Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR WSD

(Water Seal Drainage)


DAN
KONSEP DASAR VENTILATOR
ANGGOTA :

Ap Masri Kusumawardani
Deriyatun
Fradika Reza
Riris Wulandari
Tia Maryanti
Yohana Yuni Hastarani
Konsep Dasar WSD
A. Pengertian
Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive
yang dilakukan untuk mengeluarkan udara dan cairan
(darah,pus) dari cavum pleura (rongga pleura)
dengan menggunakan pipa penghubung atau selang
dada untuk mempertahankan tekanan negatif rongga
tersebut.
B. Tujuan Pemasangan Water Seal Drainage

O Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari


rongga pleura
O Untuk mengembalikan tekanan negative pada
rongga pleura
O Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap
dan kolap sebagian
O Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam
rongga dada.
.
C. Indikasi dan Kontraindikasi dari Pemasangan
Water Seal Drainage
1. Indikasi
O Hemotoraks, efusi pleura
O Pneumotoraks ( > 25 % )
O Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan
dirujuk
O Flail chest yang membutuhkan pemasangan
ventilator
2. Kontraindikasi
O Infeksi pada tempat pemasangan
O Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
D. Macam-macam Water Seal Drainage

1. Drainase Dada
Adalah intervensi penting untuk memperbaiki pertukaran gas
dan pernapasan pada periode pascaoperatif adalah
penatalaksaaan yang sesuai dari drainase dada
2. Prinsip – prinsip dasar pemasangan WSD
Mekanisme pernapasan normal bekerja atas prinsip tekanan
negative yaitu tekanan dalam rongga dada adalah lebih rendah
dari tekanan atmosfir, sehingga menyebabkan udara untuk
bergerak ke dalam paru – paru selama inspirasi.
3. Sistem Komersial
Sistem drainase dada harus mampu untuk mengeluarkan
apa saja yang terkumpul dalam spasium pleural sehingga
spasium pleura normal dan fungsi kardiopulmonal normal
dapat dipulihkan dan dipertahankan.
4. Sistem water-seal botol tunggal
Ujung selang drainase dari dada pasien dicelupkan dalam
air, yang memungkinkan drainase udara dan cairan dari
ruang pleura tetapi tidak memungkinkan udara untuk
mengalir kembali ke dalam dada.
5. Sistem Dua-Botol
Sistem dua botol terdiri atas bilik water-seal yang sama
ditambahkan dengan botol pengumpul cairan.
6. Sistem Tiga-Botol
Sistem tiga botol adalah serupa dalam semua aspek dengan
sistem dua botol, kecuali untuk tambahan botol ketiga
untuk mengontrol jumlah isapan yang diberikan.
E. Penatalaksanaan Water Seal Drainage
Pemasangan selang dada bertujuan untuk
memulihkan tekanan negative dalam ruang intrapleural.
Tujuan ini dicapai dengan membuang akumulasi udara
atau cairan (mis., darah) dari dalam ruang pleural.
Akumulasi tersebut biasanya diakibatkan oleh trauma,
penyakit pernapasan kronis, atau bedah toraks.
Selang dada dipasang ke dalam rongga torakik
klien dan dihubungkan pada system drinase water-
seal.Tujuan dari water-seal adalah untuk mencegah udara
masuk kembali ke dalam ruang pleural ketika akumulasi
udara atau cairan dialirkan keluar dari ruang pleural.
Terdapat empat tipe system drainase yang mungkin
digunakan dengan selang dada yaitu :
1. Sistem satu botol.
Hanya menggunakan gaya gravitasi untuk mendorong
drainase udara atau cairan dari ruang pleural. System satu
botol biasanya digunakan untuk mengatasi pneumotoraks.
2. Sistem dua botol.
Botol pertama digunakan sebagai penampung cairan dan
udara dan botol kedua berfungsi sebagai water-seal.
System dua botol biasanya digunakan untuk mengatasi
hemotoraks (darah), hemopneumotoraks (darah dan
udara), dan efusi pleural (cairan serosa).
3. System tiga botol.
Fungsi dua botol pertama adalah sama seperti system drainase
dua botol, dan botol ketiga dihubungkan pada alat pengontrol
suction. System ini dapat digunakan untuk kondisi-kondisi
seperti yang disebutkan diatas.
4. System disposible komersial (mis., Pleur-evac, Thoraclex,
Argyle) bekerja baik sebagai system dua botol (ketika tersedia
mesin pengisap). Penggunaannya membutuhkan air steril dan
bergantung pada instruksi pabrik pembuatnya.
Respons yang diharapakan:
O Membuang udara, cairan atau darah dari ruang pleural
berhasil dilakukan sejalan dengan pemulihan tekanan
negative.
O Bunyi napas yang terauskultasi dan klien secara subjektif
mulai “merasa lebih baik”.
O Hasil pemeriksaan AGD terakhir lebih normal
Respons yang merugikan:
O Pembuangan udara, cairan, atau darah dari ruang
pleural tersumbat, kemungkinan karena malfungsi
pada sistem drainase.
O Tekanan negative tidak pulih, mungkin terjadi
kebocoran udara.
O Bunyi napas yang terauskultasi tidak menunjukkan
perbaikan dan dapat menyimpang.
O Klien mengeluhkan sesak napas yang
berkepanjangan.
O Hasil pemeriksaan AGD tetap takberubah dan
bahkan tak menyimpang.
O Terjadi pneumotoraks tensi.
F. Perawatan selang dan botol WSD
O Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari diukur berapa
cairan yang keluar kalau ada dicatat.
O Cairan di botol WSD adalah cairan antiseptik.
O Setiap hendak mengganti botol dicatat berapa pertambahan
cairan.
O Setiap hendak mengganti dicatat unduisi ada atau tidak
O Setiap hendak mengganti dicatat adanya gelembung udara
dari WSD
O Penggantian botol harus “tertutup” untuk mencegah udara
masuk dalam rongga pleura yaitu meng “klem” slang atau
dilipat dan diikat dengan karet.
O Setiap penggantian botol atau selang harus memperhatikan
sterilitas botol dan slang harus tetap steril.
O Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja
diri sendiri, dengan memakai sarung tangan.
G. Cara pemasangan WSD
O Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV
dan V, di linea aksillaris anterior dan media.
O Lakukan analgesia/ anestesia pada tempat yang telah
ditentukan
O Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga,
perdalam sampai muskulus interkostalis.
O Masukan Kelly klemp melalui pleura parietalis kemudian
dilebarkan. Masukan jari melalui lubang tersebut untuk
memastikan sudah sampai rongga pleura/ menyentuh paru.
O Masukan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat
dengan menggunakan Kelly forceps.
O Selang (chest tube ) yang telah terpasang, difiksasi dengan
jahitan ke dinding dada.
O Selang (chest tube ) disambung ke WSD yang telah disiapkan
O Foto X-rays dada untuk menilai posisi selang yang telah
dimasukkan.
Konsep Dasar Ventilator

