Anda di halaman 1dari 48

Chest Tube Thoracostomy

Defnisi
Prosedur

yang dilakukan untuk


mendrainase cairan (hemothorax,
efusi pleura, chylothorax), nanah
(empyema), atau udara
(pneumothorax) dari rongga
pleura
Pipa drainase lentur
dimasukan ke dalam rongga
pleura.

ANATOMI
OSTEOLOGI
Costa I VII
CTT dilakukan
pada ICS IV atau V
Laki : setinggi
areola mammae
Wanita : setinggi
lipatan mammae

OTOT-OTOT
M.
M.
M.
M.
M.

interkostalis eksterna
interkostalis interna
interkostalis profunda
subkostalis
serratus anterior

ARTERI-VENA-NERVUS

A. interkostalis anterior
A. interkostalis posterior
V. interkostalis posterior
V. interkostalis superior
N. interkostalis
N. subkostalis

Anatomi
pleura

Paru paru diliputi


oleh membran yang
disebut pleura.
Parietal pleura pada
dinding dada
Visceral pleura
meliputi paru paru

Anatomi
pleura
Kedua pleura di
pisahkan oleh
cairan pleura.
Cairan ini
berfungsi
sebagai pelumas
juga `perekat`

Visceral pleura

Parietal pleura

Lung

Intercostal
muscles

Ribs

Normal Pleural Fluid Quantity:


Approx. 25mL per lung

Kondisi- kondisi yang


memerlukan Drainase
Visceral pleura

Parietal pleura

Pleural space

A.
Pneumothorax
Udara di rongga
pleura

Pneumothorax
Terjadi bila terjadi lubang di permukaan paruparu, airway, atau dinding dada, atau semua.
Lubang tersebut menyebabkan udara dapat
memasuki rongga pleura.
Jenis- jenis:
1. Open pneumothorax (sucking chest
wound)
2. Close pneumothorax
3. Tension pneumothorax life threatening

Open Pneumothorax sucking chest


wound
Dinding dada yang

berlubang dengan atau


tanpa lubang di paru paru.
Udara luar memasuki

rongga pleura.
Terjadi pergerakan udara

keluar masuk rongga


toraks lewat bukaan di
dinding dada.
Trauma tembus

Photo courtesy trauma.org

Close pneumothorax
Dinding dada intact
Etiologi dari
intrapulmonal
Ruptur di paru paru
dan saluran udara
menyebabkan udara
masuk ke rongga
pleura

Pada

pneumothorax
tertutup saat pasien
bernafas spontan
terjadi leak udara ke
rongga pleura
melalui ruptur di paru
atau saluran nafas
Gejala akan tampak,
tapi tidak mengancam
jiwa

Tension Pneumothorax
Mengancam

Mediastinal shift

jiwa
Terjadi mekanisme ventil
dimana udara masuk
bertambah terus namun
tidak bisa keluar
volume intrapleura
semakin
mediastinal shift
venous return CV
collaps CO
hipotensi syok
Lebih berbahaya bila
pasien mendapat tekanan
positif dari ventilator.

Pada

keadaan ini RJP


tidak menolong
Lakukan Needle
Thoracostomy yang
dilanjutkan dengan
pemasanganWSD
ICS II linea
midclavicularis

Kondisi yang memerlukan


Drainase
B. Hematothorax
darah di rongga
pleura

Hematothorax

terjadi pasca operasi


thorax dan trauma
Rongga thorax terisi oleh darah,
tekanan negatif terganggu, paru
kolaps sesuai dengan jumlah darah
Mediastinal shift jarang terjadi, lebih
bermasalah perdarahannya

CXR

Note air/fluid meniscus

tegak paling
baik untuk menilai
hemothorax

Penumpulan

sudut
costophrenicus
sudah menjadi
indikasi
pemasangan chest
tube

Kondisi yang memerlukan


Drainase
C. Efusi pleura
Transudat atau
exudat di rongga
pleura

Pleural

effusion

Transudat (cairan jenih) yang terkumpul


disebabkan CHF, Malnutrisi, renal dan
liver failure
Eksudat (cairan keruh) dengan sel dan
protein yang disebabkan oleh malignansi
dan penyakit TB dan pneumonia

Tindakan untuk gangguan pada


rongga pleura

Keluarkan cairan/udara
sesegera mungkin
2. Cegah cairan atau udara yang
keluar kembali masuk rongga
toraks
3. Usaha mengembalikan tekanan
negatif di rongga pleura,
sehingga paru bisa berkembang
sempurna
1.

Pengeluaran cairan dan


udara
Thoracostomy membuat pintu/jendela
didinding dada menggunakan chest
tube. Memungkinkan cairan dan udara
untuk keluar

Water Sealed Drainage


Sistem

drainase yang kedap air


(water sealed) untuk mengalirkan
udara dan/atau cairan dari
rongga pleura
Tujuan pemasangan WSD adalah
untuk mengembalikan tekanan
intrapleura yang positif
(patologis) menjadi negatif
kembali

Indikasi WSD
Semua kondisi yang menyebabkan
tekanan intrapleura menjadi
positif, antara lain:
- Pneumothorax
- Hematothorax
- Efusi pleura
- Empyema thorax
- Post thoracotomy

KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi

absolut : adhesi
pleura, hernia diafragmatika
Kontraindikasi relatif:
1.Kelainan perdarahan
2.Konsumsi obat-obat antikoagulan
3.Hidrothoraks hepatik

26

1.

SINGLE BOTTLE
WATER SEAL SYSTEM

The end of the


drainage tube from the
patients chest is covered by
a
layer of water , which
permits
drainage of air & fluid from
the
pleural space , but does not
allow air to move back into
the
chest .

Functionally , drainage
depends on gravity , on the
mechanism of respiration , &
if
desired , on suction by
addition
of controlled vacuum

2. TWO BOTTLE
WATER SEAL
SYSTEM

consists of the same


water seal chamber ,
plus a fluid collection
bottle
Drainage is similar to
that of a single unit ,
except that when
pleural fluid drains ,
the underwater seal
system
is not affected by the
volume of the drainage
Effective drainage
depends on gravity or
on the amount of
suction added to the
system

3. THREE- BOTTLE
WATER SEAL
SYSTEM

Theres an addition of a
3rd bottle to control the
amount of suction
applied
The amount of suction
is determined by the
depth to which the tip
of the venting glass
tube is submerged in
the water
Drainage depends on
the gravity or the
amount of suction
applied , which is
controlled by the
manometer
bottle
The mechanical suction
motor / wall suction
creates & maintains a
negative pressure
throughout the entire
closed drainage system

4. PLEUR EVAC WATER


SEAL SYSTEM

Is a three- chambered
system that utilizes
the same basic
principles as the
classic three-bottle
system

ALAT &
BAHAN
Sarung

tangan steril
Povidone Iodine
Duk bolong
Lidocaine 1% (dosis max 5
mg/kgBB)
Spuit 10 cc
Bisturi No. 23

30

ALAT &
BAHAN
Klem

Kelly
Klem Mayo
Hecting set : gunting, benang,
gunting Mayo, needle holder,
pinset.
Benang Silk No. O (nol) dgn
cutting needle
Chest tube : Dewasa No. 28-36 Fr.
Anak : No. 16, 20, 24 Fr.
Botol WSD

31

PROSEDUR
Perkenalkan

diri
Informed consent
Surat Ijin Operasi (SIO)
O2 dan IV line
Pasien dibaringkan
dengan sudut antara
30 sampai 60.
Lengan pada sisi yang
akan dipasang chest
tube diangkat ke atas
kepala pasien.
32

PROSEDUR

Lateral border of
Pectoralis major

ICS IV-V

Anterior border m.
Latissimus dorsi

Tentukan

daerah insersi tube. Biasanya di


anterior linea mid aksilaris, pada ICS 4 atau
5. Palpasi dan tentukan 1 iga yang
membatasi bagian bawah tempat insersi.
33

PROSEDU
R yang akan diinsisi
Daerah

dan sekitarnya di sterilkan


dengan cairan antiseptic
(povidone iodine).
Kemudian ditutup dengan
duk bolong.
Suntikkan anestesi lokal di
sekitar tempat yang akan
diinsisi. Bagian mid inferior
iga yang telah ditentukan,
permukaan iga, dan
jaringan di sebelah
superior iga tersebut.
3
4

PROSEDU
R
Lakukan

aspirasi
terlebih dahulu untuk
melihat adanya cairan
atau isi rongga pleura
Dengan bisturi dibuat
insisi horisontal
sepanjang 2-3 cm
dengan berlandaskan
pada iga yang telah
ditentukan, sampai
periosteum.
35

PROSEDUR
Selanjutnya

dilakukan
diseksi tumpul dengan klem
menembus fascia yang
menutupi m.intercosta
dengan arah superior dari
costa, (untuk menghindari
pembuluh darah dan saraf
yang terletak di sisi inferior
tiap costa.) Pastikan klem
selalu menempel dengan
costa.

36

PROSEDU
R

Ketika klem berada tepat di tepi superior costa, dengan posisi klem tertutup,
doronglah klem ke dalam dada dengan tekanan yang cukup sampai menembus
pleura parietal. Setelah klem menembus rongga pleura, isi rongga tersebut mungkin
mengalir keluar saat pasien melakukan ekspirasi. Lebarkan lubang dengan membuka
klem.

37

PROSEDUR
Masukkan

jari telunjuk
operator untuk
memperlebar saluran yang
baru dibuat. Kemudian
dilakukan eksplorasi
dengan menyapukan jari
mengelilingi lubang yang
telah dibuat untuk
meyakinkan bahwa rongga
tersebut betul rongga
pleura serta meyakinkan
tidak adanya adhesi/
massa dalam rongga
pleura.

PROSEDU
Setelah eksplorasi jari telunjuk
R
tetap di dalam rongga sebagai

patokan penempatan tube.


Tube dijepit dengan klem
dengan ujung tube menonjol,
kemudian dimasukan ke dalam
rongga pleura mengikuti jari.
Klem dilepaskan, tube
didorong dengan arah craniomedio-posterior. Semua
lubang yang ada di bagian
proksimal chest tube harus
berada di dalam rongga
pleura.

PROSEDU
R
Perhatikan adanya

fogging pada chest


tube saat ekspirasi, atau
dengarkan adanya aliran
udara. Untuk cairan,
perhatikan cairan yang
mengalir dan undulasi.
Hubungkan chest tube
dengan botol WSD.
Jahit chest tube ke kulit
dinding dada dengan
benang silk.
4
1

PROSEDUR

Tutup

Buat

luka insisi dengan perban.

foto thorax PA untuk mengecek posisi tube dan


meyakinkan paru-paru sudah mengembang dan cairan
yang ada sudah terdrainase.

Komplikasi pemasangan
CTT:
Acute

:
1. Reexpansion
pulmonary edema
2. Hemothorax
3. Lung laceration
4. Diafragma/
abdominal cavity
penetration
5. Subcutaneous
emphysema
6. Pneumothorax
7. Nyeri

Late

:
1. Bloked tube
2. Empyema
3. Pneumothorax
after removal
4. Infection
5. Retained
hemothorax

Follow up:
Undulasi

:+/Bila (++): atelektasis/ reekspansi


inkomplit
Bila (-) : perbaikan / kinking
Air bubble : pada pneumothorax
Bila air leak, fstula
Bila perbaikan/ kinking
Produksi cairan : pada efusi
pleura/ hematothorax catat
jumlah dan jenisnya

Pencabutan CTT (indikasi):


Paru-

paru sudah mengembang


(reekspansi) secara klinis dan
radiologis:

Sesak (-)
- Undulasi (-)
- Produksi cairan < 100cc/ 24 jam (pada kasus
efusi pleura/ hematotoraks)
- Air bubble (-): pada kasus pneumothorax
- Rontgen thorax: tdk ada cairan/udara, paruparu ekspansi maksimal
Selang CTT tersumbat dan tidak
-

dapat diatasi dng spooling

PENCABUTAN CTT
Waktu

: kontroversi

6 jam setelah ekspansi paru.


48 jam pasca ekspansi paru.
Pencabutan

Akhir inspirasi
Akhir ekspirasi
Manuver valsava

Penutupan luka :
Penjahitan model U
Kasa vaselin / kasa adhesif

Foto Roentgen 12-24 jam setelah CTT


dilepas : melihat reakumulasi cairan /
udara.

46

Anda mungkin juga menyukai