Anda di halaman 1dari 41

Tamponade

Jantung
Definisi

Tamponade jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan


oleh akumulasi cairan dalam ruang pericardial.
 Terdapat 3 fase perubahan hemodinamik:
a. Fase 1: Peningkatan cairan perikardial meningkatkan tekanan pengisian
ventrikel. Pada fase ini tekanan ventrikel kanan dan kiri tetap lebih tinggi
daripada tekanan intraperikardial.
b. Fase 2: Peningkatan tekanan intraperikardial melebihi tekanan pengisian
ventrikel kanan, sehingga curah jantung turun.
c. Fase 3: Tercapai keseimbangan antara peningkatan tekanan intraperikardial
dengan tekanan ventrikel kiri sehingga terjadi gangguan curah jantung yang
berat.
Patofisiologi
Diagnosis

 Beck triad (kondisi akut)


1. peningkatan tekanan vena jugularis
2. penurunan tekanan darah (hipotensi)
3. suara jantung menjauh
 Pulsus parodoksus
 Tanda kussmaul
Pemeriksaan Penunjang

 Rontgen (water bottle shaped heart)


 Laboratorium
 EKG
 Sinus tachycardia
 Kompleks QRS Low-voltage
 Electrical alternans : kompleks QRS alternan
 PR segment depression
penatalaksanaan

 Perikardiosentesis
 perikardiotomi
SISTEM KARDIOVASKULER
PEMANTAUAN / MONITORING PADA SISTEM KARDIOVASKULER

A. NON INFASIVE MONITORING


1. Perfusi 2. CRT
3. Nadi 4. Tekanan Darah
5. Gambaran EKG & HR 6. Temperatur / Suhu 7. Urine

B. INVASIVE MONITORING
1. CVP
2. ABP
3. PAP
4. PAWP
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG : Elektrocardiographi, Echokardiographi
SISTEM NON INVASIVE MONITORING

1. PERFUSI

Normal : Hangat – Kering - Merah

Abnormal : Basah - Dingin – Pucat

Penyebab : Hipoksia , Syok

Bandingkan warna telapak tangan

kita dengan telapak tangan pasien


NON INVASIVE MONITORING

2. CAPILARI REFFIL TIME

Normal : < 2 Detik

Penyebab perubahan CRT :

Hipoksia , Syok
SISTEM NON INVASIVE MONITORING
3. NADI
Frekuensi : 60 - 100 x / menit ( Dewasa )
Irama : reguler / ireguler
Desakan : Adekuat / lemah
> 100 : TAKIKARDI

PENYEBAB :
- Mekanisme kompensasi : Hipoksia, Hipovolemia
- Stimulasi Sympatis : Nyeri, Takut
- Peningkatan hormon Tiroksin : Basedow
NON INVASIVE MONITORING
3. NADI
< 60 : BRADIKARDI

PENYEBAB :
- Tahap Lanjut : Hipoksia, Syok
 Tekanan Intra Kranial Meningkat
- Pengaruh obat : Beta Blocker
NON INVASIVE MONITORING
4. Tekanan darah

Nilai normal: 120/80 (Dewasa muda), MAP :70 -100 mmHg

 Tekanan darah rendah:


 Hipovolemi
 Vasodilatasi
 Penurunan kontraksi jantung: Decomp, Infark

 Tekanan darah tinggi:


 Hipervolemia
 Vasokonstriksi
NON INVASIVE MONITORING
4. Tekanan darah
GAMBARAN EKG NORMAL
Irama jantung

Langkah-langkah dalam mengkaji strip irama:

a. Identifikasi komplek QRS


b. Perhatikan gelombang P
 Adakah gelombang P ada pada setiap komplek QRS?

c. Interval P-----R
 Apakah normal?
 Apakah sama pada setiap strip/bervariasi

d. Evaluasi komplek QRS


 Lebarnya normal/>luas
 Apakah semua komplek sama konfigurasi?
SISTEM GAMBARAN EKG & HR PADA MONITOR
SISTEM GAMBARAN EKG, SpO2, RR, TEKANAN DARAH
PADA MONITOR
MENGENAL ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA

DEFINISI ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA

Gangguan irama jantung yang dalam waktu


singkat dapat menimbulkan kematian

Yaitu :
Gangguan denyut jantung yang meliputi frequensi, irama dan
konduksi yang dapat ditimbulkan oleh karena gangguan
pengeluaran / pembentukan inpuls maupun gangguan sistem
hantaran / konduksi atau keduanya.
PENYEBAB ARITMIA

A. INTRA CARDIAL : B. EKSTRA CARDIAL


1. Cardiomyopathi 1. Hipoksia
2. Cardiomegali 2. Hipo / Hiperkalemia
3. Kelainan katup 3. Hipocalcemia
4. Infark, dll 4. Gangguan Keseimbangan
Asam basa
MACAM ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA

A. SUPRAVENTRICULAR
1. Sinus Bradikardi
2. Atrial fibrilasi respon cepat
3. Atrial fluter

B. VENTRICULER

1. Prematur Ventricular Contraction ( PVC ) : - Trigemini, Bigemini,


- Multiple - multifokal
- R on T

2. Ventrikel takhikardi 3. Ventrikel fibrilasi


SINUS BRADIKARDI

Irama : Teratur
Frekuensi / Hr : 40 – 60 kali permenit
Gelombang P : Normal, setiap gelombang P diikuti QRS
PR Interval : Normal
Gelombang : QRS normal.
ATRIAL FIBRILASI
IRAMA : Tidak Teratur

FREKUENSI :
< 100 ( Respon Lambat )
> 100 ( Respon Cepat )

Gelombang P : Sukar dihitung / dibaca, terlihat seperti


gelombang kecil / keriting.
Jumlah gelombang P : 350-600 x/mnt

Gelombang QRS : Tidak teratur antara : 140 – 200 / menit


ATRIAL FIBRILASI
Efek Hemodinamik :
- Rate Ventrikel cepat : Curah jantung menurun
- Rate Ventrikel 60 – 100 : Dapat ditoleransi

Penanganan :
- Curah jantung cukup / tidak hipotensi : Digitalis – Inderal
verapamil – diltiazem

- Jika dengan obat gagal / gangguan hemodinamik :


Cardioversi dengan energi 50 – 100 joule
ATRIAL FLUTER

Frekuensi / HR : Normal, Lambat atau cepat


Gelombang P : - Tidak normal, seperti gigi gergaji
- Teratur dan dapat dihitung.
- tidak semua P diikuti QRS, sehingga frekuensi
atrialtidak sama dg ventrikel 2 : 1 , 3 : 1 , 4 : 1
- Jumlah gelombang P 250 – 350/mnt
PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION ( PVC )
PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION ( PVC )

Irama : Tidak teratur pada saat timbul PVC,


karena datangnya lebih awal dari irama sinus.

Frekuensi/HR : Tergantung irama dasar

Gelombang P : Tidak ada

Gelombang QRS : Melebar > 0,12 detik


PVC : TRIGEMINI
PVC : BIGEMINI
PVC : R On T
PVC : PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION

PENATALAKSANAAN PVC

a. Kaji tingkat kesadaran & tanda – tanda vital


b. Bila < 6 kali / mnt & & hemodinamik stabil
tidak memerlukan pengobatan → kaji penyebab :
- Gx elektrolit,
- Gx keseimbangan asam basa
- Hipoksia
terapi sesuai penyebab
c. Bila > 6 kali /mnt & hemodinamik tidak stabil
diberikan terapi : lidocain 2 % / Amiodaron
VENTRIKEL TAKIKARDI

VENTRIKEL TAKIKARDI

 3 atau lebih extrasistol ventrikuler yang berurutan


 Freq biasanya: 160-200x/menit
 Bisa lebih rendah sekitar 100x/menit
 QRS lebar
 Gelombang P mungkin terlihat/tidak ada
 Efek hemodinamik:
 Curah jantung ↓
 Tidak berdenyut
 Jarang sekali masih berdenyut & terukur
VENTRIKEL TAKIKARDI
VENTRIKEL TAKIKARDI

 Penanganan Ventrikuler takikardi

1. Haemodinamik stabil dengan disritmia/aritmia


 Lidocain

2. Tidak stabil
 Kardioversi

3. Situasi kedaruratan (v.fibrilasi)


 Defibrilasi
VENTRIKEL FIBRILASI
PVC : MULTIVOCAL
VENTRIKEL FIBRILASI
PENATALAKSANAAN VENTRIKEL FIBRILASI

- JIKA IRAMA KASAR / COARSE LANGSUNG LAKUKAN DEFIBRILASI


@. Single shock 360 joule ( Monophasik )
@.Single shock 200 joule ( Biphasik )

 JIKA GELOMBANG HALUS / FINE


Lakukan PIJAT JANTUNG ( RESUSITASI ), Beri Adrenalin, Jika Irama /
Gelombang nya sudah menjadi kasar, Lakukan DEFIBRILASI
( LIHAT ALGORITMA RJPO )
VENTRIKEL FIBRILASI

If there is a doubt about whether the rhythm is asystole or fine-VF


do NOT attempt defibrilation, continuous chest compression and ventilation

chest compression
Fine Ventriculer Fibrilation
NO DC
chest compression
Asystole
NO DC

Coarse Ventriculer Fibrilation


DC
Daftar Pustaka

 American college of surgeons. 2004.Advanced Trauma Life Support Program for


Doctors.American College of Surgeons, 633 N. Saint Clair St.,Chicago
 Bodson , Laurent et all. 2011. Cardiac tamponade. Current Opinion in Critical care
, 17:416-424.Lippicont Williams & Wilkins. France 
 Oemar, Hamed.2003.Anatomi Jantung dan Pembuluh Darah. Buku Ajar
Kardiologi 2003;7-13.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.Jakarta
  Pampilio, Guilio et al. 2010. Deteminants of pericardial drainage for cardiac
tamponade following cardiac surgery. European jurnal of cardio-thoracic surgery
39 (2011) e107-e133.elsevier B.V.Italy 
 Silbernagl, Stefan ,Florian Lang.2007 . Teks & Atlas bewarna
Patofisiologi.Penerbit Buku Kedokteran ; EGC.Jakarta
 Yarlagadda, Chakri et all.2012. Cardiac Tamponade. eMedicine MedCape
Reference. american

Anda mungkin juga menyukai