A. Pengertian
O Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu
mekanik yang berfungsi memberikan bantuan
nafas pasien dengan cara memberikan tekanan
udara positif pada paru-paru melalui jalan
nafas buatanadalah suatu alat yang digunakan
untuk membantu sebagian atau seluruh
proses ventilasi untuk mempertahankan
oksigenasi ( Brunner dan Suddarth, 2002).
B. Tujuan Pemasangan Ventilator Mekanik
Ada beberapa tujuan pemasangan ventilator
mekanik, yaitu:
O Mengurangi kerja pernapasan
O Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien
O Pemberian MV yang akurat
O Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi
O Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat
C. Indikasi Pemasangan Ventilator Mekanik
O Pasien dengan gagal nafas
O Insufisiensi jantung.
O Disfungsi neurologist
O Tindakan operasi
D. Kriteria Pemasangan Ventilator Mekanik
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan
ventilasi mekanik (ventilator) bila :
O Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
O Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari
70 mmHg.
O PaCO2 lebih dari 60 mmHg
O AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
O Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
E. Komplikasi
Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan
pasien, tapi bila perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan
komplikasi seperti:
1. Pada paru
O Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis,
emboli udara vaskuler.
O Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
O Infeksi paru
O Keracunan oksigen
O Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi,
tersumbat.
O Aspirasi cairan lambung
O Tidak berfungsinya penggunaan ventilator
O Kerusakan jalan nafas bagian atas
2. Pada sistem kardiovaskuler
O Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan
menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya
tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik
dengan tekanan tinggi.
3. Pada sistem saraf pusat
O Vasokonstriksi cerebral
O Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2)
dibawah normal akibat dari hiperventilasi.
O Oedema cerebral
O Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas
normal akibat dari hipoventilasi.
O Peningkatan tekanan intra kranial
O Gangguan kesadaran
O Gangguan tidur.
4. Pada sistem gastrointestinal
O Distensi lambung, ileus
O Perdarahan lambung
5. Gangguan lainnya
O Obstruksi jalan nafas
O Hipertensi
O Tension pneumotoraks
O Atelektase
O Infeksi pulmonal
O Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung,
perdarahan
O Gastrointestinal.
O Kelainan fungsi ginjal
O Kelainan fungsi susunan saraf pusat
F. Prosedur Pemberian Ventilator
Sebelum memasang ventilator pada pasien.
Lakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan
pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan
awal adalah sebagai berikut:
O Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
O Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB
O Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit
O Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
O PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan
positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien
yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah
atelektasis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai