PEMBAHASAN
d) Chest Thrusts
b. Bila OPA terlalu kecil atau tidak dimasukkan dengan tepat dapat
menekan dasar lidah dari belakang dan menyumbat jalan napas.
4) Hitung laju pernapasan selama 1 menit. Laju pernapasan merupakan tanda yang
paling berguna ketika terdapat ancaman pernapasan (Smith 2003). Laju
pernapasan normal pada orang dewasa sekitar 12 – 20 kali per menit
(Resuscitation Countil UK 2006).
a. Takipnea biasanya merupakan salah satu indikator pertama adanya distres
pernapasan (Smith 2003). Jika laju pernapasan tinggi atau meningkat, maka
keadaan ini mungkin menunjukkan bahwa pasien sakit dan dapat
memburuk secara tiba-tiba (Resuscitation Council UK 2006).
b. Bradipnea merupakan tanda yang buruk dan kemungkinan penyebabnya
meliputi kelelahan, hipotermia, cedera kepala dan depresi sistem saraf
pusat (SSP). Bradipnea yang terjadi mendadak pada pasien yang
mengalami distres pernapasan dapat dengan cepat diikuti oleh henti napas.
6) Leher harus dilihat secara seksama apakah ada luka tembus, asimetris, atau
pembengkakan yang dapat menyebabkan gangguan jalan napas.
b. Palpasi
Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan
mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahu
vocal/tactile premitus (vibrasi). Palpasi toraks berguna untuk mengetahui
abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti masa, lesi, dan bengkak. Perlu
dikaji juga kelembutan kulit terutama jika pasien mengeluh nyeri. Perhatikan
adanya getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara (vocal premitus).
Lakukan palpasi dinding dada untuk mendeteksi emfisema akibat pembedahan
atau krepitasi (menunjukan pneumotoraks sampai terbukti sebaliknya) (Smith,
2003).
c. Perkusi
Melakukan perkusi utnuk mengkaji rensonansi pulmoner, organ yang ada
disekitarnya, dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis suara perkusi ada dua
jenis yaitu
1. Suara perkusi normal
a. Resonan (Sonor) : dihasilkan pada jaringan paru-paru normal umumnya
bergaung dengan bernada rendah.
b. Dullness : di hasilkan diatas bagian jantung atau paru-paru.
c. Tympany : dihasilkan diatas perut yang berisi udara umumnya bersifat
musical.
2. Suara perkusi abnormal
a. Hiperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan
timbul pada bagian paru-paruyang abnormal berisi udara.
b. Flatness : nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi
daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan.
d. Auskultasi
Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencakup
mendengarkan suara napas normal dan suara tambahan (abnormal). Suara napas
normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan napas dari laring ke
alveoli dan bersifat bersih.
1). Jenis suara napas normal adalah :
a. Bronchial : sering juga disebut dengan ‘tubular sound’ Karena suara ini
dihasilkan oleh udara yang melalui tube (pipa), suaranya terdengar keras,
nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspresinya lebih panjang
dari pada inspirasi dan tidak ada jeda di antara kedua fase tersebut. Normal
terdengar di atas trachea atau daerah lekuk suprasternal.
b. Bronkovesikular : merupakan gabungan dari suara napas bronchial dan
vesicular. Suara terdengar nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah dada dimana
bronchus tertutup oleh dinding dada.
c. Vesicular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan