorokan)
Trakea (batang tenggorokan) adalah tabung berbentuk pipa seperti huruf C yang dibentuk
oleh tulang-tulang rawan yang disempurnakan oleh selaput, terletak diantara vertebrae
servikalis VI sampai ke tepi bawah kartilago krikoidea vertebra V. tabung tulang yang
menghubungkan hidung dan mulut ke paru-paru, maka merupakan bagian penting pada
system pernafasan. trakea adalah tabung berotot kaku terletak di depan kerongkongan, yang
sekitar 4,5 inci panjang dan lebar 1 inci. Diameter didalam sekitar 21-27 mm, panjang 10-16
c, ada sekitar 15-20 cincin tulang rawan berbentuk C tidak Lengkap, yang melindung trakea
dan menjaga jalan nafas. Otot-otot trakea yang terhubung ke cincin lengkap dan kontrak saat
batuk, yang mengurangi ukuran lumen trakea untuk meningkatkan aliran udara.
2) Bronkus dan bronkiolus
Trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri. Bronkus kanan lebih pendek, lebar,
dan lebih vertical daripada kiri. Bronkus kiri lebih panjang dan langsing dari yang kanan ,
dan berjalan dibawah artei pulmonalis sebelum di belah menjadi beberapa cabang yang
berjalan ke lobus atas dan bawah. Bronkiolus membentuk percabangan bronkiolus
terminalis , yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis ini
kemudian menjadi bronkiolus respiratori yang di anggap menjadi saluran tradisional antara
jalan udara transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
3) Pulmo (paru)
Pulmo (paru) adalah organ utama dalam system pernafasan, merupakan salah satu organ
sistem pernafasan yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura parietalis dan
pleura viseralis. Kedua paru sangat lunak, elastis dan berada dalam rongga torak. Sifatnya
ringan dan terapung di dalam air (Muttaqin, 2012).
3. Fisiologi Sistem Pernafasan
Oksigen masuk ke saluran pernapasan melalui hidung dan mulit. Oksigen kemudian
diedarkan melalui saluran pernapasan (faring, trakea, dan bronkus) ke alveolus, yang
merupakan pundi-pundi udara yang dikelilingi pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah
kapiler merupakan pembuluh darah kecil dengan dinding halus yang mempermudah
pertukaran gas. Pergantian gas dimulai ketika oksigen yang dihrup masuk ke dinding kapiler
yang dikelilingi alveolus dan dibawa oleh sel-sel darah melalui aorta. Aorta bercabang
emnjadi arteri-arteri kecil dan bahkan arterioles yang lebih kecil, pada akhinya menjadi
pembuluh darah kapiler. Dinding kapiler yang paling tipis membiarkan terjadinya difusi
oksigen ke dalam sel-sel dalam berbagai jaringan tubuh.(Vaughans, 2013).Pernapasan adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh(inspirasi)
serta mengeluarkan udara dari dalam tubuh (ekspirasi). Proses oksigenasi tersebut terdiri atas
tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas. (Muttaqin, 2012).
a. Ventilasi
Ventilasi adalah prose untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru-paru. Ventilasi
membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan persyarafan yang utuh. Otot
pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma disarafi oleh syaraf frenik, ynag
keluar dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
b. Difusi gas
Difusi gas adalah bergeraknya gas O2 dan CO2 atau partikel lain dari area yang bertekanan
tinggi kea rah yang bertekanan rendah. Di dalam alveoli, O2 melintasi membrane alveoli-
kapiler dari alveoli ke darah karena adanya perbedaan tekanan PO2 yang tinggi di alveoli dan
tekanan pada kapiler yang lebih rendah.
c. Transportasi gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jariingan ke paru
dengan bantuan aliran darah.
4. Sistem yang berpengaruh pada oksigenasi
Pemenuhan keutuhan oksigenasi sangat berguna untuk tubuh terutama untuk
mempertahankan hidup, menjaga metabolisme sel, dan melakukan aktivitas berbagai organ
dan sel. Sistem yang berperan dalam pemenuhan oksigenasi terdiri dari system pernapasan
dan system kardiovaskuler.
a. System pernapasan
System pernapasan berperan dalam menjamin teresediaan oksigen untuk mempertahankan
kelangsungan metabolism sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalui system ini oksigen
diambil dari atmosfer, ditranspor ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida di alveoli, selanjutnya oksigen akan didifusi masuk kepiler darah
untuk dimanfaatkan oleh sel dalam proses metabolism.Proses oksigenasi dimulai dari
pengambilan oksigen di atmosfer, kemudian oksigen masuk melalui organ pernapasan bagian
atas seperti hidung, faring, laring, dan selanjutnya ke organ pernapasan bagian bawah seperti
trakea, bronkus utama, bronkussekunder, bronkus tersier,, terminal bronkus, dan selanjjtnya
masuk ke alveoli. Selain untuk jalan masuknya udara ke organ pernapasan bagian
bawah,proteksi terhadap benda asing yang akan masuk ke pernapasan bagian bawah,
menghangatkan, filtrasi, dan melembabkan gas. Sedangkan fungsi organ pernapasan bagian
bawah, selain sebagai tempat masuknya oksigen, berperan juga dalam proses difusi gas.

