Anda di halaman 1dari 31

Water Seal Drainage

Oleh :
Fauziah Adma
1210070100202

Pembimbing :
dr. Irsal Munandar Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK
2017
Anatomi & Fisiologi Thorax
Anatomi Thorak

Otot ekstrinsik: • Otot instrinsik:


- m. Pectoralis major 3 lapis:
- m. Pectoralis minor - luar: m.intercostalis ekste
- m. Strenocleidomastpoi rnus dan m. Levatores k
deus ostarum
- M. Scalenus anterior, m - tengah:m. Interkostalis in
ed, sup ternus
- dalam: m. Interkostalis i
ntimus, m. Subskostalis,
m.transversus kostalis
Arteri dan Vena Intercostales
Setiap spatium intercostales mempunyai satu arteria
intercostale dan dua arteria intercostalis anterior yang kecil.
 Arteriae intercostales posterior dua spatium intercostales
yang pertama berasal dari arteria intercostales suprema,
cabang dari truncus costocervicalis dari arteria subclavia.
Arteriae intercostales posteriores pada 9 spatium
intercostale yang terbawah di percabangkan dari aorta
thoracica (pars thoracica aortae).
 Arteria intercostal anterior pada 6 spatium intercostale yang
pertama merupakan cabang dari arteri thoracica interna.
Arteria intercostales anteriores pada spatium intercostale
yang lebih bawah dipercabangkan dan arteria
musculophrenica salah satu cabang terminal arteria thoracica
interna.
 Vena intercostales posterior yang sesuai mengalirkan darah
kembali ke vena azygos atau vena hemiazygos dan venae
intercostales anteriores mengalirkan darah ke vena thoracica
interna dan vena musculophrenica.
Nervi Intercostales
 Nervi intercostales merupakan rami anteriores dari 11 nervi
thoracici spinalis yang pertama. Ramus anterior nervus
thoracalis 12 terletak di abdomen dan berjalan kedepan di
dalam dinding abdomen sebagai nervus subcostalis.
 Setiap nervus intercostalis masuk ke dalam spatium
intercostale diantara pleura parietalis dan membrana
intercostalis di dalam sulcus costae yang sesuai, diantara
musculi intercostales intimi dan musculus intercostales interni.
Enam saraf yang pertama didistribusikan di dalam spatium
intercostale. Nervus intercostales VII sampai IX meninggalkan
ujung anterior spatium intercostale dengan berjalan di
permukaan dalam cartilago costae, untuk masuk ke dalam
dinding anterior abdomen. Nervi intercostales 10 dan 11
berjalan langsung ke dalam dinding abdomen karena costae
yang sesuai dengan saraf ini merupakan costae fluktuantes.
Fisiologi Respirasi

Inspirasi : aktif  kontraksi Expirasi : Pasif


otot-otot intercostalis Tergantung elastisitas/daya
Elevasi costae lentur jaringan paru +
relaksasi otot-otot
Penurunan diafragma intercostalis.
Tekanan intra pleural -6 Tekanan intra pleura -4 sampai
sampai dengan 12 cmH2O dengan 8 cm H2O

7
WATER SEAL DRAINAGE

WSD adalah adalah suatu tindakan invasive


untuk memasukkan kateter ke dalam rongga
pleura dengan maksud untuk mengeluarkan
cairan yang terdapat dalam rongga pleura.
TUJUAN

Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari


rongga pleura dan rongga thorak.

Mengembalikan Mengembangkan
tekanan negatif kembali paru yang
pada rongga pleura kolaps.

Mencegah refluks drainage udara atau cairan dari rongga


drainage kembali ke pleura untuk mempertahankan tekanan
dalam rongga dada. negatif rongga tsb
Terapi

Diagnostik Preventive

Trauma
thorax
Indikasi pemasangan WSD

Pneumothoraks spontan

Pneumothorak Iatrogenik
Tension pneumothoraks
pneumothorak
Empyema

Koleksi
pleural

hemothoraks chylothorax
 Post operatif
 Thoracotomy
 Efusi pleura , dapat berupa eksudat / transudat
dalam pleural space. Kelainan ini disebabkan karena gangguan
keseimbangan antara produksi dan absorbsi, misalnya pada
hiperemia pada inflamasi, perubahan tekanan osmotik
(hipoalbuminemia) dan peningkatan tekanan vena ( gagal
jantung).Transudat terjadi misalnya pada gagal jantung akibat
bendungan vena disertai peningkatan tekanan hidrostatik
dan pada sirosis
Kontraindikasi Pemasangan WSD

 Infeksi pada tempat pemasangan


 Gangguan pembekuan darah yang tidak
terkontrol.
Lokasi Pemasangan Wsd
Apikal :
 Letak selang pada intercostae III midclavicula
 Dimasukkan secara anterolateral
 Fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga
pleura.
Basal :
 Letak selang pada intercosta V-VI atau intercostae VIII-IX
midaksiler
 Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dan rongga pleura.
Prosedur Pemasangan Wsd
UKURAN SELANG DADA

• Untuk drainase cairan  selang ukuran besar, minimal 28 –


30 F
• drainase udara  20 – 24 F
• Adapun selang dada berdasarkan usia :
•8 – 12 F  anak kecil
•16 – 20 F  anak dan dewasa
•24 – 32 F  rata – rata orang dewasa
•36 – 40 F dewasa yang berbadan besar
TEMPAT INSERSI DRAIN

•Pada dasarnya selang dada /


chest tube dapat dipasang dimana
saja  membuat tekanan dalam
rongga pleura menjadi negatif
kembali.
• posisi paling umum  garis
pertengahan aksila, melalui
“segitiga aman”  mengurangi
risiko terhadap struktur dasar
a. Mammaria interna dan
menghindari kerusakan pada
jaringan otot dan payudara 
jaringan parut tidak begitu
nampak
Jenis WSD
1. WSD dengan sistem satu botol.
Sistem yang paling sederhana dan
sering digunakan pada pasien simple
pneumothoraks.
Terdiri dari botol dengan penutup
segel yang mempunyai 2 lubang
selang yaitu untuk 1 untuk ventilasi dan 1
lagi masuk ke dalam botol.
Jenis ini mempunyai 2 fungsi,
sebagai penampung dan
botol penampung
Keuntungan :
•Penyusunan sederhana
•Memudahkan untuk mobilisasi pasien

Kerugian :
•Saat melakukan drainage, perlu kekuatan yang
lebih besar dari ekspansi dada untuk mengeluarkan cairan /
udara.
•Untuk terjadinya aliran kebotol, tekanan pleura
harus lebih tinggi dari tekanan dalam botol.
•Kesulitan untuk mendrainage udara dan cairan
secara bersamaan.
2. WSD dengan sistem 2 botol.
Digunakan 2 botol, 1 botol me-
ngumpulkan cairan drainage
dan botol ke -2 botol water seal
Prinsip kerjasama dengan
sistem botol 1 yaitu udara dan cairan
mengalir dari rongga pleura ke botol
WSD dan udara dipompakan keluar
melalui selang masuk WSD.
Keuntungan :
•Mampu mempertahankan water seal pada tingkat
yang konstan.
•Memungkinkan observasi dan tingkat pengukuran
jumlah drainage yang keluar dengan baik.
•Udara maupun cairan dapat terdrainage secara
bersama – sama.

Kerugian :
•Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih
tinggi dari tekanan botol.
Mempunyai batas kelebihan aliran udaara sehingga
terjadinya kebocoran udara.
3. WSD dengan sistem 3 botol.
Yang terpenting adalah kedalaman selang
di bawah air pada botol ke-3. Jumlah
hisapan tergantung pada kedalaman ujung
selang yang tertanam dalam air botol
WSD. Drainage tergantung gravitasi dan
jumlah
hisapan yang ditambahkan. Botol ke-3
mempunyai selang :
•Tube pendek diatas batas air dihubungkan
dengan tube pada botol ke dua.
•Tube pendek lain dihubungkan dengan
suction.
•Tube di tengah yang panjang sampai di
batas permukaan air dan terbuka ke
atmosfer.
Unit Drainage Sekali Pakai
Keuntungan :
- Ideal untuk transport karena segel air
dipertahankan bila unit terbalik
- Kurang satu ruang untuk mengisi
- Tidak ada masalah dengan penguapan air
- Penurunan kadar kebisingan
Kerugian:
- Mahal
- Katup berkipas tidak memberikan informasi
visual pada tekanan intra pleural karena tidak
ada nya fluktuasi air pada ruang water seal.
Indikasi Pelepasan WSD

Paru – paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :


•Tidak ada undulasi, namun perlu hati – hati karena tidak adanya
undulasi juga salah satu tanda yang menyatakan kondisi motor suction
tidak jalan, selang tersumbat/terlipat atau paru memang sudah benar –
benar mengembang.
•Tidak ada cairan keluar
•Tidak ada gelembung udara yang keluar
•Tidak ada kesulitan bernapas
•Dari foto rontgen menunjukkan tidak ada cairan atau udara.
•Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau
pengurutan pada selang.
Komplikasi WSD
1. Tube malposition : peletakan WSD yang tidak sesuai dengan tempat
seharusnya.
2. Blocked drain : adanya blokade pada selang WSD menyebabkan
drainase menjadi tidak lancar, disebabkan oleh karena
kekakuan, terbentuknya gumpalan cairan, adanya puntiran,
terdapat sisa debris atau ikut terbawanya jaringan paru yang
mengakibatkan selang WSD menjadi tersumbat.
3. Chest drain dislodgement : terlepasnya WSD dari cavum pleura pasien,
dapat dihindari dengan prosedur yang baik dan
segera diatasi dengan memasangkan kembali selang WSD
melalui prosedur yang asepsis.
4. Udema pulmonum reekspansi (REPE) :Terjadinya udema
pulmonum setelah paru yang tadinya kolaps mengembang.
5. Emfisema subkutis : adalah terbentuknya akumulasi udara pada
ruang subcutan pada dinding dada. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan krepitasi pada palpasi dinding dada. Kemungkinan
terjadi dikarenakan ikatan pada kateter kurang erat.
6. Cedera saraf : pada pemasangan WSD yang
kurang berhati – hati dapat juga menyebabkan cedera pada saraf
di sekitar lokasiipemasangan WSD, cedera saraf yang pernah
terjadi akibat pemasangan WSD antara lain yakni, horner’s
syndrome, phrenic nervus inury, long thoracic nerve
injury dan ulnar neuropathy.
7. Cedera kardiovaskular : pada pemasangan WSD juga dapat
mengakibatkan cedera vascular yakni berupa perdarahan dan
juga dapat memicu komplikasi ke arah cedera jantung.
8. Residual / post extubation pnumothoraks : terjadi pneumothoraks
akibat tidak terdrainase udara secara optimal atau
pneumothoraks yang terjadi karena prosedur pelepasan WSD
yang kurang baik.
9. Fistula : yakni terbentuknya fistula yang dapat menghubungkan
pleura dengan subcutis atau bahkan fistula yang dapat
menghubungkan bronkus beserta cabangnya dengan cavum pleura
dan dengan subcutis.
10. Infeksi : pada pemasangan WSD dapat terjadi infeksi yang
bersifat lokal pada sekitar lokasi terpasangnya selang WSD, dan
yang lebih parah dapat juga terjadi infeksi di dalam cavum pleura
sehingga mengakibatkan terbentuknya cairan pus pada cavum
pleura, dikenal juga dengan istilah empyema thoracis.

Anda mungkin juga menyukai