1. Respirasi
Respirasi adalah proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida baik yang terjadi di paru-
paru maupun di jaringan. Proses respirasi dibagi menjadi dua yaitu eksternal dan internal.
a. Respirasi internal
Merupakan proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di paru-paru dan kapiler
pulmonal dengan lingkungan luar. Pertukaran gas ini terjadi karena adanya peerbedaan
tekanan dan konsntrasi udara lingkungan dengan di paru-paru.
b. Respirasi eksternal
Merupakan proses pemanfaatan oksigen dalam sel yang terjadi di mitokondria untuk
metebolisme dan produksi karbondioksida. Proses pertukaran gas yang terjadi pada respirasi
internal hamper sama denganproses respirasi eksternal. Adanya peranan tekanan parsial gas
dan proses difusi untuk pertukaran gas antara kapiler sitemik dengan ke jaringan.
2. Mekanise pernapasan
Tekanan yang berperan dalam proses bernapas adalah tekanan atmosfer, tekanan
intraplmonal atau inraalveoli, dan tekanan intrapleura.
a. Tekanan atmosfer, yaitu tekananudara luar besarnya sekitar 760mmHg. Tekanan ini
diakibatkan oleh kandungan gas yang berada di atmosfer.
b. Tekaan intrapulmonal atau intraalveoli, yaitu teanan yang terjadi dalam alveoli. Ketika
bernapas normal atau biasa terjadi tekanan dengan atmosfer. Pada saat inspirasi, tekanan
pulmonal 759mmHg, lebih rendah 1 mmHg dari atmosfer dan pada saat ekspirasi tekanannya
mejadi lebih tinggi +1 mmHg menjadi 761 mmHg.
c. Tekanan intrapleura, yaitu tekanan yang terjadi pada rongga pleura yaitu ruang antara
pleuraparietalis dan viseralis.
b. Sitem kardiovaskuler
System kardiovaskuler berperan dalam proses oksigenasi ke jaringan tubuh, yaitu berperan
dalam proses transportasi oksigen. Oksigenasi ditransportasikan ke seluruh tubuh melalui
aliran darah. Dengan demikian, kemampuan oksigenasi pada jaringan ditentukan oleh
adekuatnya fungsi jantung. Fungsi jantung yang adekuat bias dilihat dari kemampuan jantung
memompa daarah dan peruahan tekanan darah.
1. Jantung sebagai pemompa
Jantung merupakan organ pemompa darah melalui sirkulasi sitemik maupun pulmonal. Kerja
jantung diperlihatkan melaui curah jantung ( cardiac output). Selama diastole atau relaksasi,
tekana ventrikel lebih rendah dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventricular yang
terbuka dan pada akhir diastole ventrikel, atrium berkontraksi mendorong darah masuk ke
ventrikel.
2. Preload
Adalah keadaan dimana serat otot ventrikel kiri jantung memanjanng atau meregang sampai
akhir diastole. Sesuai dengan hukum Frank Starling bahwa semakin besar regangan otot
jantung, maka semakin besar pula kekuatan kontraksinya dan semakin besar pula curah
jantungnya. Pada keaadaaan preload, terjadi pengisian ventrikel sehingga semain panjang otot
ventrikel meregang, maka semakin besar pula volume darah yang masuk dalamventrikelnya.
3. Afterload
Adalah tekanan yang dilibatkan oleh pompa ventrkel kiri, untuk membuka katup aorta selama
sistoldan pada saat memompa darah. Afterload secara langsung dipengaruhi oleh tekanan
darah arteritinggi, maka jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke sirkulasi.
5. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
Menurut Vaughans, (2013) faktor yang mempengaruhi oksigenasi terdiri dari faktor
fisiologis, usia dan tahap perkembangan, faktor lingkungan, makanan, kandungan makanan,
gaya hidup, dan gangguan kesehatan. (Vaughans, 2013).
a. Faktor fisiologis
Beberapa system bekerjasama untuk memungkinkan oksigenasi normal. Diafragma otot besar
yang terletak tepat dibawah paru-paru, membantu dengan inhalasi dan ekhalasi gas ke paru-
paru. Kontraksi dan relaksasi otot jantung memampukan jantung untuk memompa dara secara
efesien. Kntraksi dan relaksasi pada diafragma dn otot-otot jantung tergantung pada
pensinyalan yang terdapat pada system syaraf. Pembuluh darah juga tersusun atas otot-otot
halus yang membantu sirkulasi darah yang kaya oksigen ke jaringan yang dituju.
b. Usia dan tahap perkembangan
System pernapasan dan system kekebalan tubuh yang tidak sempurna diikuti ukuran jantung
lebih kecil menjadikan anak-anak kecil beresiko lebih besar terhadap gangguan oksigenasi.
Orang dewasa lanjut juga beresiko mengalami gangguan oksigenasi karena kapasitas
fungsional paru-paru dan jantung berkurang seiring petambahan usia seseorang.
c. Faktor lingkungan
Beberapa variable di lingkungan memperngaruhi kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan oksigennya.Polutan dan allergen di udara ( missal serbuk sari, kabut asap, zat
kimia beracun,) dan juga asap rokok sekunder dapat merusak jaringan paru-paru dan
mengarah pada dampak jnagka panjang seperti kanker paru-paru dan penyait
pulmonary(COLD). Dataran tunggi juga dapat mengganggu oksigenasi karena terjadi
penurunan oksigen di udara.
d. Makanan
Dampak makanan yang buruk didokuentasikan dengan baik. Kandungan makanan dan juga
jumlah makanan yang dicerna dapat menyebabkan masalah yang secara langsung
mempengaruhi oksigenasi. Obesitas dapat memperberat beban kerja jantung, yang dapat
mengurangi aktivitas jantung dalam memompa darah.Obesitas juga dapat membatasi gerakan
dada, yang menguragi ruang paru untuk mengembang dan membatasi inhalasi oksigen.
e. Gaya hidup
Merokok terkait dengan kelainan pernapasan kronis dan kanker. Selain itu, nikotin
menyebabkan penyumbatan darter koroner dan meningkatkan jumlah karbon monosida
dalam darah yang menyebabkan kekurangan oksigen .Obat dan kecanduan alkohol, narkotika
dan jumlah alcohol yang banyak dapat menyebabkan depresi pernapasan.
f. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan secara langsung terkait dengan fungsi pernapasan dan kardiovaskuler
juga terkait dengan fungsi tubuh lain yang berpotensi mempengaruhi oksigenasi. Banyak
penyimpangan terjadi akibat hidup tidak sehat ( missal makanan, rokok, gaya hidup tetap).
Pada akhirnya salah satu intervensi utama adalah pelajaran kesehatan untuk mencegah,
mengendalikan, atau memutarbalikkan dampak berlawanan dan pilihan tertentu.Contoh
penyimpangan system pernapasan antara lain
(Pneumonia,COPD,Hiperventilaso,Hipoventilasi).
6. Masalah yang sering terjadi pada oksigenasi
Menurut Tarwoto & Wartonah,(2015) terdapat beberapa istilah yang sering dipakai sebagai
manifestasi kekurang oksigen dalam tubuh yaitu hipoksemia,hipoksia, dan gagal napas.
Status oksigenasi tubuh dapat diketahui dengan melakukan analisis gas darah (AGD) dan
oksimetri
a. Hipoksemia
Hipoksemia merupakan keadaan yang disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi, dan difusi
atau berada pada tempat yang kurang oksigen. Pada keadaan hipoksemia, tubuh akan
melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan pernapasan, vasodilatasi pembuluh
darah,dan peninkatan nadi. Tanda dan gejala hipoksemia adalah sesak napas, frekuensi napas
dapat mencapai 35 kali permanit, nadi cepat dan dangkal, serta sianosis.
b. Hipoksia
Hipoksia dadalah kondisi ketidakcukupan oksigen di tempat maupun di dalam tubuh, dan gas
yang diinspirasi ke jaringan. Hipoksia dapat dihubungkan dengan setiap bagian dalam
pernapasan ventilasi, digusi gas, atau transport gas oleh darah dan dapat disebabkan oleh
setiap kondisi yang mengubah satu adtau semua bagian dalam proses tersebut.
c. Gagal napas
Gagal napas merupakan keadaan dimana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan
oksigen karena pasien kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi
kegagalan pertukaran gas karbondioksida dan oksigen. Gagal napas ditandai leh adanya
peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara signifikan. Gagal napas dapat
disebabkan oleh gangguan system saraf pusat yang mengontrol system pernapasan,
kelemahan neuromuscular, keracunan obat, gangguan metabolism, kelemahan otot
pernapasan, dan obstruksi jalan napas (Kozier, 2011).
d. Perubahan pola napas
Menurut Tarwanto & Wartonah (2015)Perubahan pola napas dapat berupa hal-hal sebagai
berikut.
1) Dispnea, yaitu kesulitan bernapas, misalnya pada pasien dengan asma.
2) Apnea, yaitu tidak bernapas atau berhenti bernapas.
3) Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari 24 kali per
menit.
4) Bradipnea, yaitu pernapsan lebih lambat dari normal dengan frekuensi kurang dari 16
kaliper menit.
5) Kusmaul, yaitu pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi sama, misalnya pada
pasien koma dengan penyakit diabetes mellitus dan uremia.
6) Cheyne strokes merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian berangsur-angsur
dangkal dan diikuti priode apnea yang berulang, misalnya pada keracunan obat bius, penyakit
jantung, dan penyakit ginjal.
7) Biot adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea dengan priode yang tidak
teratur, misalnya pada meningitis.
7. Perubahan fungsi napas
Menurut Potter & Perry, (2006) perubahan fungsi napas dibagi dua, yaitu :
1. Hiperventilasi
Hiperventilasi merupakan kondisi ventilasi yang berlebih, yang dibutuhkan untuk
mengeliminasi karbondioksida normal di vena, yang diproduksi melalui metabolism selular.
Hiperventilasi dapat disebabkan oleh ansietas, infeksi,obat-obatan, ketidakseimbangan asam
basa, dan hipoksia yang dikaitkan dengan embolus paru atau syok.
2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
oksiegn tubuh atau mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar
menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Atelektasis merupakan kolaps alveoli dalam
pernapasan. Karena alveoli kolaps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit dan
menyebabkan hipoventilasi.
7. Metode pemenuhan kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksiegen dapat dipenuhi dengan beberapa metode, antara lain inhalasi oksigen
( pemberian oksigen), fisioterapi dada, napas dalam dan batuk efektif, serta suction atau
penghisapan lendir (Asmadi, 2009).
a. Inhalasi oksigen (pemberian oksigen)
Terdapat dua system inhalasi oksigen yaitu system aliran rendah dan system aliran tinggi.
1) System aliran rendah
System aliran rendah ditunjukkan pada klien yang memerlukan oksigen dan masih mampu
berapas sendiri dengan pola pernapasan normal. Distem ini diberikan juuntukmenambah
konsentrasi udara ruangan. Pemberian oksigen diantaranya dengan menggunakan nasal kanul,
sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing dan norebreathing.
a) Nasal kanul
Dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 Liter/menit dan konsentrasi oksigen 24-44 %.
b) Sungkup muka sederhana
Aliran oksigen yyang diberikan melalui alat ini sekitar 5-8
Liter/menit dengan kosentrasi 40-60%.
c) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari sungkuop muka sederhana yaitu 60-
80%, dengan aliran oksigen 8-12 Liter/menit.
d) Sungup muka dengan nonrebreathing
Memeberikan oksigen sampai 99% dengan aliran yang sama pada kantong rebreathing.
2) System aliran tinggi (high flow oxygen system)
Penggunaan teknik inii menjadikan konsentrasi oksigen dapat lebih stabil dan tidak
dipengaruhi tipe pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen lebih cepat.
Misalnya melalui sungkup muka dengan ventury. Tujuan utama system ini yaitu untuk
mengoreksi hipoksia dan asidema, hipoksemia, hiperkapnia dan hipotensi.Hal tersebut
menyebabkan perlunya koreksi dengan segera untuk menghindari kerusakan otak irreversible
atau kematian.
a. Fisioterapi dada
Merupakan suatu tindakan keperawatan terdiri atas peerkusi, vibrasi, dan postural drainage.
Tujuan dari tindakan ini yaitu melepaskan secret yang melekat pada dinding bronkus.
b. Napas dalam
Merupakan bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapsan abdominal ( diafragma) dan
purse lips breathing.
c. Batuk efektif
Adalah bentuk latihan batuk untuk mengeluarkan secret.
d. Suctioning ( penghisapan lendir)
Merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret yang berlebihan pada jalan napas.
Suctioning dapat diterapkan pada oral, nasofaringeal, tracheal, dan endotracheal. Tujuan
tindakan ini yaitu untuk membuat jalan napas yang paten dengan menjaga kebersihan jalan
napas dari sekresi yang berlebihan (Asmadi. 2009).
2.2 KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakanuntuk
jangka metabolisme sel tubuh dalam mempertahankan hidup dan aktivitasberbagai organ atau
sel (Wahit Iqbal. 2005).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang pagar vital dalam kehidupanmanusia.
Dalam tubuh oksigen ini penting berhenti metabolisme sel. Kekuranganoksigen akan
menimbulkan dampak yang Deret bagi tubuh, shalat satu dampaknyaadalah kematian.
Berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agarkebutuhan dasar ini terpenuhi
dengan baik. Untuk itu dalam konsep ini perawat perlumemahaminya secara dalam (Wahit
Iqbal. 2005).
1. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi termasuk pengkajian tentangmasalah
pernapasan dulu dan sekarang; gaya hidup; adanya batuk; dahak;nyeri; medikasi; dan adanya
Faktor risiko untuk gangguan status oksigenasi.
1)Masalah pada pernapasan (dulu dan sekarang)
2)Riwayat penyakit atau masalah pernapasan
o Nyeri
o Paparan lingkungan atau geografi
o Batuk
o Bunyi Nafs mengi
o Faktor risiko penyakit paru (misalnya perokok aktif atau pasif)
o Frekuensi insfeksi pernapasan
o Masalah penyakit paru masa lalu
o Penggunaan obat
3)Adanya batuk dan penanganan
4)Kebiasaan merokok
5)Masalah pada fungsi sistem kardiovaskuler.dll (kelemahan, dispnea )
6)Faktor risiko yang memperberat masalah oksigenasi
o Riwayat hipertensi
o Merokok
o Usia paruh baya atau lanjut usia
o Obesitas
o Diet tinggi lemak
o Peningkatan kolesterol
7)Riwayat penggunaan medikasi
8)Stressor yang kesialan
9)Status atau kondisi kesehatan (Wahit Iqbal. 2005).
b. Pola batuk dan produksi dahak
Menilai apakah batuk termasuk batuk kering, keras dan kuat dengan suaramendesing, berat,
dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalamipenyakit kanker juga dilakukan
pengkajian apakah pasien mengalami sakitpada bagian tenggorokan saat batuk kronis dan
produktif serta saat dimanapasien sedang makan, merokok, atau pada saat malam hari.
Pengkajianterhadap lingkungan tempat tinggal pasien (apakah berdebu, penuh secepat
mungkin, danadanya kecendrungan mengakibatkan alergi). Pengkajian dahak
dilakukandengan cara masa warna, kejernihan, dan apakah bercampur dengandarah (Aziz
Alimul. 2006).
c. Sakit Dada
Pengkajian dilakukan untuk selamat bagian yang sakit, luas,intensitas, Faktor yang
menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada singgahpasien berubah posisi, serta ada atau
tidaknya hubungan antara waktuinspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit (Aziz Alimul.
2006).
d. Pengkajian Fisik

 Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran klien, penampilan umum, postur tubuh,kondisi kulit dan
selaput mukosa, dada, pola napas, (frekuensi,kedalaman pernapasan, durasi inspirasi dan
ekspirasi), perluasan dadasecara umum, adanya sianosis, deformitas dan jaringan parut pada
dada.
 Palpasi
Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar diatasdada pasien. Saat
palpasi perawat penilaian adanya fremitus taktil pada
dada dan penggung pasien dengan memintanya menyebutkan "Tujuh - tujuh ” secara secara
berulang. Perawat akan merasakan adanya getaran pada
Telapak tangan nya. Normaalnya fremitus taktil akan terasa pada individuyang sehat dan
akan meningkat pada kondisi kosolidasi. Selain itu,palpasi juga dilakukan untuk mengkaji
suhu kulit, pengembangandada, adanya nyeri tekan, titik impuls maksimum abnormalitas
masa dansaat sirkulasi perifer, denyut nadi, serta pengisian kapiler.
 Perkusi
Dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta untukmengkaji adanya
abnormalitas, cairan, atau udara didalam paru ,. Perkusisendiri dilakukan dengan jari tengah
(tangan tidak dominan) pemeriksamendatar diatas dada pasien. Kemudian jari tersebut
diketuk-ketukdengan menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangansebelahnya.
Normalnya dada menghasilkan bunyi resonan atau gaungperkusi. PADA penyakit tertentu
adanya udara pada dada atau parumenimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum.
Sedangkan bunyi pekakatau kempis terdengar singgah perkusi dilakukan di atas daerah
yangmengalami atelektasis.
 Auskultasi
Auskultasi dilakukan langsung dengan menggunakan stetoskop. Bunyiyang terdengar
digambarkan berdasarkan nada, intensitas durasi, ataukualitasnya. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih sah atau akurat,auskultasi baik dilakukan lebih dari satu kali. PADA
pemeriksaanfisik paru, auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi napas vasikuler,bronkial,
bronkovasikular, ronkhi, juga untuk selamat adanyaperubahan bunyi napas serta lokasi dan
waktu pelaksanaan (WahitIqbal. 2005).
e. Pemeriksaan Diagnostik

 Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gasdarah arteri,
oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
 Tes strukturp ernapasan: sina r-xayah a,bro nkoskopi,memindai paru.
 Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kulturkerongkong an,dahak,
uji kulit, torakentesis (Wahit sayaqbal.2005).

2. Analisa data

Data Subjektif
o Perasaan lemah
o Sesak napas
o Nyeri dada
o Batuk tak efektif
o Demam
o Riwayat merokok
o Ansietas
o Berat badan menurun

Data Objektif
o Gelisah
o Dispnea
o Trauma
o Suara napas tidak normal
o Perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan
o Obstruksi trakeal
o Pendarahan aktif
o Infeksi paru
o Perubahan irama dan JUMLAH pernapasan
o Penggunaan otot bantu napas
o Vasokontriksi
o Hipovolemia
o Busung
o Efusi pleura
o Atelektasi
o Nilai AGD tidak normal (Wahit Iqbal. 2005)
3.Rumusan masalah
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
 Ketidakefektifan pola napas.
 Gangguan pertukaran gas.
 Gangguan perfusi jaringan (Wahit Iqbal. 2005).
4. Perencanaan
1)Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Berhubungan dengan :
 Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif
 Obstruksi jalan napas : spasme jalan napas, retensi secret, mucusberlebih, adanya
jalan napas buatan, terdapat benda asing dijalan napas,secret di bronki, dan eksudat di
alveoli.
 Fisiologi : disfungsi neuromuscular, hyperplasia dinding bronchial,PPOK, infeksi,
asma, trauma jalan napas.
Tujuan :
 Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif.
 Menunjukkan status pernapasan : kepatenan jalan napas
Kriteria Hasil :
 Tidak mengalami aspirasi
 Mengeluarkan secret secara efektif
 Mempunyai jalan napas yang paten
 Irama dan frekuensi pernapasan dalam batas normal
 Suara napas jernih
Intervensi dan Rasional :
 Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas atau adanya sekreat
Rasional : Pernapasan bising, ronki dan menunjukkan tertahannyasekreat / obstruksi
jalan napas
 Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret
Rasional : Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna (bercak darah) atauair umumnya
normal dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan.
 Gunakan oksigen, humidifikasi / nebuliser. Beri cairan tambahan melaluiIV sesuai
indikasi.
Rasional : Memberikan hidrasi maksimal membantu pengenceran secretuntuk
membantu pengeluarannya.
 Dorong masukan cairan peroral (sedikitnya 2500 ml/hari) dalamtoleransi jantung
Rasional : hidrasi adekuat untuk mempertahankan secrethilang/peningkatan
pengeluaran.
 Lakukan penghisapan jalan napas (suction)
Rasional : untuk mengeluarkan secret yang tertahan dari jalan napas.

 Pantau pernapasan pasien.


Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untukmemastikan kepatenan
jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat(Dongoes.1999) .

2)Ketidakefektifan pola napas


Berhubungan dengan :
o Ansietas
o Posisi tubuh
o Deformitas tulang
o Deformitas dinding dada
o Penurunan energy dan kelelahan
o Hiperventilasi
o Kelelahan otot-otot pernapasan

Tujuan :
o Menunjukkan pola pernapasan efektif
o Menunjukkan status pernapasan: ventilasi tidak terganggu
o Menunjukkan tidak adanya gangguan status pernapasan

Kriteria Hasil:
o Pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis
o Kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal
o Fungsi paru dalam batas normal
Intervensi dan Rasional :
 Manajemen jalan napas
Rasional : memfasilitasi kepatenan jalan napas
 Pengisapan jalan napas
Rasional : mengeluarkan sekret jalan napas dengan cara masukkankateter penghisap
ke dalam jalan napas oral atau trakea pasien.
 Bersihkan jalan napas buatan
Rasional : memelihara selang endotrakea dan selang trakeostomi untukmencegah
komplikasi yang berhubungan dengan penggunaannya
 Pantau pernapasan
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untukmemastikan kepatenan
jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat
 Pantau tanda-tanda vital
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular,pernapasan dan suhu
tubuh pasien untuk menentukan dan mencegahkomplikasi (Wahit Iqbal.2005).
3) Gangguan pertukaran gas
Berhubungan dengan :
o Perubahan membran kapiler-alveolar
o Ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
Tujuan :
o Gangguan pertukaran gas akan berkurang
o Status pernapasan : pertukaran gas tidak akan terganggu
o Status pernapasan : ventilasi tidak akan terganggu
Kriteria Hasil :
o Fungsi paru dalam batas normal
o Ekspansi paru yang simetris
o Tidak menggunakan otot aseksoris untuk bernapas.

Intervensi dan Rasional :

 Manajemen asam-basa
Rasional : meningkatkan keseimbangan asam-basa dan mencegahkomplikasi akibat
ketidakseimbangan asam-basa.
 Manajemen jalan napas
Rasional : memfasilitasi kepatenan jalan napas
 Manajemen elektrolit
Rasional : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan mencegahkomplikasi akibat
kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluarharapan.
 Terapi oksigen
Rasional : memberikan oksigen dan memantau efektivitasnya
 Bantuan ventilasi
Rasional : meningkatkan pola pernapasan spontan yang optimal
dalammemaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru.
 Pantau tanda-tanda vital
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular,pernapasan dan suhu
tubuh untuk mentetukan dan mencegah komplikasi(Wahit Iqbal.2005).
4)Gangguan perfusi jaringan
Berhubungan dengan :
o Vasokonstriksi
o Hipovolemia
o Menurunnya aliran darah
o Edema
o Pendarahan
Tujuan :
o Memperbaiki perfusi jaringan.
o Suara pernapasan dalam keadaan normal
Intervensi dan Rasional :

 Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan


Rasional : mengetahui sejauh mana keadaan umum pasien
 Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Rasional : meningkatkan perfusi jaringan
 Pertahankan asupan dan pengeluaran
Rasional : mengetahui keseimbangan intake dan output cairan
 Monitor denyut dan irama jantung
Rasional : mengetahui komplikasi dan kelainan yang ada.
 Hindari terjdinya valsava maneuver seperti mengedan, menahan napas,dan batuk
Rasional : mempertahankan pasokan oksigen (Wahit Iqbal.2005).
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1
I. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Tn.J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : 11Juni 2013
No. Register : 00.56.24.84
Ruangan/Kamar : RA3/IIA
Golongan darah : O
Tanggal pengkajian : 17 Juni 2013
Diagnosa Medis : Tumor Paru Kanan
II.Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas, hal ini telah dialami pasien sejak 2 minggu yang lalu, dan
nyeri dada yang dialami pasien sejak 1 bulan belakangan ini, dan meningkat dalam 2 hari
terakhir sebelum pasien masuk ke RS H. Adam Malik.
III.Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Provocative/palliative
a.Apa penyebabnya
Pasien mengatakan nyeri dada dan sesaknya disebabkan oleh aktivitasnya yang terlalu
banyak, dan akibat kebiasaannya merokok sejak pasien masih sekolah SLTA.
b.Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Pasien mengatakan akan berkurang jika beristirahat sejenak, namun beberapa menit
kemudian nyeri dan sesaknya akan kembali lagi dirasakan.
2. Kuantitas kualitas
1) Bagaimana dirasakan
Nyeri dada terasa menyusuk dan berat, napas terasa dalam, berat padabagian dada
sebelah kanan, skala nyeri 5.
2)Bagaimana dilihat
Terlihat sesak dan napas terasa berat pada saat bernapas, kapan nyerimeningkat
terlihat wajah yang meringis.
3. Wilayah
1). Dimana lokasinya
Nyeri dada dirasakan di bagian dada sebelah kanan.
2). Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri menyebar dari bagian dada sebelah kanan kebagian dada
sebelah kiri dan balakang.
4.Kerasnya
Pasien mengatakan nyeri sangat mengganggu aktivitasnya, karena sesakdapat timbul
meningkat kapan aktivitas pasien meningkat. Dan nyeri dadanya menyebabkan pasien
merasa lemas.
5.Waktu
Nyeri dan sesak dirasakan selama 2 minggu yang lalu dan meningkat selamadoa hari
belakangan ini.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
A. Penyakit Yang Pernah Dialami
Tidak ada penyakit yang dialami os sebelumnya.
B. Pengobatan/Tindakan Yang Dilakukan
Tidak ada pengobatan atau tidakakan yang diberikan.
C. Pernah Dirawat/Dioprasi
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RS dan tidak pernah dioprasi sebelumnya.
D. Lama Dirawat
Tidak pernah dirawat.
E. Alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.
F. Imunisasi
Pasien mengatakan tidak pernah imunisasi.
V. Riwayat Kesehatan Keluarga
A.Orang Tua
Orang tua Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
B.Saudara Kandung
Saudara kandung Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serius
C.Penyakit Keturunan Yang Ada
Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan.
D. Anggota Keluarga Yang Meninggal
Saudara kandung Pasien (anak tertua) dan orang tua pasien.
E.Penyebab Meninggal
Saudara kandung pasien meninggal karena kecelakaan, orang tua pasien karena sudah lanjut
usia.

F.Genogram
Skema 2.1 Genoram Keterangan :

Laki-laki sudah meninggal :

Perempuan sudah meninggal :

Laki-laki masih hidup :

Perempuan masih hidup :

Pasien :
Tinggal serumah : . . . . . .

VI. Riwayat Keadaan Psikososial


A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya
Pasien mengatakan penyakitnya tidak akan parah dan tidak perlu dilakukan oprasi, Pasien
hanya merasa kurang istirahat saja.
 Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon pasien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon pasien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan dalam masalah ini adalah bersihan jalan napas tidak
efektif yaitu ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten. (SDKI,2017) Dalam Standar Dignosis Keperawatan
Indonesia bersihan jalan napas tidak efektif masuk kedalam kategori fisiologis dengan
subkategori respirasi. Berdasarkan perumusan diagnosa keperawatan menurut SDKI
menggunakan format problem, etiology, sign and symptom (PES). Penyebab dari bersihan
jalan napas tidak efektif adalah sasme jalan napas, hipersekresi jalan napas, disfungsi
neuromuskular, benda asing dalam jalan napas, adanya sekresi yang tertahan, merokok pasif,
merokok aktif, respon alergi, efek agen farmakologis. (SDKI, 2018). Diagnosa keperawatan
pada masalah kebutuhan Respirasi, dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(2017) yaitu:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif, Yaitu ketidakmampuan membersihkan secret atau
obstruksi jalan napas tetap paten.
b. Pola napas tidak efektif, Yaitu inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
c. Gangguan ventilasi spontan, Yaitu penurunan cadangan energy yang mengakibatkan
individu tdaik mampu bernapas adekuat.
d. Risiko aspirasi, Yaitu beresiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekrsi
orofaring, benda cair atau padat ke dalam saluran trakeobronkial akibat disfungsimekanisme
protektif saluran napas.
 Rencana keperawatan
Menurut SIKI DPP PPNI, 2018 intervensi keperawatan adalah segala treatment yang
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian krisis untuk
mencapai luaran (outcome) yang di harapkan, sedangkan tindakan keperawatan adalah
prilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimpementasikan
intervensi keperawatan. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia menggunakan sistem
klasifiksai yang sama dengan SDKI. Sistem klasifikasi diadaptasi dari sistem klasifikasi
international classification of nursing precite (ICNP) yang dikembangkan oleh International
Council of Nursing (ICN) sejak tahun 1991. Komponen ini merupakan rangkaian prilaku atau
aktivitas yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan.
tindakan-tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, teraupetik, edukasi dan
kolaborasi (Berman et al, 2015: Potter dan Perry, 2013; Seba, 2007; Wilkinson et al, 2016).
Dalam menentukan intervensi keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan beberapa
faktor yaitu: karakteristik diagnosis keperawatan, luaran (outcome) keperawatan yang
diharapkan, kemampulaksanaan intervensi keperawatan, kemampuan perawat, penerimaan
pasien, hasil penelitian.
 Implementasi
Menurut (Vaughans, 2013) :
Implementasi merupakan tindakan yang telah direncanakan dalam rencana keperawatan.
Sama seperti tujuan dan hasil yang ditentukan oleh data, intervensi keperawatan ditentukan
oleh tujuan dan hasil yang diharapkan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
dan tindakan kolaborasi. Tindakan keperawatan yang akan saya laukan pada klien dengan
masalah bersihan jalan nafas tidak efektif adalah dengan memberikan terapi fisioterapi dada
yang kemudian dilanjutkan dengan melatih batuk efektif sehingga memudahkan untuk
mengeluarkan secret. Dan melakukan Tindakan nebulizer untuk melegakan saluan
pernapasan.
 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan untuk menentukan
apakah telah berhasil meningkatkan kondisi klien. (Potter&Perry,2009). Jika tujuan dan ahsil
yang diharpkan tidak akan terpenuhi, perawat harus menentukan apakah itu kare intervensi
yang tidak efektif, tujuan dan ahsil yang diharapkan tidak sesuai, atau pasien tidak mengeluh.
Jika terjadi salah satu situasi di tas, perawat da pasien harus merevisi rencana secara
kolaboratif agar lebih baik dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Evaluasi pada klien dengan PPOK yang sesuai dengan indicator SDKI dan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan harapan klien menunjukkan :
a. Klien mampu mengeluarkan secret secara efektif.
b. Pada pemeriksaan auskultasi memiliki suara napas yang jernih dan tidak terdapat suara
napas tambahan seperti wheezing,ronki, dll.
c. Gangguan pertukaran gas berkurang dengan dibuktikan oleh tidak terganggunya respon
alergi seperti keseimbangan elektrolit dan asam-basa.
d. Klien menunjukkan status neurologis yang adekuat untuk mempertahankan pernapasan
spontan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan
hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung,
faring, laring, epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus,
bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses
pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam
mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan
oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan
fisioterapi dada.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-8-tips-pintar/sistem-penapasan-manusia-
1117/
https://saintif.com/mekanisme-pernafasan/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/faktor-faktor-yang-memengaruhi-frekuensi-
pernapasan-3822/
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1367/4/4.%20chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai